Kamis, 07 Juni 2018

Kasih kepada Tuhan dan Sesama


Kamis Biasa Pekan IX (H)
2 Tim. 2:8-15
Mzm. 25:4bc-5ab,8-9,10,14
Mrk. 12:28-34



2 Tim. 2:8-15

2:8 Ingatlah ini: Yesus Kristus, yang telah bangkit dari antara orang mati, yang telah dilahirkan sebagai keturunan Daud, itulah yang kuberitakan dalam Injilku.
2:9 Karena pemberitaan Injil inilah aku menderita, malah dibelenggu seperti seorang penjahat, tetapi firman Allah tidak terbelenggu.
2:10 Karena itu aku sabar menanggung semuanya itu bagi orang-orang pilihan Allah, supaya mereka juga mendapat keselamatan dalam Kristus Yesus dengan kemuliaan yang kekal.
2:11 Benarlah perkataan ini: "Jika kita mati dengan Dia, kita pun akan hidup dengan Dia;
2:12 jika kita bertekun, kita pun akan ikut memerintah dengan Dia; jika kita menyangkal Dia, Dia pun akan menyangkal kita;
2:13 jika kita tidak setia, Dia tetap setia, karena Dia tidak dapat menyangkal diri-Nya."
2:14 Ingatkanlah dan pesankanlah semuanya itu dengan sungguh-sungguh kepada mereka di hadapan Allah, agar jangan mereka bersilat kata, karena hal itu sama sekali tidak berguna, malah mengacaukan orang yang mendengarnya.
2:15 Usahakanlah supaya engkau layak di hadapan Allah sebagai seorang pekerja yang tidak usah malu, yang berterus terang memberitakan perkataan kebenaran itu.

Mrk. 12:28-34

12:28 Lalu seorang ahli Taurat, yang mendengar Yesus dan orang-orang Saduki bersoal jawab dan tahu, bahwa Yesus memberi jawab yang tepat kepada orang-orang itu, datang kepada-Nya dan bertanya: "Hukum manakah yang paling utama?"
12:29 Jawab Yesus: "Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa.
12:30 Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu.
12:31 Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum ini."
12:32 Lalu kata ahli Taurat itu kepada Yesus: "Tepat sekali, Guru, benar kata-Mu itu, bahwa Dia esa, dan bahwa tidak ada yang lain kecuali Dia.
12:33 Memang mengasihi Dia dengan segenap hati dan dengan segenap pengertian dan dengan segenap kekuatan, dan juga mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri adalah jauh lebih utama dari pada semua korban bakaran dan korban sembelihan."
12:34 Yesus melihat, bagaimana bijaksananya jawab orang itu, dan Ia berkata kepadanya: "Engkau tidak jauh dari Kerajaan Allah!" Dan seorang pun tidak berani lagi menanyakan sesuatu kepada Yesus.



Kasih kepada Tuhan dan Sesama

Saudara terkasih, hari ini kita diajak untuk merenungkan kasih. Kasih kepada Tuhan Allah dan kepada sesama. Hukum kasih sama dengan salib, ada yang vertikal ada pula yang horisontal. Sangat menarik, bahwa mengasihi Tuhan Allah juga perlu diimbangi dengan mengasihi sesama.
Hari ini ada kiriman di media sosial mengenai pernyataan Paus Fransiskus, di mana Paus menyatakan kalau rajin beribadat tanpa berbuat baik percuma. Hal yang sangat mendasar dan sangat kontekstual. Di mana bahwa beribadat perlu juga dihidupi dengan berbuat baik. Perbuatan baik dalam konteks ini ialah perwujudan ibadah dalam hidup sehari-hari.
Bahasa lain yang bisa dipakai adalah satunya kata dan perbuatan. Bagaimana orang bisa berlaku mendua dan munafik, mengatakan kata suci, ayat kitab suci dengan fasih dengan mulut yang sama mencaci maki ciptaan. Merusak lingkungan tanpa merasa bersalah. Dalam hal ini bangsa Indonesia sangat memprihatinkan dalam hal ini. negara yang sangat religius, namun sebatas ritual. Hapalan, dan kegiatan yang berkaitan dengan religi, namun dalam hidup sehari-hari masih demikian jauh.
Perbuatan baik kepada sesamanya belum ada. Padahal jelas perintah Tuhan untuk mengasihi Allah dan sesama, tidak hanya mengasihi Allah saja. Pun jangan lupa karena mengasihi sesama melupakan mengasihi Tuhan. Aktivitas sehari-hari bisa melenakan dna melupakan Tuhan dan peran-Nya dalam hidup kita.
Apa yang dinyatakan Bapa Suci dan Kitab Suci pada hari ini sangat kontekstual, bagaimana kita hidup dan mengasihi kepada Tuhan dan sesama secara seimbang. Melakukan tugas perutusan sesuai dengan apa yang Tuhan berikan secara baik dan profesional. Jangan imam malah menyintai duniawi, dan yang awam aktif dan melupakan serta mengorbankan keluarga. Hal yang jamak terjadi. Tuhan Allah menghendaki hidup yang sesuai dengan rencana-Nya dan perutusan-Nya. BD.eLeSHa.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar