Minggu, 31 Mei 2020

Roh Kudus yang Menyatukan, Damai dan Suka Cita Hadir


HARI RAYA PENTAKOSTA (M)
Kis. 2:1-11
Mzm. 104:1ab,24ac-30,31,34
1 Kor. 12:3-7,12-13
Yoh. 20:19-23





Kis. 2:1-11

2:1 Ketika tiba hari Pentakosta, semua orang percaya berkumpul di satu tempat.
2:2 Tiba-tiba turunlah dari langit suatu bunyi seperti tiupan angin keras yang memenuhi seluruh rumah, di mana mereka duduk;
2:3 dan tampaklah kepada mereka lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran dan hinggap pada mereka masing-masing.
2:4 Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya.
2:5 Waktu itu di Yerusalem diam orang-orang Yahudi yang saleh dari segala bangsa di bawah kolong langit.
2:6 Ketika turun bunyi itu, berkerumunlah orang banyak. Mereka bingung karena mereka masing-masing mendengar rasul-rasul itu berkata-kata dalam bahasa mereka sendiri.
2:7 Mereka semua tercengang-cengang dan heran, lalu berkata: "Bukankah mereka semua yang berkata-kata itu orang Galilea?
2:8 Bagaimana mungkin kita masing-masing mendengar mereka berkata-kata dalam bahasa kita sendiri, yaitu bahasa yang kita pakai di negeri asal kita:
2:9 kita orang Partia, Media, Elam, penduduk Mesopotamia, Yudea dan Kapadokia, Pontus dan Asia,
2:10 Frigia dan Pamfilia, Mesir dan daerah-daerah Libia yang berdekatan dengan Kirene, pendatang-pendatang dari Roma,
2:11 baik orang Yahudi maupun penganut agama Yahudi, orang Kreta dan orang Arab, kita mendengar mereka berkata-kata dalam bahasa kita sendiri tentang perbuatan-perbuatan besar yang dilakukan Allah."


1 Kor. 12:3-7,12-13

12:3 Karena itu aku mau meyakinkan kamu, bahwa tidak ada seorang pun yang berkata-kata oleh Roh Allah, dapat berkata: "Terkutuklah Yesus!" dan tidak ada seorang pun, yang dapat mengaku: "Yesus adalah Tuhan", selain oleh Roh Kudus.
12:4 Ada rupa-rupa karunia, tetapi satu Roh.
12:5 Dan ada rupa-rupa pelayanan, tetapi satu Tuhan.
12:6 Dan ada berbagai-bagai perbuatan ajaib, tetapi Allah adalah satu yang mengerjakan semuanya dalam semua orang.
12:7 Tetapi kepada tiap-tiap orang dikaruniakan penyataan Roh untuk kepentingan bersama.
12:12 Karena sama seperti tubuh itu satu dan anggota-anggotanya banyak, dan segala anggota itu, sekalipun banyak, merupakan satu tubuh, demikian pula Kristus.
12:13 Sebab dalam satu Roh kita semua, baik orang Yahudi, maupun orang Yunani, baik budak, maupun orang merdeka, telah dibaptis menjadi satu tubuh dan kita semua diberi minum dari satu Roh.


Yoh. 20:19-23

20:19 Ketika hari sudah malam pada hari pertama minggu itu berkumpullah murid-murid Yesus di suatu tempat dengan pintu-pintu yang terkunci karena mereka takut kepada orang-orang Yahudi. Pada waktu itu datanglah Yesus dan berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata: "Damai sejahtera bagi kamu!"
20:20 Dan sesudah berkata demikian, Ia menunjukkan tangan-Nya dan lambung-Nya kepada mereka. Murid-murid itu bersukacita ketika mereka melihat Tuhan.
20:21 Maka kata Yesus sekali lagi: "Damai sejahtera bagi kamu! Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu."
20:22 Dan sesudah berkata demikian, Ia mengembusi mereka dan berkata: "Terimalah Roh Kudus.
20:23 Jikalau kamu mengampuni dosa orang, dosanya diampuni, dan jikalau kamu menyatakan dosa orang tetap ada, dosanya tetap ada.



Roh Kudus yang Menyatukan, Damai dan Suka Cita Hadir


Saudara terkasih,  hari ini kita bersama Bunda Gereja merenungkan Pentakosta, peristiwa besar yang mengubah para rasul dan juga kita sebagai anak-anak Tuhan, Gereja, dan keberadaan Roh Kudus di tengah-tengah kita. Pencurahan Roh Kudus bagi para rasul. Mengubah keberadaan para rasul yang awalnya ketakutan itu kini berani menyuarakan kebangkitan Tuhan. Ada perubahan drastis.
Beberapa hal layak kita renungkan bersama. Pertama, bagaimana keberadaan para rasul usai peristiwa salib. Mereka ketakutan, cemas, dan bersembunyi. Dalam bacaan ini kita juga mendengar bagaimana mereka bersembunyi dan pintu dikunci. Takut yang sangat dengan banyak peristiwa yang menguncang mereka.
Kedatangan dan pencurahan Troh Kudus yang membuat mereka mampu mewartakan Tuhan dalam aneka bahasa pendengar. Ingat mereka bukan orang terpelajar, namun memiliki kemampuan sehingga para pendengar itu bisa mendengar dalam bahasa mereka masing-masing. Mau menggambarkan bagaimana Roh Kudus itu berkarya, bekerja, dan membakar para murid untuk berani. Memberikan “terjemahan” pada masing-masing pendengar, yang mereka berbeda bahasa dengan para murid.
Orang-orang yang beraneka ragam, berbeda-beda itu disatukan dalam pengajaran para murid. Pemisahan dalam kisah menara Babel kini diubah, orang yang dulu diserakan dengan komunikasi yang terputus, dibedakan sehingga tidak mampu saling memahami, kini disatukan. Kebesaran Roh Kudus yang memampukan mereka semua mendengar dalam bahasa mereka.
Saudara terkasih, beragama, beriman, dan memiliki Roh Kudus dalam jiwa seharusnya kita itu memiliki keberanian. Berani menyuarakan kebenaran dan keadilan apapun risikonya. Tidak kenal takut sepanjang itu adalah kebenaran dan berani menyuarakan dengan segala risikonya. Beriman bukan bersembunyi balik pintu demi keamanan diri sendiri. Keluar dan menyatakan kebenaran.
Beriman juga adalah bersuka cita, bukan duka cita. Dunia kadang membuat kita bersedih, meratap, dan membuat cemas. Itu adalah dunia yang hendak mengecilkan suka cita kita. Meneror dengan segala cara agar kita tidak mampu memiliki kebahagiaan dan akhirnya suka cita menjadi hilang.
Iman juga membuat kita mampu berdamai. Sikap damai satu sama lain, bersama dengan yang lain, dan terutama pada yang berbeda. Lagi-lagi dunia mengajak sebaliknya. Bertikai seolah adalah kesenangan yang membuat hidup itu keren.
Menyatukan. Bagiamana perbedaan asal-usul itu tidak menjadi penghalang karena keberadaan Roh Kudus. Jembatan yang mengatasi perbedaa, jurang pemisah tersatukan dengan keberadaan Roh Kudus.
Dunia baru, tatanan baru, dan menjadi pribadi baru, Roh Kudus mengubah kita. Biarlah Roh Kudus menguasai, mengubah, dan membawa kita pada kebaruan kita. BD.eLeSHa.

Sabtu, 30 Mei 2020

Panggilan Tuhan itu Personal dan Spesial


Sabtu Pekan Paskah VII (P)
Kis. 28:16-20,30-31
Mzm. 11:4,5,7
Yoh. 21:20-25



Kis. 28:16-20,30-31

28:16 Setelah kami tiba di Roma, Paulus diperbolehkan tinggal dalam rumah sendiri bersama-sama seorang prajurit yang mengawalnya.
28:17 Tiga hari kemudian Paulus memanggil orang-orang terkemuka bangsa Yahudi dan setelah mereka berkumpul, Paulus berkata: "Saudara-saudara, meskipun aku tidak berbuat kesalahan terhadap bangsa kita atau terhadap adat istiadat nenek moyang kita, namun aku ditangkap di Yerusalem dan diserahkan kepada orang-orang Roma.
28:18 Setelah aku diperiksa, mereka bermaksud melepaskan aku, karena tidak terdapat suatu kesalahan pun padaku yang setimpal dengan hukuman mati.
28:19 Akan tetapi orang-orang Yahudi menentangnya dan karena itu terpaksalah aku naik banding kepada Kaisar, tetapi bukan dengan maksud untuk mengadukan bangsaku.
28:30 Dan Paulus tinggal dua tahun penuh di rumah yang disewanya sendiri itu; ia menerima semua orang yang datang kepadanya.
28:31 Dengan terus terang dan tanpa rintangan apa-apa ia memberitakan Kerajaan Allah dan mengajar tentang Tuhan Yesus Kristus.


Yoh. 21:20-25

21:20 Ketika Petrus berpaling, ia melihat bahwa murid yang dikasihi Yesus sedang mengikuti mereka, yaitu murid yang pada waktu mereka sedang makan bersama duduk dekat Yesus dan yang berkata: "Tuhan, siapakah dia yang akan menyerahkan Engkau?"
21:21 Ketika Petrus melihat murid itu, ia berkata kepada Yesus: "Tuhan, apakah yang akan terjadi dengan dia ini?"
21:22 Jawab Yesus: "Jikalau Aku menghendaki, supaya ia tinggal hidup sampai Aku datang, itu bukan urusanmu. Tetapi engkau: ikutlah Aku."
21:23 Maka tersebarlah kabar di antara saudara-saudara itu, bahwa murid itu tidak akan mati. Tetapi Yesus tidak mengatakan kepada Petrus, bahwa murid itu tidak akan mati, melainkan: "Jikalau Aku menghendaki supaya ia tinggal hidup sampai Aku datang, itu bukan urusanmu."
21:24 Dialah murid, yang memberi kesaksian tentang semuanya ini dan yang telah menuliskannya dan kita tahu, bahwa kesaksiannya itu benar.
21:25 Masih banyak hal-hal lain lagi yang diperbuat oleh Yesus, tetapi jikalau semuanya itu harus dituliskan satu per satu, maka agaknya dunia ini tidak dapat memuat semua kitab yang harus ditulis itu.




Panggilan Tuhan itu Personal dan Spesial

Saudara terkasih, hari ini, akhir Masa Paskah, kita bersama Bunda Gereja merenungkan panggilan dan perutusan Tuhan Allah itu bersifat personal dan spesial. Sikap kita saja di dalam memahami, menghayati, dan memaknai itu yang berbeda. Beragam pilihan, tugas, dan perutusan Tuhan bagi kita masing-masing di dunia ini. Tidak ada  satupun yang sama dan persis.
Tuhan Allah mengutus ada yang menjadi pegawai, ada yang menjadi karyawan, ada yang menjadi pengusaha, ada pula kuli dan buruh harian. Pun Tuhan pula yang mengutus orang menjadi uskup atau presiden, pastor atau menteri, dan mereka masing-masing memiliki peran yang tidak akan pernah sama persis satu sama lain.
Kita masing-masing dalam keluarga juga memiliki peran, panggilan, dan perutusan yang berbeda-beda. Ada ayah dan ibu dengan tanggung jawab mereka. Anak-anak juga demikian.  Tetangga kita,  bisa saja memiliki pekerjaan yang sama, tetapi tugas perutusan mereka berbeda dalam banyak bidang lainnya. Nah inilah apa yang Tuhan rencanakan bagi hidup kita di dunia ini.
Kadang, kita menjadi risau, cemas, dan gamang dalam hidup karena malah fokus pada diri orang lain. kita melihat, menilai, dan membanding-bandingkan apa yang akan dan telah orang lain  peroleh, bukan apa yang kita dapatkan dan harus kita jalankan. Khas manusia. Rumput tetangga lebih hijau, kadang sampai menjadi iri dan dengki. Minimal membuat kita susah untuk bersyukur dan merasa puas serta cukup.
Saudara terkasih, Petrus hari ini, dalam bacaan Injil ternyata mengalami, merasakan, dan melakukan apa yang dunia lakukan. Ia mempertanyakan akan apa yang bisa terjadi pada Yohanes. Bagus jawaban Yesus, “Ikutlah AKU,” fokus pada Petrus, apa yang terjadi pada dia, Yohanes itu bukan urusanmu.
Tuhan  mengajak kita ikut Tuhan, tanpa ribet dan ribut dengan mau tahu apa yang terjadi pada panggilan, perutusan, dan apa yang akan rekan kita peroleh. Khas, spesial, unik, itu yang perlu kita kembangkan, sehingga kita bersyukur. Jika hanya memperhatikan orang lain saja, kita malah lupa untuk memberikan diri. Syukur menjadi barang yang langka dan susah kita hayati. BD.eLeSHa.

Jumat, 29 Mei 2020

Apakah Engkau Mengasihi-KU?


Jumat Pekan Paskah VII (P)
Kis. 25:13-21
Mzm. 103:1-2,11-12,19-20b
Yoh. 21:15-19




Kis. 25:13-21

25:13 Beberapa hari kemudian datanglah raja Agripa dengan Bernike ke Kaisarea untuk mengadakan kunjungan kehormatan kepada Festus.
25:14 Karena mereka beberapa hari lamanya tinggal di situ, Festus memaparkan perkara Paulus kepada raja itu, katanya: "Di sini ada seorang tahanan yang ditinggalkan Feliks pada waktu ia pergi.
25:15 Ketika aku berada di Yerusalem, imam-imam kepala dan tua-tua orang Yahudi mengajukan dakwaan terhadap orang itu dan meminta supaya ia dihukum.
25:16 Aku menjawab mereka, bahwa bukanlah kebiasaan pada orang-orang Roma untuk menyerahkan seorang terdakwa sebagai suatu anugerah sebelum ia dihadapkan dengan orang-orang yang menuduhnya dan diberi kesempatan untuk membela diri terhadap tuduhan itu.
25:17 Karena itu mereka turut bersama-sama dengan aku ke mari. Pada keesokan harinya aku segera mengadakan sidang pengadilan dan menyuruh menghadapkan orang itu.
25:18 Tetapi ketika para pendakwa berdiri di sekelilingnya, mereka tidak mengajukan suatu tuduhan pun tentang perbuatan jahat seperti yang telah aku duga.
25:19 Tetapi mereka hanya berselisih paham dengan dia tentang soal-soal agama mereka, dan tentang seorang bernama Yesus, yang sudah mati, sedangkan Paulus katakan dengan pasti, bahwa Ia hidup.
25:20 Karena aku ragu-ragu bagaimana aku harus memeriksa perkara-perkara seperti itu, aku menanyakan apakah ia mau pergi ke Yerusalem, supaya perkaranya dihakimi di situ.
25:21 Tetapi Paulus naik banding. Ia minta, supaya ia tinggal dalam tahanan dan menunggu, sampai perkaranya diputuskan oleh Kaisar. Karena itu aku menyuruh menahan dia sampai aku dapat mengirim dia kepada Kaisar."


Yoh. 21:15-19

21:15 Sesudah sarapan Yesus berkata kepada Simon Petrus: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku lebih dari pada mereka ini?" Jawab Petrus kepada-Nya: "Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku."
21:16 Kata Yesus pula kepadanya untuk kedua kalinya: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?" Jawab Petrus kepada-Nya: "Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku."
21:17 Kata Yesus kepadanya untuk ketiga kalinya: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?" Maka sedih hati Petrus karena Yesus berkata untuk ketiga kalinya: "Apakah engkau mengasihi Aku?" Dan ia berkata kepada-Nya: "Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku.
21:18 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ketika engkau masih muda engkau mengikat pinggangmu sendiri dan engkau berjalan ke mana saja kaukehendaki, tetapi jika engkau sudah menjadi tua, engkau akan mengulurkan tanganmu dan orang lain akan mengikat engkau dan membawa engkau ke tempat yang tidak kaukehendaki."
21:19 Dan hal ini dikatakan-Nya untuk menyatakan bagaimana Petrus akan mati dan memuliakan Allah. Sesudah mengatakan demikian Ia berkata kepada Petrus: "Ikutlah Aku."


Apakah Engkau Mengasihi-KU?

Saudara terkasih, hari ini kita bersama Bunda Gereja merenungkan pertanyaan Yesus kepada Petrus. Pertanyaan yang sama, identik, dan bisa pula kita tanyakan pada diri sendiri ketika kita abai akan sikap kasih. Benar pernyataan pada Petrus ini kasih yang ditujukan kepada  Tuhan, namun bisa pula  kita kembangkan pada relasi kita pada sesama, pada alam, dan jelas terutama kepada Allah.
Pertanyaan yang membuat Petrus karena diulang hingga tiga kali. Tuhan semata meyakinkan, bagaimana sikap Petrus itu dihayati. Tuhan juga tahu pada akhirnya seperti apa Petrus itu akan mengasihi-Nya. Menyangkal sama dengan pertanyaan kali ini, hingga tiga kali, dan mati di salib dengan  terbalik karena merasa tidak pantas dihukum sama dengan Tuhan. Sesal yang purna ala Petrus.
Yesus memperlihatkan relasi kuasa, lihat bagaimana biasanya kita, yang muda-mudi biasa menyatakan cinta pada lawan jenisnya, dan ujungnya adalah diterima atau ditolak. Yesus berbeda, IA mempertanyakan bagaimana, apakah Petrus mengasihi-Nya, bukan menyatakan kasih dari-Nya. Kuasa Yesus di depan Petrus. Petrus yang harus memilih bukan malah Yesus yang memilih.  Ungkapan Petrus bahwa ia mengasihi Yesus itu sebuah pengakuan publik, syahadat, dan keyakinan iman yang diungkapkan.
Kita tahu bagaimana Petrus dalam kisah Salib. Ia selalu hadir secara fisik, namun secara kejiwaan, psikologis, dan iman ia malah berbeda. Penyangkalan yang sangat berat. Tiga kali itu tidak main-main. Toh Tuhan tetap berkenan untuk selalu memakainya. Ia bahkan menjadi dasar atas Gereja. Petrus si batu karang di mana Gereja dibangun. Pondasi itu bukan sembarangan.  Tuhan memilih orang biasa, orang lemah, dan bahkan orang yang jauh dari sempurna. Itulah pilihan dan panggilan Tuhan.
Tuhan memanggil kita di dalam kerapuhan kita, Tuhan menjadikan kita apa saja, bukan karena kemampuan kita semata, namun bagaimana kita mau menjadi agen Tuhan. Utusan Tuhan yang setia menjalankan perutusan, bukan malah tebar pesona dan mewartakan diri sendiri.
Saudara terkasih, perutusan kita di tengah dunia untuk mewartakan kasih. Kasih kepada siapa saja. Selama di dalam komunitas kasih, kita mampu menjalani tugas itu dengan suka cita. BD. eLeSHa.

Kamis, 28 Mei 2020

Damai dan Rukunlah Satu Sama Lain


Kamis Pekan Paskah VII (P)
Kis. 22:30-23:6-11
Mzm. 16:1-2a,5,7,8,9-10,11
Yoh. 17:20-26



Kis. 22:30-23:6-11

22:30 Namun kepala pasukan itu ingin mengetahui dengan teliti apa yang dituduhkan orang-orang Yahudi kepada Paulus. Karena itu pada keesokan harinya ia menyuruh mengambil Paulus dari penjara dan memerintahkan, supaya imam-imam kepala dan seluruh Mahkamah Agama berkumpul. Lalu ia membawa Paulus dari markas dan menghadapkannya kepada mereka.
23:6 Dan karena ia tahu, bahwa sebagian dari mereka itu termasuk golongan orang Saduki dan sebagian termasuk golongan orang Farisi, ia berseru dalam Mahkamah Agama itu, katanya: "Hai saudara-saudaraku, aku adalah orang Farisi, keturunan orang Farisi; aku dihadapkan ke Mahkamah ini, karena aku mengharap akan kebangkitan orang mati."
23:7 Ketika ia berkata demikian, timbullah perpecahan antara orang-orang Farisi dan orang-orang Saduki dan terbagi-bagilah orang banyak itu.
23:8 Sebab orang-orang Saduki mengatakan, bahwa tidak ada kebangkitan dan tidak ada malaikat atau roh, tetapi orang-orang Farisi mengakui kedua-duanya.
23:9 Maka terjadilah keributan besar. Beberapa ahli Taurat dari golongan Farisi tampil ke depan dan membantah dengan keras, katanya: "Kami sama sekali tidak menemukan sesuatu yang salah pada orang ini! Barangkali ada roh atau malaikat yang telah berbicara kepadanya."
23:10 Maka terjadilah perpecahan besar, sehingga kepala pasukan takut, kalau-kalau mereka akan mengoyak-ngoyak Paulus. Karena itu ia memerintahkan pasukan untuk turun ke bawah dan mengambil Paulus dari tengah-tengah mereka dan membawanya ke markas.
23:11 Pada malam berikutnya Tuhan datang berdiri di sisinya dan berkata kepadanya: "Kuatkanlah hatimu, sebab sebagaimana engkau dengan berani telah bersaksi tentang Aku di Yerusalem, demikian jugalah hendaknya engkau pergi bersaksi di Roma.


Yoh. 17:20-26

17:20 Dan bukan untuk mereka ini saja Aku berdoa, tetapi juga untuk orang-orang, yang percaya kepada-Ku oleh pemberitaan mereka;
17:21 supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku.
17:22 Dan Aku telah memberikan kepada mereka kemuliaan, yang Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu, sama seperti Kita adalah satu:
17:23 Aku di dalam mereka dan Engkau di dalam Aku supaya mereka sempurna menjadi satu, agar dunia tahu, bahwa Engkau yang telah mengutus Aku dan bahwa Engkau mengasihi mereka, sama seperti Engkau mengasihi Aku.
17:24 Ya Bapa, Aku mau supaya, di mana pun Aku berada, mereka juga berada bersama-sama dengan Aku, mereka yang telah Engkau berikan kepada-Ku, agar mereka memandang kemuliaan-Ku yang telah Engkau berikan kepada-Ku, sebab Engkau telah mengasihi Aku sebelum dunia dijadikan.
17:25 Ya Bapa yang adil, memang dunia tidak mengenal Engkau, tetapi Aku mengenal Engkau, dan mereka ini tahu, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku;
17:26 dan Aku telah memberitahukan nama-Mu kepada mereka dan Aku akan memberitahukannya, supaya kasih yang Engkau berikan kepada-Ku ada di dalam mereka dan Aku di dalam mereka.



Damai dan Rukunlah Satu Sama Lain

Saudara terkasih, hari ini kita merenungkan bagaimana Yesus memberikan wejangan, nasihat, dan pesan pada akhir-akhir hidup-Nya di tengah dunia. Nasihat sederhana, untuk saling rukun dan damau satu sama lain. Sederhana, namun sangat dalam maknanya, dan susah minta ampun. Aneka sebab, motivasi, dan masalah bisa membuat tidak akur.
Tidak usah jauh-jauh, dalam keluarga saja, bagaimana susahnya untuk sekadar rukun, rebutan remote televisi saja anak kembar bisa berkelahi. Itu hal yang sangat sepele, besar sedikit meminta uang kurang, ngambeg, ngamuk. Istri pada suami atau sebaliknya, jadi ajang untuk berselisih lebih gede. Apakah itu kurang kasih? Iya. Sesederhana itu.
Godaan dunia dengan aneka bentuknya memang sangat mudah terjadi. Era internet, orang bersebelahan, bahkan berpelukan saja sangat mungkin sedang menjalin kasih dengan yang lain. tembok sudah tidak lagi berarti. Dulu, orang berselingkuh itu melompati jendela, lha kini semua terkunci pun sangat mungkin dengan adanya video call, yang sangat murah itu.
Tatanan baru terjadi, perubahan demikian drastis, deras, dan masif di sana-sini, tuntutan moral makin tergerus, kemudahan dunia membuat orang abai akan peran Yang Kuasa. Internet seolah menjadi jagoan, buat apa Tuhan yang tidak kelihatan. Jangan salah memahami bahkan orang religius pun bisa jatuh pada kredo demikian. Tentu dalam  konteks tidak langsung.
Orang bisa sangat santun di depan, namun ketika bermain medsos belum tentu tampil dengan aslinya. Nah ini masalah. Otentifikasi yang bisa membuat orang salah  tafsir, salah paham, dan salah terima. Kondisi yang hanya karena kemajuan zaman itu menjadi semakin gede. Mau damai bagaimana ketika merasa tertipu profil, tertipu tayangan. Padahal sejatinya pun tidak hendak menipu. Serba salah.
Saudara terkasih, ketika kita mampu menjadi diri sendiri, konsisten, dan tidak memaksakan kehendak, rukun dan damai itu bisa terlaksana. Minimal mulai dengan diri sendiri, tebarkan kebaikan, dan tidak perlu menuntut orang untuk memberikan yang sama. Mengapa? Kemampuan, pengalaman, dan pemahaman sangat mungkin berbeda. BD.eLeSHa.


Rabu, 27 Mei 2020

Tuhan Menguatkanmu Bukan Mengambil Kesulitanmu


Rabu Pekan Paskah VII (P)
Kis. 20:28-38
Mzm. 68:29-20,33,35a,35b,36c
Yoh. 17:11b-19




Kis. 20:28-38

20:28 Karena itu jagalah dirimu dan jagalah seluruh kawanan, karena kamulah yang ditetapkan Roh Kudus menjadi penilik untuk menggembalakan jemaat Allah yang diperoleh-Nya dengan darah Anak-Nya sendiri.
20:29 Aku tahu, bahwa sesudah aku pergi, serigala-serigala yang ganas akan masuk ke tengah-tengah kamu dan tidak akan menyayangkan kawanan itu.
20:30 Bahkan dari antara kamu sendiri akan muncul beberapa orang, yang dengan ajaran palsu mereka berusaha menarik murid-murid dari jalan yang benar dan supaya mengikut mereka.
20:31 Sebab itu berjaga-jagalah dan ingatlah, bahwa aku tiga tahun lamanya, siang malam, dengan tiada berhenti-hentinya menasihati kamu masing-masing dengan mencucurkan air mata.
20:32 Dan sekarang aku menyerahkan kamu kepada Tuhan dan kepada firman kasih karunia-Nya, yang berkuasa membangun kamu dan menganugerahkan kepada kamu bagian yang ditentukan bagi semua orang yang telah dikuduskan-Nya.
20:33 Perak atau emas atau pakaian tidak pernah aku ingini dari siapa pun juga.
20:34 Kamu sendiri tahu, bahwa dengan tanganku sendiri aku telah bekerja untuk memenuhi keperluanku dan keperluan kawan-kawan seperjalananku.
20:35 Dalam segala sesuatu telah kuberikan contoh kepada kamu, bahwa dengan bekerja demikian kita harus membantu orang-orang yang lemah dan harus mengingat perkataan Tuhan Yesus, sebab Ia sendiri telah mengatakan: Adalah lebih berbahagia memberi dari pada menerima."
20:36 Sesudah mengucapkan kata-kata itu Paulus berlutut dan berdoa bersama-sama dengan mereka semua.
20:37 Maka menangislah mereka semua tersedu-sedu dan sambil memeluk Paulus, mereka berulang-ulang mencium dia.
20:38 Mereka sangat berdukacita, terlebih-lebih karena ia katakan, bahwa mereka tidak akan melihat mukanya lagi. Lalu mereka mengantar dia ke kapal.


Yoh. 17:11b-19

17:11b Ya Bapa yang kudus, peliharalah mereka dalam nama-Mu, yaitu nama-Mu yang telah Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu sama seperti Kita.
17:12 Selama Aku bersama mereka, Aku memelihara mereka dalam nama-Mu, yaitu nama-Mu yang telah Engkau berikan kepada-Ku; Aku telah menjaga mereka dan tidak ada seorang pun dari mereka yang binasa selain dari pada dia yang telah ditentukan untuk binasa, supaya genaplah yang tertulis dalam Kitab Suci.
17:13 Tetapi sekarang, Aku datang kepada-Mu dan Aku mengatakan semuanya ini sementara Aku masih ada di dalam dunia, supaya penuhlah sukacita-Ku di dalam diri mereka.
17:14 Aku telah memberikan firman-Mu kepada mereka dan dunia membenci mereka, karena mereka bukan dari dunia, sama seperti Aku bukan dari dunia.
17:15 Aku tidak meminta, supaya Engkau mengambil mereka dari dunia, tetapi supaya Engkau melindungi mereka dari pada yang jahat.
17:16 Mereka bukan dari dunia, sama seperti Aku bukan dari dunia.
17:17 Kuduskanlah mereka dalam kebenaran; firman-Mu adalah kebenaran.
17:18 Sama seperti Engkau telah mengutus Aku ke dalam dunia, demikian pula Aku telah mengutus mereka ke dalam dunia;
17:19 dan Aku menguduskan diri-Ku bagi mereka, supaya mereka pun dikuduskan dalam kebenaran



Tuhan Menguatkanmu Bukan Mengambil Kesulitanmu

Saudara terkasih, hari ini kita bersama Bunda Gereja merenungkan bagaimana Tuhan Allah itu hadir. Tuhan tidak pernah menjanjikan kita tanpa kesulitan dalam hidup ini, namun Tuhan menjanjikan akan memberikan kekuatan dan kemampuan untuk bisa menyelesaikan apa yang menjadi tugas perutusan kita di tengah dunia.  Hal yang  penting sehingga kita tidak menjadi lepas semangat dan merasa sendirian.
Takut, cemas, khawatir, dan galau karena kita lupa atau malah tidak tahu bahwa ada Allah yang selalu menopang kita. Mengandalkan diri dalam banyak hal sangat melelahkan yang berujung pada ketakutan. Takut gagal, cemas jika tidak bisa menyelesaikan, dan seterusnya. Semua berawal kita tidak melibatkan Tuhan.
Jaminan ala Yesus ketika mau meninggalkan dunia adalah Allah akan hadir menemani, menguatkan, dan meneguhkan langkah hidup kita di dunia. Tuhan tidak hendak mendapati kita lepas dari kesatuan utuh dengan kasih-Nya. Satu saja yang hilang akan IA cari, sebagaimana dalam perumpamaan satu domba yang tersesat. Ini gambaran kasih Allah yang utama.
Allah itu kasih, maka IA juga menunjukkan kasih dalam segala segi hidup ini. Kesulitan, tantangan, dan kerja keras itu bukan karena Allah tidak sayang, tidak mengasihi, atau tidak mau tahu keadaan manusia. Justru dengan itu mau mendidik kita makin dewasa, mau berusaha, tidak semata menjadi bayi yang selalu disuapi.
Kesulitan akan membuat kita kreatif, Tuhan menganugerahkan pikiran dan daya kreasi agar kita mampu mengatasi kesulitan. Sama dengan kupu-kupu yang hendak keluar dari kepompong, itu adalah upaya pembentukan diri agar mampu mengepakan sayapnya untuk terbang. Jika membantu dengan memotong bungkus kepompong, jangan harap kupu-kupu bisa terbang. Maunya memabantu malah mencelakakan. Tuhan tentu tidak akan berperilaku demikian bukan?
Adanya kesulitan itu untuk di hadapi, dijadikan sarana untuk menemukan jalan keluar, dan itulah perkembangan. Orang akan menjadi lumpuh tanpa daya kreasi dan karya cipta untuk mengembangkan diri. Solusi adalah bagian dari hidup, itulah prestasi, capaian yang sangat bermanfaat dalam hidup.
Lepas dari kesulitan itu peningkatan level, bukan berarti Tuhan meninggakan kita. Tuhan hadir untuk membuat kita berjiwa kreatif. Mengambil kesulitan justru malah menjadikan kita makin kerdil dan kecil. BD.eleSHa.

Selasa, 26 Mei 2020

Surga itu Sederhana


Pw. S. Filipus Neri, Im (P)
Kis. 20:17-27
Mzm. 68:10-11,20-21
Yoh. 17:1-11a



Kis. 20:17-27

20:17 Karena itu ia menyuruh seorang dari Miletus ke Efesus dengan pesan supaya para penatua jemaat datang ke Miletus.
20:18 Sesudah mereka datang, berkatalah ia kepada mereka: "Kamu tahu, bagaimana aku hidup di antara kamu sejak hari pertama aku tiba di Asia ini:
20:19 dengan segala rendah hati aku melayani Tuhan. Dalam pelayanan itu aku banyak mencucurkan air mata dan banyak mengalami pencobaan dari pihak orang Yahudi yang mau membunuh aku.
20:20 Sungguhpun demikian aku tidak pernah melalaikan apa yang berguna bagi kamu. Semua kuberitakan dan kuajarkan kepada kamu, baik di muka umum maupun dalam perkumpulan-perkumpulan di rumah kamu;
20:21 aku senantiasa bersaksi kepada orang-orang Yahudi dan orang-orang Yunani, supaya mereka bertobat kepada Allah dan percaya kepada Tuhan kita, Yesus Kristus.
20:22 Tetapi sekarang sebagai tawanan Roh aku pergi ke Yerusalem dan aku tidak tahu apa yang akan terjadi atas diriku di situ
20:23 selain dari pada yang dinyatakan Roh Kudus dari kota ke kota kepadaku, bahwa penjara dan sengsara menunggu aku.
20:24 Tetapi aku tidak menghiraukan nyawaku sedikit pun, asal saja aku dapat mencapai garis akhir dan menyelesaikan pelayanan yang ditugaskan oleh Tuhan Yesus kepadaku untuk memberi kesaksian tentang Injil kasih karunia Allah.
20:25 Dan sekarang aku tahu, bahwa kamu tidak akan melihat mukaku lagi, kamu sekalian yang telah kukunjungi untuk memberitakan Kerajaan Allah.
20:26 Sebab itu pada hari ini aku bersaksi kepadamu, bahwa aku bersih, tidak bersalah terhadap siapa pun yang akan binasa.
20:27 Sebab aku tidak lalai memberitakan seluruh maksud Allah kepadamu



Yoh. 17:1-11a

17:1 Demikianlah kata Yesus. Lalu Ia menengadah ke langit dan berkata: "Bapa, telah tiba saatnya; permuliakanlah Anak-Mu, supaya Anak-Mu mempermuliakan Engkau.
17:2 Sama seperti Engkau telah memberikan kepada-Nya kuasa atas segala yang hidup, demikian pula Ia akan memberikan hidup yang kekal kepada semua yang telah Engkau berikan kepada-Nya.
17:3 Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus.
17:4 Aku telah mempermuliakan Engkau di bumi dengan jalan menyelesaikan pekerjaan yang Engkau berikan kepada-Ku untuk melakukannya.
17:5 Oleh sebab itu, ya Bapa, permuliakanlah Aku pada-Mu sendiri dengan kemuliaan yang Kumiliki di hadirat-Mu sebelum dunia ada.
17:6 Aku telah menyatakan nama-Mu kepada semua orang, yang Engkau berikan kepada-Ku dari dunia. Mereka itu milik-Mu dan Engkau telah memberikan mereka kepada-Ku dan mereka telah menuruti firman-Mu.
17:7 Sekarang mereka tahu, bahwa semua yang Engkau berikan kepada-Ku itu berasal dari pada-Mu.
17:8 Sebab segala firman yang Engkau sampaikan kepada-Ku telah Kusampaikan kepada mereka dan mereka telah menerimanya. Mereka tahu benar-benar, bahwa Aku datang dari pada-Mu, dan mereka percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku.
17:9 Aku berdoa untuk mereka. Bukan untuk dunia Aku berdoa, tetapi untuk mereka, yang telah Engkau berikan kepada-Ku, sebab mereka adalah milik-Mu
17:10 dan segala milik-Ku adalah milik-Mu dan milik-Mu adalah milik-Ku, dan Aku telah dipermuliakan di dalam mereka.
17:11 Dan Aku tidak ada lagi di dalam dunia, tetapi mereka masih ada di dalam dunia, dan Aku datang kepada-Mu.



Surga itu Sederhana

Saudara terkasih, hari ini kita merenungkan sabda Tuhan yang mendoakan kita anak-anak-Nya yang di dunia ini. Ketika Tuhan Yesus hendak kembali kepada Bapa, IA menyerahkan kembali kepada Bapa karena keberadaan di dunia ini. Patut kita renungkan bagaimana Tuhan itu tidak tega melepaskan kita sendirian. Kita adalah milik Bapa, perutusan Yesus di tengah dunia selesai, berarti kembali kepada Bapa.
Iklan surga bertebaran di mana-mana, setiap hari setiap saat. Miris pula ketika ada yang mengiklankan surga demi syahwat politik dan dengan harga rupiah pula. Tawaran lain dengan mengadakan ini dan itu, lagi-lagi adalah upahnya janji-janji surga. Itu usai kematian, dan satupun yang membuat iklan belum ada yang membuktikan. Nyatanya mereka enggan mati cepat pula.
Surga itu sederhana. Damai, suka cita, sejahtera, dan hal-hal positif lainnya. Itu semua sejatinya bisa kita nikmati dan peroleh di tengah dunia ini. Benar bahwa nanti usai kematian itu ada surga yang sejati, namun di dalam dunia ini alangkah lebih indahnya juga ada surga. Sederhana membangun surga itu di lingkungan kita. Saling mengasihi, memberikan diri, dan memuliakan sesama dan Allah dalam seluruh hidup kita. Itulah surga.
Apa yang terjadi adalah sebaliknya. Orang mengedepankan egoisme, keakuan, dan fokus adalah diri sendiri. Mengabaikan pihak lain sebagai liyan. Orang lain dipaksa untuk mengerti, memahami, dan melayani kita, pusatnya adalah aku. Melihat kekurangan karena standartnya aku, merasa lapar dan tidak cukup karena abai untuk melihat di sekitarnya juga ada yang lebih menderita.
Saudara terkasih, jika bisa menepiskan keakuan sedikit saja, memilih untuk menjadi pribadi yang mau berbagi, melayani, dan mengalahkan diri demi kemuliaan Allah dan sesama. Itulah surga. Kita bisa dengan rela hati berbagi, melihat penderitaan orang lain terlebih dulu, baru melihat keberadaan diri, mengerti Allah dengan segala kehendak-Nya, bukan malah memaksakan keinginan sendiri yang sering dipakai untuk gaya hidup semata.
Pandangan pada lingkungan dan ibu bumi juga penting. Alam semesta bukan untuk semata dieksploitasi, namun dimanfaatkan dengan bijaksana dan penuh pengertian. Hidup dengan selaras dan saling menjaga bukan membinasakan. BD.eLeSHa.


Ada Tuhan Besertamu


Senin Pekan Paskah VII (P)
Kis. 19:1-8
Mzm. 68:2-3,4-5ac,6-7b
Yoh. 16:29-33




Kis. 19:1-8

19:1 Ketika Apolos masih di Korintus, Paulus sudah menjelajah daerah-daerah pedalaman dan tiba di Efesus. Di situ didapatinya beberapa orang murid.
19:2 Katanya kepada mereka: "Sudahkah kamu menerima Roh Kudus, ketika kamu menjadi percaya?" Akan tetapi mereka menjawab dia: "Belum, bahkan kami belum pernah mendengar, bahwa ada Roh Kudus."
19:3 Lalu kata Paulus kepada mereka: "Kalau begitu dengan baptisan manakah kamu telah dibaptis?" Jawab mereka: "Dengan baptisan Yohanes."
19:4 Kata Paulus: "Baptisan Yohanes adalah pembaptisan orang yang telah bertobat, dan ia berkata kepada orang banyak, bahwa mereka harus percaya kepada Dia yang datang kemudian dari padanya, yaitu Yesus."
19:5 Ketika mereka mendengar hal itu, mereka memberi diri mereka dibaptis dalam nama Tuhan Yesus.
19:6 Dan ketika Paulus menumpangkan tangan di atas mereka, turunlah Roh Kudus ke atas mereka, dan mulailah mereka berkata-kata dalam bahasa roh dan bernubuat.
19:7 Jumlah mereka adalah kira-kira dua belas orang.
19:8 Selama tiga bulan Paulus mengunjungi rumah ibadat di situ dan mengajar dengan berani. Oleh pemberitaannya ia berusaha meyakinkan mereka tentang Kerajaan Allah.


Yoh. 16:29-33

16:29 Kata murid-murid-Nya: "Lihat, sekarang Engkau terus terang berkata-kata dan Engkau tidak memakai kiasan.
16:30 Sekarang kami tahu, bahwa Engkau mengetahui segala sesuatu dan tidak perlu orang bertanya kepada-Mu. Karena itu kami percaya, bahwa Engkau datang dari Allah."
16:31 Jawab Yesus kepada mereka: "Percayakah kamu sekarang?
16:32 Lihat, saatnya datang, bahkan sudah datang, bahwa kamu diceraiberaikan masing-masing ke tempatnya sendiri dan kamu meninggalkan Aku seorang diri. Namun Aku tidak seorang diri, sebab Bapa menyertai Aku.
16:33 Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya kamu beroleh damai sejahtera dalam Aku. Dalam dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia.



Ada Tuhan Besertamu

Saudara terkasih, hari ini kita merenungkan firman Tuhan bersama Bunda Gereja mengenai kesendirian dan cara mengajar Yesus. Dua hal yang coba saya tawarkan untuk merenungkan bersama bagaimana relasi Yesus itu bagi hidup kita selama ini dan yang akan datang. Relasi di dalam Tuhan dan bersama dengan sesama di tengah dunia ini.
Pertama mengenai relasi dengan Bapa. Yesus mengatakan bahwa IA akan ditinggalkan bahkan oleh murid-Nya, namun ada Bapa yang menemani. Kekuatan itu ada pada Allah Bapa, menemani dan menguatkan ketika sendiri. Yesus melihat Bapa sebagai kekuatan, penopang, dan juga selalu ada, hadir, dan setia. Itulah kekuatan yang hakiki.
Coba bayangkan saja jika kita ditinggalkan orang yang kita cintai, nangis bombai, gulung-gulung, dan patah hati berkepanjangan. Mengapa? Karena abai, ada Tuhan di balik itu semua. Perhatian, fokus, dan pemikiran hanya pada kehilangan, perpisahan, dan itu saja. Mengabaikan ada maksud di balik itu semua. Ini berkaitan dengan pendidikan, pengalaman, dan juga iman. Hal yang jamak terjadi.
Kedua, mengenai relasi. Pertama-tama Tuhan Yesus mengajar dengan menggunakan perumpamaan, kiasan, dan bahasa simbol. Apakah ini tanpa maksud? Ada. Ujian awal untuk memilah dan memilih murid. Jika dikatakan dengan apa adanya, apalagi soal kepastian dan jaminan keselamatan. Orang bisa ikut namun tanpa mau menanggung konsekuensinya.
Relasi dengan para murid yang erat, saling mengenal, dan intim, membuat Yesus mengatakan semuanya dengan terbuka. Mereka paham dengan baik rancangan Tuhan, toh dalam perjalanan banyak juga kesalahan pemahaman. Dua perwakilan ekstrem ada pada Petrus dan Yudas Iskariot. Itu sejatinya perlambang kita di dalam memahami kehendak, jalan, dan rancangan Tuhan. Tidak mudah.
Saudara terkasih, kadang kita takut karena merasa sendirian. Merasa tidak ada siapa-siapa dalam hidup kita, padahal ada Allah yang selalu hadir dan menemani. Relasi kita yang terganggu terhadap Allah membuat kita salah memahami dan menghayati kehadiran dan keberadaan Allah.  Peran iman dan pengenalan akan Allah menjadi pembeda dan penting.
Allah selalu hadir, hanya kita yang tidak merasakan, tidak mengenal, dan tidak tahu, itulah masalahnya. Kita yang meninggalkan atau abai,  namun malah menuding Allah yang tidak ada. BD.eLeSHa.