Minggu, 08 September 2019

Motivasi dalam Salib


MINGGU BIASA PEKAN XXII (H)
Keb. 9:13-18
Mzm. 90:3-4,5-6,12-13,14,17
Flm. 9-10,12-17
Luk. 14:25-33


Keb. 9:13-18

9:13 Manusia manakah dapat mengenal rencana Allah, atau siapakah dapat memikirkan apa yang dikehendaki Tuhan?
9:14 Pikiran segala makhluk yang fana adalah hina, dan pertimbangan kami ini tidak tetap.
9:15 Sebab jiwa dibebani badan yang fana, dan kemah dari tanah memberatkan budi yang banyak berpikir.
9:16 Sukar kami menerka apa yang ada di bumi, dan dengan susah payah kami menemukan apa yang ada di tangan, tapi siapa gerangan telah menyelami apa yang ada di sorga?
9:17 Siapa gerangan sampai mengenal kehendak-Mu, kalau Engkau sendiri tidak menganugerahkan kebijaksanaan, dan jika Roh Kudus-Mu dari atas tidak Kauutus?
9:18 Demikianlah diluruskan lorong orang yang ada di bumi, dan kepada manusia diajarkan apa yang berkenan pada-Mu, maka oleh kebijaksanaan


Flm. 9-10,12-17

1:9 tetapi mengingat kasihmu itu, lebih baik aku memintanya dari padamu. Aku, Paulus, yang sudah menjadi tua, lagipula sekarang dipenjarakan karena Kristus Yesus,
1:10 mengajukan permintaan kepadamu mengenai anakku yang kudapat selagi aku dalam penjara, yakni Onesimus
1:12 Dia kusuruh kembali kepadamu -- dia, yaitu buah hatiku --.
1:13 Sebenarnya aku mau menahan dia di sini sebagai gantimu untuk melayani aku selama aku dipenjarakan karena Injil,
1:14 tetapi tanpa persetujuanmu, aku tidak mau berbuat sesuatu, supaya yang baik itu jangan engkau lakukan seolah-olah dengan paksa, melainkan dengan sukarela.
1:15 Sebab mungkin karena itulah dia dipisahkan sejenak dari padamu, supaya engkau dapat menerimanya untuk selama-lamanya,
1:16 bukan lagi sebagai hamba, melainkan lebih dari pada hamba, yaitu sebagai saudara yang kekasih, bagiku sudah demikian, apalagi bagimu, baik secara manusia maupun di dalam Tuhan.
1:17 Kalau engkau menganggap aku temanmu seiman, terimalah dia seperti aku sendiri


Luk. 14:25-33

14:25 Pada suatu kali banyak orang berduyun-duyun mengikuti Yesus dalam perjalanan-Nya. Sambil berpaling Ia berkata kepada mereka:
14:26 "Jikalau seorang datang kepada-Ku dan ia tidak membenci bapanya, ibunya, isterinya, anak-anaknya, saudara-saudaranya laki-laki atau perempuan, bahkan nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadi murid-Ku.
14:27 Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak dapat menjadi murid-Ku.
14:28 Sebab siapakah di antara kamu yang kalau mau mendirikan sebuah menara tidak duduk dahulu membuat anggaran biayanya, kalau-kalau cukup uangnya untuk menyelesaikan pekerjaan itu?
14:29 Supaya jikalau ia sudah meletakkan dasarnya dan tidak dapat menyelesaikannya, jangan-jangan semua orang yang melihatnya, mengejek dia,
14:30 sambil berkata: Orang itu mulai mendirikan, tetapi ia tidak sanggup menyelesaikannya.
14:31 Atau, raja manakah yang kalau mau pergi berperang melawan raja lain tidak duduk dahulu untuk mempertimbangkan, apakah dengan sepuluh ribu orang ia sanggup menghadapi lawan yang mendatanginya dengan dua puluh ribu orang?
14:32 Jikalau tidak, ia akan mengirim utusan selama musuh itu masih jauh untuk menanyakan syarat-syarat perdamaian.
14:33 Demikian pulalah tiap-tiap orang di antara kamu, yang tidak melepaskan dirinya dari segala miliknya, tidak dapat menjadi murid-Ku



Motivasi dalam Salib

Saudara terkasih, hari ini Bunda Gereja mengajak kita merenungkan mengenai motivasi dalam segala hidup kita. Terutama jelas motivasi atau dasar untuk mengikuti Tuhan. Di dalam bacaan Injil kita dihadapkan pada pilihan dan juga perencanaan di dalam melakukan sesuatu yang kemudian di dalam mengikuti Tuhan.
Berbagai macam alasan dan motivasi mengikuti Tuhan. Ada yang karena demi jabatan atau pekerjaan, atau demi kenyamanan hidup, ada pula karena ikut pasangan, namun ada pula karena melihat tetangga, teman, atau keluarga pengikut Yesus dan tertarik.
Ada pula karena merasa terpanggil karena adanya bisikan nurani dan tergerak kala mendengar kisah suci atau kitab suci. Pribadi lain bisa saja karena membaca atau mencari di  internet, ingat ini era keterbukaan yang semua ada. Dan ispirasi iman pun bisa dari internet.
Motivasi mungkin ribuan macam alasan dan penyebabnya. Namun satu yang pasti adalah Yesus. Sampai kepada Allah atau hanya berhenti ikut-ikutan, atau karena pasangan semata. Hal ini menjadi pembeda dan sangat penting. Boleh bahwa awalnya seperti apa, namun bagaimana sampai kepada pengenalan akan Yesus dan pribadiNya.
Saudara terkasih, mengenal Yesus berarti konsekuensi atas pilihannya itu membawa kepada Yesus dengan segala hal ikhwalnya. Salah satu yang utama dan penting adalah salib. Ingat salib itu tidak akan pernah enak. Jika salib saja mau ditinggalkan, buat apa menjadi pengikut Yesus?
Dulu, ketika misionaris masih memanjakan dengan kesempatan belajar murah, pekerjaan mudah, misalnya guru, banyak orang minta dibaptis. Namun ketika keadaan berbeda dan berdampak sebaliknya, apakah masih mau setia?
Dalam kontestasi politik beberapa waktu lalu, ada beberapa petinggi  gereja yang menyatakan dukungan untuk paslon tertentu dengan alasan tidak akan ada lagi kesulitan IMB bagi pembangunan gedung gereja? Apakah  pilihan ini tepat? Ingat demi kemudahan pembangunan gedung, bukan demi kesejahteraan bangsa secara umum.
Salib adalah konsekuensi, salah satu yang jelas adalah susahnya membangun rumah ibadah, namun bukan berarti bahwa menyukai kesulitan dan enggan  mendapatkan kemudahan. Benar tidak ada kemudahan, ketika yang didukung itu penuh dengan kelompok intoleran? Sama sekali tidak ada jaminan dan kebenaran di sana.
Di sinilah fungsi berani menghadapi dan memanggul salib. Bagaimana mengikuti Yesus hanya soal enaknya, mudahnya, dan nyamannya saja? Ketika sulit ditinggal. Konsekuensi salib salah satunya adalah kesulitan. Kasih karunia Allah tidak lepas dari kesulitan. Jangan dikira enak dan mulus saja. Mana ada? Bagaimana  kita memilih kemudahan namun tidak menghasilkan atau ada tantangan dan itu menyelamatkan? BD.eLeSHa.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar