Rabu, 04 September 2019

Kuasa Penyembuhan dan Kualitas Mesias


Rabu Pekan Biasa XXII (H)
Kol. 1:1-8
Mzm. 52:10,11
Luk. 4:38-44



Kol. 1:1-8

1:1 Dari Paulus, rasul Kristus Yesus, oleh kehendak Allah, dan Timotius saudara kita,
1:2 kepada saudara-saudara yang kudus dan yang percaya dalam Kristus di Kolose. Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita, menyertai kamu.
1:3 Kami selalu mengucap syukur kepada Allah, Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, setiap kali kami berdoa untuk kamu,
1:4 karena kami telah mendengar tentang imanmu dalam Kristus Yesus dan tentang kasihmu terhadap semua orang kudus,
1:5 oleh karena pengharapan, yang disediakan bagi kamu di sorga. Tentang pengharapan itu telah lebih dahulu kamu dengar dalam firman kebenaran, yaitu Injil,
1:6 yang sudah sampai kepada kamu. Injil itu berbuah dan berkembang di seluruh dunia, demikian juga di antara kamu sejak waktu kamu mendengarnya dan mengenal kasih karunia Allah dengan sebenarnya.
1:7 Semuanya itu telah kamu ketahui dari Epafras, kawan pelayan yang kami kasihi, yang bagi kamu adalah pelayan Kristus yang setia.
1:8 Dialah juga yang telah menyatakan kepada kami kasihmu dalam Roh.


Luk. 4:38-44

4:38 Kemudian Ia meninggalkan rumah ibadat itu dan pergi ke rumah Simon. Adapun ibu mertua Simon demam keras dan mereka meminta kepada Yesus supaya menolong dia.
4:39 Maka Ia berdiri di sisi perempuan itu, lalu menghardik demam itu, dan penyakit itu pun meninggalkan dia. Perempuan itu segera bangun dan melayani mereka.
4:40 Ketika matahari terbenam, semua orang membawa kepada-Nya orang-orang sakitnya, yang menderita bermacam-macam penyakit. Ia pun meletakkan tangan-Nya atas mereka masing-masing dan menyembuhkan mereka.
4:41 Dari banyak orang keluar juga setan-setan sambil berteriak: "Engkau adalah Anak Allah." Lalu Ia dengan keras melarang mereka dan tidak memperbolehkan mereka berbicara, karena mereka tahu bahwa Ia adalah Mesias.
4:42 Ketika hari siang, Yesus berangkat dan pergi ke suatu tempat yang sunyi. Tetapi orang banyak mencari Dia, lalu menemukan-Nya dan berusaha menahan Dia supaya jangan meninggalkan mereka.
4:43 Tetapi Ia berkata kepada mereka: "Juga di kota-kota lain Aku harus memberitakan Injil Kerajaan Allah sebab untuk itulah Aku diutus."
4:44 Dan Ia memberitakan Injil dalam rumah-rumah ibadat di Yudea.



Kuasa Penyembuhan dan Kualitas Mesias

Saudara terkasih, hari ini Bunda Gereja mengajak kita merenungkan firman-Nya yang berbicara atas kuasa penyembuhan yang dimiliki Yesus. Yesus yang menyembuhkan itu memberikan berbagai bahan menarik untuk kita renungkan. Baik tempat, kejadian, dan terutama pribadi Yesus bisa menjadi inspirasi hidup kita. Hidup sebagai pribadi ataupun sebagai insan beriman.
Kita dapat belajar mengenai tempat, di mana tempat terjadinya mukjizat  kali ini adalah rumah mertua Petrus. Di mana rumah itu menjadi lokasi terjadinya kuasa Tuhan, kuasa penyembuhan. Kita dapat belajar,, bagaimana rumah kita menjadi tempat yang menyinarkan, tempat di mana orang bisa datang untuk mendapatkan kelegaan. Mungkin kita merasa repot jika ada yang datang selama ini, atau mengeluhkan mengapa ingat hanya saat butuh saja. Bacaan hari ini memberikan inspirasi, kekuatan, dan daya bagi kita untuk bersyukur dan melihat ada kuasa Tuhan di sana.
Kejadian, di mana Yesus menyembuhkan. Penyembuhan dalam konteks waktu itu adalah salah satu ciri Mesianisme. Penyembuhan oleh Yesus yang menyebar, memberikan dampak baik bahwa ada kuasa yang dirasakan oleh para pendengar dan orang sekitar mertua Petrus.
Pribadi Yesus, jelas ini adalah yang utama dan pertama. Bagaimana Pribadi Yesus terfokus menjalankan perutusan dari Bapa-Nya. Tidak mudah goyah, apalagi ketenaran dan kata orang. IA diminta tinggal, kita sering dan sangat mungkin akan terpengaruh dengan kata-kata baik, mengatasnamakan kebaikan atau kebutuhan. Yesus tidak demikian. Tuhan tetap meninggalkan tempat itu.
Yesus menjalankan perutusan di manapun yang membutuhkan. Benar bahwa IA tinggal orang akan datang, namun itu bukan yang terbaik. Paling baik dan lebih baik IA yang datang ke mana ada yang perlu disembuhkan dan diselamatkan.
Saudara terkasih, kasih karunia dan cinta  Allah itu bagi semua orang. Tidak terpengaruh oleh sikap dan penerimaan manusiawi. Ditolak ataupun diterima, Tuhan tetap mengasihi dan memberikan kasih karunia-Nya. Tuhan Mahakasih, bukan Tuhan pemarah dan pendendam. Jika Tuhan itu pendendam, Ia memilih tinggal pada orang yang menerima dan mengharapkan-Nya tinggal. Dan tidak akan peduli pada yang pernah menolak-Nya bukan?
Sikap demikian menjadi penting, bahwa kita menjalani kehendak dan rencana Tuhan bukan karena hasil dan tanggapan orang. Semuanya demi Tuhan dan sesama. BD.eLeSHa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar