Selasa, 22 Mei 2018

Jalan Kemuliaan Melalui Penderitaan



Selasa Biasa Pekan VII (H)
Yak. 4:1-10
Mzm. 55:7-8,9-10a,10b-11a,23
Mrk. 9:30-37




Yak. 4:1-10

4:1 Dari manakah datangnya sengketa dan pertengkaran di antara kamu? Bukankah datangnya dari hawa nafsumu yang saling berjuang di dalam tubuhmu?
4:2 Kamu mengingini sesuatu, tetapi kamu tidak memperolehnya, lalu kamu membunuh; kamu iri hati, tetapi kamu tidak mencapai tujuanmu, lalu kamu bertengkar dan kamu berkelahi. Kamu tidak memperoleh apa-apa, karena kamu tidak berdoa.
4:3 Atau kamu berdoa juga, tetapi kamu tidak menerima apa-apa, karena kamu salah berdoa, sebab yang kamu minta itu hendak kamu habiskan untuk memuaskan hawa nafsumu.
4:4 Hai kamu, orang-orang yang tidak setia! Tidakkah kamu tahu, bahwa persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah? Jadi barangsiapa hendak menjadi sahabat dunia ini, ia menjadikan dirinya musuh Allah.
4:5 Janganlah kamu menyangka, bahwa Kitab Suci tanpa alasan berkata: "Roh yang ditempatkan Allah di dalam diri kita, diingini-Nya dengan cemburu!"
4:6 Tetapi kasih karunia, yang dianugerahkan-Nya kepada kita, lebih besar dari pada itu. Karena itu Ia katakan: "Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati."
4:7 Karena itu tunduklah kepada Allah, dan lawanlah Iblis, maka ia akan lari dari padamu!
4:8 Mendekatlah kepada Allah, dan Ia akan mendekat kepadamu. Tahirkanlah tanganmu, hai kamu orang-orang berdosa! dan sucikanlah hatimu, hai kamu yang mendua hati!
4:9 Sadarilah kemalanganmu, berdukacita dan merataplah; hendaklah tertawamu kamu ganti dengan ratap dan sukacitamu dengan dukacita.
4:10 Rendahkanlah dirimu di hadapan Tuhan, dan Ia akan meninggikan kamu.


Mrk. 9:30-37

9:30 Yesus dan murid-murid-Nya berangkat dari situ dan melewati Galilea, dan Yesus tidak mau hal itu diketahui orang;
9:31 sebab Ia sedang mengajar murid-murid-Nya. Ia berkata kepada mereka: "Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia, dan mereka akan membunuh Dia, dan tiga hari sesudah Ia dibunuh Ia akan bangkit."
9:32 Mereka tidak mengerti perkataan itu, namun segan menanyakannya kepada-Nya.
9:33 Kemudian tibalah Yesus dan murid-murid-Nya di Kapernaum. Ketika Yesus sudah di rumah, Ia bertanya kepada murid-murid-Nya: "Apa yang kamu perbincangkan tadi di tengah jalan?"
9:34 Tetapi mereka diam, sebab di tengah jalan tadi mereka mempertengkarkan siapa yang terbesar di antara mereka.
9:35 Lalu Yesus duduk dan memanggil kedua belas murid itu. Kata-Nya kepada mereka: "Jika seseorang ingin menjadi yang terdahulu, hendaklah ia menjadi yang terakhir dari semuanya dan pelayan dari semuanya."
9:36 Maka Yesus mengambil seorang anak kecil dan menempatkannya di tengah-tengah mereka, kemudian Ia memeluk anak itu dan berkata kepada mereka:
9:37 "Barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku. Dan barangsiapa menyambut Aku, bukan Aku yang disambutnya, tetapi Dia yang mengutus Aku."



Jalan Kemuliaan Melalui Penderitaan

Saudara terkasih, dalam bacaan hari ini Bunda Gereja mengajak kita untuk merenungkan, bagaimana kemuliaan itu harus dicapai. Kemuliaan melalui penderitaan dan kematian sebagaimana Yesus juga mengalami peristiwa atau jalan demikian.
Sering kita merasa penderitaan itu akibat perbuatan kita, atau perlu disingkirkan karena mengganggu keyamanan hidup kita. Apa yang kita maui itu yang nyaman-nyaman saja, enak, bukan yang tidak nyaman. Apa yang tidak menyenangkan dibuang, padahal bukan demikian. Di sana ada kehendak Tuhan untuk mendewasakan kita. Tuhan memiliki rencana dengan keadaan yang tidak enak tersebut. Tentu bukan menikmati penderitaan demi kepuasaan psikologis atau masochis lho ya? Namun bahwa bukan menghindarkan diri dari keadaan sulit dan susah.
Para murid diharapkan mampu seperti anak kecil, di mana anak kecil itu sepenuhnya bergantung pada pihak dewasa. Di sini para murid, termasuk kita diharapkan untuk bergantung sepenuhnya pada Tuhan. Bergantung artinya berpasrah di dalam Tuhan. Membiarkan Tuhan melakukan apapun pada hidup kita. Termasuk adalah jika berupa penderitaan.
Ada anggapan bahwa penderitaan itu akibat perbuatan buruk kita, kesalahan kita yang dibalaskan, padahal tidak mesti demikian. Ada derita karena rencana Tuhan, atau karena keadaan yang tidak memungkinkan kita atasi. Contoh politis atau kebijakan yang membuat kita susah di dalam banyak hal. Di sana kita diajak untuk bertekun di dalam rencana-Nya. BD.eLeSHa.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar