Jumat
Pekan I Prapaskah (U)
Yeh.
18:21-28
Mzm.
130:1-2,3-4ab, 4c-6,7-8
Mat.
5:20-26
Yeh.
18:21-28
18:21 Tetapi jikalau orang fasik bertobat dari segala dosa yang
dilakukannya dan berpegang pada segala ketetapan-Ku serta melakukan keadilan
dan kebenaran, ia pasti hidup, ia tidak akan mati.
18:22 Segala durhaka yang dibuatnya tidak akan diingat-ingat lagi
terhadap dia; ia akan hidup karena kebenaran yang dilakukannya.
18:23 Apakah Aku berkenan kepada kematian orang fasik? demikianlah
firman Tuhan ALLAH. Bukankah kepada pertobatannya supaya ia hidup?
18:24 Jikalau orang benar berbalik dari kebenarannya dan melakukan
kecurangan seperti segala kekejian yang dilakukan oleh orang fasik -- apakah ia
akan hidup? Segala kebenaran yang dilakukannya tidak akan diingat-ingat lagi.
Ia harus mati karena ia berobah setia dan karena dosa yang dilakukannya.
18:25 Tetapi kamu berkata: Tindakan Tuhan tidak tepat! Dengarlah
dulu, hai kaum Israel, apakah tindakan-Ku yang tidak tepat ataukah tindakanmu
yang tidak tepat?
18:26 Kalau orang benar berbalik dari kebenarannya dan melakukan
kecurangan sehingga ia mati, ia harus mati karena kecurangan yang dilakukannya.
18:27 Sebaliknya, kalau orang fasik bertobat dari kefasikan yang
dilakukannya dan ia melakukan keadilan dan kebenaran, ia akan menyelamatkan
nyawanya.
18:28 Ia insaf dan bertobat dari segala durhaka yang dibuatnya, ia
pasti hidup, ia tidak akan mati.
Mat.
5:20-26
5:20 Maka Aku berkata kepadamu: Jika hidup keagamaanmu tidak lebih
benar dari pada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi,
sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga.
5:21 Kamu telah mendengar yang difirmankan kepada nenek moyang
kita: Jangan membunuh; siapa yang membunuh harus dihukum.
5:22 Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang marah terhadap
saudaranya harus dihukum; siapa yang berkata kepada saudaranya: Kafir! harus
dihadapkan ke Mahkamah Agama dan siapa yang berkata: Jahil! harus diserahkan ke
dalam neraka yang menyala-nyala.
5:23 Sebab itu, jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas
mezbah dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap
engkau,
5:24 tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah
berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan
persembahanmu itu.
5:25 Segeralah berdamai dengan lawanmu selama engkau bersama-sama
dengan dia di tengah jalan, supaya lawanmu itu jangan menyerahkan engkau kepada
hakim dan hakim itu menyerahkan engkau kepada pembantunya dan engkau
dilemparkan ke dalam penjara.
5:26 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya engkau tidak akan keluar
dari sana, sebelum engkau membayar hutangmu sampai lunas.
Baik saja
Tidak Cukup
Saudara terkasih, mengikuti Yesus ternyata tidak mudah.
Mengikuti-Nya baik saja tidak cukup, prosedur saja masih kurang. Sama dengan
yang lain belum cukup bagi pengikut-Nya. Yesus menghendaki kita luar biasa,
ekselen, dan lebih dari sekadar baik. Baik saja tidak cukup. Sama dengan apa
yang dilakukan orang lain belum memenuhi syarat. Mengapa demikian? Semua juga
mengajarkan demikian. Tuhan menghendaki kita bukan yang biasa-biasa saja. Biasa
bukan buruk namun tidak cukup, jauh lebih dari biasa yang Tuhan kehendaki.
Saudara terkasih, dalam hidup berbangsa kita saksikan bagaimana
orang biasa terlambat, jika kita adalah pengikut Tuhan datang tepat waktu saja
masih kurang. Tuhan menghendaki kita hadir lebih cepat, pas saja masih kurang.
Mengapa demikian? Kita datang lebih awal akan punya waktu untuk mempersiapkan
diri, sudah cukup istirahat dari perjalanan, dan tentu tidak merugikan pihak
lain. Prosedur sering menjadi kebanggaan birokrasi di sini, sebagai pengikut
Yesus, bukan semata prosedur, namun kita juga diharapkan agar melengkapi dengan
kebenaran dan keadilan. Dalam hidup bersama pula, kita sering menyaksikan hanya
sebatas ritual, hafalan, dan tidak menyentuh ranah spiritual kita. Di sinilah
peran kita sebagai anak-anak Allah. Hidup keagamaan kita sampai mengubah hidup.
Satu perkataan dan perbuatan bisa menjadi
pembeda bagi hidup bersama yang masih berfokus pada ritual dan perayaan
semata.
Ritual dan hapal itu baik, namun ingat Tuhan menghendaki baik saja
tidak cukup bukan? Mengaplikasikannya dalam hidup. menghidupi ritual dan ayat
dalam kehidupan sehari-hari. Kasih itu bukan omongan, wacana, definisi, namun
jauh lebih mengena di dalam perilaku.BD.eLeSHa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar