Sabtu, 06 Desember 2014

Belas kasih Tuhan bagi Manusia, Manusia Hidup Tanpa Pamrih

Sabtu Biasa Pekan I Adven (U)
Yes. 30:19-21, 23-26
Mzm. 147:1-2,3-4,5-6
Mat. 9:35-10:1,6-8


Yes. 30:19-21, 23-26

30:19 Sungguh, hai bangsa di Sion yang diam di Yerusalem, engkau tidak akan terus menangis. Tentulah Tuhan akan mengasihani engkau, apabila engkau berseru-seru; pada saat Ia mendengar teriakmu, Ia akan menjawab.
30:20 Dan walaupun Tuhan memberi kamu roti dan air serba sedikit, namun Pengajarmu tidak akan menyembunyikan diri lagi, tetapi matamu akan terus melihat Dia,
30:21 dan telingamu akan mendengar perkataan ini dari belakangmu: "Inilah jalan, berjalanlah mengikutinya," entah kamu menganan atau mengiri
30:23 Lalu TUHAN akan memberi hujan bagi benih yang baru kamu taburkan di ladangmu, dan dari hasil tanah itu kamu akan makan roti yang lezat dan berlimpah-limpah. Pada waktu itu ternakmu akan makan rumput di padang rumput yang luas;
30:24 sapi-sapi dan keledai-keledai yang mengerjakan tanah akan memakan makanan campuran yang sedap, yang sudah ditampi dan diayak.
30:25 Dari setiap gunung yang tinggi dan dari setiap bukit yang menjulang akan memancar sungai-sungai pada hari pembunuhan yang besar, apabila menara-menara runtuh.
30:26 Maka terang bulan purnama akan seperti terang matahari terik dan terang matahari terik akan tujuh kali ganda, yaitu seperti terangnya tujuh hari, pada waktu TUHAN membalut luka umat-Nya dan menyembuhkan bekas pukulan


Mat. 9:35-10:1,6-8

9:35 Demikianlah Yesus berkeliling ke semua kota dan desa; Ia mengajar dalam rumah-rumah ibadat dan memberitakan Injil Kerajaan Sorga serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan.
9:36 Melihat orang banyak itu, tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka lelah dan terlantar seperti domba yang tidak bergembala.
9:37 Maka kata-Nya kepada murid-murid-Nya: "Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit.
9:38 Karena itu mintalah kepada tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu.
10:1 Yesus memanggil kedua belas murid-Nya dan memberi kuasa kepada mereka untuk mengusir roh-roh jahat dan untuk melenyapkan segala penyakit dan segala kelemahan.
10:6 melainkan pergilah kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel.
10:7 Pergilah dan beritakanlah: Kerajaan Sorga sudah dekat.
10:8 Sembuhkanlah orang sakit; bangkitkanlah orang mati; tahirkanlah orang kusta; usirlah setan-setan. Kamu telah memperolehnya dengan cuma-cuma, karena itu berikanlah pula dengan cuma-Cuma


Belas kasih Tuhan bagi Manusia, Manusia Hidup Tanpa Pamrih

Saudara terkasih, Yesus hari ini bersabda mengenai karya dan panggilan manusia di dunia. Panenan melimpah, dan pekerja sedikit. Apa yang perlu dilakukan kita umat Allah adalah untuk melakukan karya sebagaimana Dia  bekarya. Belas kasih-Nya menggerakkan Dia unt mengusir roh jahat, menyembuhkan penyakit, mentahirkan penderita kusta, mengatasi kelemahan, dan itu dilakukan dengan cuma-uma, karena kita mendapatkannya juga dengan gratis. Pernahkah kita memohonkan ini itu dari Allah? Sama sekali tidak bukan? Berkat dan talenta semua karena kemurahan dan belas kasih Tuhan kepada anak-anak-Nya.
Segala penyakit dan obat memang telah ada profesional yang melakukan dengan lebih baik dan kompeten, kita memelihara kesehatan dan sebisa mungkin mengajak orang untuk hidup dengan lebih baik dan sehat secara fisik ataupun spiritual. Mengatasi kelemahan dan keberadaan manusia modern sangat kompleks persoalannya, bagaimana perutusan kita mmapu menjadi teman, rekan, saudara untuk mendengarkan keluh kesah mereka, sehingga orang tidak lagi kesepian dan jatuh ke dalam kehidupan yang semakin buruk. Penelitian terbaru yang dilakukan ahli kejiwaan dari Australia menyatakan bahwa pelawak semakin lucu dan tinggi kelasnya, mengalami kematian dini. Di balik candaannya yang menghibur ternyata ada jiwanya yang kosong dan itu menekan batin dan jiwanya. Umat Allah perlu erempati kepada pribadi-pribadi yang ada di samping kanan-kiri kita, mengulurkan tangan bukan untuk meminta namun memberikan sesuatu. Pemberian tidak harus berupa materi, namun perhatian sungguh bermakna.

Saudara terkasih, hambatan untuk berbuat itu dari dalam diri kita sendiri, kita sering takut, khawatir, dan cemas akan penerimaan orang lain. Padahal bukan itu yang mendasar. Paling utama adalah kesediaan kita berbagi dan membantu siapa saja yang sedang membutuhkan. Tuhan yang akan menilai dan memberikan penghargaan bukan siapa yang kita beri bantuan dan pertolongan. BD.eLeSHa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar