Rabu, 31 Desember 2014

Allah juga Mengenalkan Diri Lho....


Rabu, hari Ketujuh dalam Oktaf Natal (P)
1 Yoh. 2:18-21
Mzm. 96:1-2,11-12,13
Yoh.1:1-18


1 Yoh. 2:18-21

2:18 Anak-anakku, waktu ini adalah waktu yang terakhir, dan seperti yang telah kamu dengar, seorang antikristus akan datang, sekarang telah bangkit banyak antikristus. Itulah tandanya, bahwa waktu ini benar-benar adalah waktu yang terakhir.
2:19 Memang mereka berasal dari antara kita, tetapi mereka tidak sungguh-sungguh termasuk pada kita; sebab jika mereka sungguh-sungguh termasuk pada kita, niscaya mereka tetap bersama-sama dengan kita. Tetapi hal itu terjadi, supaya menjadi nyata, bahwa tidak semua mereka sungguh-sungguh termasuk pada kita.
2:20 Tetapi kamu telah beroleh pengurapan dari Yang Kudus, dan dengan demikian kamu semua mengetahuinya.
2:21 Aku menulis kepadamu, bukan karena kamu tidak mengetahui kebenaran, tetapi justru karena kamu mengetahuinya dan karena kamu juga mengetahui, bahwa tidak ada dusta yang berasal dari kebenaran


Yoh.1:1-18

1:1 Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.
1:2 Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah.
1:3 Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatu pun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan.
1:4 Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia.
1:5 Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya.
1:6 Datanglah seorang yang diutus Allah, namanya Yohanes;
1:7 ia datang sebagai saksi untuk memberi kesaksian tentang terang itu, supaya oleh dia semua orang menjadi percaya.
1:8 Ia bukan terang itu, tetapi ia harus memberi kesaksian tentang terang itu.
1:9 Terang yang sesungguhnya, yang menerangi setiap orang, sedang datang ke dalam dunia.
1:10 Ia telah ada di dalam dunia dan dunia dijadikan oleh-Nya, tetapi dunia tidak mengenal-Nya.
1:11 Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya.
1:12 Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya;
1:13 orang-orang yang diperanakkan bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah.
1:14 Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.
1:15 Yohanes memberi kesaksian tentang Dia dan berseru, katanya: "Inilah Dia, yang kumaksudkan ketika aku berkata: Kemudian dari padaku akan datang Dia yang telah mendahului aku, sebab Dia telah ada sebelum aku."
1:16 Karena dari kepenuhan-Nya kita semua telah menerima kasih karunia demi kasih karunia;
1:17 sebab hukum Taurat diberikan oleh Musa, tetapi kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus Kristus.
1:18 Tidak seorang pun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak Tunggal Allah, yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakan-Nya.


Allah juga Mengenalkan Diri Lho....

Saudara terkasih, sejak masa Perjanjian Lama, sejak awal mula, Allah mengenalkan Diri. Untuk apa Dia mengenalkan Diri? Untuk mewartakan Diri-Nya agar kita bisa mengenal Diri-Nya dengan baik dan tidak salah mengenali pihak lain yang mengaku sebagai Allah. Pengenalan itu dalam rupa wahyu.
Pewahyuan aau perkenalan itu dalam rupa penciptaan (ayat 2-5), atau mengulangi perkenalan-Nya di masa lalu, saat Perjanjian Lama (ayat 10-13), melalui perjanjian-Nya, tulisan-tulisan  Musa, para nabi dan sastra kebijaksanaan. Siapa saja yang membuka mata dan kepercaya kepada pewahyuan akan menjadi anak-anak Allah (ayat 12-13). Puncaknya pewahyuan itu melalui inkarnasi Firman, di mana kemuliaan Allah, kehadiran-Nya, diwahyukan sebagai suatu tanda kasih-Nya yang terus menerus (ayat 14). Siapakah Sabda atau Firman itu, yaitu Yesus, Sang Putera.

Saudara terkasih ada ungkapan kuno tak kenal maka tak sayang. Apalagi kita dalam mengenali Allah, sering Allah disalah mengerti yang jauh, kejam, dan jahat dengan berbagai argumen kita yang sempit, tidak mampu menampung kebesaran dan kemahaan Allah. Ada bencana kita akan dengan mudah “menuduh” Allah seolah-olah tega sekali. Mengapa ini terjadi? Karena pengenalan kita akan Allah yang terbatas. Pewahyuan Allah dari waktu ke waktu membuat pengenalan manusia makin menyeluruh dan utuh, sehingga melihat Allah sebagai kasih yang tidak terbatas. Keluasan hati kita dalam mengenal Allah sangat penting, namun jauh lebih utama adalah kesiapan hati dan budi kita untuk terbuka melihat dan merasakan kasih Allah sebagai bentuk bakti kita. Biarlah mata, hati, dan rasio kita dibuka Allah sehingga kita makin mengenal-Nya dengan segala aspeknya.BD.eLeSHa.

Selasa, 30 Desember 2014

Relasi dengan Allah

Selasa, Hari Keenam Oktaf Natal (P)
1 Yoh. 2:12-17
Mzm. 96:7-8a, 8b-9,10
Luk. 2:36-40


1 Yoh. 2:12-17

2:12 Aku menulis kepada kamu, hai anak-anak, sebab dosamu telah diampuni oleh karena nama-Nya.
2:13 Aku menulis kepada kamu, hai bapa-bapa, karena kamu telah mengenal Dia, yang ada dari mulanya. Aku menulis kepada kamu, hai orang-orang muda, karena kamu telah mengalahkan yang jahat.
2:14 Aku menulis kepada kamu, hai anak-anak, karena kamu mengenal Bapa. Aku menulis kepada kamu, hai bapa-bapa, karena kamu mengenal Dia, yang ada dari mulanya. Aku menulis kepada kamu, hai orang-orang muda, karena kamu kuat dan firman Allah diam di dalam kamu dan kamu telah mengalahkan yang jahat.
2:15 Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu.
2:16 Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia.
2:17 Dan dunia ini sedang lenyap dengan keinginannya, tetapi orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya.

Luk. 2:36-40

2:36 Lagipula di situ ada Hana, seorang nabi perempuan, anak Fanuel dari suku Asyer. Ia sudah sangat lanjut umurnya. Sesudah kawin ia hidup tujuh tahun lamanya bersama suaminya,
2:37 dan sekarang ia janda dan berumur delapan puluh empat tahun. Ia tidak pernah meninggalkan Bait Allah dan siang malam beribadah dengan berpuasa dan berdoa.
2:38 Dan pada ketika itu juga datanglah ia ke situ dan mengucap syukur kepada Allah dan berbicara tentang Anak itu kepada semua orang yang menantikan kelepasan untuk Yerusalem.
2:39 Dan setelah selesai semua yang harus dilakukan menurut hukum Tuhan, kembalilah mereka ke kota kediamannya, yaitu kota Nazaret di Galilea.
2:40 Anak itu bertambah besar dan menjadi kuat, penuh hikmat, dan kasih karunia Allah ada pada-Nya


Relasi dengan Allah

Saudara terkasih, bacaan-bacaan kali ini berkaitan dengan relasi dengan Allah, bagaimana Hana bisa mengerti dengan baik siapa yang ada di hadapannya, yaitu Bayi Yesus Sang Mesias. Kedekatan Hana dengan Allah terjalin melalui doa dan puasa. Sepanjang hidupnya dia abdikan kepada Tuhan dalam Bait Allah. Hidup perkawinannya yang singkat dan usianya yang relatif panjang menunjukkan Hana lebih banyak mengabdi kepada Tuhan daripada suaminya dalam hidup berkelurga.
Apa yang Yesus lakukan, bersama Keluarga Kudus dari Nazarerh juga membangun relasi dengan Tuhan. Anak yang kuat, penuh dengan hikmat, dan kasih karunia Allah. Allah memberikan karunia yang luar biasa bagi Anak Yesus yang sedang mempersiapkan Diri dalam perutusan-Nya.
Bacaan Pertama menyajikan bagaimana, anak-anak, kaum muda, bapa-bapa memperoleh berkat dan pengampunan karena pengenalan akan DIA. Apa yang menjadi persoalan atau hambatan dalam mengenal DIA adalah perhambaan kepada dunia. Bukan memisahkan diri dari dunia sebagai medan hidup kita, namun tidak larut dan terikut kepada dunia. Dunia sebagai medan hidup dan medan karya harus kita akrabi, bukan meninggalkannya, namun jangan sampai hanyut dan menjadi kalah oleh dunia. Tawaran dunia menggiurkan dna banyak ragamnya, bagaimana kita yang rohani mampu menghadapi itu semua adalah bukti bagaimana kita lebih memilih Tuhan daripada dunia.

Saudara terkasih, Tuhan bukan merendahkan dunia, bagaimanapun DIA yang menciptakan dan memandang baik adanya, namun dunia yang telah tercemar oleh dosa, bukan kita yang hanyut di dalamnya, namun kita mewarnai dunia dengan yang rohani. BD.eLeSHa.

Senin, 29 Desember 2014

Yesus dipersembahkan dalam Bait Allah

Senin Kelima dalam Oktaf Natal (P)
1 Yoh. 2:3-11
Mzm. 96:1-21,2b-3,5b-6
Luk. 2:22-35


1 Yoh. 2:3-11

2:3 Dan inilah tandanya, bahwa kita mengenal Allah, yaitu jikalau kita menuruti perintah-perintah-Nya.
2:4 Barangsiapa berkata: Aku mengenal Dia, tetapi ia tidak menuruti perintah-Nya, ia adalah seorang pendusta dan di dalamnya tidak ada kebenaran.
2:5 Tetapi barangsiapa menuruti firman-Nya, di dalam orang itu sungguh sudah sempurna kasih Allah; dengan itulah kita ketahui, bahwa kita ada di dalam Dia.
2:6 Barangsiapa mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup.
2:7 Saudara-saudara yang kekasih, bukan perintah baru yang kutuliskan kepada kamu, melainkan perintah lama yang telah ada padamu dari mulanya. Perintah lama itu ialah firman yang telah kamu dengar.
2:8 Namun perintah baru juga yang kutuliskan kepada kamu, telah ternyata benar di dalam Dia dan di dalam kamu; sebab kegelapan sedang lenyap dan terang yang benar telah bercahaya.
2:9 Barangsiapa berkata, bahwa ia berada di dalam terang, tetapi ia membenci saudaranya, ia berada di dalam kegelapan sampai sekarang.
2:10 Barangsiapa mengasihi saudaranya, ia tetap berada di dalam terang, dan di dalam dia tidak ada penyesatan.
2:11 Tetapi barangsiapa membenci saudaranya, ia berada di dalam kegelapan dan hidup di dalam kegelapan. Ia tidak tahu ke mana ia pergi, karena kegelapan itu telah membutakan matanya.

Luk. 2:22-35

2:22 Dan ketika genap waktu pentahiran, menurut hukum Taurat Musa, mereka membawa Dia ke Yerusalem untuk menyerahkan-Nya kepada Tuhan,
2:23 seperti ada tertulis dalam hukum Tuhan: "Semua anak laki-laki sulung harus dikuduskan bagi Allah",
2:24 dan untuk mempersembahkan korban menurut apa yang difirmankan dalam hukum Tuhan, yaitu sepasang burung tekukur atau dua ekor anak burung merpati.
2:25 Adalah di Yerusalem seorang bernama Simeon. Ia seorang yang benar dan saleh yang menantikan penghiburan bagi Israel. Roh Kudus ada di atasnya,
2:26 dan kepadanya telah dinyatakan oleh Roh Kudus, bahwa ia tidak akan mati sebelum ia melihat Mesias, yaitu Dia yang diurapi Tuhan.
2:27 Ia datang ke Bait Allah oleh Roh Kudus. Ketika Yesus, Anak itu, dibawa masuk oleh orang tua-Nya untuk melakukan kepada-Nya apa yang ditentukan hukum Taurat,
2:28 ia menyambut Anak itu dan menatang-Nya sambil memuji Allah, katanya:
2:29 "Sekarang, Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera, sesuai dengan firman-Mu,
2:30 sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu,
2:31 yang telah Engkau sediakan di hadapan segala bangsa,
2:32 yaitu terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, Israel."
2:33 Dan bapa serta ibu-Nya amat heran akan segala apa yang dikatakan tentang Dia.
2:34 Lalu Simeon memberkati mereka dan berkata kepada Maria, ibu Anak itu: "Sesungguhnya Anak ini ditentukan untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang di Israel dan untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan
2:35 -- dan suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri --, supaya menjadi nyata pikiran hati banyak orang


Yesus dipersembahkan dalam Bait Allah

Saudara terkasih, Yesus yang lahir dalam budaya Yahudi, mengikuti tradisi Taurat, untuk mempersembahkan Putera Sulung kepada Allah dalam Bait Allah. Pendidikan rohani dan religiusitas oleh Maria dan Yosef merupakan keteladanan luar biasa dari mereka berdua. Mendidik dalam  hal kerohanian dan spiritualitas sebagaimana Allah kehendaki. Menjaga relasional dan kedekatan dengan Allah merupakan kualitas pribadi. Bacaaan I menekankan bagaimana kehidupan dan kebenaran dari manusia ialah yang menjalankan perintah Allah. Bagaimana menjalankan perintah-Nya, kalau memang manusia tidak akrab dengan-Nya.  
Manusia modern yang memiliki pemikiran mengenai hak asasi manusia, dan sering berlebihan, memiliki pemikiran relasi dengan Tuhan dan pilihan keagamaan pilihan anak, biar saja kalau besar memilih sendiri. Celaka ganda kalau pemikiran itu menjadi pilihan manusia sekarang. Memang siapa yang tahu usia anak, kalau bisa sampai besar dan bisa memilih, baik dan bisa dibenarkan, kalau sebelum memilih dan sudah meninggal? Atau bisakah sesuatu itu tanpa persiapan dan tiba-tiba saja ketika dewasa harus memilih? Saudara terkasih, memilihkan anak suatu iman dan kepercayaan bukan melanggar hak asasi manusia untuk si anak. Tidak ada orang tua yang akan memberikan batu kepada anaknya yang meminta roti bukan? Demikian juga dalam memberikan dan memilihkan agama dan kepercayaannya sejak dini.
Maria dan Yosef memberikan keteladanan dan pilihan yang baik untuk kita ikuti. Memilih kehidupan spiritualitas dan komunikasi dengan Allah lebih intensif. Masa ini, pilihan dunia lebih sering menyingkirkan dan mengesampingkan hal-hal yang bersifat spiritualitas. Dengan keteladanan Keluarga Kudus, kita percaya bahwa kehidupan spiritualitas sangat penting. BD.eLeSHa.


Sabtu, 27 Desember 2014

Keluarga Sehat, Gereja, dan Negara Kuat

Pesta Keluarga Kudus, Yesus, Maria. Yosef (P), Hari Keempat dalam oktaf Natal
Kej. 15:1-6, 21:1-3
Mzm. 105:1b-2,3-4,5-6,8-9
Ibr. 11:8,11-12,17-19
Luk. 2:22-40


Kej. 15:1-6, 21:1-3

15:1 Kemudian datanglah firman TUHAN kepada Abram dalam suatu penglihatan: "Janganlah takut, Abram, Akulah perisaimu; upahmu akan sangat besar."
15:2 Abram menjawab: "Ya Tuhan ALLAH, apakah yang akan Engkau berikan kepadaku, karena aku akan meninggal dengan tidak mempunyai anak, dan yang akan mewarisi rumahku ialah Eliezer, orang Damsyik itu."
15:3 Lagi kata Abram: "Engkau tidak memberikan kepadaku keturunan, sehingga seorang hambaku nanti menjadi ahli warisku."
15:4 Tetapi datanglah firman TUHAN kepadanya, demikian: "Orang ini tidak akan menjadi ahli warismu, melainkan anak kandungmu, dialah yang akan menjadi ahli warismu."
15:5 Lalu TUHAN membawa Abram ke luar serta berfirman: "Coba lihat ke langit, hitunglah bintang-bintang, jika engkau dapat menghitungnya." Maka firman-Nya kepadanya: "Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu."
15:6 Lalu percayalah Abram kepada TUHAN, maka TUHAN memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran.
21:1 TUHAN memperhatikan Sara, seperti yang difirmankan-Nya, dan TUHAN melakukan kepada Sara seperti yang dijanjikan-Nya.
21:2 Maka mengandunglah Sara, lalu ia melahirkan seorang anak laki-laki bagi Abraham dalam masa tuanya, pada waktu yang telah ditetapkan, sesuai dengan firman Allah kepadanya.
21:3 Abraham menamai anaknya yang baru lahir itu Ishak, yang dilahirkan Sara baginya.


Ibr. 11:8,11-12,17-19

11:8 Karena iman Abraham taat, ketika ia dipanggil untuk berangkat ke negeri yang akan diterimanya menjadi milik pusakanya, lalu ia berangkat dengan tidak mengetahui tempat yang ia tujui
11:11 Karena iman ia juga dan Sara beroleh kekuatan untuk menurunkan anak cucu, walaupun usianya sudah lewat, karena ia menganggap Dia, yang memberikan janji itu setia.
11:12 Itulah sebabnya, maka dari satu orang, malahan orang yang telah mati pucuk, terpancar keturunan besar, seperti bintang di langit dan seperti pasir di tepi laut, yang tidak terhitung banyaknya
11:17 Karena iman maka Abraham, tatkala ia dicobai, mempersembahkan Ishak. Ia, yang telah menerima janji itu, rela mempersembahkan anaknya yang tunggal,
11:18 walaupun kepadanya telah dikatakan: "Keturunan yang berasal dari Ishaklah yang akan disebut keturunanmu."
11:19 Karena ia berpikir, bahwa Allah berkuasa membangkitkan orang-orang sekalipun dari antara orang mati. Dan dari sana ia seakan-akan telah menerimanya kembali


Luk. 2:22-40

2:22 Dan ketika genap waktu pentahiran, menurut hukum Taurat Musa, mereka membawa Dia ke Yerusalem untuk menyerahkan-Nya kepada Tuhan,
2:23 seperti ada tertulis dalam hukum Tuhan: "Semua anak laki-laki sulung harus dikuduskan bagi Allah",
2:24 dan untuk mempersembahkan korban menurut apa yang difirmankan dalam hukum Tuhan, yaitu sepasang burung tekukur atau dua ekor anak burung merpati.
2:25 Adalah di Yerusalem seorang bernama Simeon. Ia seorang yang benar dan saleh yang menantikan penghiburan bagi Israel. Roh Kudus ada di atasnya,
2:26 dan kepadanya telah dinyatakan oleh Roh Kudus, bahwa ia tidak akan mati sebelum ia melihat Mesias, yaitu Dia yang diurapi Tuhan.
2:27 Ia datang ke Bait Allah oleh Roh Kudus. Ketika Yesus, Anak itu, dibawa masuk oleh orang tua-Nya untuk melakukan kepada-Nya apa yang ditentukan hukum Taurat,
2:28 ia menyambut Anak itu dan menatang-Nya sambil memuji Allah, katanya:
2:29 "Sekarang, Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera, sesuai dengan firman-Mu,
2:30 sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu,
2:31 yang telah Engkau sediakan di hadapan segala bangsa,
2:32 yaitu terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, Israel."
2:33 Dan bapa serta ibu-Nya amat heran akan segala apa yang dikatakan tentang Dia.
2:34 Lalu Simeon memberkati mereka dan berkata kepada Maria, ibu Anak itu: "Sesungguhnya Anak ini ditentukan untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang di Israel dan untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan
2:35 -- dan suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri --, supaya menjadi nyata pikiran hati banyak orang."
2:36 Lagipula di situ ada Hana, seorang nabi perempuan, anak Fanuel dari suku Asyer. Ia sudah sangat lanjut umurnya. Sesudah kawin ia hidup tujuh tahun lamanya bersama suaminya,
2:37 dan sekarang ia janda dan berumur delapan puluh empat tahun. Ia tidak pernah meninggalkan Bait Allah dan siang malam beribadah dengan berpuasa dan berdoa.
2:38 Dan pada ketika itu juga datanglah ia ke situ dan mengucap syukur kepada Allah dan berbicara tentang Anak itu kepada semua orang yang menantikan kelepasan untuk Yerusalem.
2:39 Dan setelah selesai semua yang harus dilakukan menurut hukum Tuhan, kembalilah mereka ke kota kediamannya, yaitu kota Nazaret di Galilea.
2:40 Anak itu bertambah besar dan menjadi kuat, penuh hikmat, dan kasih karunia Allah ada pada-Nya


Keluarga Sehat, Gereja, dan Negara Kuat

Saudara terkasih, keluarga merupakan Gereja domestik, di mana melihat keluarga sama juga melihat Gereja kecil, wajah Gereja nampak dalam warna keluarga. Keluarga lah pembangun Gereja, maka kualitas Gereja tergantu oleh kualitas keluarg-keluarga pembangunnya.
Bagaimana keluarga mendidik anak-anak, itulah masa depan Gereja. Saat ini, Gereja merasakan keprihatinan akan didikan keluarga terhadap anak-anak dan generasi muda. Orang tua merupakan pendidik pertama dan utama bagi anak-anaknya. Sekolah dan lembaga lain sebagai pelengkap dari pendidikan orang tua, dan bukan sebaliknya. Kecenderungan yang terjadi justru terbalik, di mana orang tua menyerahkan sepenuhnya ke sekolah dan lembaga-lembaga non formal. Anak kurang kasih sayang karena orang tua menitik beratkan pada faktor ekonomi di dalam membangun keluarga sejahtera, anak dididik untuk berkompetisi secara tidak sehat dan sportif. Kompetisi negatif ini menjadikan anak-anak tidak memiliki sikap empati, mengedepankan kemenangan daripada keberanian untuk mengakui kekalahan. Kompetisi yang belum saatnya tanpa bimbingan dan pendampingan secara sehat malah membuat anak-anak kehilangan jiwa anaknya, dan dewasa belum saatnya. Tidak heran saat ini anak-anak menjadi beringas dan suka kekerasan, tidak memiliki etiket dan penghormatan kepada pihak lain.
Saudara terkasih, prestasi, dan materi baik, namun bukan segalanya. Kekayaan dan prestasi merupakan sarana untuk memperkembangkan diri dan komunitas, bukan tujuan. Ketika sarana dan tujuan menjadi satu dan saling tumpang tindih menjadi persoalan dan keprihatinan. Sarana bukan tujuan dan sebaliknya. Menggunakan sarana dengan sebaik-baiknya dalam menggapai tujuan dan impian merupakan kualitas pribadi tersebut.
Saudara terkasih Keluarga Kudus Nazareth memberikan keteladanan sempurna bagi kehidupan kita. Bagaimana cinta kasih di antara Yesus-Maria-Yosef merupakan contoh terbaik bagi kita. Cinta kasih, sayang di antara Yesus-Maria-Yosef merupakan dukungan satu sama lain. Maria mendampingi Yesus hingga kaki salib, dan Yesus memberikan Maria kepada para rasul ketia Dia wafat. Cinta kasih, dukungan, dan relasional Keluarga Kudus merupakan pola yang perlu kita timba, renungkan, dan lakukan dalam kehidupan kita sehari-hari.Bd. eLeSHa.





Ia Melihatnya dan Percaya

Pesta S. Yohanes, RaspenInj (P), Hari Ketiga Oktaf Natal
1 Yoh. 1:1-4
Mzm. 97:1-2, 5-6, 11-12
Yoh. 20:2-8


1 Yoh. 1:1-4

1:1 Apa yang telah ada sejak semula, yang telah kami dengar, yang telah kami lihat dengan mata kami, yang telah kami saksikan dan yang telah kami raba dengan tangan kami tentang Firman hidup -- itulah yang kami tuliskan kepada kamu.
1:2 Hidup itu telah dinyatakan, dan kami telah melihatnya dan sekarang kami bersaksi dan memberitakan kepada kamu tentang hidup kekal, yang ada bersama-sama dengan Bapa dan yang telah dinyatakan kepada kami.
1:3 Apa yang telah kami lihat dan yang telah kami dengar itu, kami beritakan kepada kamu juga, supaya kamu pun beroleh persekutuan dengan kami. Dan persekutuan kami adalah persekutuan dengan Bapa dan dengan Anak-Nya, Yesus Kristus.
1:4 Dan semuanya ini kami tuliskan kepada kamu, supaya sukacita kami menjadi sempurna.


Yoh. 20:2-8

20:2 Ia berlari-lari mendapatkan Simon Petrus dan murid yang lain yang dikasihi Yesus, dan berkata kepada mereka: "Tuhan telah diambil orang dari kuburnya dan kami tidak tahu di mana Ia diletakkan."
20:3 Maka berangkatlah Petrus dan murid yang lain itu ke kubur.
20:4 Keduanya berlari bersama-sama, tetapi murid yang lain itu berlari lebih cepat dari pada Petrus sehingga lebih dahulu sampai di kubur.
20:5 Ia menjenguk ke dalam, dan melihat kain kapan terletak di tanah; akan tetapi ia tidak masuk ke dalam.
20:6 Maka datanglah Simon Petrus juga menyusul dia dan masuk ke dalam kubur itu. Ia melihat kain kapan terletak di tanah,
20:7 sedang kain peluh yang tadinya ada di kepala Yesus tidak terletak dekat kain kapan itu, tetapi agak di samping di tempat yang lain dan sudah tergulung.
20:8 Maka masuklah juga murid yang lain, yang lebih dahulu sampai di kubur itu dan ia melihatnya dan percaya


Ia Melihatnya dan Percaya

Saudara terkasih, hari ini Gereja mengajak kita untuk merenungkan cara beriman sebagaimana Yohanes hayati dan ajarkan. Relasional dengan Yesus yang begitu dekat, dengan bahasa Kitab Suci sebagai murid yang lain yang dikasihi Yesus, memampukan dia lebih cepat mengerti apa yang terjadi. Bahasa tidak tertulis, tanda-tanda, atau firasat akan lebih dikenal, dirasakan, dan dimengerti lebih cepat oleh orang-orang terdekat.
Dalam sebuah rumah atau keluarga seorang ibu akan lebih peka merasakan apa yang terjadi dengan anaknya atau anggota keluarga lainnya, daripada bapak atau saudara sekandung, karena intensitas kasih dan relasional ibu lebih dekat dan akrab. Perubahan sikap, penggunaan bahasa atau pakaian yang sedikit berbeda saja akan terasa bagi seorang ibu.
Yohanes menyatakan banyak perbedaan dari pada para murid yang lain. Perbedaan dalam hal ini adalah membaca apa yang terjadi dalam kaitannya dengan Yesus. Pengenalan akan misteri kebangkitan, bagaimana murid yang lain memahami sebagai diambil orang, namun Yohanes memberikan gambaran keadaan kain kafan dan kain peluh dengan bahasa yang menunjukkan adanya kebangkitan bukan diambil orang. Kain yang terlipat, jelas bukan karena diambil orang. Orang yang mencuri mayat akan meninggalkan begitu saja mengapa harus melipatnya.
Yohanes juga menujukkan sikap kerendahan hati seorang kepada pemimpin, (hirarkhi, kalau saat ini), bagaimana dia sudah datang namun menunggu Petrus untuk masuk. Sikap tahu batas dan wewenang. Pemimpin terlebih dahulu yang harus bertindak, walaupun dia tahu dan lebih tahu sebenarnya. BD.eLeSHa.


Jumat, 26 Desember 2014

Janganlah Kuatir apa yang harus kamu katakan

Pesta S. Stefanus, Martir Pertama (M) Hari Kedua Oktaf Natal
Kis. 6:8-10, 7:54-59
Mzm. 31:3cd-4,6, 8ab, 16bc, 17
Mat. 10:17-22


Kis. 6:8-10, 7:54-59

6:8 Dan Stefanus, yang penuh dengan karunia dan kuasa, mengadakan mujizat-mujizat dan tanda-tanda di antara orang banyak.
6:9 Tetapi tampillah beberapa orang dari jemaat Yahudi yang disebut jemaat orang Libertini -- anggota-anggota jemaat itu adalah orang-orang dari Kirene dan dari Aleksandria -- bersama dengan beberapa orang Yahudi dari Kilikia dan dari Asia. Orang-orang itu bersoal jawab dengan Stefanus,
6:10 tetapi mereka tidak sanggup melawan hikmatnya dan Roh yang mendorong dia berbicara
7:54 Ketika anggota-anggota Mahkamah Agama itu mendengar semuanya itu, sangat tertusuk hati mereka. Maka mereka menyambutnya dengan gertakan gigi.
7:55 Tetapi Stefanus, yang penuh dengan Roh Kudus, menatap ke langit, lalu melihat kemuliaan Allah dan Yesus berdiri di sebelah kanan Allah.
7:56 Lalu katanya: "Sungguh, aku melihat langit terbuka dan Anak Manusia berdiri di sebelah kanan Allah."
7:57 Maka berteriak-teriaklah mereka dan sambil menutup telinga serentak menyerbu dia.
7:58 Mereka menyeret dia ke luar kota, lalu melemparinya. Dan saksi-saksi meletakkan jubah mereka di depan kaki seorang muda yang bernama Saulus.
7:59 Sedang mereka melemparinya Stefanus berdoa, katanya: "Ya Tuhan Yesus, terimalah rohku."

Mat. 10:17-22

10:17 Tetapi waspadalah terhadap semua orang; karena ada yang akan menyerahkan kamu kepada majelis agama dan mereka akan menyesah kamu di rumah ibadatnya.
10:18 Dan karena Aku, kamu akan digiring ke muka penguasa-penguasa dan raja-raja sebagai suatu kesaksian bagi mereka dan bagi orang-orang yang tidak mengenal Allah.
10:19 Apabila mereka menyerahkan kamu, janganlah kamu kuatir akan bagaimana dan akan apa yang harus kamu katakan, karena semuanya itu akan dikaruniakan kepadamu pada saat itu juga.
10:20 Karena bukan kamu yang berkata-kata, melainkan Roh Bapamu; Dia yang akan berkata-kata di dalam kamu.
10:21 Orang akan menyerahkan saudaranya untuk dibunuh, demikian juga seorang ayah akan anaknya. Dan anak-anak akan memberontak terhadap orang tuanya dan akan membunuh mereka.
10:22 Dan kamu akan dibenci semua orang oleh karena nama-Ku; tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat


Janganlah Kuatir apa yang harus kamu katakan

Saudara terkasih, hari ini, Gereja mengajak kita untuk merenungkan rencana Tuhan melalui kesaksian Stefanus. Bagaimana dia berani menyerahkan nyawanya, bahkan itu karena keirian dan kedengkian pihak lain. Sering kita takut bersaksi karena khawatir akan memperoleh posisi sulit, dikucilkan, atau dimusushi, serta tersingkir baik dari masyarakat, pergaulan, atau karier kita.
Stefanus telah hadir dengan kemartirannya, meneladan Yesus yang dia sembah dan muliakan. Kita takut, khawatir, gamang menyatakan apapun mengenai iman kita demi aman kita, kita terlalu percaya dengan kemampuan kita, sehingga melupakan rencana dan kuasa Tuhan yang jauh lebih mumpuni untuk membela kita.
Saudara terkasih, apa yang menjadi konsekuensi kita adalah memperoleh kesulitan, mendapatkan perlawanan, dan banyak hambatan, pasrah dan serahkan saja dalam haribaan Tuhan dalam mengatasinya, menyelesaikannya, dan membela kita. Tidak perlu menjadi ahli kitab suci, teolog terkenal atau katekis handal untuk memberikan kesaksian. Kemartiran dan suasana saat ini merupakan medan untuk kita menyatakan iman kita dengan berani, jujur, dan tegas. Meskipun himpitan dunia makin kuat dan banyak. Bukan persoalan untuk menyampaikan iman dan keyakinan kita dengan gigih dan apa adanya, bukan sebagai sarana pertikaian dan membuat orang dan memaksa pihak lain berpindah kepada kepada Gereja. BD.eLeSHa.


Kamis, 25 Desember 2014

Natal itu Sederhana

HARI RAYA NATAL (P)
Yes. 9:1-6
Mzm 96:1-2a,2b-3, 11-12,13
Tit. 2:11-14
Luk. 2:1-14


Yes. 9:1-6

9:1 Bangsa yang berjalan di dalam kegelapan telah melihat terang yang besar; mereka yang diam di negeri kekelaman, atasnya terang telah bersinar.
9:2 Engkau telah menimbulkan banyak sorak-sorak, dan sukacita yang besar; mereka telah bersukacita di hadapan-Mu, seperti sukacita di waktu panen, seperti orang bersorak-sorak di waktu membagi-bagi jarahan.
9:3 Sebab kuk yang menekannya dan gandar yang di atas bahunya serta tongkat si penindas telah Kaupatahkan seperti pada hari kekalahan Midian.
9:4 Sebab setiap sepatu tentara yang berderap-derap dan setiap jubah yang berlumuran darah akan menjadi umpan api.
9:5 Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai.
9:6 Besar kekuasaannya, dan damai sejahtera tidak akan berkesudahan di atas takhta Daud dan di dalam kerajaannya, karena ia mendasarkan dan mengokohkannya dengan keadilan dan kebenaran dari sekarang sampai selama-lamanya. Kecemburuan TUHAN semesta alam akan melakukan hal ini.



Tit. 2:11-14

2:11 Karena kasih karunia Allah yang menyelamatkan semua manusia sudah nyata.
2:12 Ia mendidik kita supaya kita meninggalkan kefasikan dan keinginan-keinginan duniawi dan supaya kita hidup bijaksana, adil dan beribadah di dalam dunia sekarang ini
2:13 dengan menantikan penggenapan pengharapan kita yang penuh bahagia dan penyataan kemuliaan Allah yang Mahabesar dan Juruselamat kita Yesus Kristus,
2:14 yang telah menyerahkan diri-Nya bagi kita untuk membebaskan kita dari segala kejahatan dan untuk menguduskan bagi diri-Nya suatu umat, kepunyaan-Nya sendiri, yang rajin berbuat baik


Luk. 2:1-14

2:1 Pada waktu itu Kaisar Agustus mengeluarkan suatu perintah, menyuruh mendaftarkan semua orang di seluruh dunia.
2:2 Inilah pendaftaran yang pertama kali diadakan sewaktu Kirenius menjadi wali negeri di Siria.
2:3 Maka pergilah semua orang mendaftarkan diri, masing-masing di kotanya sendiri.
2:4 Demikian juga Yusuf pergi dari kota Nazaret di Galilea ke Yudea, ke kota Daud yang bernama Betlehem, -- karena ia berasal dari keluarga dan keturunan Daud --
2:5 supaya didaftarkan bersama-sama dengan Maria, tunangannya, yang sedang mengandung.
2:6 Ketika mereka di situ tibalah waktunya bagi Maria untuk bersalin,
2:7 dan ia melahirkan seorang anak laki-laki, anaknya yang sulung, lalu dibungkusnya dengan lampin dan dibaringkannya di dalam palungan, karena tidak ada tempat bagi mereka di rumah penginapan.
2:8 Di daerah itu ada gembala-gembala yang tinggal di padang menjaga kawanan ternak mereka pada waktu malam.
2:9 Tiba-tiba berdirilah seorang malaikat Tuhan di dekat mereka dan kemuliaan Tuhan bersinar meliputi mereka dan mereka sangat ketakutan.
2:10 Lalu kata malaikat itu kepada mereka: "Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa:
2:11 Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud.
2:12 Dan inilah tandanya bagimu: Kamu akan menjumpai seorang bayi dibungkus dengan lampin dan terbaring di dalam palungan."
2:13 Dan tiba-tiba tampaklah bersama-sama dengan malaikat itu sejumlah besar bala tentara sorga yang memuji Allah, katanya:
2:14 "Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya."


Natal itu Sederhana

Saudara terkasih, SELAMAT HARI RAYA NATAL, Natal itu sebuah kesederhanaan bukan kemewahan. Lihat apa yang diteladankan Yesus dalam memilih keluarga, melepaskan status-Nya dan mengambil rupa seorang hamba, Dia memilih keluarga sederhana, tukang kayu dan perawan sederhana, bukan perempuan puteri istana dan pangeran yang hebat dan gagah perkasa. Sederhana di kota kecil Betlehem, bukan Yerusalem yang waktu itu lambang kemajuan dan kota besar, memilih palungan bukan hotel dan penginapan mewah.
Kesederanaan itu mengajak kita untuk menjadi pribadi yang sederhana, sederhana bukan dalam arti anti kekayaan dan materi, namun sikap hati yang tulus, tidak bermeah-mewah dengan kehidupan terutama materi, apalagi kalau menjadi gila harta dan kuasa.
Kontekstual sekali, apa yang menjadi keadaan Gereja saat ini, ketika ucapan Natal saja menjadi persoalan dan penuh kepentingan, bahkan ada yang menyatakan sebagai pengemis untuk minta ucapan, atau berbesar hati untuk menerima keadaan. Saudara terkasih, ini merupakan bukti nyata dan fakta yang sungguh faktual bagaimana Tuhan menggunakan kesederhanaan sebagai pilihan, demikian juga dengan ketulusan dan kesederhanaan memiliki kekuatan untuk menerima keadaan dengan lapang hati. Tuhan saja hadir dalam kehinaan bukan semata kesederhanaan, kalau kita dihina dan dicerca, belum seberapa dengan apa yang telah Tuhan lakukan.
Kesederhaan juga mencerminkan empati yang tinggi kepada sebagian besar keadaan penduduk dan masyarakat. Tidak menginggalkan kondisi  mayoritas, namun bersama-sama dengan mereka, merasakan duka dan nestapa yang sama. BD. eLeSHa.



Rabu, 24 Desember 2014

Kidung Zakharia

Rabu Biasa Khusus Adven (U)
2 Sam 7:1-5, 8-11, 16
Mzm 89:2-3, 4-5, 27,29
 Luk. 1:67-79


2 Sam 7:1-5, 8-11, 16

7:1 Ketika raja telah menetap di rumahnya dan TUHAN telah mengaruniakan keamanan kepadanya terhadap semua musuhnya di sekeliling,
7:2 berkatalah raja kepada nabi Natan: "Lihatlah, aku ini diam dalam rumah dari kayu aras, padahal tabut Allah diam di bawah tenda."
7:3 Lalu berkatalah Natan kepada raja: "Baik, lakukanlah segala sesuatu yang dikandung hatimu, sebab TUHAN menyertai engkau."
7:4 Tetapi pada malam itu juga datanglah firman TUHAN kepada Natan, demikian:
7:5 "Pergilah, katakanlah kepada hamba-Ku Daud: Beginilah firman TUHAN: Masakan engkau yang mendirikan rumah bagi-Ku untuk Kudiami?
7:8 Oleh sebab itu, beginilah kaukatakan kepada hamba-Ku Daud: Beginilah firman TUHAN semesta alam: Akulah yang mengambil engkau dari padang, ketika menggiring kambing domba, untuk menjadi raja atas umat-Ku Israel.
7:9 Aku telah menyertai engkau di segala tempat yang kaujalani dan telah melenyapkan segala musuhmu dari depanmu. Aku membuat besar namamu seperti nama orang-orang besar yang ada di bumi.
7:10 Aku menentukan tempat bagi umat-Ku Israel dan menanamkannya, sehingga ia dapat diam di tempatnya sendiri dengan tidak lagi dikejutkan dan tidak pula ditindas oleh orang-orang lalim seperti dahulu,
7:11 sejak Aku mengangkat hakim-hakim atas umat-Ku Israel. Aku mengaruniakan keamanan kepadamu dari pada semua musuhmu. Juga diberitahukan TUHAN kepadamu: TUHAN akan memberikan keturunan kepadamu.
7:12 Apabila umurmu sudah genap dan engkau telah mendapat perhentian bersama-sama dengan
7:16 Keluarga dan kerajaanmu akan kokoh untuk selama-lamanya di hadapan-Ku, takhtamu akan kokoh untuk selama-lamanya."
nenek moyangmu, maka Aku akan membangkitkan


Luk. 1:67-79

1:69 Ia menumbuhkan sebuah tanduk keselamatan bagi kita di dalam keturunan Daud, hamba-Nya itu,
1:70 -- seperti yang telah difirmankan-Nya sejak purbakala oleh mulut nabi-nabi-Nya yang kudus --
1:71 untuk melepaskan kita dari musuh-musuh kita dan dari tangan semua orang yang membenci kita,
1:72 untuk menunjukkan rahmat-Nya kepada nenek moyang kita dan mengingat akan perjanjian-Nya yang kudus,
1:73 yaitu sumpah yang diucapkan-Nya kepada Abraham, bapa leluhur kita, bahwa Ia mengaruniai kita,
1:74 supaya kita, terlepas dari tangan musuh, dapat beribadah kepada-Nya tanpa takut,
1:75 dalam kekudusan dan kebenaran di hadapan-Nya seumur hidup kita.
1:76 Dan engkau, hai anakku, akan disebut nabi Allah Yang Mahatinggi; karena engkau akan berjalan mendahului Tuhan untuk mempersiapkan jalan bagi-Nya,
1:77 untuk memberikan kepada umat-Nya pengertian akan keselamatan yang berdasarkan pengampunan dosa-dosa mereka,
1:78 oleh rahmat dan belas kasihan dari Allah kita, dengan mana Ia akan melawat kita, Surya pagi dari tempat yang tinggi,
1:79 untuk menyinari mereka yang diam dalam kegelapan dan dalam naungan maut untuk mengarahkan kaki kita kepada jalan damai sejahtera."


Kidung Zakharia

Saudara terkasih, Natal menjelang, tinggal hitungan jam kita sudah merayakan hari yang kita tunggu-tunggu dengan suka cita. Damai telah datang, dan itu merupakan rencana Tuhan yang sangat panjang. Bagaimana mulai zaman Samuel telah dinyatakan. Bacaan hari ini merupakan nubuatan yang menyatakan Yesus pada Perjanjian Lama dan Zakaria akhir Perjanjian Lama menyatakan yang sama. Daud akan memperoleh keturunan yang memegang kerajaan kekal selamanya, pada ayat 12 dalam bacaan I. Kerajaan dunia tidak ada yang kekal, selain kerajaan Allah sendiri.
Zakharia menyadari bagaimana Allah hendak menggunakan putera yang dinantikannya sebagai pembuka jalan. Perutusan yang dijalani dengan suka cita dan bahagia, bukan sebagai pribadi yang iri dan dengki dengan rencana Tuhan yang menggunakan Yesus.

Saudara terkasih, betapa hebatnya Zakaria memberikan kepada kita keteladannan yang baik. Paus dalam pesan Natalnya, janganlah gila kuasa dan munafik, demikian apa yang Zakaria tunjukkan kepada kita. Kekuasaan bukan segalanya, malah kalau tidak hati-hati menyakiti dan merusak persuadaraan. Pesan yang baik dan kontekstual dengan apa yang terjadi, serta Zakaria sampaikan. Selamat menjelang Natal. BD.eLeSHa.

Selasa, 23 Desember 2014

Kelahiran Yohanes Pembaptis

Selasa Biasa Khusus Adven (U)
Mal. 3:1-4, 4:5-6
Mzm. 25:4c-5ab, 8-9, 10, 14
Luk. 1:57-66


Mal. 3:1-4, 4:5-6

3:1 Lihat, Aku menyuruh utusan-Ku, supaya ia mempersiapkan jalan di hadapan-Ku! Dengan mendadak Tuhan yang kamu cari itu akan masuk ke bait-Nya! Malaikat Perjanjian yang kamu kehendaki itu, sesungguhnya, Ia datang, firman TUHAN semesta alam.
3:2 Siapakah yang dapat tahan akan hari kedatangan-Nya? Dan siapakah yang dapat tetap berdiri, apabila Ia menampakkan diri? Sebab Ia seperti api tukang pemurni logam dan seperti sabun tukang penatu.
3:3 Ia akan duduk seperti orang yang memurnikan dan mentahirkan perak; dan Ia mentahirkan orang Lewi, menyucikan mereka seperti emas dan seperti perak, supaya mereka menjadi orang-orang yang mempersembahkan korban yang benar kepada TUHAN.
3:4 Maka persembahan Yehuda dan Yerusalem akan menyenangkan hati TUHAN seperti pada hari-hari dahulu kala dan seperti tahun-tahun yang sudah-sudah.
4:5 Sesungguhnya Aku akan mengutus nabi Elia kepadamu menjelang datangnya hari TUHAN yang besar dan dahsyat itu.
4:6 Maka ia akan membuat hati bapa-bapa berbalik kepada anak-anaknya dan hati anak-anak kepada bapa-bapanya supaya jangan Aku datang memukul bumi sehingga musnah.

Luk. 1:57-66

1:57 Kemudian genaplah bulannya bagi Elisabet untuk bersalin dan ia pun melahirkan seorang anak laki-laki.
1:58 Ketika tetangga-tetangganya serta sanak saudaranya mendengar, bahwa Tuhan telah menunjukkan rahmat-Nya yang begitu besar kepadanya, bersukacitalah mereka bersama-sama dengan dia.
1:59 Maka datanglah mereka pada hari yang kedelapan untuk menyunatkan anak itu dan mereka hendak menamai dia Zakharia menurut nama bapanya,
1:60 tetapi ibunya berkata: "Jangan, ia harus dinamai Yohanes."
1:61 Kata mereka kepadanya: "Tidak ada di antara sanak saudaramu yang bernama demikian."
1:62 Lalu mereka memberi isyarat kepada bapanya untuk bertanya nama apa yang hendak diberikannya kepada anaknya itu.
1:63 Ia meminta batu tulis, lalu menuliskan kata-kata ini: "Namanya adalah Yohanes." Dan mereka pun heran semuanya.
1:64 Dan seketika itu juga terbukalah mulutnya dan terlepaslah lidahnya, lalu ia berkata-kata dan memuji Allah.
1:65 Maka ketakutanlah semua orang yang tinggal di sekitarnya, dan segala peristiwa itu menjadi buah tutur di seluruh pegunungan Yudea.
1:66 Dan semua orang, yang mendengarnya, merenungkannya dan berkata: "Menjadi apakah anak ini nanti?" Sebab tangan Tuhan menyertai dia


Kelahiran Yohanes Pembaptis

Saudara terkasih, kita semua tentu tahu dengan baik apa yang  terjadi dengan Zakaria, saat kelahiran puteranya, iya, dia bisu. Bisu dan terbuka ketika menuliskan namanya adalah Yohanes. Zakaria mendapatkan kemampuan berbicaranya karena dia taat dan mau melaksanakan kehendak Tuhan sebagaimana adanya. Kemampuan berbicaranya yang hilang dipulihkan, karena Tuhan melihat kesetiaan Zakaria, yang awalnya meragukan kebesaran Allah.
Umat  yang menjadi saksi dengan itu semua, shock, namun bukan itu semata, mereka menjado tahu apa yang Tuhan mampu lakukan dalam kehidupan manusia yang serba terbatas itu. Peristiwa yang mereka saksikan merupakan kehendak dan kuasa Allah Yang Mahatinggi, bagi manusia.
Saudara terkasih sering kita memperoleh berkat Tuhan yang berlimpah-limpah. Ada pilihan untuk bersyukur atau bisa pula menjadi jumawa dan bersikap lupa pada Tuhan yang telah memberikan kelimpahan itu. Bersyukur akan memberikan lebih banyak berkat yang lainnya dan berkat demi berkat yang melimpah bagi kita. Berbeda saat kita menjadi jumawa, sombong, dan merasakan bahwa kita semata yang berjasa, berkat Tuhan yang ada di depan mata akan menjauh dan sirna. Bisa-bisa dimanfaatkan kuasa gelap untuk menambah kesombongan kita semakin menjadi.

Yohanes Pembaptis kelahirannya ditandai dengan peristiwa besar karena menjadi awalan peristiwa yang jauh lebih besar. Kelahiran Yesus jauh lebih besar dan lebih fenomenal, namun bukan itu saja, keheranan dan shock atau terheran-heran dan kagum, jauh lebih penting mengerti kehendak dan karya Tuhan bagi hidup dan kehidupan kita. BD.eLeSHa.

Senin, 22 Desember 2014

Magnificat


Senin Biasa Khusus Adven (U)
1 Sam. 1:24-28
1 Sam, 2:1,4-5,6-7
Luk. 1:46-56


1 Sam. 1:24-28

1:24 Setelah perempuan itu menyapih anaknya, dibawanyalah dia, dengan seekor lembu jantan yang berumur tiga tahun, satu efa tepung dan sebuyung anggur, lalu diantarkannya ke dalam rumah TUHAN di Silo. Waktu itu masih kecil betul kanak-kanak itu.
1:25 Setelah mereka menyembelih lembu, mereka mengantarkan kanak-kanak itu kepada Eli;
1:26 lalu kata perempuan itu: "Mohon bicara tuanku, demi tuanku hidup, akulah perempuan yang dahulu berdiri di sini dekat tuanku untuk berdoa kepada TUHAN.
1:27 Untuk mendapat anak inilah aku berdoa, dan TUHAN telah memberikan kepadaku, apa yang kuminta dari pada-Nya.
1:28 Maka aku pun menyerahkannya kepada TUHAN; seumur hidup terserahlah ia kiranya kepada TUHAN." Lalu sujudlah mereka di sana menyembah kepada TUHAN.

Luk. 1:46-56

1:46 Lalu kata Maria: "Jiwaku memuliakan Tuhan,
1:47 dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku,
1:48 sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hamba-Nya. Sesungguhnya, mulai dari sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia,
1:49 karena Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku dan nama-Nya adalah kudus.
1:50 Dan rahmat-Nya turun-temurun atas orang yang takut akan Dia.
1:51 Ia memperlihatkan kuasa-Nya dengan perbuatan tangan-Nya dan mencerai-beraikan orang-orang yang congkak hatinya;
1:52 Ia menurunkan orang-orang yang berkuasa dari takhtanya dan meninggikan orang-orang yang rendah;
1:53 Ia melimpahkan segala yang baik kepada orang yang lapar, dan menyuruh orang yang kaya pergi dengan tangan hampa;
1:54 Ia menolong Israel, hamba-Nya, karena Ia mengingat rahmat-Nya,
1:55 seperti yang dijanjikan-Nya kepada nenek moyang kita, kepada Abraham dan keturunannya untuk selama-lamanya."
1:56 Dan Maria tinggal kira-kira tiga bulan lamanya bersama dengan Elisabet, lalu pulang kembali ke rumahnya


Magnificat

Saudara terkasih, pagi ini Gereja  mengajak kita mengenangkan apa yang Maria lakukan dengan peristiwa besar yang dia hadapi. Dia datang kepada saudarinya, yang bisa dia percaya untuk berbagi apa yang mereka rasakan, apalagi Elisabeth pun sedang menjalankan perutusan yang identik. Mereka berdua saling meneguhkan dan bahkan hingga memasuki  alam Ilahiah, sehingga mampu untuk memuji Allah.
Saudra terkasih, apa yang menjadi pilihan Maria merupakan keteladanan bagi kita, bahwa apa yang terjadi merupakan bagian dari karya Allah. Dia melihat itu dengan mengesampingkan dirinya, dan apa yang akan orang lain katakan. Pujiannya dalam apa yang dalam Bahasa Latin sebut dengan Magnificat, menggambarkan kesiapsediaan dia menjalankan perutusan itu, bahkan kerendahan hatinya dalam mengemban tugas besarnya.  Maria  menyitir apa yang terjadi dengan Hana, dan memberikan pujian bahwa Allah telah meninggikan yang biasanya dianggap rendah.
Saudara terkasih, ketika kita mendapatkan apa yang tidak sesuai dengan kehendak dan keinginan kita, sering kita menggugat Tuhan, menyalahkan Tuhan telah tidak adil, atau mempertanyakan ke mana Tuhan. Ibu Maria memberikan kepada kita kekuatan, melihat kita sebagai bagian dari rencana dan karya Tuhan. Datang kepada Tuhan dan bersyukur atas yang terjadi. Di dalam Dia ada belas kasih, yang memberikan yang terbaik bagi kita, yang sering tidak kita minta, sadari, ataupun justru kita tolak.

Maria menjadi penolong dan pengantara doa kita, karena dia sudah membuktikan kualitas iman dan hiupnya. Bukan sembarangan dengan menerima dan mengerti rencana dan kehendak Allah yang berat seperti itu dengan penuh syukur dan kerendahan hati. Ketika kita berat, kita datang kepada Allah dengan pengantaraan putri-Nya, Maria, semua akan teratasi. BD.eLeSHa.