Kamis, 25 Desember 2014

Natal itu Sederhana

HARI RAYA NATAL (P)
Yes. 9:1-6
Mzm 96:1-2a,2b-3, 11-12,13
Tit. 2:11-14
Luk. 2:1-14


Yes. 9:1-6

9:1 Bangsa yang berjalan di dalam kegelapan telah melihat terang yang besar; mereka yang diam di negeri kekelaman, atasnya terang telah bersinar.
9:2 Engkau telah menimbulkan banyak sorak-sorak, dan sukacita yang besar; mereka telah bersukacita di hadapan-Mu, seperti sukacita di waktu panen, seperti orang bersorak-sorak di waktu membagi-bagi jarahan.
9:3 Sebab kuk yang menekannya dan gandar yang di atas bahunya serta tongkat si penindas telah Kaupatahkan seperti pada hari kekalahan Midian.
9:4 Sebab setiap sepatu tentara yang berderap-derap dan setiap jubah yang berlumuran darah akan menjadi umpan api.
9:5 Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai.
9:6 Besar kekuasaannya, dan damai sejahtera tidak akan berkesudahan di atas takhta Daud dan di dalam kerajaannya, karena ia mendasarkan dan mengokohkannya dengan keadilan dan kebenaran dari sekarang sampai selama-lamanya. Kecemburuan TUHAN semesta alam akan melakukan hal ini.



Tit. 2:11-14

2:11 Karena kasih karunia Allah yang menyelamatkan semua manusia sudah nyata.
2:12 Ia mendidik kita supaya kita meninggalkan kefasikan dan keinginan-keinginan duniawi dan supaya kita hidup bijaksana, adil dan beribadah di dalam dunia sekarang ini
2:13 dengan menantikan penggenapan pengharapan kita yang penuh bahagia dan penyataan kemuliaan Allah yang Mahabesar dan Juruselamat kita Yesus Kristus,
2:14 yang telah menyerahkan diri-Nya bagi kita untuk membebaskan kita dari segala kejahatan dan untuk menguduskan bagi diri-Nya suatu umat, kepunyaan-Nya sendiri, yang rajin berbuat baik


Luk. 2:1-14

2:1 Pada waktu itu Kaisar Agustus mengeluarkan suatu perintah, menyuruh mendaftarkan semua orang di seluruh dunia.
2:2 Inilah pendaftaran yang pertama kali diadakan sewaktu Kirenius menjadi wali negeri di Siria.
2:3 Maka pergilah semua orang mendaftarkan diri, masing-masing di kotanya sendiri.
2:4 Demikian juga Yusuf pergi dari kota Nazaret di Galilea ke Yudea, ke kota Daud yang bernama Betlehem, -- karena ia berasal dari keluarga dan keturunan Daud --
2:5 supaya didaftarkan bersama-sama dengan Maria, tunangannya, yang sedang mengandung.
2:6 Ketika mereka di situ tibalah waktunya bagi Maria untuk bersalin,
2:7 dan ia melahirkan seorang anak laki-laki, anaknya yang sulung, lalu dibungkusnya dengan lampin dan dibaringkannya di dalam palungan, karena tidak ada tempat bagi mereka di rumah penginapan.
2:8 Di daerah itu ada gembala-gembala yang tinggal di padang menjaga kawanan ternak mereka pada waktu malam.
2:9 Tiba-tiba berdirilah seorang malaikat Tuhan di dekat mereka dan kemuliaan Tuhan bersinar meliputi mereka dan mereka sangat ketakutan.
2:10 Lalu kata malaikat itu kepada mereka: "Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa:
2:11 Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud.
2:12 Dan inilah tandanya bagimu: Kamu akan menjumpai seorang bayi dibungkus dengan lampin dan terbaring di dalam palungan."
2:13 Dan tiba-tiba tampaklah bersama-sama dengan malaikat itu sejumlah besar bala tentara sorga yang memuji Allah, katanya:
2:14 "Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya."


Natal itu Sederhana

Saudara terkasih, SELAMAT HARI RAYA NATAL, Natal itu sebuah kesederhanaan bukan kemewahan. Lihat apa yang diteladankan Yesus dalam memilih keluarga, melepaskan status-Nya dan mengambil rupa seorang hamba, Dia memilih keluarga sederhana, tukang kayu dan perawan sederhana, bukan perempuan puteri istana dan pangeran yang hebat dan gagah perkasa. Sederhana di kota kecil Betlehem, bukan Yerusalem yang waktu itu lambang kemajuan dan kota besar, memilih palungan bukan hotel dan penginapan mewah.
Kesederanaan itu mengajak kita untuk menjadi pribadi yang sederhana, sederhana bukan dalam arti anti kekayaan dan materi, namun sikap hati yang tulus, tidak bermeah-mewah dengan kehidupan terutama materi, apalagi kalau menjadi gila harta dan kuasa.
Kontekstual sekali, apa yang menjadi keadaan Gereja saat ini, ketika ucapan Natal saja menjadi persoalan dan penuh kepentingan, bahkan ada yang menyatakan sebagai pengemis untuk minta ucapan, atau berbesar hati untuk menerima keadaan. Saudara terkasih, ini merupakan bukti nyata dan fakta yang sungguh faktual bagaimana Tuhan menggunakan kesederhanaan sebagai pilihan, demikian juga dengan ketulusan dan kesederhanaan memiliki kekuatan untuk menerima keadaan dengan lapang hati. Tuhan saja hadir dalam kehinaan bukan semata kesederhanaan, kalau kita dihina dan dicerca, belum seberapa dengan apa yang telah Tuhan lakukan.
Kesederhaan juga mencerminkan empati yang tinggi kepada sebagian besar keadaan penduduk dan masyarakat. Tidak menginggalkan kondisi  mayoritas, namun bersama-sama dengan mereka, merasakan duka dan nestapa yang sama. BD. eLeSHa.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar