Jumat, 15 Juni 2018

Pembaruan ala Yesus


Jumat  Biasa Pekan X (H)
1 Raj. 19:9a,11-16
Mzm. 27:7-8a, 8b-9abc
Mat. 5:27-32


1 Raj. 19:9a,11-16

19:9 Di sana masuklah ia ke dalam sebuah gua dan bermalam di situ.
19:11 Lalu firman-Nya: "Keluarlah dan berdiri di atas gunung itu di hadapan TUHAN!" Maka TUHAN lalu! Angin besar dan kuat, yang membelah gunung-gunung dan memecahkan bukit-bukit batu, mendahului TUHAN. Tetapi tidak ada TUHAN dalam angin itu. Dan sesudah angin itu datanglah gempa. Tetapi tidak ada TUHAN dalam gempa itu.
19:12 Dan sesudah gempa itu datanglah api. Tetapi tidak ada TUHAN dalam api itu. Dan sesudah api itu datanglah bunyi angin sepoi-sepoi basa.
19:13 Segera sesudah Elia mendengarnya, ia menyelubungi mukanya dengan jubahnya, lalu pergi ke luar dan berdiri di pintu gua itu. Maka datanglah suara kepadanya yang berbunyi: "Apakah kerjamu di sini, hai Elia?"
19:14 Jawabnya: "Aku bekerja segiat-giatnya bagi TUHAN, Allah semesta alam, karena orang Israel meninggalkan perjanjian-Mu, meruntuhkan mezbah-mezbah-Mu dan membunuh nabi-nabi-Mu dengan pedang; hanya aku seorang dirilah yang masih hidup, dan mereka ingin mencabut nyawaku."
19:15 Firman TUHAN kepadanya: "Pergilah, kembalilah ke jalanmu, melalui padang gurun ke Damsyik, dan setelah engkau sampai, engkau harus mengurapi Hazael menjadi raja atas Aram.
19:16 Juga Yehu, cucu Nimsi, haruslah kauurapi menjadi raja atas Israel, dan Elisa bin Safat, dari Abel-Mehola, harus kauurapi menjadi nabi menggantikan engkau.


Mat. 5:27-32

5:27 Kamu telah mendengar firman: Jangan berzinah.
5:28 Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya.
5:29 Maka jika matamu yang kanan menyesatkan engkau, cungkillah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu jika satu dari anggota tubuhmu binasa, dari pada tubuhmu dengan utuh dicampakkan ke dalam neraka.
5:30 Dan jika tanganmu yang kanan menyesatkan engkau, penggallah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu jika satu dari anggota tubuhmu binasa dari pada tubuhmu dengan utuh masuk neraka.
5:31 Telah difirmankan juga: Siapa yang menceraikan isterinya harus memberi surat cerai kepadanya.
5:32 Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang menceraikan isterinya kecuali karena zinah, ia menjadikan isterinya berzinah; dan siapa yang kawin dengan perempuan yang diceraikan, ia berbuat zinah.



Pembaruan ala Yesus

Saudara terkasih, hari ini kita masih merenungkan seri pembaruan ala Yesus. Kali ini mengenai perzinahan. Hukum saja bagi Yesus masih berupa tuntutan minimal. Artinya batas yang bisa dilakukan oleh semua orang, perzinahan dalam konteks apa yang terjadi dalam zaman Yesus jelas masalah tindakan fisik yang terjadi.
Itu hukumnya jelas sebagaimana dalam Taurat, dan Yesus juga setuju dengan itu semua. Namun, masih lebih lagi apa yang Yesus kehendaki dilakukan para murid-Nya, yaitu, tidak berzina termasuk hanya dalam benak, pikiran, dan keinginan.
Apa yang Yesus kehendaki di dalam kekinian sangat konkret. Mengapa demikian? Orang cenderung mencari pembenaran atas perilaku sesat, jahat, atau salah mereka, jika hukum masih sering orang bisa mencari celah untuk meloloskan diri. Hukum manusia, dengan kecerdikan manusia yang terus berkembang, sangat mungkin penjahat lolos, apalagi dengan pengacara yang lihai memainkan kata, mengubah persepsi, belum lagi jika uang dan suap juga berbicara. Apa yang Yesus perbarui adalah soal sikap mental dan hati nurani. Tuntutan hukum itu dari luar, sepanjang sesuai dengan hukum, tidak menjadi masalah.
Apa yang Yesus maksudkan adalah penilaian moral dan hati nurani masing-masing. Yesus mengajak perilaku hidup itu sudah dimulai dari hati dan pikiran. Jika hati dan pikirannya baik, tindakannya pun akan lebih baik. Susah meyakini jika motivasinya sudah buruk menghasilkan tindakan baik pula.  Dalam hidup bersama kita tahu bagaimana orang sudah merekayasa sejak sebelum adanya tindakan, apakah ini akan menghasilkan hal bagus? Jelas tidak. Sikap bertanggung jawab juga lemah karena sejak awal memang bermaksud untuk berbuat jahat. Ini zina terhadap pikiran sendiri. Mengajak berbuat sesat, hukumannya apa sudah jelas.
Apakah mereka tidak tahu mereka salah? Mereka tahu namun merasa bahwa tidak ada yang tahu, kelompok mereka yang bermain saling melindungi. Mereka abai Tuhan tahu semuanya. Apa yang Yesus kehendaki memang berat, namun itu adalah konsekuensi logis atas kasih-Nya yang tak terbatas. BD.eLeSHa.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar