Sabtu, 27 Desember 2014

Keluarga Sehat, Gereja, dan Negara Kuat

Pesta Keluarga Kudus, Yesus, Maria. Yosef (P), Hari Keempat dalam oktaf Natal
Kej. 15:1-6, 21:1-3
Mzm. 105:1b-2,3-4,5-6,8-9
Ibr. 11:8,11-12,17-19
Luk. 2:22-40


Kej. 15:1-6, 21:1-3

15:1 Kemudian datanglah firman TUHAN kepada Abram dalam suatu penglihatan: "Janganlah takut, Abram, Akulah perisaimu; upahmu akan sangat besar."
15:2 Abram menjawab: "Ya Tuhan ALLAH, apakah yang akan Engkau berikan kepadaku, karena aku akan meninggal dengan tidak mempunyai anak, dan yang akan mewarisi rumahku ialah Eliezer, orang Damsyik itu."
15:3 Lagi kata Abram: "Engkau tidak memberikan kepadaku keturunan, sehingga seorang hambaku nanti menjadi ahli warisku."
15:4 Tetapi datanglah firman TUHAN kepadanya, demikian: "Orang ini tidak akan menjadi ahli warismu, melainkan anak kandungmu, dialah yang akan menjadi ahli warismu."
15:5 Lalu TUHAN membawa Abram ke luar serta berfirman: "Coba lihat ke langit, hitunglah bintang-bintang, jika engkau dapat menghitungnya." Maka firman-Nya kepadanya: "Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu."
15:6 Lalu percayalah Abram kepada TUHAN, maka TUHAN memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran.
21:1 TUHAN memperhatikan Sara, seperti yang difirmankan-Nya, dan TUHAN melakukan kepada Sara seperti yang dijanjikan-Nya.
21:2 Maka mengandunglah Sara, lalu ia melahirkan seorang anak laki-laki bagi Abraham dalam masa tuanya, pada waktu yang telah ditetapkan, sesuai dengan firman Allah kepadanya.
21:3 Abraham menamai anaknya yang baru lahir itu Ishak, yang dilahirkan Sara baginya.


Ibr. 11:8,11-12,17-19

11:8 Karena iman Abraham taat, ketika ia dipanggil untuk berangkat ke negeri yang akan diterimanya menjadi milik pusakanya, lalu ia berangkat dengan tidak mengetahui tempat yang ia tujui
11:11 Karena iman ia juga dan Sara beroleh kekuatan untuk menurunkan anak cucu, walaupun usianya sudah lewat, karena ia menganggap Dia, yang memberikan janji itu setia.
11:12 Itulah sebabnya, maka dari satu orang, malahan orang yang telah mati pucuk, terpancar keturunan besar, seperti bintang di langit dan seperti pasir di tepi laut, yang tidak terhitung banyaknya
11:17 Karena iman maka Abraham, tatkala ia dicobai, mempersembahkan Ishak. Ia, yang telah menerima janji itu, rela mempersembahkan anaknya yang tunggal,
11:18 walaupun kepadanya telah dikatakan: "Keturunan yang berasal dari Ishaklah yang akan disebut keturunanmu."
11:19 Karena ia berpikir, bahwa Allah berkuasa membangkitkan orang-orang sekalipun dari antara orang mati. Dan dari sana ia seakan-akan telah menerimanya kembali


Luk. 2:22-40

2:22 Dan ketika genap waktu pentahiran, menurut hukum Taurat Musa, mereka membawa Dia ke Yerusalem untuk menyerahkan-Nya kepada Tuhan,
2:23 seperti ada tertulis dalam hukum Tuhan: "Semua anak laki-laki sulung harus dikuduskan bagi Allah",
2:24 dan untuk mempersembahkan korban menurut apa yang difirmankan dalam hukum Tuhan, yaitu sepasang burung tekukur atau dua ekor anak burung merpati.
2:25 Adalah di Yerusalem seorang bernama Simeon. Ia seorang yang benar dan saleh yang menantikan penghiburan bagi Israel. Roh Kudus ada di atasnya,
2:26 dan kepadanya telah dinyatakan oleh Roh Kudus, bahwa ia tidak akan mati sebelum ia melihat Mesias, yaitu Dia yang diurapi Tuhan.
2:27 Ia datang ke Bait Allah oleh Roh Kudus. Ketika Yesus, Anak itu, dibawa masuk oleh orang tua-Nya untuk melakukan kepada-Nya apa yang ditentukan hukum Taurat,
2:28 ia menyambut Anak itu dan menatang-Nya sambil memuji Allah, katanya:
2:29 "Sekarang, Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera, sesuai dengan firman-Mu,
2:30 sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu,
2:31 yang telah Engkau sediakan di hadapan segala bangsa,
2:32 yaitu terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, Israel."
2:33 Dan bapa serta ibu-Nya amat heran akan segala apa yang dikatakan tentang Dia.
2:34 Lalu Simeon memberkati mereka dan berkata kepada Maria, ibu Anak itu: "Sesungguhnya Anak ini ditentukan untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang di Israel dan untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan
2:35 -- dan suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri --, supaya menjadi nyata pikiran hati banyak orang."
2:36 Lagipula di situ ada Hana, seorang nabi perempuan, anak Fanuel dari suku Asyer. Ia sudah sangat lanjut umurnya. Sesudah kawin ia hidup tujuh tahun lamanya bersama suaminya,
2:37 dan sekarang ia janda dan berumur delapan puluh empat tahun. Ia tidak pernah meninggalkan Bait Allah dan siang malam beribadah dengan berpuasa dan berdoa.
2:38 Dan pada ketika itu juga datanglah ia ke situ dan mengucap syukur kepada Allah dan berbicara tentang Anak itu kepada semua orang yang menantikan kelepasan untuk Yerusalem.
2:39 Dan setelah selesai semua yang harus dilakukan menurut hukum Tuhan, kembalilah mereka ke kota kediamannya, yaitu kota Nazaret di Galilea.
2:40 Anak itu bertambah besar dan menjadi kuat, penuh hikmat, dan kasih karunia Allah ada pada-Nya


Keluarga Sehat, Gereja, dan Negara Kuat

Saudara terkasih, keluarga merupakan Gereja domestik, di mana melihat keluarga sama juga melihat Gereja kecil, wajah Gereja nampak dalam warna keluarga. Keluarga lah pembangun Gereja, maka kualitas Gereja tergantu oleh kualitas keluarg-keluarga pembangunnya.
Bagaimana keluarga mendidik anak-anak, itulah masa depan Gereja. Saat ini, Gereja merasakan keprihatinan akan didikan keluarga terhadap anak-anak dan generasi muda. Orang tua merupakan pendidik pertama dan utama bagi anak-anaknya. Sekolah dan lembaga lain sebagai pelengkap dari pendidikan orang tua, dan bukan sebaliknya. Kecenderungan yang terjadi justru terbalik, di mana orang tua menyerahkan sepenuhnya ke sekolah dan lembaga-lembaga non formal. Anak kurang kasih sayang karena orang tua menitik beratkan pada faktor ekonomi di dalam membangun keluarga sejahtera, anak dididik untuk berkompetisi secara tidak sehat dan sportif. Kompetisi negatif ini menjadikan anak-anak tidak memiliki sikap empati, mengedepankan kemenangan daripada keberanian untuk mengakui kekalahan. Kompetisi yang belum saatnya tanpa bimbingan dan pendampingan secara sehat malah membuat anak-anak kehilangan jiwa anaknya, dan dewasa belum saatnya. Tidak heran saat ini anak-anak menjadi beringas dan suka kekerasan, tidak memiliki etiket dan penghormatan kepada pihak lain.
Saudara terkasih, prestasi, dan materi baik, namun bukan segalanya. Kekayaan dan prestasi merupakan sarana untuk memperkembangkan diri dan komunitas, bukan tujuan. Ketika sarana dan tujuan menjadi satu dan saling tumpang tindih menjadi persoalan dan keprihatinan. Sarana bukan tujuan dan sebaliknya. Menggunakan sarana dengan sebaik-baiknya dalam menggapai tujuan dan impian merupakan kualitas pribadi tersebut.
Saudara terkasih Keluarga Kudus Nazareth memberikan keteladanan sempurna bagi kehidupan kita. Bagaimana cinta kasih di antara Yesus-Maria-Yosef merupakan contoh terbaik bagi kita. Cinta kasih, sayang di antara Yesus-Maria-Yosef merupakan dukungan satu sama lain. Maria mendampingi Yesus hingga kaki salib, dan Yesus memberikan Maria kepada para rasul ketia Dia wafat. Cinta kasih, dukungan, dan relasional Keluarga Kudus merupakan pola yang perlu kita timba, renungkan, dan lakukan dalam kehidupan kita sehari-hari.Bd. eLeSHa.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar