Kamis, 22 Februari 2018

Baik saja Tidak Cukup

Jumat Pekan I Prapaskah (U)
Yeh. 18:21-28
Mzm. 130:1-2,3-4ab, 4c-6,7-8
Mat. 5:20-26



Yeh. 18:21-28

18:21 Tetapi jikalau orang fasik bertobat dari segala dosa yang dilakukannya dan berpegang pada segala ketetapan-Ku serta melakukan keadilan dan kebenaran, ia pasti hidup, ia tidak akan mati.
18:22 Segala durhaka yang dibuatnya tidak akan diingat-ingat lagi terhadap dia; ia akan hidup karena kebenaran yang dilakukannya.
18:23 Apakah Aku berkenan kepada kematian orang fasik? demikianlah firman Tuhan ALLAH. Bukankah kepada pertobatannya supaya ia hidup?
18:24 Jikalau orang benar berbalik dari kebenarannya dan melakukan kecurangan seperti segala kekejian yang dilakukan oleh orang fasik -- apakah ia akan hidup? Segala kebenaran yang dilakukannya tidak akan diingat-ingat lagi. Ia harus mati karena ia berobah setia dan karena dosa yang dilakukannya.
18:25 Tetapi kamu berkata: Tindakan Tuhan tidak tepat! Dengarlah dulu, hai kaum Israel, apakah tindakan-Ku yang tidak tepat ataukah tindakanmu yang tidak tepat?
18:26 Kalau orang benar berbalik dari kebenarannya dan melakukan kecurangan sehingga ia mati, ia harus mati karena kecurangan yang dilakukannya.
18:27 Sebaliknya, kalau orang fasik bertobat dari kefasikan yang dilakukannya dan ia melakukan keadilan dan kebenaran, ia akan menyelamatkan nyawanya.
18:28 Ia insaf dan bertobat dari segala durhaka yang dibuatnya, ia pasti hidup, ia tidak akan mati.


Mat. 5:20-26

5:20 Maka Aku berkata kepadamu: Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari pada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga.
5:21 Kamu telah mendengar yang difirmankan kepada nenek moyang kita: Jangan membunuh; siapa yang membunuh harus dihukum.
5:22 Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang marah terhadap saudaranya harus dihukum; siapa yang berkata kepada saudaranya: Kafir! harus dihadapkan ke Mahkamah Agama dan siapa yang berkata: Jahil! harus diserahkan ke dalam neraka yang menyala-nyala.
5:23 Sebab itu, jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau,
5:24 tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu.
5:25 Segeralah berdamai dengan lawanmu selama engkau bersama-sama dengan dia di tengah jalan, supaya lawanmu itu jangan menyerahkan engkau kepada hakim dan hakim itu menyerahkan engkau kepada pembantunya dan engkau dilemparkan ke dalam penjara.
5:26 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya engkau tidak akan keluar dari sana, sebelum engkau membayar hutangmu sampai lunas.




Baik saja Tidak Cukup

Saudara terkasih, mengikuti Yesus ternyata tidak mudah. Mengikuti-Nya baik saja tidak cukup, prosedur saja masih kurang. Sama dengan yang lain belum cukup bagi pengikut-Nya. Yesus menghendaki kita luar biasa, ekselen, dan lebih dari sekadar baik. Baik saja tidak cukup. Sama dengan apa yang dilakukan orang lain belum memenuhi syarat. Mengapa demikian? Semua juga mengajarkan demikian. Tuhan menghendaki kita bukan yang biasa-biasa saja. Biasa bukan buruk namun tidak cukup, jauh lebih dari biasa yang Tuhan kehendaki.
Saudara terkasih, dalam hidup berbangsa kita saksikan bagaimana orang biasa terlambat, jika kita adalah pengikut Tuhan datang tepat waktu saja masih kurang. Tuhan menghendaki kita hadir lebih cepat, pas saja masih kurang. Mengapa demikian? Kita datang lebih awal akan punya waktu untuk mempersiapkan diri, sudah cukup istirahat dari perjalanan, dan tentu tidak merugikan pihak lain. Prosedur sering menjadi kebanggaan birokrasi di sini, sebagai pengikut Yesus, bukan semata prosedur, namun kita juga diharapkan agar melengkapi dengan kebenaran dan keadilan. Dalam hidup bersama pula, kita sering menyaksikan hanya sebatas ritual, hafalan, dan tidak menyentuh ranah spiritual kita. Di sinilah peran kita sebagai anak-anak Allah. Hidup keagamaan kita sampai mengubah hidup. Satu perkataan dan perbuatan bisa menjadi  pembeda bagi hidup bersama yang masih berfokus pada ritual dan perayaan semata.
Ritual dan hapal itu baik, namun ingat Tuhan menghendaki baik saja tidak cukup bukan? Mengaplikasikannya dalam hidup. menghidupi ritual dan ayat dalam kehidupan sehari-hari. Kasih itu bukan omongan, wacana, definisi, namun jauh lebih mengena di dalam perilaku.BD.eLeSHa.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar