Kamis, 31 Januari 2019

Berbuah ala Yohanes Bosko


Pw. S. Yohanes Bosko, Im (P)
Ib. 10:19-25
Mzm. 24:1-2,3-4ab,5-6
Mrk. 4:21-25




Ib. 10:19-25

10:19 Jadi, saudara-saudara, oleh darah Yesus kita sekarang penuh keberanian dapat masuk ke dalam tempat kudus,
10:20 karena Ia telah membuka jalan yang baru dan yang hidup bagi kita melalui tabir, yaitu diri-Nya sendiri,
10:21 dan kita mempunyai seorang Imam Besar sebagai kepala Rumah Allah.
10:22 Karena itu marilah kita menghadap Allah dengan hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman yang teguh, oleh karena hati kita telah dibersihkan dari hati nurani yang jahat dan tubuh kita telah dibasuh dengan air yang murni.
10:23 Marilah kita teguh berpegang pada pengakuan tentang pengharapan kita, sebab Ia, yang menjanjikannya, setia.
10:24 Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik.
10:25 Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat



Mrk. 4:21-25

4:21 Lalu Yesus berkata kepada mereka: "Orang membawa pelita bukan supaya ditempatkan di bawah gantang atau di bawah tempat tidur, melainkan supaya ditaruh di atas kaki dian.
4:22 Sebab tidak ada sesuatu yang tersembunyi yang tidak akan dinyatakan, dan tidak ada sesuatu yang rahasia yang tidak akan tersingkap.
4:23 Barangsiapa mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengar!"
4:24 Lalu Ia berkata lagi: "Camkanlah apa yang kamu dengar! Ukuran yang kamu pakai untuk mengukur akan diukurkan kepadamu, dan di samping itu akan ditambah lagi kepadamu.
4:25 Karena siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi, tetapi siapa yang tidak mempunyai, apa pun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya.




Berbuah ala Yohanes Bosko

Saudara terkasih, hari ini kita merayakan Perayaan Wajib Santo Yohanes Bosko, seorang imam yang sederhana dan saleh. Salah satu muridnya juga menjadi seorang kudus, Dominiko Savio. Imam dari keluarga petani sederhana ini  awalnya tidak boleh bersekolah dan diharuskan bekerja di ladang, atas kebaikan hati seorang imam tua, ia diajari dan didik sehingga menggerakan orang tuanya untuk memberikan pendidikan formal atau sekolah.
Yohanes Bosko selain seorang imam, ia juga peduli pada keadaan anak muda yang perlu uluran tangannya. Dari sanalah mulai adanya sekolah teknik, dengan memanfaatkan dapur ibunya menjadi bengkel perkayuan dan sepatu. Anak-anak yang ia bantu menjadi pemuda tangguh dalam skil dan juga di dalam iman.
Karya Yohanes Bosko selain pendidikan teknik awali, juga penerbitan Katolik. penerbitan dan penulisan buku dan pamflet menjadi penting sebagai sarana pewartaan dan penyebaran khabar gembira.
Dalam bacaan Injil hari ini kita, juga diajak untuk merenungkan bagaimana kita harus berbuah karena sudah diberikan kasih karunia yang perlu kta kembangkan. Ada dua perumpamaan yang mencerminkan hal itu. pertama mengenai penempatan lampu, atau dian. Tidak ada orang menyembunyikan lampu, justru diletakan di atas agar menerangi semakin banyak tempat. Itulah fungsi karunia Tuhan yang diberikan kepada kita. Dipakai untuk menerangi dan bermanfaat bagi semakin banyak pihak.
Kedua mengenai ukuran, bagaimana ukuran yang kita kenakan akan diukurkan dan takarkan bagi hidup kita. Jika kita enggan berbagi,ya jangan harap akan ada orang yang mau berbagi dengan kita. Ini menjadi aneh dan lucu, karena kita menerima dengan cuma-cuma, sudah sepantasnya juga  membagikan dengan begitu saja. Tidak perlu ada pamrih di sana. Itulah yang dimaksudkan ukuran yang kita pakai akan diukurkan kepada kita. Tentu masih banyak yang lainnya.
Sabda selanjutnya mengatakan, jika kita memiliki kita akan diberi juga, dan akan diambil dari padanya. Kemauan untuk memberikan itu menjadi penting. Apalagi di era modern ini lebih sering orang berpikir siapa cepat dapat, dan ada juga kepercayaan dalam masyarakat kalau mengumpulkan itu menjadi yang utama. Susah untuk berbagi dan membagikan. Padahal jika kita ingat dalam perintah dan kisah yang lain, ada pernyataan bahwa burung pipit saja dipelihara Allah, mengapa kita khawatir dan cemas dengan menimbun banyak hal.
Kisah Santo Yohanes Bosko juga memberikan gambaran bahwa ia yang telah dibantu itu kemudian ia juga melakukan hal yang sama. Betapa indahnya dunia jika semua mau menyadari bahwa kita ini mendapatkan semua dari Allah dengan tanpa berbuat apa-apa. kesadaran itu yang perlu dipupuk dan dikembangkan terus menerus sehingga orang bisa melepaskan labelnya dan kemudian mengasihi dengan tulus. BD.eLeSHa.

Rabu, 30 Januari 2019

Firman dan Buahnya


Rabu Pekan Biasa III (H)
Ib. 10:11-18
Mzm. 110:1,2,3,4
Mrk. 4:1-20




Ib. 10:11-18

10:11 Selanjutnya setiap imam melakukan tiap-tiap hari pelayanannya dan berulang-ulang mempersembahkan korban yang sama, yang sama sekali tidak dapat menghapuskan dosa.
10:12 Tetapi Ia, setelah mempersembahkan hanya satu korban saja karena dosa, Ia duduk untuk selama-lamanya di sebelah kanan Allah,
10:13 dan sekarang Ia hanya menantikan saatnya, di mana musuh-musuh-Nya akan dijadikan tumpuan kaki-Nya.
10:14 Sebab oleh satu korban saja Ia telah menyempurnakan untuk selama-lamanya mereka yang Ia kuduskan.
10:15 Dan tentang hal itu Roh Kudus juga memberi kesaksian kepada kita,
10:16 sebab setelah Ia berfirman: "Inilah perjanjian yang akan Kuadakan dengan mereka sesudah waktu itu," Ia berfirman pula: "Aku akan menaruh hukum-Ku di dalam hati mereka dan menuliskannya dalam akal budi mereka,
10:17 dan Aku tidak lagi mengingat dosa-dosa dan kesalahan mereka."
10:18 Jadi apabila untuk semuanya itu ada pengampunan, tidak perlu lagi dipersembahkan korban karena dosa.



Mrk. 4:1-20

4:1 Pada suatu kali Yesus mulai pula mengajar di tepi danau. Maka datanglah orang banyak yang sangat besar jumlahnya mengerumuni Dia, sehingga Ia naik ke sebuah perahu yang sedang berlabuh lalu duduk di situ, sedangkan semua orang banyak itu di darat, di tepi danau itu.
4:2 Dan Ia mengajarkan banyak hal dalam perumpamaan kepada mereka. Dalam ajaran-Nya itu Ia berkata kepada mereka:
4:3 "Dengarlah! Adalah seorang penabur keluar untuk menabur.
4:4 Pada waktu ia menabur sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu datanglah burung dan memakannya sampai habis.
4:5 Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu, yang tidak banyak tanahnya, lalu benih itu pun segera tumbuh, karena tanahnya tipis.
4:6 Tetapi sesudah matahari terbit, layulah ia dan menjadi kering karena tidak berakar.
4:7 Sebagian lagi jatuh di tengah semak duri, lalu makin besarlah semak itu dan menghimpitnya sampai mati, sehingga ia tidak berbuah.
4:8 Dan sebagian jatuh di tanah yang baik, ia tumbuh dengan suburnya dan berbuah, hasilnya ada yang tiga puluh kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang seratus kali lipat."
4:9 Dan kata-Nya: "Siapa mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengar!"
4:10 Ketika Ia sendirian, pengikut-pengikut-Nya dan kedua belas murid itu menanyakan Dia tentang perumpamaan itu.
4:11 Jawab-Nya: "Kepadamu telah diberikan rahasia Kerajaan Allah, tetapi kepada orang-orang luar segala sesuatu disampaikan dalam perumpamaan,
4:12 supaya: Sekalipun melihat, mereka tidak menanggap, sekalipun mendengar, mereka tidak mengerti, supaya mereka jangan berbalik dan mendapat ampun."
4:13 Lalu Ia berkata kepada mereka: "Tidakkah kamu mengerti perumpamaan ini? Kalau demikian bagaimana kamu dapat memahami semua perumpamaan yang lain?
4:14 Penabur itu menaburkan firman.
4:15 Orang-orang yang di pinggir jalan, tempat firman itu ditaburkan, ialah mereka yang mendengar firman, lalu datanglah Iblis dan mengambil firman yang baru ditaburkan di dalam mereka.
4:16 Demikian juga yang ditaburkan di tanah yang berbatu-batu, ialah orang-orang yang mendengar firman itu dan segera menerimanya dengan gembira,
4:17 tetapi mereka tidak berakar dan tahan sebentar saja. Apabila kemudian datang penindasan atau penganiayaan karena firman itu, mereka segera murtad.
4:18 Dan yang lain ialah yang ditaburkan di tengah semak duri, itulah yang mendengar firman itu,
4:19 lalu kekuatiran dunia ini dan tipu daya kekayaan dan keinginan-keinginan akan hal yang lain masuklah menghimpit firman itu sehingga tidak berbuah.
4:20 Dan akhirnya yang ditaburkan di tanah yang baik, ialah orang yang mendengar dan menyambut firman itu lalu berbuah, ada yang tiga puluh kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, dan ada yang seratus kali lipat."




Firman dan Buahnya

Saudara terkasih, hari ini kita diajak untuk merenungkan sabda Tuhan mengenai firman dan pewartaannya. Bacaan Injil yang panjang karena penting dan banyak hal yang hendak dikatakan. Bagaimana kondisi  kita sebagai tempat yang ditaburi,  dan bagaimana Sang Penabur menghendaki sebenarnya firman itu.
Pertama, kita sebagai tempat dan sekaligus pribadi yang menerima benih sabda itu. Bagaimana sikap penerimaan itu, seperti pinggir jalan dan memberikan kesempatan burung mamatuknya? Seperti kita yang tidak pernah mau serius membaca, apalagi merenungkan sabda Tuhan. Padahal begitu banyak sarana untuk itu.
Kedua, seperti di tanah yang berbatu, di mana sabda yang kita baca, mendengar, atau membaca, namun hanya sekadarnya, tanpa mau tahu lebih jauh. Merenungkan belum sampai tahap itu, sekadar membaca dan mendengar, kadang masih asyik dengan aktifitas lain.
Ketiga, tanah yang cukup subur namun penuh dengan semak duri. Dunia ini penuh dengan tekanan dan lebih mudah melupakan sabda dan firman Tuhan. Godaan dan tantangan itu bisa karena ketakutan atas perilaku kepercayaan lain, namun ada juga karena asyiknya dunia dengan berbagai tawarannya yang menggiurkan. Dari pada membaca sabda Tuhan, lebih asyik membaca perselisihan dan pertengkaran dalam banyak tawaran dunia ini. Memilih  viral dan tenar daripada membaca dan merenungkan sabda Tuhan, apalagi berbagi pengertian dan hasil permenungan firman-Nya.
Ketiga, tempat yang subur, tanah yang siap untuk tumbuh kembangnya sabda Tuhan. Sabda yang bisa berkembang sesuai dengan kapasitas masing-masing. Hasil yang melimpah seturut kemampuan dan kemauan yang menerima sabda Tuhan.
Keempat, Tuhan menghendaki bahwa kita mendengarkan dan membaca firman Tuhan, merenungkannya, membagikannya, dan melakukannya dalam hidup sehari-hari. Tuhan menghendaki  kita berbuah, sepanjang kita mau berusaha di dalam DIA.
Saudara terkasih, sabda Tuhan juga membutuhkan kita, memerlukan kesiapsediaan kita untuk membuka hati dan diri kita untuk menerimanya. Jika kita menolak atau membiarkan firman itu tidak berdampak pun Tuhan tidak memaksakan untuk kita mau. Tuhan kita demikian demokratis dan kasih-Nya tidak terbatas, termasuk penolakan kita sekalipun.
Kasih-Nya tidak terbatas dan tidak pernah memaksakan, namun memberikan kebebasan dan keleluasaan termasuk menolak-Nya. Padahal sangat mudah bukan Tuhan untuk mengatur kita agar tetap di jalan-Nya, namun tidak demikian kasih-Nya itu. BD, eLeSHa.

Selasa, 29 Januari 2019

Ini Ibu-Ku dan Saudara-Ku!


Selasa Pekan Biasa II (H)
Ib. 10:11-18
Mzm.110:1,2,3,4
Mrk. 3:31-35



Ib. 10:11-18

10:11 Selanjutnya setiap imam melakukan tiap-tiap hari pelayanannya dan berulang-ulang mempersembahkan korban yang sama, yang sama sekali tidak dapat menghapuskan dosa.
10:12 Tetapi Ia, setelah mempersembahkan hanya satu korban saja karena dosa, Ia duduk untuk selama-lamanya di sebelah kanan Allah,
10:13 dan sekarang Ia hanya menantikan saatnya, di mana musuh-musuh-Nya akan dijadikan tumpuan kaki-Nya.
10:14 Sebab oleh satu korban saja Ia telah menyempurnakan untuk selama-lamanya mereka yang Ia kuduskan.
10:15 Dan tentang hal itu Roh Kudus juga memberi kesaksian kepada kita,
10:16 sebab setelah Ia berfirman: "Inilah perjanjian yang akan Kuadakan dengan mereka sesudah waktu itu," Ia berfirman pula: "Aku akan menaruh hukum-Ku di dalam hati mereka dan menuliskannya dalam akal budi mereka,
10:17 dan Aku tidak lagi mengingat dosa-dosa dan kesalahan mereka."
10:18 Jadi apabila untuk semuanya itu ada pengampunan, tidak perlu lagi dipersembahkan korban karena dosa


Mrk. 3:31-35

3:31 Lalu datanglah ibu dan saudara-saudara Yesus. Sementara mereka berdiri di luar, mereka menyuruh orang memanggil Dia.
3:32 Ada orang banyak duduk mengelilingi Dia, mereka berkata kepada-Nya: "Lihat, ibu dan saudara-saudara-Mu ada di luar, dan berusaha menemui Engkau."
3:33 Jawab Yesus kepada mereka: "Siapa ibu-Ku dan siapa saudara-saudara-Ku?"
3:34 Ia melihat kepada orang-orang yang duduk di sekeliling-Nya itu dan berkata: "Ini ibu-Ku dan saudara-saudara-Ku!
3:35 Barangsiapa melakukan kehendak Allah, dialah saudara-Ku laki-laki, dialah saudara-Ku perempuan, dialah ibu-Ku."




Ini Ibu-Ku dan Saudara-Ku!

Saudara terkasih, kita hari ini diajak untuk merenungkan siapa yang menjadi saudara Tuhan Yesus. Dalam bacaan Injil kita telah merenungkan bagaimana para murid dan pengikut Yesus melihat Maria dan saudara-Nya datang. Mereka mengaitkan ibu dan saudara itu sebatas hubungan darah, relasional biologis.
Yesus memberikan pembelajaran yang cukup berbeda, bagaimana IA memandang ibu dan saudara itu yang menjalankan kehendak Tuhan Allah di dalam hidup mereka. Kehendak Allah sebagai pemersatu dan mengikat relasional di dalam pengajaran Tuhan Yesus.
Saudara terkasih, hari-hari ini, kita sebagai bangsa sebagai anak bangsa Indonesia, sedang mengalami krisis persaudaraan. Lebih mudah menuding, lebih mudah bereaksi secara emosional, lebih mengedepankan label, sehingga menimbulkan perselisihan dan perengkaran. Membesar-besarkan perbedaan sehingga merenggangkan persaudaraan.
Label itu penting namun bukan segalanya. Tuhan mengajarkan kepada kita, sehingga tidak memandang orang lain itu sebagai liyan, namun sebagai saudara. Keimanan dan kesatuan di dalam Tuhan  bisa menjadi jembatan antara yang penting bagi hidup bersama. Jika kita hanya mencari-cari perbedaan, akan mudah ketemu dan itu ujungnya adalah perselisihan.
Perbedaan itu akan selalu ada, dan bahkan sejatinya adalah kodrati, bagaimana orang tua kita itu adalah dua jenis yang berbeda. Lihat pengajaran Yesus bukan mau memberikan pembedaan, pemisahan, namun menemukan satu kesamaan, yaitu di dalam menjalankan kehendak Tuhan. Kehendak Tuhan sebagai pemersatu untuk menjalin kesatuan sebagai satu saudara.
Para murid juga tidak salah ketika melihat Maria dengan sudut pandang mereka. Hal yang baik sebagai pengajaran Yesus. Pengajaran yang membawa perubahan bagi para murid, sehingga mereka berkembang di dalam menghayati apa yang Yesus ajarkan dan kehendaki.
Kita patut memohon kepada Tuhan sehingga apa yang kia hayati, kita kenali, dan kita lakukan itu sepenuhnya di dalam Tuhan. Dengan demikian Tuhan menjadi raja di dalam hati kita. Apapun seturut dengan kehendak Tuhan. Apakah dalam hidup kita lebih banyak mendengarkan kehendak Tuhan, atau malah keinginan kita yang lebih dominan? BD.eLeSHa.

Senin, 28 Januari 2019

Kuasa Tuhan dalam Pengalaman Thomas Aquino


Pw. S. Thomas Aquino, Im, PujG (P)
Ibr. 9:1,24-28
Mzm. 98:1,2-3ab,3cd-4,5-6
Mrk. 3:22-30



Ibr. 9:1,24-28

9:15 Karena itu Ia adalah Pengantara dari suatu perjanjian yang baru, supaya mereka yang telah terpanggil dapat menerima bagian kekal yang dijanjikan, sebab Ia telah mati untuk menebus pelanggaran-pelanggaran yang telah dilakukan selama perjanjian yang pertama.
9:24 Sebab Kristus bukan masuk ke dalam tempat kudus buatan tangan manusia yang hanya merupakan gambaran saja dari yang sebenarnya, tetapi ke dalam sorga sendiri untuk menghadap hadirat Allah guna kepentingan kita.
9:25 Dan Ia bukan masuk untuk berulang-ulang mempersembahkan diri-Nya sendiri, sebagaimana Imam Besar setiap tahun masuk ke dalam tempat kudus dengan darah yang bukan darahnya sendiri.
9:26 Sebab jika demikian Ia harus berulang-ulang menderita sejak dunia ini dijadikan. Tetapi sekarang Ia hanya satu kali saja menyatakan diri-Nya, pada zaman akhir untuk menghapuskan dosa oleh korban-Nya.
9:27 Dan sama seperti manusia ditetapkan untuk mati hanya satu kali saja, dan sesudah itu dihakimi,
9:28 demikian pula Kristus hanya satu kali saja mengorbankan diri-Nya untuk menanggung dosa banyak orang. Sesudah itu Ia akan menyatakan diri-Nya sekali lagi tanpa menanggung dosa untuk menganugerahkan keselamatan kepada mereka, yang menantikan Dia.


Mrk. 3:22-30

3:22 Dan ahli-ahli Taurat yang datang dari Yerusalem berkata: "Ia kerasukan Beelzebul," dan: "Dengan penghulu setan Ia mengusir setan."
3:23 Yesus memanggil mereka, lalu berkata kepada mereka dalam perumpamaan: "Bagaimana Iblis dapat mengusir Iblis?
3:24 Kalau suatu kerajaan terpecah-pecah, kerajaan itu tidak dapat bertahan,
3:25 dan jika suatu rumah tangga terpecah-pecah, rumah tangga itu tidak dapat bertahan.
3:26 Demikianlah juga kalau Iblis berontak melawan dirinya sendiri dan kalau ia terbagi-bagi, ia tidak dapat bertahan, melainkan sudahlah tiba kesudahannya.
3:27 Tetapi tidak seorang pun dapat memasuki rumah seorang yang kuat untuk merampas harta bendanya apabila tidak diikatnya dahulu orang kuat itu. Sesudah itu barulah dapat ia merampok rumah itu.
3:28 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya semua dosa dan hujat anak-anak manusia akan diampuni, ya, semua hujat yang mereka ucapkan.
3:29 Tetapi apabila seorang menghujat Roh Kudus, ia tidak mendapat ampun selama-lamanya, melainkan bersalah karena berbuat dosa kekal."
3:30 Ia berkata demikian karena mereka katakan bahwa Ia kerasukan roh jahat




Kuasa Tuhan dalam Pengalaman Thomas Aquino

Saudara terkasih hari ini Bunda Gereja merayakan Pw. Santo Thomas Aquino, seorang Pujangga Gereja, yang menghasilkan karya luar biasa. Ia berasal dari keluarga kaya raya. Sejak usia lima tahun ia dibina di biara Benediktin. Karena kecerdasannya ia kuliah dan tertarik hidup membiara di biara Dominikan.
Pemilihan ini ternyata membuat  orang tuanya tidak rela. Segala upaya dilakukan untuk membuat Thomas tidak menjadi Dominikan. Orang tuanya menghendaki ia menjadi Benediktin. Ia tetap bertahan dengan pilihannya, bahkan sempat dijebloskan di penjara selama dua tahun. Ia tetap teguh pendirian memilih Dominikan.
Saudara terkasih, dalam bacaan Injil hari ini kita juga diajak merenungkan bagaimana kuasa jahat, si setan mengelabui kita. Dalam kisah hari ini juga demikian, bagaimana orang-orang Yahudi menuduh Yesus melakukan mukijizat bekerja sama dengan Beelzebul. Tuduhan karena iri, merasa tersaingi, dan dengan itu sebenarnya hendak mempengaruhi orang untuk tidak percaya akan apa yang diajarkan dan dilakukan Yesus.
Iblis biasanya mempengaruhi, mengelabui, dan kita yang ikut terkena pengaruhnya akan dengan mudah selalu tunduk dan ikuti apa katanya. Pertama-tama yang ia lakukan adalah menjauhkan dulu dari Kuasa Allah. Ketika kita sudah terpisah dari kasih Allah kita pun akan lemah dan mudah untuk diperdayai. Sikap iri hati, tidak mudah percaya, dan tawaran dunia adalah sarana kuasa jahat mengajak kita kepada jalan sesat.
Kesesahan itu bisa melalui keluarga, orang yang kita sayangi, pekerjaan, atau apa yang kita cintai. Jika cinta kita kepada itu semua berlebihan, dan menyisihkan Tuhan. Itulah bencana. Bagaimana di dalam kisah Thomas Aquino, dia yang merasa terpanggil oleh Tuhan dibelokan oleh pandangan keluarga yang memilih untuk menjadikannya abbas. Tentu dalam pandangan duniawi status abbas adalah keren, terpandang, dan prestisius.
Sepanjang kita jauh dari Tuhan, menyingkir dari kesatuan dengan Tuhan, langkah kita bisa disesatkan oleh  si jahat, yang seolah-olah adalah baik dan logis. Di sanalah peran nurani dan Roh Kudus yang akan membantu kita menemukan jalan Tuhan yang sejati.BD.eLeSHa.


Minggu, 27 Januari 2019

Roh Tuhan Ada pada-Ku, Sabda Hidup


HARI MINGGU BIASA III (H)
Neh. 8:3-5a,6-7,9-11
Mzm. 19:8,9,10,15
1 Kor. 12:12-30
Luk. 1:1-4, 4:14-21




Neh. 8:3-5a,6-7,9-11

8:3 Lalu pada hari pertama bulan yang ketujuh itu imam Ezra membawa kitab Taurat itu ke hadapan jemaah, yakni baik laki-laki maupun perempuan dan setiap orang yang dapat mendengar dan mengerti.
8:4 Ia membacakan beberapa bagian dari pada kitab itu di halaman di depan pintu gerbang Air dari pagi sampai tengah hari di hadapan laki-laki dan perempuan dan semua orang yang dapat mengerti. Dengan penuh perhatian seluruh umat mendengarkan pembacaan kitab Taurat itu.
8:5 Ezra, ahli kitab itu, berdiri di atas mimbar kayu yang dibuat untuk peristiwa itu.
8:6 Ezra membuka kitab itu di depan mata seluruh umat, karena ia berdiri lebih tinggi dari semua orang itu. Pada waktu ia membuka kitab itu semua orang bangkit berdiri.
8:7 Lalu Ezra memuji TUHAN, Allah yang maha besar, dan semua orang menyambut dengan: "Amin, amin!", sambil mengangkat tangan. Kemudian mereka berlutut dan sujud menyembah kepada TUHAN dengan muka sampai ke tanah.
8:9 Bagian-bagian dari pada kitab itu, yakni Taurat Allah, dibacakan dengan jelas, dengan diberi keterangan-keterangan, sehingga pembacaan dimengerti.
8:10 Lalu Nehemia, yakni kepala daerah itu, dan imam Ezra, ahli kitab itu, dan orang-orang Lewi yang mengajar orang-orang itu, berkata kepada mereka semuanya: "Hari ini adalah kudus bagi TUHAN Allahmu. Jangan kamu berdukacita dan menangis!", karena semua orang itu menangis ketika mendengar kalimat-kalimat Taurat itu.
8:11 Lalu berkatalah ia kepada mereka: "Pergilah kamu, makanlah sedap-sedapan dan minumlah minuman manis dan kirimlah sebagian kepada mereka yang tidak sedia apa-apa, karena hari ini adalah kudus bagi Tuhan kita! Jangan kamu bersusah hati, sebab sukacita karena TUHAN itulah perlindunganmu!"


1 Kor. 12:12-30

12:12 Karena sama seperti tubuh itu satu dan anggota-anggotanya banyak, dan segala anggota itu, sekalipun banyak, merupakan satu tubuh, demikian pula Kristus.
12:13 Sebab dalam satu Roh kita semua, baik orang Yahudi, maupun orang Yunani, baik budak, maupun orang merdeka, telah dibaptis menjadi satu tubuh dan kita semua diberi minum dari satu Roh.
12:14 Karena tubuh juga tidak terdiri dari satu anggota, tetapi atas banyak anggota.
12:15 Andaikata kaki berkata: "Karena aku bukan tangan, aku tidak termasuk tubuh", jadi benarkah ia tidak termasuk tubuh?
12:16 Dan andaikata telinga berkata: "Karena aku bukan mata, aku tidak termasuk tubuh", jadi benarkah ia tidak termasuk tubuh?
12:17 Andaikata tubuh seluruhnya adalah mata, di manakah pendengaran? Andaikata seluruhnya adalah telinga, di manakah penciuman?
12:18 Tetapi Allah telah memberikan kepada anggota, masing-masing secara khusus, suatu tempat pada tubuh, seperti yang dikehendaki-Nya.
12:19 Andaikata semuanya adalah satu anggota, di manakah tubuh?
12:20 Memang ada banyak anggota, tetapi hanya satu tubuh.
12:21 Jadi mata tidak dapat berkata kepada tangan: "Aku tidak membutuhkan engkau." Dan kepala tidak dapat berkata kepada kaki: "Aku tidak membutuhkan engkau."
12:22 Malahan justru anggota-anggota tubuh yang nampaknya paling lemah, yang paling dibutuhkan.
12:23 Dan kepada anggota-anggota tubuh yang menurut pemandangan kita kurang terhormat, kita berikan penghormatan khusus. Dan terhadap anggota-anggota kita yang tidak elok, kita berikan perhatian khusus.
12:24 Hal itu tidak dibutuhkan oleh anggota-anggota kita yang elok. Allah telah menyusun tubuh kita begitu rupa, sehingga kepada anggota-anggota yang tidak mulia diberikan penghormatan khusus,
12:25 supaya jangan terjadi perpecahan dalam tubuh, tetapi supaya anggota-anggota yang berbeda itu saling memperhatikan.
12:26 Karena itu jika satu anggota menderita, semua anggota turut menderita; jika satu anggota dihormati, semua anggota turut bersukacita.
12:27 Kamu semua adalah tubuh Kristus dan kamu masing-masing adalah anggotanya.
12:28 Dan Allah telah menetapkan beberapa orang dalam Jemaat: pertama sebagai rasul, kedua sebagai nabi, ketiga sebagai pengajar. Selanjutnya mereka yang mendapat karunia untuk mengadakan mujizat, untuk menyembuhkan, untuk melayani, untuk memimpin, dan untuk berkata-kata dalam bahasa roh.
12:29 Adakah mereka semua rasul, atau nabi, atau pengajar? Adakah mereka semua mendapat karunia untuk mengadakan mujizat,
12:30 atau untuk menyembuhkan, atau untuk berkata-kata dalam bahasa roh, atau untuk menafsirkan bahasa roh



Luk. 1:1-4, 4:14-21

1:1 Teofilus yang mulia, Banyak orang telah berusaha menyusun suatu berita tentang peristiwa-peristiwa yang telah terjadi di antara kita,
1:2 seperti yang disampaikan kepada kita oleh mereka, yang dari semula adalah saksi mata dan pelayan Firman.
1:3 Karena itu, setelah aku menyelidiki segala peristiwa itu dengan seksama dari asal mulanya, aku mengambil keputusan untuk membukukannya dengan teratur bagimu,
1:4 supaya engkau dapat mengetahui, bahwa segala sesuatu yang diajarkan kepadamu sungguh benar.
4:14 Dalam kuasa Roh kembalilah Yesus ke Galilea. Dan tersiarlah kabar tentang Dia di seluruh daerah itu.
4:15 Sementara itu Ia mengajar di rumah-rumah ibadat di situ dan semua orang memuji Dia.
4:16 Ia datang ke Nazaret tempat Ia dibesarkan, dan menurut kebiasaan-Nya pada hari Sabat Ia masuk ke rumah ibadat, lalu berdiri hendak membaca dari Alkitab.
4:17 Kepada-Nya diberikan kitab nabi Yesaya dan setelah dibuka-Nya, Ia menemukan nas, di mana ada tertulis:
4:18 "Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku
4:19 untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang."
4:20 Kemudian Ia menutup kitab itu, memberikannya kembali kepada pejabat, lalu duduk; dan mata semua orang dalam rumah ibadat itu tertuju kepada-Nya.
4:21 Lalu Ia memulai mengajar mereka, kata-Nya: "Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya.



Roh Tuhan Ada pada-Ku, Sabda Hidup

Saudara terkasih, hari ini kita diajak untuk merenungkan sabda Tuhan, bahwa Yesus adalah Sabda Yang Hidup. Berkaitan dengan  bacaan pertama, bagaimana orang Yahudi yang usai dari tanah pembuangan itu merasa terharu, merasa bahwa sabda Tuhan yang mereka dngarkan itu benar-benar hidup, meresap dalam hati mereka, menyapa mereka sehingga membuat mereka langsung sujud hingga kepadanya ke tanah.
Berapa kali kita merasakan sabda hidup sedemikian dalam di dalam hati kita, sehingga kita merasa selalu kurang dan tidak cukup hanya sejenak di dalam membaca atau mendengarkan sabda Tuhan? Atau malah enggan dan memilih menjauh saja, maunya secepatnya selesai dan tidak mau berlama-lama di dalam merenungkan sabda Tuhan?
Sabda yang hidup dalam hati kita adalah yang menggerakan, menggairahkan, dan menyemangati kita untuk semakin dekat dengan Tuhan dan sesama. Roh Tuhan ada padaku, sebagaimana pernyataan Yesus yang mengatakan, Roh Tuhan ada pada-Ku.
Dalam falsalah Jawa ada yang namanya mangunggaling kawula Gusti, Tuhan yang meraja dalam diri manusiawi, Tuhan yang menjadi pembimbing utama dalam hidup sehari-hari. Roh Tuhan yang ada di dalam diri manusia. Apa yang bisa dilihat dan dinilai, apakah Tuhan sudah meraja dalam hidup kita?
Dalam konteks Yesus, Mesianistik adalah menyembuhkan orang sakit, membebaskan orang tertindas, dan membuat orang lumpuh berjalan. Itu yang dilakukan Yesus dan memang berkuasa atas itu semua.
Orang kesepian, tidak mesti ada di penjara di alam modern ini. Orang tidak saja lumpuh tidak bisa berjalan, namun juga lumpuh hatinya yang tidak bisa membedakan mana yang baik dan benar, dan juga mana yang benar dan salah. Orang sering memilih untuk lumpuh hatinya karena mendapatkan kemudahan duniawi. Inilah medan perutusan kita. Medan laga kita yang membentang di sekitar kita. Dan itu konkret. Keprihatinan dunia adalah keprihatinan kita, kita memiliki tugas juga untuk memberikan literasi, membantu untuk melek, dalam banyak konteks. Salah satu yang paling mendesak jelas mengenai hoax, ini juga berkaitan dengan membuat orang buta melihat bukan? Karena ini juga membuat kita tersesat dalam banyak hal. Tersesat yang membawa konsekuensi luar biasa bagi hidup beriman dan hidup bersama kita.
Saudara terkasih, sepanjang hati kita dipenuhi dengan Roh Allah, Roh Tuhan dalam diri kita, kita akan mampu membedakan mana yang baik dan buruk. Mampu memilih mana yang benar dan salah, serta mampu membela moral dan kebenaran dengan semestinya. Jika sabda itu hidup dan menghidupi kita, sehingga kita bersemangat dalam segala hal. Semangat dalam apapun kondisi, hasil, dan keadaannya. BD.eLeSHa.

Sabtu, 26 Januari 2019

Pewartaan dan Pewarta


Pw. S. Timotius dan S. Titus , Usk. (P)
2 Tim. 1:1-8
Mzm. 96:1-2a,2b-3,7-8a,10
Luk. 10:1-9




2 Tim. 1:1-8

1:1 Dari Paulus, rasul Kristus Yesus oleh kehendak Allah untuk memberitakan janji tentang hidup dalam Kristus Yesus,
1:2 kepada Timotius, anakku yang kekasih: kasih karunia, rahmat dan damai sejahtera dari Allah Bapa dan Kristus Yesus, Tuhan kita, menyertai engkau.
1:3 Aku mengucap syukur kepada Allah, yang kulayani dengan hati nurani yang murni seperti yang dilakukan nenek moyangku. Dan selalu aku mengingat engkau dalam permohonanku, baik siang maupun malam.
1:4 Dan apabila aku terkenang akan air matamu yang kaucurahkan, aku ingin melihat engkau kembali supaya penuhlah kesukaanku.
1:5 Sebab aku teringat akan imanmu yang tulus ikhlas, yaitu iman yang pertama-tama hidup di dalam nenekmu Lois dan di dalam ibumu Eunike dan yang aku yakin hidup juga di dalam dirimu.
1:6 Karena itulah kuperingatkan engkau untuk mengobarkan karunia Allah yang ada padamu oleh penumpangan tanganku atasmu.
1:7 Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban.
1:8 Jadi janganlah malu bersaksi tentang Tuhan kita dan janganlah malu karena aku, seorang hukuman karena Dia, melainkan ikutlah menderita bagi Injil-Nya oleh kekuatan Allah.



Luk. 10:1-9

10:1 Kemudian dari pada itu Tuhan menunjuk tujuh puluh murid yang lain, lalu mengutus mereka berdua-dua mendahului-Nya ke setiap kota dan tempat yang hendak dikunjungi-Nya.
10:2 Kata-Nya kepada mereka: "Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu mintalah kepada Tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu.
10:3 Pergilah, sesungguhnya Aku mengutus kamu seperti anak domba ke tengah-tengah serigala.
10:4 Janganlah membawa pundi-pundi atau bekal atau kasut, dan janganlah memberi salam kepada siapa pun selama dalam perjalanan.
10:5 Kalau kamu memasuki suatu rumah, katakanlah lebih dahulu: Damai sejahtera bagi rumah ini.
10:6 Dan jikalau di situ ada orang yang layak menerima damai sejahtera, maka salammu itu akan tinggal atasnya. Tetapi jika tidak, salammu itu kembali kepadamu.
10:7 Tinggallah dalam rumah itu, makan dan minumlah apa yang diberikan orang kepadamu, sebab seorang pekerja patut mendapat upahnya. Janganlah berpindah-pindah rumah.
10:8 Dan jikalau kamu masuk ke dalam sebuah kota dan kamu diterima di situ, makanlah apa yang dihidangkan kepadamu,
10:9 dan sembuhkanlah orang-orang sakit yang ada di situ dan katakanlah kepada mereka: Kerajaan Allah sudah dekat padamu.



Pewartaan dan Pewarta

Saudara terkasih, hari ini kita merayakan Perayaan Wajib Santo Timotius dan Santo Titus. Mereka berdua dikenal sebagai rekan sekerja dan seperjanan Paulus. Mereka merupakan utusan Paulus ke mana karya mereka dikenal hingga hari ini. Sedikit perbedaan Timotius yang berasal dari keluarga yang tidak cukup religius, kecuali ibunya yang menganut Yahudi. Di mana Kitab Suci telah menjadi bagian utuh di dalam keluarga mereka.
Titus berasal dari keluarga tidak beriman, dan karena pewartaan Paulus, ia dibaptis, yang akhirnya menjadi uskup. Ia merupakan rekan seperjalanan dan rekan kerja Paulus yang luar biasa. Para pewarta ulung pada zamannya. Hingga kini kita mendapatkan berkat karya mereka.
Saudara terkasih, dalam bacaan Injil hari ini, kita juga diajak merenungkan tugas dan perutusan Yesus bersama para murid-Nya. Kali ini para murid diutus berdua-dua sejumlah 70 orang murid. Mereka diutus untuk menyiapkan lahan yang mau didatangi Yesus. Yesus datang ke tempat di mana IA sudah dikenal karena pewartaan murid lain itu. Hal ini  menunjukkan pentingnya pewartaan dan itu menjadi bagian yang terencana oleh Yesus, bukan sembarangan.
Konskuensi perutusan adalah kerasnya daerah yang dituju, maka dinyatakan, bahwa mereka masuk ke kawasan serigala. Domba diminta masuk ke kalangan serigala. Artinya mereka sangat lemah dan tidak berdaya, dibandingkan kawanan yang mau dituju. Mereka tidak memiliki harapan jika berbicara kondisi.
Mereka diutus tanpa bekal, tidak boleh membawa apa-apa. Ini tentunya berkaitan dengan kehendak agar mereka mampu mewartakan dengan perilaku dan tindakan yang mampu mengandalkan Tuhan semata. Hal ini tentu menunjukkan pewartaan yang konkret bukan hanya perkataan dan pernyataan. Hal yang mendasar bagi pewartaan.
Tugas Yesus tidak mudah, ketika dinyatakan akan mengutus domba ke tengah kawanan serigala, pun dinyatakan, jika ditolak, tinggalkan. Perintahnya jelas tinggalkan, bukan untuk mengutuk atau mengatakan ini dan itu. Hanya meninggalkan. Jelas, padat, dan singkat.
Ketika kedatangan mereka diterima, boleh tinggal, makan, dan itulah upah bagi mereka. Upah adalah konsekuensi logis atas kinerja. Upah bukan menjadi tujuan dan motivasi pewarta. Pernyataan yang menjadi penting bagi kinerja pewartaan era modern, yang tidak jarang menjadikan uang dan upah sebagai pedoman utama.
Saudara terkasih, ini lah tugas perutusan kita hingga hari ini, untuk menyatakan bahwa Kerajaan Surga sudah dekat dan perlu untuk bertobat. Pertobatan yang menyentuh kemanusiaan sehingga bukan hanya kata-kata dan pernyataan, namun memang adanya perubahan hidup dan makin dekat dengan Tuhan. Hidup bersama Tuhan. Mengandalkan seluruh bagian hidup di dalam Penyelenggaraan Ilahi. BD. eLeSHa.