Sabtu, 19 Mei 2018

Fokus pada Perutusan dan Hidup Sendiri


Sabtu Biasa Pekan VII Paskah (P)
Kis. 28:15-28,30-31
Mzm. 11:4,4,7
Yoh. 21:20-25



Kis. 28:15-28,30-31

28:15 Saudara-saudara yang di sana telah mendengar tentang hal ihwal kami dan mereka datang menjumpai kami sampai ke Forum Apius dan Tres Taberne. Ketika Paulus melihat mereka, ia mengucap syukur kepada Allah lalu kuatlah hatinya.
28:16 Setelah kami tiba di Roma, Paulus diperbolehkan tinggal dalam rumah sendiri bersama-sama seorang prajurit yang mengawalnya.
28:17 Tiga hari kemudian Paulus memanggil orang-orang terkemuka bangsa Yahudi dan setelah mereka berkumpul, Paulus berkata: "Saudara-saudara, meskipun aku tidak berbuat kesalahan terhadap bangsa kita atau terhadap adat istiadat nenek moyang kita, namun aku ditangkap di Yerusalem dan diserahkan kepada orang-orang Roma.
28:18 Setelah aku diperiksa, mereka bermaksud melepaskan aku, karena tidak terdapat suatu kesalahan pun padaku yang setimpal dengan hukuman mati.
28:19 Akan tetapi orang-orang Yahudi menentangnya dan karena itu terpaksalah aku naik banding kepada Kaisar, tetapi bukan dengan maksud untuk mengadukan bangsaku.
28:20 Itulah sebabnya aku meminta, supaya aku melihat kamu dan berbicara dengan kamu, sebab justru karena pengharapan Israellah aku diikat dengan belenggu ini."
28:21 Akan tetapi mereka berkata kepadanya: "Kami tidak menerima surat-surat dari Yudea tentang engkau dan juga tidak seorang pun dari saudara-saudara kita datang memberitakan apa-apa yang jahat mengenai engkau.
28:22 Tetapi kami ingin mendengar dari engkau, bagaimana pikiranmu, sebab tentang mazhab ini kami tahu, bahwa di mana-mana pun ia mendapat perlawanan."
28:23 Lalu mereka menentukan suatu hari untuk Paulus. Pada hari yang ditentukan itu datanglah mereka dalam jumlah besar ke tempat tumpangannya. Ia menerangkan dan memberi kesaksian kepada mereka tentang Kerajaan Allah; dan berdasarkan hukum Musa dan kitab para nabi ia berusaha meyakinkan mereka tentang Yesus. Hal itu berlangsung dari pagi sampai sore.
28:24 Ada yang dapat diyakinkan oleh perkataannya, ada yang tetap tidak percaya.
28:25 Maka bubarlah pertemuan itu dengan tidak ada kesesuaian di antara mereka. Tetapi Paulus masih mengatakan perkataan yang satu ini: "Tepatlah firman yang disampaikan Roh Kudus kepada nenek moyang kita dengan perantaraan nabi Yesaya:
28:26 Pergilah kepada bangsa ini, dan katakanlah: Kamu akan mendengar dan mendengar, namun tidak mengerti, kamu akan melihat dan melihat, namun tidak menanggap.
28:27 Sebab hati bangsa ini telah menebal, dan telinganya berat mendengar, dan matanya melekat tertutup; supaya jangan mereka melihat dengan matanya dan mendengar dengan telinganya dan mengerti dengan hatinya, lalu berbalik sehingga Aku menyembuhkan mereka.
28:28 Sebab itu kamu harus tahu, bahwa keselamatan yang dari pada Allah ini disampaikan kepada bangsa-bangsa lain dan mereka akan mendengarnya."
28:30 Dan Paulus tinggal dua tahun penuh di rumah yang disewanya sendiri itu; ia menerima semua orang yang datang kepadanya.
28:31 Dengan terus terang dan tanpa rintangan apa-apa ia memberitakan Kerajaan Allah dan mengajar tentang Tuhan Yesus Kristus.



Yoh. 21:20-25

21:20 Ketika Petrus berpaling, ia melihat bahwa murid yang dikasihi Yesus sedang mengikuti mereka, yaitu murid yang pada waktu mereka sedang makan bersama duduk dekat Yesus dan yang berkata: "Tuhan, siapakah dia yang akan menyerahkan Engkau?"
21:21 Ketika Petrus melihat murid itu, ia berkata kepada Yesus: "Tuhan, apakah yang akan terjadi dengan dia ini?"
21:22 Jawab Yesus: "Jikalau Aku menghendaki, supaya ia tinggal hidup sampai Aku datang, itu bukan urusanmu. Tetapi engkau: ikutlah Aku."
21:23 Maka tersebarlah kabar di antara saudara-saudara itu, bahwa murid itu tidak akan mati. Tetapi Yesus tidak mengatakan kepada Petrus, bahwa murid itu tidak akan mati, melainkan: "Jikalau Aku menghendaki supaya ia tinggal hidup sampai Aku datang, itu bukan urusanmu."
21:24 Dialah murid, yang memberi kesaksian tentang semuanya ini dan yang telah menuliskannya dan kita tahu, bahwa kesaksiannya itu benar.
21:25 Masih banyak hal-hal lain lagi yang diperbuat oleh Yesus, tetapi jikalau semuanya itu harus dituliskan satu per satu, maka agaknya dunia ini tidak dapat memuat semua kitab yang harus ditulis itu.



Fokus pada Perutusan dan Hidup Sendiri

Saudara terkasih, sering kita hidup dalam pemikiran akan keberadaan orang lain. Berpikir bagaimana orang lain akan seperti apa dan bagaimana. Dalam hal ini, ketika Petrus memperoleh perutusan dan panggilan, ia mempertanyakan bagaimana dengan murid yang dikasihi. Tanpa menyebut nama namun mengatakan mengenai ciri-ciri dan perilaku yang pernah dilakukan.
Petrus yang menyatakan kesanggupan, kemudian dipanggil, Ikutlah Aku, itu beralih, fokusnya pada temannya. Yesus tidak menyatakan soal keberadaan yang lain. Panggilan dan perutusan itu untuk Petrus. Mengenai murid yang lain berbeda.
Murid yang terkasih ini yang memberikan kesaksian dan menuliskan semuanya ini (konteks dalam dialog Yesus dan me-nanting) Petrus juga yang lainnya. Yesus tidak menyatakan apa yang harus dilakukan oleh murid ini, namun Petrus, Petrus sebagai yang utama.
Sering kita pun demikian. Panggilan dari Tuhan, fokus kita malah ke pada pilihan yang lain. Melihat pada pihak lain, dalam peribahasa, sering dikatakan rumpu tetangga lebih hijau. Merasa, memikirkan, dan melihat apa yang terjadi pada yang lain.
Yesus mengajarkan kepada kita untuk fokus, melihat ke dalam diri sendiri, dengan perutusan, panggilan, dan tugas masing-masing. Panggilan dan perutusan itu personal, mengambil bagian di dalam perutusan Tuhan. Meskipun bersama-sama dengan oraang lain, pihak lain, toh semua berpusat pada perutusan pribadi. Panggilan, ajakan, dan kehendak Tuhan itu personal, tidak berombongan. Hati kita masing-masing yang mengetahui apa yang Tuhan kehendaki. Suara-Nya halus mengundang. Mengapa personal? Agar kita bisa fokus, melihat hanya pada ke dalaman diri di dalam Tuhan. Tidak ikut-ikutan, pun tidak bergantung pada pihak lain, selain di dalam Tuhan semata.
Pusat diri ini bukan berarti egois, hanya memikirkan diri, tidak demikian. Pusat dan fokus pada diri agar semakin hening untuk mendengarkan kehendak Tuhan semata. Di sinilah peran hati nurani. BD.eLeSHa.


Sabtu Biasa Pekan VII Paskah (P)
Kis. 28:15-28,30-31
Mzm. 11:4,4,7
Yoh. 21:20-25



Kis. 28:15-28,30-31

28:15 Saudara-saudara yang di sana telah mendengar tentang hal ihwal kami dan mereka datang menjumpai kami sampai ke Forum Apius dan Tres Taberne. Ketika Paulus melihat mereka, ia mengucap syukur kepada Allah lalu kuatlah hatinya.
28:16 Setelah kami tiba di Roma, Paulus diperbolehkan tinggal dalam rumah sendiri bersama-sama seorang prajurit yang mengawalnya.
28:17 Tiga hari kemudian Paulus memanggil orang-orang terkemuka bangsa Yahudi dan setelah mereka berkumpul, Paulus berkata: "Saudara-saudara, meskipun aku tidak berbuat kesalahan terhadap bangsa kita atau terhadap adat istiadat nenek moyang kita, namun aku ditangkap di Yerusalem dan diserahkan kepada orang-orang Roma.
28:18 Setelah aku diperiksa, mereka bermaksud melepaskan aku, karena tidak terdapat suatu kesalahan pun padaku yang setimpal dengan hukuman mati.
28:19 Akan tetapi orang-orang Yahudi menentangnya dan karena itu terpaksalah aku naik banding kepada Kaisar, tetapi bukan dengan maksud untuk mengadukan bangsaku.
28:20 Itulah sebabnya aku meminta, supaya aku melihat kamu dan berbicara dengan kamu, sebab justru karena pengharapan Israellah aku diikat dengan belenggu ini."
28:21 Akan tetapi mereka berkata kepadanya: "Kami tidak menerima surat-surat dari Yudea tentang engkau dan juga tidak seorang pun dari saudara-saudara kita datang memberitakan apa-apa yang jahat mengenai engkau.
28:22 Tetapi kami ingin mendengar dari engkau, bagaimana pikiranmu, sebab tentang mazhab ini kami tahu, bahwa di mana-mana pun ia mendapat perlawanan."
28:23 Lalu mereka menentukan suatu hari untuk Paulus. Pada hari yang ditentukan itu datanglah mereka dalam jumlah besar ke tempat tumpangannya. Ia menerangkan dan memberi kesaksian kepada mereka tentang Kerajaan Allah; dan berdasarkan hukum Musa dan kitab para nabi ia berusaha meyakinkan mereka tentang Yesus. Hal itu berlangsung dari pagi sampai sore.
28:24 Ada yang dapat diyakinkan oleh perkataannya, ada yang tetap tidak percaya.
28:25 Maka bubarlah pertemuan itu dengan tidak ada kesesuaian di antara mereka. Tetapi Paulus masih mengatakan perkataan yang satu ini: "Tepatlah firman yang disampaikan Roh Kudus kepada nenek moyang kita dengan perantaraan nabi Yesaya:
28:26 Pergilah kepada bangsa ini, dan katakanlah: Kamu akan mendengar dan mendengar, namun tidak mengerti, kamu akan melihat dan melihat, namun tidak menanggap.
28:27 Sebab hati bangsa ini telah menebal, dan telinganya berat mendengar, dan matanya melekat tertutup; supaya jangan mereka melihat dengan matanya dan mendengar dengan telinganya dan mengerti dengan hatinya, lalu berbalik sehingga Aku menyembuhkan mereka.
28:28 Sebab itu kamu harus tahu, bahwa keselamatan yang dari pada Allah ini disampaikan kepada bangsa-bangsa lain dan mereka akan mendengarnya."
28:30 Dan Paulus tinggal dua tahun penuh di rumah yang disewanya sendiri itu; ia menerima semua orang yang datang kepadanya.
28:31 Dengan terus terang dan tanpa rintangan apa-apa ia memberitakan Kerajaan Allah dan mengajar tentang Tuhan Yesus Kristus.



Yoh. 21:20-25

21:20 Ketika Petrus berpaling, ia melihat bahwa murid yang dikasihi Yesus sedang mengikuti mereka, yaitu murid yang pada waktu mereka sedang makan bersama duduk dekat Yesus dan yang berkata: "Tuhan, siapakah dia yang akan menyerahkan Engkau?"
21:21 Ketika Petrus melihat murid itu, ia berkata kepada Yesus: "Tuhan, apakah yang akan terjadi dengan dia ini?"
21:22 Jawab Yesus: "Jikalau Aku menghendaki, supaya ia tinggal hidup sampai Aku datang, itu bukan urusanmu. Tetapi engkau: ikutlah Aku."
21:23 Maka tersebarlah kabar di antara saudara-saudara itu, bahwa murid itu tidak akan mati. Tetapi Yesus tidak mengatakan kepada Petrus, bahwa murid itu tidak akan mati, melainkan: "Jikalau Aku menghendaki supaya ia tinggal hidup sampai Aku datang, itu bukan urusanmu."
21:24 Dialah murid, yang memberi kesaksian tentang semuanya ini dan yang telah menuliskannya dan kita tahu, bahwa kesaksiannya itu benar.
21:25 Masih banyak hal-hal lain lagi yang diperbuat oleh Yesus, tetapi jikalau semuanya itu harus dituliskan satu per satu, maka agaknya dunia ini tidak dapat memuat semua kitab yang harus ditulis itu.




Fokus pada Perutusan dan Hidup Sendiri

Saudara terkasih, sering kita hidup dalam pemikiran akan keberadaan orang lain. Berpikir bagaimana orang lain akan seperti apa dan bagaimana. Dalam hal ini, ketika Petrus memperoleh perutusan dan panggilan, ia mempertanyakan bagaimana dengan murid yang dikasihi. Tanpa menyebut nama namun mengatakan mengenai ciri-ciri dan perilaku yang pernah dilakukan.
Petrus yang menyatakan kesanggupan, kemudian dipanggil, Ikutlah Aku, itu beralih, fokusnya pada temannya. Yesus tidak menyatakan soal keberadaan yang lain. Panggilan dan perutusan itu untuk Petrus. Mengenai murid yang lain berbeda.
Murid yang terkasih ini yang memberikan kesaksian dan menuliskan semuanya ini (konteks dalam dialog Yesus dan me-nanting) Petrus juga yang lainnya. Yesus tidak menyatakan apa yang harus dilakukan oleh murid ini, namun Petrus, Petrus sebagai yang utama.
Sering kita pun demikian. Panggilan dari Tuhan, fokus kita malah ke pada pilihan yang lain. Melihat pada pihak lain, dalam peribahasa, sering dikatakan rumpu tetangga lebih hijau. Merasa, memikirkan, dan melihat apa yang terjadi pada yang lain.
Yesus mengajarkan kepada kita untuk fokus, melihat ke dalam diri sendiri, dengan perutusan, panggilan, dan tugas masing-masing. Panggilan dan perutusan itu personal, mengambil bagian di dalam perutusan Tuhan. Meskipun bersama-sama dengan oraang lain, pihak lain, toh semua berpusat pada perutusan pribadi. Panggilan, ajakan, dan kehendak Tuhan itu personal, tidak berombongan. Hati kita masing-masing yang mengetahui apa yang Tuhan kehendaki. Suara-Nya halus mengundang. Mengapa personal? Agar kita bisa fokus, melihat hanya pada ke dalaman diri di dalam Tuhan. Tidak ikut-ikutan, pun tidak bergantung pada pihak lain, selain di dalam Tuhan semata.
Pusat diri ini bukan berarti egois, hanya memikirkan diri, tidak demikian. Pusat dan fokus pada diri agar semakin hening untuk mendengarkan kehendak Tuhan semata. Di sinilah peran hati nurani. BD.eLeSHa.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar