Minggu, 04 Februari 2018

Kelekatan Bisa Menghambat

MINGGU PEKAN BIASA V(H)
Ayb. 7:1-4,6-7
Mzm. 147:1-2,3-4,5-6
1 Kor. 9:16-19,22-23
Mrk. 1:29-39



Ayb. 7:1-4,6-7

7:1 "Bukankah manusia harus bergumul di bumi, dan hari-harinya seperti hari-hari orang upahan?
7:2 Seperti kepada seorang budak yang merindukan naungan, seperti kepada orang upahan yang menanti-nantikan upahnya,
7:3 demikianlah dibagikan kepadaku bulan-bulan yang sia-sia, dan ditentukan kepadaku malam-malam penuh kesusahan.
7:4 Bila aku pergi tidur, maka pikirku: Bilakah aku akan bangun? Tetapi malam merentang panjang, dan aku dicekam oleh gelisah sampai dinihari.
7:6 Hari-hariku berlalu lebih cepat dari pada torak, dan berakhir tanpa harapan.
7:7 Ingatlah, bahwa hidupku hanya hembusan nafas; mataku tidak akan lagi melihat yang baik.


1 Kor. 9:16-19,22-23

9:16 Karena jika aku memberitakan Injil, aku tidak mempunyai alasan untuk memegahkan diri. Sebab itu adalah keharusan bagiku. Celakalah aku, jika aku tidak memberitakan Injil.
9:17 Kalau andaikata aku melakukannya menurut kehendakku sendiri, memang aku berhak menerima upah. Tetapi karena aku melakukannya bukan menurut kehendakku sendiri, pemberitaan itu adalah tugas penyelenggaraan yang ditanggungkan kepadaku.
9:18 Kalau demikian apakah upahku? Upahku ialah ini: bahwa aku boleh memberitakan Injil tanpa upah, dan bahwa aku tidak mempergunakan hakku sebagai pemberita Injil.
9:19 Sungguhpun aku bebas terhadap semua orang, aku menjadikan diriku hamba dari semua orang, supaya aku boleh memenangkan sebanyak mungkin orang.
9:22 Bagi orang-orang yang lemah aku menjadi seperti orang yang lemah, supaya aku dapat menyelamatkan mereka yang lemah. Bagi semua orang aku telah menjadi segala-galanya, supaya aku sedapat mungkin memenangkan beberapa orang dari antara mereka.
9:23 Segala sesuatu ini aku lakukan karena Injil, supaya aku mendapat bagian dalamnya.


Mrk. 1:29-39

1:29 Sekeluarnya dari rumah ibadat itu Yesus dengan Yakobus dan Yohanes pergi ke rumah Simon dan Andreas.
1:30 Ibu mertua Simon terbaring karena sakit demam. Mereka segera memberitahukan keadaannya kepada Yesus.
1:31 Ia pergi ke tempat perempuan itu, dan sambil memegang tangannya Ia membangunkan dia, lalu lenyaplah demamnya. Kemudian perempuan itu melayani mereka.
1:32 Menjelang malam, sesudah matahari terbenam, dibawalah kepada Yesus semua orang yang menderita sakit dan yang kerasukan setan.
1:33 Maka berkerumunlah seluruh penduduk kota itu di depan pintu.
1:34 Ia menyembuhkan banyak orang yang menderita bermacam-macam penyakit dan mengusir banyak setan; Ia tidak memperbolehkan setan-setan itu berbicara, sebab mereka mengenal Dia.
1:35 Pagi-pagi benar, waktu hari masih gelap, Ia bangun dan pergi ke luar. Ia pergi ke tempat yang sunyi dan berdoa di sana.
1:36 Tetapi Simon dan kawan-kawannya menyusul Dia;
1:37 waktu menemukan Dia mereka berkata: "Semua orang mencari Engkau."
1:38 Jawab-Nya: "Marilah kita pergi ke tempat lain, ke kota-kota yang berdekatan, supaya di sana juga Aku memberitakan Injil, karena untuk itu Aku telah datang."
1:39 Lalu pergilah Ia ke seluruh Galilea dan memberitakan Injil dalam rumah-rumah ibadat mereka dan mengusir setan-setan.



Kelekatan Bisa Menghambat


Saudara terkasih, hari ini kita diajak untuk merenungkan mengenai tugas perutusan kita dengan meneladan apa yang dilakukan oleh Yesus, Ayub, dan Paulus. Ayub bagaimana ia merasakan hari-harinya dengan penuh perjuangan. Paulus menyatakan bahwa karyanya itu karena kehendak Allah ia tidak layak memperoleh upah. Ia bisa melihat dan menyatakan bahwa ia cukup bangga bisa menjadi pewarta khabar gembira, bukan mengenai upah yang ia cari.
Yesus memperlihatkan bagaimana IA “melepaskan” Diri dari “pengenalan” setan dan para pencari-Nya. Ia merasa bahwa karya-Nya, apa yang menjadi perutusan-Nya bisa terhambat jika setan tidak diam. Mereka bisa nyinyir bahasa kekinian dengan banyak ungkapan yang akan dikatakan oleh setan. Apa yang hendak IA sampaikan bisa dimentahkan karena mulut ember si kuasa jahat. Pengenalan akan Yesus masih belum cukup untuk bisa mengerti jati diri Yesus yang sesungguhnya. Masih perlu waktu dan pengajaran. Hal ini yang hendak dimanfaatkan oleh setan. Kedua, ketika para pengikut mencari-Nya, bisa ada potensi untuk menghambat karya-Nya, karena kecenderungan manusiawi untuk bisa memiliki sepenuhnya apa yang dipandang baik, menguntungkan, dan menyenangkan mereka. Hal ini bukan maunya Yesus. Yesus milik semua orang. Tuhan Allah mengutus Yesus untuk menyatakan khabar gembira kepada semakin banyak orang.
Saudara terkasih, kita yang hidup di zaman media internet ini, sering terjebak dalam budaya instan, apa yang dilakukan Yesus adalah menghentikan model instan ala setan. Perlu waktu, kerja keras sebagaimana kata Ayub, pun pengenalan yang lebih mengenai banyak hal. Instan yang diusung setan ternyata sering menggoda kita, sehingga bisa melenankan kita. Kemudahan, jalan pintas, dan pelemahan akan proses sangat menggejala dan menjadi sebentuk gaya hidup baru. Di sinilah peran spiritual, peran relasi kita dengan Tuhan, sehingga kita mau bertekun untuk mengenal rencana-Nya.
Kelekatan perlu kita singkirkan. Berbagai tawaran di era modern ini bisa menjerumuskan. Ketenaran, relasional, menghabiskan waktu dengan aneka hiburan dan relasi semu, bisa membawa pada kedangkalan makna. Kita bisa lekat dalam banyak hal. Yesus memberikan contoh bagaimana IA meninggalkan yang mengelu-elukan-Nya. Fokus akan apa yang harus dilakukan. Hal yang ternyata sangat pas, tepat, dan penting bagi kita yang hidup di era kecepatan dan persaingan sengit ini.
Apakah pilihan kita di dalam hidup ini? Lekat pada banyak hal, atau melepaskan diri dan menjadi pribadi bebas sebagai anak-anak Allah? Bd.eLeSHa.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar