Pw.
S. Yohanes Bosko, Im (P)
Ib.
10:19-25
Mzm.
24:1-2,3-4ab,5-6
Mrk.
4:21-25
Ib.
10:19-25
10:19 Jadi, saudara-saudara,
oleh darah Yesus kita sekarang penuh keberanian dapat masuk ke dalam tempat
kudus,
10:20 karena Ia telah membuka
jalan yang baru dan yang hidup bagi kita melalui tabir, yaitu diri-Nya sendiri,
10:21 dan kita mempunyai
seorang Imam Besar sebagai kepala Rumah Allah.
10:22 Karena itu marilah kita
menghadap Allah dengan hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman yang teguh,
oleh karena hati kita telah dibersihkan dari hati nurani yang jahat dan tubuh
kita telah dibasuh dengan air yang murni.
10:23 Marilah kita teguh
berpegang pada pengakuan tentang pengharapan kita, sebab Ia, yang
menjanjikannya, setia.
10:24 Dan marilah kita saling
memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan
baik.
10:25 Janganlah kita
menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh
beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat
melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat
Mrk.
4:21-25
4:21 Lalu Yesus berkata
kepada mereka: "Orang membawa pelita bukan supaya ditempatkan di bawah
gantang atau di bawah tempat tidur, melainkan supaya ditaruh di atas kaki dian.
4:22 Sebab tidak ada sesuatu
yang tersembunyi yang tidak akan dinyatakan, dan tidak ada sesuatu yang rahasia
yang tidak akan tersingkap.
4:23 Barangsiapa mempunyai
telinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengar!"
4:24 Lalu Ia berkata lagi:
"Camkanlah apa yang kamu dengar! Ukuran yang kamu pakai untuk mengukur
akan diukurkan kepadamu, dan di samping itu akan ditambah lagi kepadamu.
4:25 Karena siapa yang
mempunyai, kepadanya akan diberi, tetapi siapa yang tidak mempunyai, apa pun
juga yang ada padanya akan diambil dari padanya.
Berbuah
ala Yohanes Bosko
Saudara terkasih, hari ini kita merayakan Perayaan
Wajib Santo Yohanes Bosko, seorang imam yang sederhana dan saleh. Salah satu
muridnya juga menjadi seorang kudus, Dominiko Savio. Imam dari keluarga petani
sederhana ini awalnya tidak boleh
bersekolah dan diharuskan bekerja di ladang, atas kebaikan hati seorang imam
tua, ia diajari dan didik sehingga menggerakan orang tuanya untuk memberikan
pendidikan formal atau sekolah.
Yohanes Bosko selain seorang imam, ia juga peduli
pada keadaan anak muda yang perlu uluran tangannya. Dari sanalah mulai adanya
sekolah teknik, dengan memanfaatkan dapur ibunya menjadi bengkel perkayuan dan
sepatu. Anak-anak yang ia bantu menjadi pemuda tangguh dalam skil dan juga di
dalam iman.
Karya Yohanes Bosko selain pendidikan teknik awali,
juga penerbitan Katolik. penerbitan dan penulisan buku dan pamflet menjadi
penting sebagai sarana pewartaan dan penyebaran khabar gembira.
Dalam bacaan Injil hari ini kita, juga diajak untuk
merenungkan bagaimana kita harus berbuah karena sudah diberikan kasih karunia
yang perlu kta kembangkan. Ada dua perumpamaan yang mencerminkan hal itu.
pertama mengenai penempatan lampu, atau dian. Tidak ada orang menyembunyikan
lampu, justru diletakan di atas agar menerangi semakin banyak tempat. Itulah fungsi
karunia Tuhan yang diberikan kepada kita. Dipakai untuk menerangi dan
bermanfaat bagi semakin banyak pihak.
Kedua mengenai ukuran, bagaimana ukuran yang kita
kenakan akan diukurkan dan takarkan bagi hidup kita. Jika kita enggan
berbagi,ya jangan harap akan ada orang yang mau berbagi dengan kita. Ini menjadi
aneh dan lucu, karena kita menerima dengan cuma-cuma, sudah sepantasnya
juga membagikan dengan begitu saja. Tidak
perlu ada pamrih di sana. Itulah yang dimaksudkan ukuran yang kita pakai akan
diukurkan kepada kita. Tentu masih banyak yang lainnya.
Sabda selanjutnya mengatakan, jika kita memiliki
kita akan diberi juga, dan akan diambil dari padanya. Kemauan untuk memberikan
itu menjadi penting. Apalagi di era modern ini lebih sering orang berpikir
siapa cepat dapat, dan ada juga kepercayaan dalam masyarakat kalau mengumpulkan
itu menjadi yang utama. Susah untuk berbagi dan membagikan. Padahal jika kita
ingat dalam perintah dan kisah yang lain, ada pernyataan bahwa burung pipit
saja dipelihara Allah, mengapa kita khawatir dan cemas dengan menimbun banyak
hal.
Kisah Santo Yohanes Bosko juga memberikan gambaran
bahwa ia yang telah dibantu itu kemudian ia juga melakukan hal yang sama. Betapa
indahnya dunia jika semua mau menyadari bahwa kita ini mendapatkan semua dari
Allah dengan tanpa berbuat apa-apa. kesadaran itu yang perlu dipupuk dan
dikembangkan terus menerus sehingga orang bisa melepaskan labelnya dan kemudian
mengasihi dengan tulus. BD.eLeSHa.