Senin
Kelima dalam Oktaf Natal (P)
1
Yoh. 2:3-11
Mzm.
96:1-21,2b-3,5b-6
Luk.
2:22-35
1
Yoh. 2:3-11
2:3 Dan inilah tandanya,
bahwa kita mengenal Allah, yaitu jikalau kita menuruti perintah-perintah-Nya.
2:4 Barangsiapa berkata: Aku
mengenal Dia, tetapi ia tidak menuruti perintah-Nya, ia adalah seorang pendusta
dan di dalamnya tidak ada kebenaran.
2:5 Tetapi barangsiapa
menuruti firman-Nya, di dalam orang itu sungguh sudah sempurna kasih Allah;
dengan itulah kita ketahui, bahwa kita ada di dalam Dia.
2:6 Barangsiapa mengatakan,
bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup.
2:7 Saudara-saudara yang
kekasih, bukan perintah baru yang kutuliskan kepada kamu, melainkan perintah
lama yang telah ada padamu dari mulanya. Perintah lama itu ialah firman yang
telah kamu dengar.
2:8 Namun perintah baru juga
yang kutuliskan kepada kamu, telah ternyata benar di dalam Dia dan di dalam
kamu; sebab kegelapan sedang lenyap dan terang yang benar telah bercahaya.
2:9 Barangsiapa berkata,
bahwa ia berada di dalam terang, tetapi ia membenci saudaranya, ia berada di
dalam kegelapan sampai sekarang.
2:10 Barangsiapa mengasihi
saudaranya, ia tetap berada di dalam terang, dan di dalam dia tidak ada
penyesatan.
2:11 Tetapi barangsiapa
membenci saudaranya, ia berada di dalam kegelapan dan hidup di dalam kegelapan.
Ia tidak tahu ke mana ia pergi, karena kegelapan itu telah membutakan matanya.
Luk.
2:22-35
2:22 Dan ketika genap waktu
pentahiran, menurut hukum Taurat Musa, mereka membawa Dia ke Yerusalem untuk
menyerahkan-Nya kepada Tuhan,
2:23 seperti ada tertulis
dalam hukum Tuhan: "Semua anak laki-laki sulung harus dikuduskan bagi
Allah",
2:24 dan untuk
mempersembahkan korban menurut apa yang difirmankan dalam hukum Tuhan, yaitu
sepasang burung tekukur atau dua ekor anak burung merpati.
2:25 Adalah di Yerusalem
seorang bernama Simeon. Ia seorang yang benar dan saleh yang menantikan
penghiburan bagi Israel. Roh Kudus ada di atasnya,
2:26 dan kepadanya telah
dinyatakan oleh Roh Kudus, bahwa ia tidak akan mati sebelum ia melihat Mesias,
yaitu Dia yang diurapi Tuhan.
2:27 Ia datang ke Bait Allah
oleh Roh Kudus. Ketika Yesus, Anak itu, dibawa masuk oleh orang tua-Nya untuk
melakukan kepada-Nya apa yang ditentukan hukum Taurat,
2:28 ia menyambut Anak itu
dan menatang-Nya sambil memuji Allah, katanya:
2:29 "Sekarang, Tuhan,
biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera, sesuai dengan firman-Mu,
2:30 sebab mataku telah
melihat keselamatan yang dari pada-Mu,
2:31 yang telah Engkau
sediakan di hadapan segala bangsa,
2:32 yaitu terang yang
menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu,
Israel."
2:33 Dan bapa serta ibu-Nya
amat heran akan segala apa yang dikatakan tentang Dia.
2:34 Lalu Simeon memberkati
mereka dan berkata kepada Maria, ibu Anak itu: "Sesungguhnya Anak ini
ditentukan untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang di Israel dan
untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan
2:35 -- dan suatu pedang akan
menembus jiwamu sendiri --, supaya menjadi nyata pikiran hati banyak orang
Yesus
dipersembahkan dalam Bait Allah
Saudara terkasih, Yesus yang lahir dalam budaya Yahudi,
mengikuti tradisi Taurat, untuk mempersembahkan Putera Sulung kepada Allah
dalam Bait Allah. Pendidikan rohani dan religiusitas oleh Maria dan Yosef
merupakan keteladanan luar biasa dari mereka berdua. Mendidik dalam hal kerohanian dan spiritualitas sebagaimana Allah
kehendaki. Menjaga relasional dan kedekatan dengan Allah merupakan kualitas
pribadi. Bacaaan I menekankan bagaimana kehidupan dan kebenaran dari manusia
ialah yang menjalankan perintah Allah. Bagaimana menjalankan perintah-Nya,
kalau memang manusia tidak akrab dengan-Nya.
Manusia modern yang memiliki pemikiran mengenai hak
asasi manusia, dan sering berlebihan, memiliki pemikiran relasi dengan Tuhan dan
pilihan keagamaan pilihan anak, biar saja kalau besar memilih sendiri. Celaka
ganda kalau pemikiran itu menjadi pilihan manusia sekarang. Memang siapa yang
tahu usia anak, kalau bisa sampai besar dan bisa memilih, baik dan bisa
dibenarkan, kalau sebelum memilih dan sudah meninggal? Atau bisakah sesuatu itu
tanpa persiapan dan tiba-tiba saja ketika dewasa harus memilih? Saudara
terkasih, memilihkan anak suatu iman dan kepercayaan bukan melanggar hak asasi
manusia untuk si anak. Tidak ada orang tua yang akan memberikan batu kepada
anaknya yang meminta roti bukan? Demikian juga dalam memberikan dan memilihkan
agama dan kepercayaannya sejak dini.
Maria dan Yosef memberikan keteladanan dan pilihan
yang baik untuk kita ikuti. Memilih kehidupan spiritualitas dan komunikasi
dengan Allah lebih intensif. Masa ini, pilihan dunia lebih sering menyingkirkan
dan mengesampingkan hal-hal yang bersifat spiritualitas. Dengan keteladanan
Keluarga Kudus, kita percaya bahwa kehidupan spiritualitas sangat penting. BD.eLeSHa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar