Kamis
Biasa Pekan IX (H)
2 Tim.
2:8-15
Mzm.
25:4bc-5ab,8-9,10,14
Mrk.
12:28-34
2 Tim.
2:8-15
2:8 Ingatlah ini: Yesus Kristus, yang telah bangkit dari antara
orang mati, yang telah dilahirkan sebagai keturunan Daud, itulah yang
kuberitakan dalam Injilku.
2:9 Karena pemberitaan Injil inilah aku menderita, malah
dibelenggu seperti seorang penjahat, tetapi firman Allah tidak terbelenggu.
2:10 Karena itu aku sabar menanggung semuanya itu bagi orang-orang
pilihan Allah, supaya mereka juga mendapat keselamatan dalam Kristus Yesus
dengan kemuliaan yang kekal.
2:11 Benarlah perkataan ini: "Jika kita mati dengan Dia, kita
pun akan hidup dengan Dia;
2:12 jika kita bertekun, kita pun akan ikut memerintah dengan Dia;
jika kita menyangkal Dia, Dia pun akan menyangkal kita;
2:13 jika kita tidak setia, Dia tetap setia, karena Dia tidak
dapat menyangkal diri-Nya."
2:14 Ingatkanlah dan pesankanlah semuanya itu dengan
sungguh-sungguh kepada mereka di hadapan Allah, agar jangan mereka bersilat
kata, karena hal itu sama sekali tidak berguna, malah mengacaukan orang yang
mendengarnya.
2:15 Usahakanlah supaya engkau layak di hadapan Allah sebagai
seorang pekerja yang tidak usah malu, yang berterus terang memberitakan
perkataan kebenaran itu.
Mrk.
12:28-34
12:28 Lalu seorang ahli Taurat, yang mendengar Yesus dan
orang-orang Saduki bersoal jawab dan tahu, bahwa Yesus memberi jawab yang tepat
kepada orang-orang itu, datang kepada-Nya dan bertanya: "Hukum manakah
yang paling utama?"
12:29 Jawab Yesus: "Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai
orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa.
12:30 Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan
segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu.
12:31 Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia
seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua
hukum ini."
12:32 Lalu kata ahli Taurat itu kepada Yesus: "Tepat sekali,
Guru, benar kata-Mu itu, bahwa Dia esa, dan bahwa tidak ada yang lain kecuali
Dia.
12:33 Memang mengasihi Dia dengan segenap hati dan dengan segenap
pengertian dan dengan segenap kekuatan, dan juga mengasihi sesama manusia
seperti diri sendiri adalah jauh lebih utama dari pada semua korban bakaran dan
korban sembelihan."
12:34 Yesus melihat, bagaimana bijaksananya jawab orang itu, dan
Ia berkata kepadanya: "Engkau tidak jauh dari Kerajaan Allah!" Dan
seorang pun tidak berani lagi menanyakan sesuatu kepada Yesus.
Kasih
kepada Tuhan dan Sesama
Saudara terkasih, hari ini kita diajak untuk
merenungkan kasih. Kasih kepada Tuhan Allah dan kepada sesama. Hukum kasih sama
dengan salib, ada yang vertikal ada pula yang horisontal. Sangat menarik, bahwa
mengasihi Tuhan Allah juga perlu diimbangi dengan mengasihi sesama.
Hari ini ada kiriman di media sosial mengenai
pernyataan Paus Fransiskus, di mana Paus menyatakan kalau rajin beribadat tanpa berbuat baik percuma. Hal yang sangat
mendasar dan sangat kontekstual. Di mana bahwa beribadat perlu juga dihidupi
dengan berbuat baik. Perbuatan baik dalam konteks ini ialah perwujudan ibadah
dalam hidup sehari-hari.
Bahasa lain yang bisa dipakai adalah satunya
kata dan perbuatan. Bagaimana orang bisa berlaku mendua dan munafik, mengatakan
kata suci, ayat kitab suci dengan fasih dengan mulut yang sama mencaci maki
ciptaan. Merusak lingkungan tanpa merasa bersalah. Dalam hal ini bangsa
Indonesia sangat memprihatinkan dalam hal ini. negara yang sangat religius,
namun sebatas ritual. Hapalan, dan kegiatan yang berkaitan dengan religi, namun
dalam hidup sehari-hari masih demikian jauh.
Perbuatan baik kepada sesamanya belum ada. Padahal
jelas perintah Tuhan untuk mengasihi Allah dan sesama, tidak hanya mengasihi
Allah saja. Pun jangan lupa karena mengasihi sesama melupakan mengasihi Tuhan. Aktivitas
sehari-hari bisa melenakan dna melupakan Tuhan dan peran-Nya dalam hidup kita.
Apa yang dinyatakan Bapa Suci dan Kitab Suci
pada hari ini sangat kontekstual, bagaimana kita hidup dan mengasihi kepada
Tuhan dan sesama secara seimbang. Melakukan tugas perutusan sesuai dengan apa
yang Tuhan berikan secara baik dan profesional. Jangan imam malah menyintai
duniawi, dan yang awam aktif dan melupakan serta mengorbankan keluarga. Hal yang
jamak terjadi. Tuhan Allah menghendaki hidup yang sesuai dengan rencana-Nya dan
perutusan-Nya. BD.eLeSHa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar