Sabtu
Biasa Pekan VII Paskah (P)
Kis.
28:15-28,30-31
Mzm.
11:4,4,7
Yoh.
21:20-25
Kis.
28:15-28,30-31
28:15 Saudara-saudara yang di sana telah mendengar tentang hal
ihwal kami dan mereka datang menjumpai kami sampai ke Forum Apius dan Tres
Taberne. Ketika Paulus melihat mereka, ia mengucap syukur kepada Allah lalu
kuatlah hatinya.
28:16 Setelah kami tiba di Roma, Paulus diperbolehkan tinggal
dalam rumah sendiri bersama-sama seorang prajurit yang mengawalnya.
28:17 Tiga hari kemudian Paulus memanggil orang-orang terkemuka
bangsa Yahudi dan setelah mereka berkumpul, Paulus berkata:
"Saudara-saudara, meskipun aku tidak berbuat kesalahan terhadap bangsa
kita atau terhadap adat istiadat nenek moyang kita, namun aku ditangkap di
Yerusalem dan diserahkan kepada orang-orang Roma.
28:18 Setelah aku diperiksa, mereka bermaksud melepaskan aku,
karena tidak terdapat suatu kesalahan pun padaku yang setimpal dengan hukuman
mati.
28:19 Akan tetapi orang-orang Yahudi menentangnya dan karena itu
terpaksalah aku naik banding kepada Kaisar, tetapi bukan dengan maksud untuk
mengadukan bangsaku.
28:20 Itulah sebabnya aku meminta, supaya aku melihat kamu dan
berbicara dengan kamu, sebab justru karena pengharapan Israellah aku diikat
dengan belenggu ini."
28:21 Akan tetapi mereka berkata kepadanya: "Kami tidak
menerima surat-surat dari Yudea tentang engkau dan juga tidak seorang pun dari
saudara-saudara kita datang memberitakan apa-apa yang jahat mengenai engkau.
28:22 Tetapi kami ingin mendengar dari engkau, bagaimana pikiranmu,
sebab tentang mazhab ini kami tahu, bahwa di mana-mana pun ia mendapat
perlawanan."
28:23 Lalu mereka menentukan suatu hari untuk Paulus. Pada hari
yang ditentukan itu datanglah mereka dalam jumlah besar ke tempat tumpangannya.
Ia menerangkan dan memberi kesaksian kepada mereka tentang Kerajaan Allah; dan
berdasarkan hukum Musa dan kitab para nabi ia berusaha meyakinkan mereka
tentang Yesus. Hal itu berlangsung dari pagi sampai sore.
28:24 Ada yang dapat diyakinkan oleh perkataannya, ada yang tetap
tidak percaya.
28:25 Maka bubarlah pertemuan itu dengan tidak ada kesesuaian di
antara mereka. Tetapi Paulus masih mengatakan perkataan yang satu ini:
"Tepatlah firman yang disampaikan Roh Kudus kepada nenek moyang kita
dengan perantaraan nabi Yesaya:
28:26 Pergilah kepada bangsa ini, dan katakanlah: Kamu akan
mendengar dan mendengar, namun tidak mengerti, kamu akan melihat dan melihat,
namun tidak menanggap.
28:27 Sebab hati bangsa ini telah menebal, dan telinganya berat
mendengar, dan matanya melekat tertutup; supaya jangan mereka melihat dengan
matanya dan mendengar dengan telinganya dan mengerti dengan hatinya, lalu
berbalik sehingga Aku menyembuhkan mereka.
28:28 Sebab itu kamu harus tahu, bahwa keselamatan yang dari pada
Allah ini disampaikan kepada bangsa-bangsa lain dan mereka akan
mendengarnya."
28:30 Dan Paulus tinggal dua tahun penuh di rumah yang disewanya
sendiri itu; ia menerima semua orang yang datang kepadanya.
28:31 Dengan terus terang dan tanpa rintangan apa-apa ia
memberitakan Kerajaan Allah dan mengajar tentang Tuhan Yesus Kristus.
Yoh.
21:20-25
21:20 Ketika Petrus berpaling, ia melihat bahwa murid yang
dikasihi Yesus sedang mengikuti mereka, yaitu murid yang pada waktu mereka
sedang makan bersama duduk dekat Yesus dan yang berkata: "Tuhan, siapakah
dia yang akan menyerahkan Engkau?"
21:21 Ketika Petrus melihat murid itu, ia berkata kepada Yesus:
"Tuhan, apakah yang akan terjadi dengan dia ini?"
21:22 Jawab Yesus: "Jikalau Aku menghendaki, supaya ia
tinggal hidup sampai Aku datang, itu bukan urusanmu. Tetapi engkau: ikutlah
Aku."
21:23 Maka tersebarlah kabar di antara saudara-saudara itu, bahwa
murid itu tidak akan mati. Tetapi Yesus tidak mengatakan kepada Petrus, bahwa
murid itu tidak akan mati, melainkan: "Jikalau Aku menghendaki supaya ia
tinggal hidup sampai Aku datang, itu bukan urusanmu."
21:24 Dialah murid, yang memberi kesaksian tentang semuanya ini
dan yang telah menuliskannya dan kita tahu, bahwa kesaksiannya itu benar.
21:25 Masih banyak hal-hal lain lagi yang diperbuat oleh Yesus,
tetapi jikalau semuanya itu harus dituliskan satu per satu, maka agaknya dunia
ini tidak dapat memuat semua kitab yang harus ditulis itu.
Fokus pada
Perutusan dan Hidup Sendiri
Saudara terkasih, sering kita hidup dalam pemikiran akan
keberadaan orang lain. Berpikir bagaimana orang lain akan seperti apa dan
bagaimana. Dalam hal ini, ketika Petrus memperoleh perutusan dan panggilan, ia
mempertanyakan bagaimana dengan murid yang dikasihi. Tanpa menyebut nama namun
mengatakan mengenai ciri-ciri dan perilaku yang pernah dilakukan.
Petrus yang menyatakan kesanggupan, kemudian dipanggil, Ikutlah Aku, itu beralih, fokusnya pada
temannya. Yesus tidak menyatakan soal keberadaan yang lain. Panggilan dan
perutusan itu untuk Petrus. Mengenai murid yang lain berbeda.
Murid yang terkasih ini yang memberikan kesaksian dan menuliskan
semuanya ini (konteks dalam dialog Yesus dan me-nanting) Petrus juga yang lainnya. Yesus tidak menyatakan apa yang
harus dilakukan oleh murid ini, namun Petrus, Petrus sebagai yang utama.
Sering kita pun demikian. Panggilan dari Tuhan, fokus kita malah
ke pada pilihan yang lain. Melihat pada pihak lain, dalam peribahasa, sering
dikatakan rumpu tetangga lebih hijau. Merasa, memikirkan, dan melihat apa yang
terjadi pada yang lain.
Yesus mengajarkan kepada kita untuk fokus, melihat ke dalam diri
sendiri, dengan perutusan, panggilan, dan tugas masing-masing. Panggilan dan
perutusan itu personal, mengambil bagian di dalam perutusan Tuhan. Meskipun
bersama-sama dengan oraang lain, pihak lain, toh semua berpusat pada perutusan
pribadi. Panggilan, ajakan, dan kehendak Tuhan itu personal, tidak berombongan.
Hati kita masing-masing yang mengetahui apa yang Tuhan kehendaki. Suara-Nya
halus mengundang. Mengapa personal? Agar kita bisa fokus, melihat hanya pada ke
dalaman diri di dalam Tuhan. Tidak ikut-ikutan, pun tidak bergantung pada pihak
lain, selain di dalam Tuhan semata.
Pusat diri ini bukan berarti egois, hanya memikirkan diri, tidak
demikian. Pusat dan fokus pada diri agar semakin hening untuk mendengarkan
kehendak Tuhan semata. Di sinilah peran hati nurani. BD.eLeSHa.
Sabtu
Biasa Pekan VII Paskah (P)
Kis.
28:15-28,30-31
Mzm.
11:4,4,7
Yoh.
21:20-25
Kis.
28:15-28,30-31
28:15 Saudara-saudara yang di sana telah mendengar tentang hal
ihwal kami dan mereka datang menjumpai kami sampai ke Forum Apius dan Tres
Taberne. Ketika Paulus melihat mereka, ia mengucap syukur kepada Allah lalu
kuatlah hatinya.
28:16 Setelah kami tiba di Roma, Paulus diperbolehkan tinggal
dalam rumah sendiri bersama-sama seorang prajurit yang mengawalnya.
28:17 Tiga hari kemudian Paulus memanggil orang-orang terkemuka
bangsa Yahudi dan setelah mereka berkumpul, Paulus berkata:
"Saudara-saudara, meskipun aku tidak berbuat kesalahan terhadap bangsa
kita atau terhadap adat istiadat nenek moyang kita, namun aku ditangkap di
Yerusalem dan diserahkan kepada orang-orang Roma.
28:18 Setelah aku diperiksa, mereka bermaksud melepaskan aku,
karena tidak terdapat suatu kesalahan pun padaku yang setimpal dengan hukuman
mati.
28:19 Akan tetapi orang-orang Yahudi menentangnya dan karena itu
terpaksalah aku naik banding kepada Kaisar, tetapi bukan dengan maksud untuk
mengadukan bangsaku.
28:20 Itulah sebabnya aku meminta, supaya aku melihat kamu dan
berbicara dengan kamu, sebab justru karena pengharapan Israellah aku diikat
dengan belenggu ini."
28:21 Akan tetapi mereka berkata kepadanya: "Kami tidak
menerima surat-surat dari Yudea tentang engkau dan juga tidak seorang pun dari
saudara-saudara kita datang memberitakan apa-apa yang jahat mengenai engkau.
28:22 Tetapi kami ingin mendengar dari engkau, bagaimana pikiranmu,
sebab tentang mazhab ini kami tahu, bahwa di mana-mana pun ia mendapat
perlawanan."
28:23 Lalu mereka menentukan suatu hari untuk Paulus. Pada hari
yang ditentukan itu datanglah mereka dalam jumlah besar ke tempat tumpangannya.
Ia menerangkan dan memberi kesaksian kepada mereka tentang Kerajaan Allah; dan
berdasarkan hukum Musa dan kitab para nabi ia berusaha meyakinkan mereka
tentang Yesus. Hal itu berlangsung dari pagi sampai sore.
28:24 Ada yang dapat diyakinkan oleh perkataannya, ada yang tetap
tidak percaya.
28:25 Maka bubarlah pertemuan itu dengan tidak ada kesesuaian di
antara mereka. Tetapi Paulus masih mengatakan perkataan yang satu ini:
"Tepatlah firman yang disampaikan Roh Kudus kepada nenek moyang kita
dengan perantaraan nabi Yesaya:
28:26 Pergilah kepada bangsa ini, dan katakanlah: Kamu akan
mendengar dan mendengar, namun tidak mengerti, kamu akan melihat dan melihat,
namun tidak menanggap.
28:27 Sebab hati bangsa ini telah menebal, dan telinganya berat
mendengar, dan matanya melekat tertutup; supaya jangan mereka melihat dengan
matanya dan mendengar dengan telinganya dan mengerti dengan hatinya, lalu
berbalik sehingga Aku menyembuhkan mereka.
28:28 Sebab itu kamu harus tahu, bahwa keselamatan yang dari pada
Allah ini disampaikan kepada bangsa-bangsa lain dan mereka akan
mendengarnya."
28:30 Dan Paulus tinggal dua tahun penuh di rumah yang disewanya
sendiri itu; ia menerima semua orang yang datang kepadanya.
28:31 Dengan terus terang dan tanpa rintangan apa-apa ia
memberitakan Kerajaan Allah dan mengajar tentang Tuhan Yesus Kristus.
Yoh.
21:20-25
21:20 Ketika Petrus berpaling, ia melihat bahwa murid yang
dikasihi Yesus sedang mengikuti mereka, yaitu murid yang pada waktu mereka
sedang makan bersama duduk dekat Yesus dan yang berkata: "Tuhan, siapakah
dia yang akan menyerahkan Engkau?"
21:21 Ketika Petrus melihat murid itu, ia berkata kepada Yesus:
"Tuhan, apakah yang akan terjadi dengan dia ini?"
21:22 Jawab Yesus: "Jikalau Aku menghendaki, supaya ia
tinggal hidup sampai Aku datang, itu bukan urusanmu. Tetapi engkau: ikutlah
Aku."
21:23 Maka tersebarlah kabar di antara saudara-saudara itu, bahwa
murid itu tidak akan mati. Tetapi Yesus tidak mengatakan kepada Petrus, bahwa
murid itu tidak akan mati, melainkan: "Jikalau Aku menghendaki supaya ia
tinggal hidup sampai Aku datang, itu bukan urusanmu."
21:24 Dialah murid, yang memberi kesaksian tentang semuanya ini
dan yang telah menuliskannya dan kita tahu, bahwa kesaksiannya itu benar.
21:25 Masih banyak hal-hal lain lagi yang diperbuat oleh Yesus,
tetapi jikalau semuanya itu harus dituliskan satu per satu, maka agaknya dunia
ini tidak dapat memuat semua kitab yang harus ditulis itu.
Fokus pada
Perutusan dan Hidup Sendiri
Saudara terkasih, sering kita hidup dalam pemikiran akan
keberadaan orang lain. Berpikir bagaimana orang lain akan seperti apa dan
bagaimana. Dalam hal ini, ketika Petrus memperoleh perutusan dan panggilan, ia
mempertanyakan bagaimana dengan murid yang dikasihi. Tanpa menyebut nama namun
mengatakan mengenai ciri-ciri dan perilaku yang pernah dilakukan.
Petrus yang menyatakan kesanggupan, kemudian dipanggil, Ikutlah Aku, itu beralih, fokusnya pada
temannya. Yesus tidak menyatakan soal keberadaan yang lain. Panggilan dan
perutusan itu untuk Petrus. Mengenai murid yang lain berbeda.
Murid yang terkasih ini yang memberikan kesaksian dan menuliskan
semuanya ini (konteks dalam dialog Yesus dan me-nanting) Petrus juga yang lainnya. Yesus tidak menyatakan apa yang
harus dilakukan oleh murid ini, namun Petrus, Petrus sebagai yang utama.
Sering kita pun demikian. Panggilan dari Tuhan, fokus kita malah
ke pada pilihan yang lain. Melihat pada pihak lain, dalam peribahasa, sering
dikatakan rumpu tetangga lebih hijau. Merasa, memikirkan, dan melihat apa yang
terjadi pada yang lain.
Yesus mengajarkan kepada kita untuk fokus, melihat ke dalam diri
sendiri, dengan perutusan, panggilan, dan tugas masing-masing. Panggilan dan
perutusan itu personal, mengambil bagian di dalam perutusan Tuhan. Meskipun
bersama-sama dengan oraang lain, pihak lain, toh semua berpusat pada perutusan
pribadi. Panggilan, ajakan, dan kehendak Tuhan itu personal, tidak berombongan.
Hati kita masing-masing yang mengetahui apa yang Tuhan kehendaki. Suara-Nya
halus mengundang. Mengapa personal? Agar kita bisa fokus, melihat hanya pada ke
dalaman diri di dalam Tuhan. Tidak ikut-ikutan, pun tidak bergantung pada pihak
lain, selain di dalam Tuhan semata.
Pusat diri ini bukan berarti egois, hanya memikirkan diri, tidak
demikian. Pusat dan fokus pada diri agar semakin hening untuk mendengarkan
kehendak Tuhan semata. Di sinilah peran hati nurani. BD.eLeSHa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar