Rabu Pekan
Biasa XII (H)
2 Raj.
22:6-13,23:1-6
Mzm.
119:33,34,35,37,40
Mat.
7:15-20
2 Raj.
22:6-13,23:1-6
22:8 Berkatalah imam besar Hilkia, kepada Safan, panitera itu:
"Telah kutemukan kitab Taurat itu di rumah TUHAN!" Lalu Hilkia
memberikan kitab itu kepada Safan, dan Safan terus membacanya.
22:9 Kemudian Safan, panitera itu, masuk menghadap raja,
disampaikannyalah kabar tentang itu kepada raja: "Hamba-hambamu ini telah
mengambil seluruh uang yang terdapat di rumah TUHAN dan memberikannya ke tangan
para pekerja yang diangkat mengawasi rumah itu."
22:10 Safan, panitera itu, memberitahukan juga kepada raja:
"Imam Hilkia telah memberikan kitab kepadaku," lalu Safan
membacakannya di depan raja.
22:11 Segera sesudah raja mendengar perkataan kitab Taurat itu,
dikoyakkannyalah pakaiannya.
22:12 Kemudian raja memberi perintah kepada imam Hilkia, kepada
Ahikam bin Safan, kepada Akhbor bin Mikha, kepada Safan, panitera itu, dan
kepada Asaya, hamba raja, katanya:
22:13 "Pergilah, mintalah petunjuk TUHAN bagiku, bagi rakyat
dan bagi seluruh Yehuda, tentang perkataan kitab yang ditemukan ini, sebab
hebat kehangatan murka TUHAN yang bernyala-nyala terhadap kita, oleh karena
nenek moyang kita tidak mendengarkan perkataan kitab ini dengan berbuat tepat
seperti yang tertulis di dalamnya."
23:1 Sesudah itu raja menyuruh orang mengumpulkan semua tua-tua
Yehuda dan Yerusalem.
23:2 Kemudian pergilah raja ke rumah TUHAN dan bersama-sama dia
semua orang Yehuda dan semua penduduk Yerusalem, para imam, para nabi dan
seluruh orang awam, dari yang kecil sampai yang besar. Dengan didengar mereka
ia membacakan segala perkataan dari kitab perjanjian yang ditemukan di rumah
TUHAN itu.
23:3 Sesudah itu berdirilah raja dekat tiang dan diadakannyalah
perjanjian di hadapan TUHAN untuk hidup dengan mengikuti TUHAN, dan tetap
menuruti perintah-perintah-Nya, peraturan-peraturan-Nya dan
ketetapan-ketetapan-Nya dengan segenap hati dan dengan segenap jiwa dan untuk
menepati perkataan perjanjian yang tertulis dalam kitab itu. Dan seluruh rakyat
turut mendukung perjanjian itu.
Mat.
7:15-20
7:15 "Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang
kepadamu dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah
serigala yang buas.
7:16 Dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka. Dapatkah orang
memetik buah anggur dari semak duri atau buah ara dari rumput duri?
7:17 Demikianlah setiap pohon yang baik menghasilkan buah yang
baik, sedang pohon yang tidak baik menghasilkan buah yang tidak baik.
7:18 Tidak mungkin pohon yang baik itu menghasilkan buah yang
tidak baik, ataupun pohon yang tidak baik itu menghasilkan buah yang baik.
7:19 Dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik,
pasti ditebang dan dibuang ke dalam api.
7:20 Jadi dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka.
Pengajar
Asli dan Palsu
Saudara terkasih, kita sering mendengar ajaran
ini dan itu, pengajar ini menghendaki demikian, pengajar itu mengatakan ini. bagaimanapun
kita tetap perlu untuk bersikap dan
menetapkan pilihan. Aa pengajar yag benar dan ada pengajar yang sangat
berbahaya. Orang ada yang berpakaian, berbusana, berkata, bersikap seolah-olah
pengajar utama, ulung, dan hanya mereka yang benar. Ada pula guru atau pengajar
yang sejati. Pengajar yang sejati yang perlu kita ikuti.
Bagaimana kita memilih pengajar yang benar,
bukan musang berbulu domba. Buah dari perilaku mereka terlebih dahulu. Ada yang
namanya rekam jejak, di mana perilaku mereka dari waktu ke waktu bisa
disaksikan, ada konsistensi, ada kesamaan di dalam banyak hal.
Adanya kesatuan kata dan perbuatan. Tidak ada
pengajar benar yang bisa mengatakan berbusa-busa soal kesalehan, kesucian, dan
religiusitas, namun serentak mengutuk orang lain, menistakan ciptaan Tuhan
seolah-lah sampah. Mengatakan hal baik sekaligus kutukan karena perbedaan
pilihan ini dan itu. Di sinilah sikap yang perlu kita cermati.
Buah yang baik dalam hidup rohani akan
terbaca. Pengajar kebaikan akan memiliki sifat dan sikap untuk menyatukan,
bukan memecah belah. Perseteruan hanya ada dalam pribadi yang tidak bersikap
religius. Mana ada perselisihan sebagai kehendak Ilahiah? Sering kita abai dan lalai melhat yang
demikian, karena asyik melihat tampilan dan labelnya.
Saudara terkasih, kita menilai pohon itu dari
buahnya. Mana ada buah baik jika pohonnya jelek, tidak sehat, dan kurus kering.
Semak duri tidak akan pernah menghasilkan buah yang bermanfaat bagi kehidupan. Demikian
juga jika orang atau pengajar yang suka akan kekerasan, apa iya bisa
mengajarkan dan berbuat kasih? Jika kebencian yang ada dalam benak dan hati
mereka, apa iya mereka bisa memberikan damai dan suka cita? Di sinilah
pentingnya hidup kita memilih mana yang benar dan pura-pura benar. Jangan khawatir
karena Tuhan hadir dengan kemampuan kita untuk memilih yang benar dan baik. BD.eLeSHa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar