Senin Biasa
Pekan VI Paskah (P)
Kis.
16:11-15
Mzm.
149:1-2,3-4,5-6a,9b
Yoh.
15:26-16:4a
Kis.
16:11-15
16:11 Lalu kami
bertolak dari Troas dan langsung berlayar ke Samotrake, dan keesokan harinya
tibalah kami di Neapolis;
16:12 dari situ
kami ke Filipi, kota pertama di bagian Makedonia ini, suatu kota perantauan
orang Roma. Di kota itu kami tinggal beberapa hari.
16:13 Pada hari
Sabat kami ke luar pintu gerbang kota. Kami menyusur tepi sungai dan menemukan
tempat sembahyang Yahudi, yang sudah kami duga ada di situ; setelah duduk, kami
berbicara kepada perempuan-perempuan yang ada berkumpul di situ.
16:14 Seorang
dari perempuan-perempuan itu yang bernama Lidia turut mendengarkan. Ia seorang
penjual kain ungu dari kota Tiatira, yang beribadah kepada Allah. Tuhan membuka
hatinya, sehingga ia memperhatikan apa yang dikatakan oleh Paulus.
16:15 Sesudah ia
dibaptis bersama-sama dengan seisi rumahnya, ia mengajak kami, katanya:
"Jika kamu berpendapat, bahwa aku sungguh-sungguh percaya kepada Tuhan,
marilah menumpang di rumahku." Ia mendesak sampai kami menerimanya.
Yoh.
15:26-16:4a
15:26 Jikalau
Penghibur yang akan Kuutus dari Bapa datang, yaitu Roh Kebenaran yang keluar
dari Bapa, Ia akan bersaksi tentang Aku.
15:27 Tetapi kamu
juga harus bersaksi, karena kamu dari semula bersama-sama dengan Aku."
16:1
"Semuanya ini Kukatakan kepadamu, supaya kamu jangan kecewa dan menolak
Aku.
16:2
Kamu akan dikucilkan, bahkan akan datang saatnya bahwa setiap orang yang
membunuh kamu akan menyangka bahwa ia berbuat bakti bagi Allah.
16:3
Mereka akan berbuat demikian, karena mereka tidak mengenal baik Bapa maupun
Aku.
16:4a
Tetapi semuanya ini Kukatakan kepadamu, supaya apabila datang saatnya kamu
ingat, bahwa Aku telah mengatakannya kepadamu."
Risiko Dipilih Yesus
Saudara terkasih, menjadi pengikut
Yesus itu dilema, sudah dipilh-Nya, bukan untuk mendapatkan kemudahan. Eh malah
risiko untuk dibunuh oleh dunia. Dalam konteks kekinian mungkin tidak
pembunuhan sebagaimana awal Kekristenan. Kesusahan, kesulitan, dan derita itu
bagian utuh. Salib bahkan hadiah yang diberikan Tuhan yang katanya memilih itu.
Lha nyatanya kog ya suka cita, senang, dan krasan padahal bukan hal enak yang
dijanjikan.
Paradog atas pilihan ini, bukan juga
masokhis yang menyukai kekerasan, namun sebentuk konsekuensi atas kebencian
dunia yang merasa terganggu. Setan merasa tidak berdaya dan menggunakan pihak
lain untuk membenci Tuhan dan orang pilihan-Nya. Kita tentu akan paham dengan
mudah ketika orang menebarkan kebencian, pembunuhan, ingat tahun lalu ada
anak-anak yang menyanyikan lagi bunuh-bunuh untuk orang yang setia ikut Yesus
tanpa merasa berdosa. Iblislah yang mengajarkan itu bukan manusia, dan lihat,
mereka merasa membela Allah. Apa iya, membela Allah Sang Pencipta dengan
menodai ciptaan. Menyintai ciptaan bentuk memuliakan Allah, itu baru pas dan
benar.
Namun Tuhan sekali lagi mengingatkan
akan mengirim Roh Kudus. Ketika orang mendapatkan kesulitan karena pilihan
Tuhan, patut bersyukur boleh ambil bagian dalam salib Tuhan, secara
kecil-kecilan. Sering godaan datang untuk mengajak meninggalkan Tuhan dan
memilih melepaskan pilihan Tuhan itu demi jabatan misalnya. Demi mendapatkan
kemudahan ini dan itu misalnya. Apa yang dimusuhi, dibenci, dan disangkal
sebenarnya Yesus, Bapa, dan kita ikut di dalamnya. Hebat bukan jika kita bisa
ikut serta di dalam derita Tuhan itu? Kita akan dimampukan Roh Kudus, dan kita
pun telah dibekali dan diperingatkan Tuhan akan keadaan ini.
Risiko dipilih Tuhan itu berat, namun
janji keselamatan abadi tentu tidak sebanding dengan apa yang kita alami di
dunia ini. Tidak ada apa-apanya berkat Tuhan daripada risiko yang
kita hadapi. BD.eLeSHa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar