Senin
Biasa Khusus Adven (U)
1
Sam. 1:24-28
1
Sam, 2:1,4-5,6-7
Luk.
1:46-56
1
Sam. 1:24-28
1:24 Setelah perempuan itu
menyapih anaknya, dibawanyalah dia, dengan seekor lembu jantan yang berumur
tiga tahun, satu efa tepung dan sebuyung anggur, lalu diantarkannya ke dalam
rumah TUHAN di Silo. Waktu itu masih kecil betul kanak-kanak itu.
1:25 Setelah mereka
menyembelih lembu, mereka mengantarkan kanak-kanak itu kepada Eli;
1:26 lalu kata perempuan itu:
"Mohon bicara tuanku, demi tuanku hidup, akulah perempuan yang dahulu
berdiri di sini dekat tuanku untuk berdoa kepada TUHAN.
1:27 Untuk mendapat anak
inilah aku berdoa, dan TUHAN telah memberikan kepadaku, apa yang kuminta dari
pada-Nya.
1:28 Maka aku pun
menyerahkannya kepada TUHAN; seumur hidup terserahlah ia kiranya kepada
TUHAN." Lalu sujudlah mereka di sana menyembah kepada TUHAN.
Luk.
1:46-56
1:46 Lalu kata Maria:
"Jiwaku memuliakan Tuhan,
1:47 dan hatiku bergembira
karena Allah, Juruselamatku,
1:48 sebab Ia telah
memperhatikan kerendahan hamba-Nya. Sesungguhnya, mulai dari sekarang segala
keturunan akan menyebut aku berbahagia,
1:49 karena Yang Mahakuasa
telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku dan nama-Nya adalah kudus.
1:50 Dan rahmat-Nya
turun-temurun atas orang yang takut akan Dia.
1:51 Ia memperlihatkan
kuasa-Nya dengan perbuatan tangan-Nya dan mencerai-beraikan orang-orang yang
congkak hatinya;
1:52 Ia menurunkan
orang-orang yang berkuasa dari takhtanya dan meninggikan orang-orang yang
rendah;
1:53 Ia melimpahkan segala
yang baik kepada orang yang lapar, dan menyuruh orang yang kaya pergi dengan
tangan hampa;
1:54 Ia menolong Israel,
hamba-Nya, karena Ia mengingat rahmat-Nya,
1:55 seperti yang
dijanjikan-Nya kepada nenek moyang kita, kepada Abraham dan keturunannya untuk
selama-lamanya."
1:56 Dan Maria tinggal
kira-kira tiga bulan lamanya bersama dengan Elisabet, lalu pulang kembali ke
rumahnya
Magnificat
Saudara terkasih, pagi ini Gereja mengajak kita mengenangkan apa yang Maria
lakukan dengan peristiwa besar yang dia hadapi. Dia datang kepada saudarinya,
yang bisa dia percaya untuk berbagi apa yang mereka rasakan, apalagi Elisabeth
pun sedang menjalankan perutusan yang identik. Mereka berdua saling meneguhkan
dan bahkan hingga memasuki alam Ilahiah,
sehingga mampu untuk memuji Allah.
Saudra terkasih, apa yang menjadi pilihan Maria
merupakan keteladanan bagi kita, bahwa apa yang terjadi merupakan bagian dari
karya Allah. Dia melihat itu dengan mengesampingkan dirinya, dan apa yang akan
orang lain katakan. Pujiannya dalam apa yang dalam Bahasa Latin sebut dengan Magnificat, menggambarkan kesiapsediaan
dia menjalankan perutusan itu, bahkan kerendahan hatinya dalam mengemban tugas
besarnya. Maria menyitir apa yang terjadi dengan Hana, dan
memberikan pujian bahwa Allah telah meninggikan yang biasanya dianggap rendah.
Saudara terkasih, ketika kita mendapatkan apa yang
tidak sesuai dengan kehendak dan keinginan kita, sering kita menggugat Tuhan,
menyalahkan Tuhan telah tidak adil, atau mempertanyakan ke mana Tuhan. Ibu
Maria memberikan kepada kita kekuatan, melihat kita sebagai bagian dari rencana
dan karya Tuhan. Datang kepada Tuhan dan bersyukur atas yang terjadi. Di dalam
Dia ada belas kasih, yang memberikan yang terbaik bagi kita, yang sering tidak
kita minta, sadari, ataupun justru kita tolak.
Maria menjadi penolong dan pengantara doa kita,
karena dia sudah membuktikan kualitas iman dan hiupnya. Bukan sembarangan
dengan menerima dan mengerti rencana dan kehendak Allah yang berat seperti itu
dengan penuh syukur dan kerendahan hati. Ketika kita berat, kita datang kepada
Allah dengan pengantaraan putri-Nya, Maria, semua akan teratasi. BD.eLeSHa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar