MINGGU
BIASA PEKAN XXII (H)
Keb.
9:13-18
Mzm.
90:3-4,5-6,12-13,14,17
Flm.
9-10,12-17
Luk.
14:25-33
Keb.
9:13-18
9:13 Manusia manakah dapat mengenal rencana
Allah, atau siapakah dapat memikirkan apa yang dikehendaki Tuhan?
9:14 Pikiran segala makhluk yang fana adalah
hina, dan pertimbangan kami ini tidak tetap.
9:15 Sebab jiwa dibebani badan yang fana, dan kemah
dari tanah memberatkan budi yang banyak berpikir.
9:16 Sukar kami menerka apa yang ada di bumi,
dan dengan susah payah kami menemukan apa yang ada di tangan, tapi siapa
gerangan telah menyelami apa yang ada di sorga?
9:17 Siapa gerangan sampai mengenal
kehendak-Mu, kalau Engkau sendiri tidak menganugerahkan kebijaksanaan, dan jika
Roh Kudus-Mu dari atas tidak Kauutus?
9:18 Demikianlah diluruskan lorong orang yang
ada di bumi, dan kepada manusia diajarkan apa yang berkenan pada-Mu, maka oleh
kebijaksanaan
Flm.
9-10,12-17
1:9 tetapi mengingat kasihmu itu, lebih baik
aku memintanya dari padamu. Aku, Paulus, yang sudah menjadi tua, lagipula
sekarang dipenjarakan karena Kristus Yesus,
1:10 mengajukan permintaan kepadamu mengenai
anakku yang kudapat selagi aku dalam penjara, yakni Onesimus
1:12 Dia kusuruh kembali kepadamu -- dia,
yaitu buah hatiku --.
1:13 Sebenarnya aku mau menahan dia di sini
sebagai gantimu untuk melayani aku selama aku dipenjarakan karena Injil,
1:14 tetapi tanpa persetujuanmu, aku tidak mau
berbuat sesuatu, supaya yang baik itu jangan engkau lakukan seolah-olah dengan
paksa, melainkan dengan sukarela.
1:15 Sebab mungkin karena itulah dia
dipisahkan sejenak dari padamu, supaya engkau dapat menerimanya untuk
selama-lamanya,
1:16 bukan lagi sebagai hamba, melainkan lebih
dari pada hamba, yaitu sebagai saudara yang kekasih, bagiku sudah demikian,
apalagi bagimu, baik secara manusia maupun di dalam Tuhan.
1:17 Kalau engkau menganggap aku temanmu
seiman, terimalah dia seperti aku sendiri
Luk.
14:25-33
14:25 Pada suatu kali banyak orang
berduyun-duyun mengikuti Yesus dalam perjalanan-Nya. Sambil berpaling Ia
berkata kepada mereka:
14:26 "Jikalau seorang datang kepada-Ku
dan ia tidak membenci bapanya, ibunya, isterinya, anak-anaknya,
saudara-saudaranya laki-laki atau perempuan, bahkan nyawanya sendiri, ia tidak
dapat menjadi murid-Ku.
14:27 Barangsiapa tidak memikul salibnya dan
mengikut Aku, ia tidak dapat menjadi murid-Ku.
14:28 Sebab siapakah di antara kamu yang kalau
mau mendirikan sebuah menara tidak duduk dahulu membuat anggaran biayanya,
kalau-kalau cukup uangnya untuk menyelesaikan pekerjaan itu?
14:29 Supaya jikalau ia sudah meletakkan
dasarnya dan tidak dapat menyelesaikannya, jangan-jangan semua orang yang
melihatnya, mengejek dia,
14:30 sambil berkata: Orang itu mulai mendirikan,
tetapi ia tidak sanggup menyelesaikannya.
14:31 Atau, raja manakah yang kalau mau pergi
berperang melawan raja lain tidak duduk dahulu untuk mempertimbangkan, apakah
dengan sepuluh ribu orang ia sanggup menghadapi lawan yang mendatanginya dengan
dua puluh ribu orang?
14:32 Jikalau tidak, ia akan mengirim utusan
selama musuh itu masih jauh untuk menanyakan syarat-syarat perdamaian.
14:33 Demikian pulalah tiap-tiap orang di
antara kamu, yang tidak melepaskan dirinya dari segala miliknya, tidak dapat menjadi
murid-Ku
Motivasi dalam Salib
Saudara terkasih, hari ini Bunda Gereja mengajak
kita merenungkan mengenai motivasi dalam segala hidup kita. Terutama jelas
motivasi atau dasar untuk mengikuti Tuhan. Di dalam bacaan Injil kita
dihadapkan pada pilihan dan juga perencanaan di dalam melakukan sesuatu yang
kemudian di dalam mengikuti Tuhan.
Berbagai macam alasan dan motivasi mengikuti Tuhan.
Ada yang karena demi jabatan atau pekerjaan, atau demi kenyamanan hidup, ada
pula karena ikut pasangan, namun ada pula karena melihat tetangga, teman, atau
keluarga pengikut Yesus dan tertarik.
Ada pula karena merasa terpanggil karena adanya
bisikan nurani dan tergerak kala mendengar kisah suci atau kitab suci. Pribadi
lain bisa saja karena membaca atau mencari di
internet, ingat ini era keterbukaan yang semua ada. Dan ispirasi iman
pun bisa dari internet.
Motivasi mungkin ribuan macam alasan dan
penyebabnya. Namun satu yang pasti adalah Yesus. Sampai kepada Allah atau hanya
berhenti ikut-ikutan, atau karena pasangan semata. Hal ini menjadi pembeda dan
sangat penting. Boleh bahwa awalnya seperti apa, namun bagaimana sampai kepada
pengenalan akan Yesus dan pribadiNya.
Saudara terkasih, mengenal Yesus berarti
konsekuensi atas pilihannya itu membawa kepada Yesus dengan segala hal
ikhwalnya. Salah satu yang utama dan penting adalah salib. Ingat salib itu
tidak akan pernah enak. Jika salib saja mau ditinggalkan, buat apa menjadi
pengikut Yesus?
Dulu, ketika misionaris masih memanjakan dengan
kesempatan belajar murah, pekerjaan mudah, misalnya guru, banyak orang minta
dibaptis. Namun ketika keadaan berbeda dan berdampak sebaliknya, apakah masih
mau setia?
Dalam kontestasi politik beberapa waktu lalu, ada
beberapa petinggi gereja yang menyatakan
dukungan untuk paslon tertentu dengan alasan tidak akan ada lagi kesulitan IMB
bagi pembangunan gedung gereja? Apakah
pilihan ini tepat? Ingat demi kemudahan pembangunan gedung, bukan demi
kesejahteraan bangsa secara umum.
Salib adalah konsekuensi, salah satu yang jelas
adalah susahnya membangun rumah ibadah, namun bukan berarti bahwa menyukai
kesulitan dan enggan mendapatkan
kemudahan. Benar tidak ada kemudahan, ketika yang didukung itu penuh dengan
kelompok intoleran? Sama sekali tidak ada jaminan dan kebenaran di sana.
Di sinilah fungsi berani menghadapi dan memanggul
salib. Bagaimana mengikuti Yesus hanya soal enaknya, mudahnya, dan nyamannya
saja? Ketika sulit ditinggal. Konsekuensi salib salah satunya adalah kesulitan.
Kasih karunia Allah tidak lepas dari kesulitan. Jangan dikira enak dan mulus
saja. Mana ada? Bagaimana kita memilih
kemudahan namun tidak menghasilkan atau ada tantangan dan itu menyelamatkan?
BD.eLeSHa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar