Pw. S.
Antonius dr Padua, ImPujG (P)
1 Raj.
18:20-39
Mzm.
16:1-2a,4,5,8,11
1 Raj.
18:20-39
1 Raj.
18:20-39
18:20 Ahab mengirim orang ke seluruh Israel dan mengumpulkan
nabi-nabi itu ke gunung Karmel.
18:21 Lalu Elia mendekati seluruh rakyat itu dan berkata:
"Berapa lama lagi kamu berlaku timpang dan bercabang hati? Kalau TUHAN itu
Allah, ikutilah Dia, dan kalau Baal, ikutilah dia." Tetapi rakyat itu
tidak menjawabnya sepatah kata pun.
18:22 Lalu Elia berkata kepada rakyat itu: "Hanya aku seorang
diri yang tinggal sebagai nabi TUHAN, padahal nabi-nabi Baal itu ada empat
ratus lima puluh orang banyaknya.
18:23 Namun, baiklah diberikan kepada kami dua ekor lembu jantan;
biarlah mereka memilih seekor lembu, memotong-motongnya, menaruhnya ke atas
kayu api, tetapi mereka tidak boleh menaruh api. Aku pun akan mengolah lembu
yang seekor lagi, meletakkannya ke atas kayu api dan juga tidak akan menaruh
api.
18:24 Kemudian biarlah kamu memanggil nama allahmu dan aku pun
akan memanggil nama TUHAN. Maka allah yang menjawab dengan api, dialah Allah!"
Seluruh rakyat menyahut, katanya: "Baiklah demikian!"
18:25 Kemudian Elia berkata kepada nabi-nabi Baal itu:
"Pilihlah seekor lembu dan olahlah itu dahulu, karena kamu ini banyak.
Sesudah itu panggillah nama allahmu, tetapi kamu tidak boleh menaruh api."
18:26 Mereka mengambil lembu yang diberikan kepada mereka,
mengolahnya dan memanggil nama Baal dari pagi sampai tengah hari, katanya:
"Ya Baal, jawablah kami!" Tetapi tidak ada suara, tidak ada yang
menjawab. Sementara itu mereka berjingkat-jingkat di sekeliling mezbah yang
dibuat mereka itu.
18:27 Pada waktu tengah hari Elia mulai mengejek mereka, katanya:
"Panggillah lebih keras, bukankah dia allah? Mungkin ia merenung, mungkin
ada urusannya, mungkin ia bepergian; barangkali ia tidur, dan belum terjaga."
18:28 Maka mereka memanggil lebih keras serta menoreh-noreh
dirinya dengan pedang dan tombak, seperti kebiasaan mereka, sehingga darah
bercucuran dari tubuh mereka.
18:29 Sesudah lewat tengah hari, mereka kerasukan sampai waktu
mempersembahkan korban petang, tetapi tidak ada suara, tidak ada yang menjawab,
tidak ada tanda perhatian.
18:30 Kata Elia kepada seluruh rakyat itu: "Datanglah dekat
kepadaku!" Maka mendekatlah seluruh rakyat itu kepadanya. Lalu ia
memperbaiki mezbah TUHAN yang telah diruntuhkan itu.
18:31 Kemudian Elia mengambil dua belas batu, menurut jumlah suku
keturunan Yakub. -- Kepada Yakub ini telah datang firman TUHAN: "Engkau
akan bernama Israel." --
18:32 Ia mendirikan batu-batu itu menjadi mezbah demi nama TUHAN
dan membuat suatu parit sekeliling mezbah itu yang dapat memuat dua sukat
benih.
18:33 Ia menyusun kayu api, memotong lembu itu dan menaruh
potongan-potongannya di atas kayu api itu.
18:34 Sesudah itu ia berkata: "Penuhilah empat buyung dengan
air, dan tuangkan ke atas korban bakaran dan ke atas kayu api itu!"
Kemudian katanya: "Buatlah begitu untuk kedua kalinya!" Dan mereka
berbuat begitu untuk kedua kalinya. Kemudian katanya: "Buatlah begitu
untuk ketiga kalinya!" Dan mereka berbuat begitu untuk ketiga kalinya,
18:35 sehingga air mengalir sekeliling mezbah itu; bahkan parit
itu pun penuh dengan air.
18:36 Kemudian pada waktu mempersembahkan korban petang, tampillah
nabi Elia dan berkata: "Ya TUHAN, Allah Abraham, Ishak dan Israel, pada
hari ini biarlah diketahui orang, bahwa Engkaulah Allah di tengah-tengah Israel
dan bahwa aku ini hamba-Mu dan bahwa atas firman-Mulah aku melakukan segala
perkara ini.
18:37 Jawablah aku, ya TUHAN, jawablah aku, supaya bangsa ini
mengetahui, bahwa Engkaulah Allah, ya TUHAN, dan Engkaulah yang membuat hati
mereka tobat kembali."
18:38 Lalu turunlah api TUHAN menyambar habis korban bakaran, kayu
api, batu dan tanah itu, bahkan air yang dalam parit itu habis dijilatnya.
18:39 Ketika seluruh rakyat melihat kejadian itu, sujudlah mereka
serta berkata: "TUHAN, Dialah Allah! TUHAN, Dialah Allah!"
1 Raj.
18:20-39
5:17 "Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk
meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk
meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya.
5:18 Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap
langit dan bumi ini, satu iota atau satu titik pun tidak akan ditiadakan dari
hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi.
5:19
Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat sekalipun
yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan
menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Sorga; tetapi siapa yang
melakukan dan mengajarkan segala perintah-perintah hukum
Yesus Sang
Penggenap
Saudara terkasih, hari ini kita diajak
untuk merenungkan mengenai keberadaan hukum Taurat dan kehadiran Yesus. Peran Yesus
bukan untuk meniadakan hukum para nabi dan Taurat namun menggenapinya.
Menggenapi berarti ada yang kurang genap.
Peran Yesus memberikan makna baru,
memberikan kelengkapan berarti ada yang kurang, nubuatan Perjanjian Lama
menemukan arti yang sebenarnya, semua terpenuhi, bukan lagi akan, namun sudah,
dan penuhlah dengan keberadaan Yesus.
Penggenap, berarti bahwa ada yang
masih kurang. Dalam konteks pembicaraan ini adalah sikap yang perlu di dalam
memperlakukan hukum dengan semestinya. Dalam kehidupan sosial dan agama kala
itu, sering hukum dijadikan sebagai alat untuk mendapatkan pengaruh, kekuasaan,
dan menekan pihak lain, sedangkan paa pemuka hanya mengajarkan namun tidak
melakukan.
Hal yang sangat identik hari-hari ini
juga kita alami. Perilaku elit baik pejabat publik ataupun politikus lebih memuja
hukum sebagai panglima bagi kepentingan sendiri. Orang bisa melakukan pelanggaran
hukum namun sekaligus menuntut orang lain untuk dihukum dengan dasar yang
mereka sendiri langgar. Hukum diajarkan sesuai dengan kepentingan dan mendukung
keuntungan mereka sendiri. Hukum bisa berarti sesuai dengan apa yang mereka
maui. Nampaknya kisah 2000 tahun lalu, hari ini juga kita alami. Di sinilah
yang Yesus kritik, Yesus memberikan tambahan, menggenapi, bahwa hukum itu tidak
semata diajarkan, namun juga dilakukan. Orang pun tidak bisa menjadi pemuja
hukum, sehingga mengabaikan kemanusiaan. Padahal hukum dibuat untuk manusia,
bukan sebaliknya. Hal yang sama terjadi, atas nama hukum sebagaian pihak bisa
menindas pihak lain. Padahal sekali lagi, hukum versi sekelompok orang yang tamak akan kuasa.
Apakah kita sebagai pengikut Yesus
juga berperilaku demikian? Jika iya, pengikut Yesus atau malah pemuka jemaat,
imam-imam kepala, dan kaum Farisi? Di sinilah yang membedakan. BD.eLeSHa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar