Senin, 18 Juni 2018

Kerajaan Allah


HARI MINGGU PEKAN BIASA XI (H)
Yeh. 17:22-24
Mzm. 92:2-3,13-14,15-16
2 Kor. 5:6-10
Mrk. 4:26-34



Yeh. 17:22-24

17:22 Beginilah firman Tuhan ALLAH: Aku sendiri akan mengambil sebuah carang dari puncak pohon aras yang tinggi dan menanamnya; Aku mematahkannya dari pucuk yang paling ujung dan yang masih muda dan Aku sendiri akan menanamnya di atas sebuah gunung yang menjulang tinggi ke atas;
17:23 di atas gunung Israel yang tinggi akan Kutanam dia, agar ia bercabang-cabang dan berbuah dan menjadi pohon aras yang hebat; segala macam burung dan yang berbulu bersayap tinggal di bawahnya, mereka bernaung di bawah cabang-cabangnya.
17:24 Maka segala pohon di ladang akan mengetahui, bahwa Aku, TUHAN, merendahkan pohon yang tinggi dan meninggikan pohon yang rendah, membuat pohon yang tumbuh menjadi layu kering dan membuat pohon yang layu kering bertaruk kembali. Aku, TUHAN, yang mengatakannya dan akan membuatnya."


2 Kor. 5:6-10

5:6 Maka oleh karena itu hati kami senantiasa tabah, meskipun kami sadar, bahwa selama kami mendiami tubuh ini, kami masih jauh dari Tuhan,
5:7 -- sebab hidup kami ini adalah hidup karena percaya, bukan karena melihat --
5:8 tetapi hati kami tabah, dan terlebih suka kami beralih dari tubuh ini untuk menetap pada Tuhan.
5:9 Sebab itu juga kami berusaha, baik kami diam di dalam tubuh ini, maupun kami diam di luarnya, supaya kami berkenan kepada-Nya.
5:10 Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan Kristus, supaya setiap orang memperoleh apa yang patut diterimanya, sesuai dengan yang dilakukannya dalam hidupnya ini, baik ataupun jahat.
5:11 Kami tahu apa artinya takut akan Tuhan, karena itu kami berusaha meyakinkan orang. Bagi Allah hati kami nyata dengan terang dan aku harap hati kami nyata juga demikian bagi pertimbangan kamu.

Mrk. 4:26-34

4:26 Lalu kata Yesus: "Beginilah hal Kerajaan Allah itu: seumpama orang yang menaburkan benih di tanah,
4:27 lalu pada malam hari ia tidur dan pada siang hari ia bangun, dan benih itu mengeluarkan tunas dan tunas itu makin tinggi, bagaimana terjadinya tidak diketahui orang itu.
4:28 Bumi dengan sendirinya mengeluarkan buah, mula-mula tangkainya, lalu bulirnya, kemudian butir-butir yang penuh isinya dalam bulir itu.
4:29 Apabila buah itu sudah cukup masak, orang itu segera menyabit, sebab musim menuai sudah tiba."
4:30 Kata-Nya lagi: "Dengan apa hendak kita membandingkan Kerajaan Allah itu, atau dengan perumpamaan manakah hendaknya kita menggambarkannya?
4:31 Hal Kerajaan itu seumpama biji sesawi yang ditaburkan di tanah. Memang biji itu yang paling kecil dari pada segala jenis benih yang ada di bumi.
4:32 Tetapi apabila ia ditaburkan, ia tumbuh dan menjadi lebih besar dari pada segala sayuran yang lain dan mengeluarkan cabang-cabang yang besar, sehingga burung-burung di udara dapat bersarang dalam naungannya."
4:33 Dalam banyak perumpamaan yang semacam itu Ia memberitakan firman kepada mereka sesuai dengan pengertian mereka,
4:34 dan tanpa perumpamaan Ia tidak berkata-kata kepada mereka, tetapi kepada murid-murid-Nya Ia menguraikan segala sesuatu secara tersendiri.



Kerajaan Allah

Saudara terkasih, hari ini kita diajak untuk merenungkan mengenai Kerajaan Allah. Yesus mengajarkan mengenai Kerajaan Allah melalui dua perumpaan. Perumpaan dipakai untuk mengajarkan dengan adat budaya setempat para pendengar yang memang berakar pada tradisi agraris. Pendengar tentu akan lebih mudah memahami apa yang mereka geluti, hidupi, dan akrabi sehari-hari dalam hidup mereka.
Perumpaan pertama mengenai benih yang ditaburkan. Taburan benih yang tanpa kuasa kontrool penaburnya, memberikan gambaran utuh tumbuh kembang, dengan diawali dengan tunas, memiliki daun, batang, dan bisa berbunga, serta berbuah. Tumbuh kembang yang memberikan gambaran pertumbuhan dan perkembangan. Hal yang sama dengan Kerajaan Allah. di sana ada pertumbuhan dan berorientasi pada panenan. Buah adalah upaya yang menjadi tujuan, agar panenan melimpah.
Perumpaan kedua mengenai biji sesawi, di mana biji yang paling kecil di antara biji yang lain, namun jika sudah bertumbuh dan berkembang sebagai pohon, burung saja bisa membuat sarang di sana. Hal yang sangat kecil, seolah tidak berdaya, namun ketika bertumbuh bisa menjadi yang cukup kuat dan bahkan bisa memberikan perlindungan dan kehidupan bagi jenis lain.
Saudara terkasih, tidak penting seberapa besar apa yang bisa kita lakukan, namun seberapa kuat dampak yang bisa kita wujudkan, jika kita mau menyatu dengan Tuhan. Kuasa Tuhan yang memampukan kita mengeksplorasi potensi kita menjadi aktual. Namun sayangnya kita lebih cenderung untuk berkutat dengan ah, aku tidak akan bisa, aku kecil, aku lemah, dan aku tidak mampu. Di sinilah peran Tuhan, memampukan kita melihat, bahwa kita memiliki potensi yang luar biasa. Si kecil yang mampu memberikan perlindungan seperti biji sesawi itu. Apa yang perlu kita syukuri adalah potensi yang  berupa rahmat itu, kemampuan kita yang perlu kita gali. Hal yang seolah tidak berarti apa-apa, di dalam Tuhan bisa menjadi apa saja. BD.eLeSHa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar