Jumat, 02 Februari 2018

Tugas Para Rasul

Kamis Pekan Biasa IV (H)
1 Raj. 2:1-4,10-12
1 Taw.29:10.11ab.11d-12a.12bcd
Mrk. 6:7-13


1 Raj. 2:1-4,10-12

2:1 Ketika saat kematian Daud mendekat, ia berpesan kepada Salomo, anaknya:
2:2 "Aku ini akan menempuh jalan segala yang fana, maka kuatkanlah hatimu dan berlakulah seperti laki-laki.
2:3 Lakukanlah kewajibanmu dengan setia terhadap TUHAN, Allahmu, dengan hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya, dan dengan tetap mengikuti segala ketetapan, perintah, peraturan dan ketentuan-Nya, seperti yang tertulis dalam hukum Musa, supaya engkau beruntung dalam segala yang kaulakukan dan dalam segala yang kautuju,
2:4 dan supaya TUHAN menepati janji yang diucapkan-Nya tentang aku, yakni: Jika anak-anakmu laki-laki tetap hidup di hadapan-Ku dengan setia, dengan segenap hati dan dengan segenap jiwa, maka keturunanmu takkan terputus dari takhta kerajaan Israel.
2:10 Kemudian Daud mendapat perhentian bersama-sama nenek moyangnya, dan ia dikuburkan di kota Daud.
2:11 Dan Daud memerintah orang Israel selama empat puluh tahun; di Hebron ia memerintah tujuh tahun, dan di Yerusalem ia memerintah tiga puluh tiga tahun.
2:12 Salomo duduk di atas takhta Daud, ayahnya, dan kerajaannya sangat kokoh.


Mrk. 6:7-13

6:7 Ia memanggil kedua belas murid itu dan mengutus mereka berdua-dua. Ia memberi mereka kuasa atas roh-roh jahat,
6:8 dan berpesan kepada mereka supaya jangan membawa apa-apa dalam perjalanan mereka, kecuali tongkat, roti pun jangan, bekal pun jangan, uang dalam ikat pinggang pun jangan,
6:9 boleh memakai alas kaki, tetapi jangan memakai dua baju.
6:10 Kata-Nya selanjutnya kepada mereka: "Kalau di suatu tempat kamu sudah diterima dalam suatu rumah, tinggallah di situ sampai kamu berangkat dari tempat itu.
6:11 Dan kalau ada suatu tempat yang tidak mau menerima kamu dan kalau mereka tidak mau mendengarkan kamu, keluarlah dari situ dan kebaskanlah debu yang di kakimu sebagai peringatan bagi mereka."
6:12 Lalu pergilah mereka memberitakan bahwa orang harus bertobat,
6:13 dan mereka mengusir banyak setan, dan mengoles banyak orang sakit dengan minyak dan menyembuhkan mereka.



Tugas Para Rasul

Saudara terkasih, apa yang menjadi tugas para rasul tidak disebutkan secara eksplisit atau langsung oleh Yesus, hanya dikatakan mereka diberi kuasa atas roh-roh jahat. Sederhana tanpa ada kalimat lain. Mengapa demikian? sesuai dengan tradisi, utusan adalah sama dengan Pengutus, dalam hal ini Yesus Sang Guru. Kuasa yang Yesus miliki sama dengan apa yang akan disampaikan oleh para rasul. Dalam hal ini adalah menyembuhkan penyakit, mengusir roh jahat, dan yang utama adalah mewartakan tentang Kerajaan Allah.
Mengapa harus berdua-dua? Jelas bahwa mereka diutus untuk memberikan kesaksian, Kerajaan Allah sudah dekat sebagaimana Yesus wartakan. Kesaksian sejak dulu, hingga kini, perlu dua saksi, dan di sinilah berdua-dua itu mendapatkan hal pentingnya. Mereka bisa diyakini kesaksiannya karena berdua.
Peringatan untuk tidak membawa bekal, sebagai sarana pembuktian bahwa mereka benar-benar percaya kepada Tuhan Allah, Penyelenggara Ilahi. Bagaimana mereka bisa kredibel ketika mereka sendiri saja tidak bisa meletakkan kepercayaan kepada Allah. Mereka harus mulai dengan tindakan mereka dulu. Dalam konteks lain, hal ini bisa dimaknai bahwa mereka diutus hanya untuk sementara. Pun semua bisa dinilai dengan baik dan tidak ada yang tidak benar.
Yesus pun melarang para murid untuk tidak membawa makanan. Mereka, hidup mereka sepenuhnya bergantung pada Allah yang hadir melalui sesama mereka yang mau memberikan mereka tumpangan dan makanan tentunya.
Pesan Yesus yang lain adalah, selain mereka akan diterima pun ada penolakan atas mereka. Mereka harus meninggalkan tanah itu dan mengebaskan debu. Ini lagi-lagi bentuk tradisi Yahudi, di mana ketika mereka berjalan dari tanah bukan Yahudi jarus mengebaskan debu yang ada di alas kaki dan pakaian mereka. Agar mereka tidak terkena akan apa yang menimpa para penolak (bukan Yahudi) itu.
Saudara terkasih, apa yang menjadi  bahan permenungan kita adalah, bahwa kita harus bisa memberikan contoh melalui tindakan dan perilaku kita sebagai pengikut Yesus dalam kehidupan kita. Kesaksian dan keteladanan, keberanian menyatakan apa yang dirasakan, adanya satu antara pernyataan dan perbuatan. Hal yang sangat konkret bagi kita di dalam hidup bersama yang penuh dengan tipu muslihat dan pembiasaan fakta demi kepentingan. Perintah Yesus jelas, bahwa melalui tindakan kitalah kita bisa menjadi pewarta Karya Allah.
Keberanian menerima baik persaudaraan atau penolakan. Tidak perlu takut dan tidak perlu khawatir dengan atas penolakan pihak lain. Apa yang akan dihadapi para murid pun hari-hari ini makin gencar terjadi. Artinya itu bukan masalah yang besar, namun memang konsekuensi atas panggilan Allah. Penolakan dan  kesulitan itu bagian utuh atas panggilan kita sebagai umat Kristiani. BD.eLeSHa.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar