Senin, 29 Desember 2014

Yesus dipersembahkan dalam Bait Allah

Senin Kelima dalam Oktaf Natal (P)
1 Yoh. 2:3-11
Mzm. 96:1-21,2b-3,5b-6
Luk. 2:22-35


1 Yoh. 2:3-11

2:3 Dan inilah tandanya, bahwa kita mengenal Allah, yaitu jikalau kita menuruti perintah-perintah-Nya.
2:4 Barangsiapa berkata: Aku mengenal Dia, tetapi ia tidak menuruti perintah-Nya, ia adalah seorang pendusta dan di dalamnya tidak ada kebenaran.
2:5 Tetapi barangsiapa menuruti firman-Nya, di dalam orang itu sungguh sudah sempurna kasih Allah; dengan itulah kita ketahui, bahwa kita ada di dalam Dia.
2:6 Barangsiapa mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup.
2:7 Saudara-saudara yang kekasih, bukan perintah baru yang kutuliskan kepada kamu, melainkan perintah lama yang telah ada padamu dari mulanya. Perintah lama itu ialah firman yang telah kamu dengar.
2:8 Namun perintah baru juga yang kutuliskan kepada kamu, telah ternyata benar di dalam Dia dan di dalam kamu; sebab kegelapan sedang lenyap dan terang yang benar telah bercahaya.
2:9 Barangsiapa berkata, bahwa ia berada di dalam terang, tetapi ia membenci saudaranya, ia berada di dalam kegelapan sampai sekarang.
2:10 Barangsiapa mengasihi saudaranya, ia tetap berada di dalam terang, dan di dalam dia tidak ada penyesatan.
2:11 Tetapi barangsiapa membenci saudaranya, ia berada di dalam kegelapan dan hidup di dalam kegelapan. Ia tidak tahu ke mana ia pergi, karena kegelapan itu telah membutakan matanya.

Luk. 2:22-35

2:22 Dan ketika genap waktu pentahiran, menurut hukum Taurat Musa, mereka membawa Dia ke Yerusalem untuk menyerahkan-Nya kepada Tuhan,
2:23 seperti ada tertulis dalam hukum Tuhan: "Semua anak laki-laki sulung harus dikuduskan bagi Allah",
2:24 dan untuk mempersembahkan korban menurut apa yang difirmankan dalam hukum Tuhan, yaitu sepasang burung tekukur atau dua ekor anak burung merpati.
2:25 Adalah di Yerusalem seorang bernama Simeon. Ia seorang yang benar dan saleh yang menantikan penghiburan bagi Israel. Roh Kudus ada di atasnya,
2:26 dan kepadanya telah dinyatakan oleh Roh Kudus, bahwa ia tidak akan mati sebelum ia melihat Mesias, yaitu Dia yang diurapi Tuhan.
2:27 Ia datang ke Bait Allah oleh Roh Kudus. Ketika Yesus, Anak itu, dibawa masuk oleh orang tua-Nya untuk melakukan kepada-Nya apa yang ditentukan hukum Taurat,
2:28 ia menyambut Anak itu dan menatang-Nya sambil memuji Allah, katanya:
2:29 "Sekarang, Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera, sesuai dengan firman-Mu,
2:30 sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu,
2:31 yang telah Engkau sediakan di hadapan segala bangsa,
2:32 yaitu terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, Israel."
2:33 Dan bapa serta ibu-Nya amat heran akan segala apa yang dikatakan tentang Dia.
2:34 Lalu Simeon memberkati mereka dan berkata kepada Maria, ibu Anak itu: "Sesungguhnya Anak ini ditentukan untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang di Israel dan untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan
2:35 -- dan suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri --, supaya menjadi nyata pikiran hati banyak orang


Yesus dipersembahkan dalam Bait Allah

Saudara terkasih, Yesus yang lahir dalam budaya Yahudi, mengikuti tradisi Taurat, untuk mempersembahkan Putera Sulung kepada Allah dalam Bait Allah. Pendidikan rohani dan religiusitas oleh Maria dan Yosef merupakan keteladanan luar biasa dari mereka berdua. Mendidik dalam  hal kerohanian dan spiritualitas sebagaimana Allah kehendaki. Menjaga relasional dan kedekatan dengan Allah merupakan kualitas pribadi. Bacaaan I menekankan bagaimana kehidupan dan kebenaran dari manusia ialah yang menjalankan perintah Allah. Bagaimana menjalankan perintah-Nya, kalau memang manusia tidak akrab dengan-Nya.  
Manusia modern yang memiliki pemikiran mengenai hak asasi manusia, dan sering berlebihan, memiliki pemikiran relasi dengan Tuhan dan pilihan keagamaan pilihan anak, biar saja kalau besar memilih sendiri. Celaka ganda kalau pemikiran itu menjadi pilihan manusia sekarang. Memang siapa yang tahu usia anak, kalau bisa sampai besar dan bisa memilih, baik dan bisa dibenarkan, kalau sebelum memilih dan sudah meninggal? Atau bisakah sesuatu itu tanpa persiapan dan tiba-tiba saja ketika dewasa harus memilih? Saudara terkasih, memilihkan anak suatu iman dan kepercayaan bukan melanggar hak asasi manusia untuk si anak. Tidak ada orang tua yang akan memberikan batu kepada anaknya yang meminta roti bukan? Demikian juga dalam memberikan dan memilihkan agama dan kepercayaannya sejak dini.
Maria dan Yosef memberikan keteladanan dan pilihan yang baik untuk kita ikuti. Memilih kehidupan spiritualitas dan komunikasi dengan Allah lebih intensif. Masa ini, pilihan dunia lebih sering menyingkirkan dan mengesampingkan hal-hal yang bersifat spiritualitas. Dengan keteladanan Keluarga Kudus, kita percaya bahwa kehidupan spiritualitas sangat penting. BD.eLeSHa.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar