Jumat, 02 Februari 2018

Belas kasih dan Hikmat

Sabtu Pekan Biasa IV (H)
1 Raj. 3:4-13
Mzm. 119:9,10,11,12,13,14
Mar. 6:30-34



1 Raj. 3:4-13

3:4 Pada suatu hari raja pergi ke Gibeon untuk mempersembahkan korban, sebab di situlah bukit pengorbanan yang paling besar; seribu korban bakaran dipersembahkan Salomo di atas mezbah itu.
3:5 Di Gibeon itu TUHAN menampakkan diri kepada Salomo dalam mimpi pada waktu malam. Berfirmanlah Allah: "Mintalah apa yang hendak Kuberikan kepadamu."
3:6 Lalu Salomo berkata: "Engkaulah yang telah menunjukkan kasih setia-Mu yang besar kepada hamba-Mu Daud, ayahku, sebab ia hidup di hadapan-Mu dengan setia, benar dan jujur terhadap Engkau; dan Engkau telah menjamin kepadanya kasih setia yang besar itu dengan memberikan kepadanya seorang anak yang duduk di takhtanya seperti pada hari ini.
3:7 Maka sekarang, ya TUHAN, Allahku, Engkaulah yang mengangkat hamba-Mu ini menjadi raja menggantikan Daud, ayahku, sekalipun aku masih sangat muda dan belum berpengalaman.
3:8 Demikianlah hamba-Mu ini berada di tengah-tengah umat-Mu yang Kaupilih, suatu umat yang besar, yang tidak terhitung dan tidak terkira banyaknya.
3:9 Maka berikanlah kepada hamba-Mu ini hati yang faham menimbang perkara untuk menghakimi umat-Mu dengan dapat membedakan antara yang baik dan yang jahat, sebab siapakah yang sanggup menghakimi umat-Mu yang sangat besar ini?"
3:10 Lalu adalah baik di mata Tuhan bahwa Salomo meminta hal yang demikian.
3:11 Jadi berfirmanlah Allah kepadanya: "Oleh karena engkau telah meminta hal yang demikian dan tidak meminta umur panjang atau kekayaan atau nyawa musuhmu, melainkan pengertian untuk memutuskan hukum,
3:12 maka sesungguhnya Aku melakukan sesuai dengan permintaanmu itu, sesungguhnya Aku memberikan kepadamu hati yang penuh hikmat dan pengertian, sehingga sebelum engkau tidak ada seorang pun seperti engkau, dan sesudah engkau takkan bangkit seorang pun seperti engkau.
3:13 Dan juga apa yang tidak kauminta Aku berikan kepadamu, baik kekayaan maupun kemuliaan, sehingga sepanjang umurmu takkan ada seorang pun seperti engkau di antara raja-raja.


Mar. 6:30-34

6:30 Kemudian rasul-rasul itu kembali berkumpul dengan Yesus dan memberitahukan kepada-Nya semua yang mereka kerjakan dan ajarkan.
6:31 Lalu Ia berkata kepada mereka: "Marilah ke tempat yang sunyi, supaya kita sendirian, dan beristirahatlah seketika!" Sebab memang begitu banyaknya orang yang datang dan yang pergi, sehingga makan pun mereka tidak sempat.
6:32 Maka berangkatlah mereka untuk mengasingkan diri dengan perahu ke tempat yang sunyi.
6:33 Tetapi pada waktu mereka bertolak banyak orang melihat mereka dan mengetahui tujuan mereka. Dengan mengambil jalan darat segeralah datang orang dari semua kota ke tempat itu sehingga mendahului mereka.
6:34 Ketika Yesus mendarat, Ia melihat sejumlah besar orang banyak, maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka seperti domba yang tidak mempunyai gembala. Lalu mulailah Ia mengajarkan banyak hal kepada mereka



Belas kasih dan Hikmat

Saudara terkasih, hari ini kita merenungkan mengenai dua hal besar. Dalam bacaan Injil, Yesus mengajarkan mengenai belas kasih. Bacaan pertama Salomo mengajarkan kepada kita mengenai hikmat dan kebijaksanaan. Dua hal yang mengedepankan keberpihakan pada yang lain, bukan diri sendiri. Sikap yang sangat relevan dan faktual bagi hidup kita bersama sebagai anak bangsa Indonesia.
Bagaimana Salomo memohon kepada Allah agar ia bisa membedakan yang baik dan buruk. Hikmat untuk dapat menjadi hakim yang adil. Sikap yang jarang kita temui di dalam kepemimpinan yang ada di sekitar kita.  Apa yang menjadi orientasi adalah diri dan kelompoknya. Berbeda dengan Salomo yang memilih menjadi pemimpin yang penuh hikmat dan bijaksana. Tuhan memberikan hal tersebut dan bonus atas kerendahan hatinya. Kekayaan dan umur panjang. Semua ada di dalam dirinya karena sikap rendah hati dan hikmatnya. Kaya bukan kesalahan namun hadiah, penghargaan, dan konsekuensi atas kinerja baiknya.
Yesus memberikan kepada kita pengalaman dan pengajaran. Kita perlu juga beristirahat dan menimba kekuatan. Dua hal yang sering dillupakan dan menjadi bumerang dalam hidup rohani dan harian kita. Kemampuan kita terbatas. Datang kembali kepada Sumbernya, yaitu Tuhan menjadi penting dan mendasar. Namun tidak melupakan belas kasihan. Bagaimana orang lain yang juga “menderita” tidak boleh kita abaikan. Yesus melihat orang banyak yang seperti domba kehilangan gembala itu IA terima, Ia ajar, di tengah keletihan-Nya. Bagaimana IA mendahulukan orang lain dan berpihak pada yang lebih membutuhkan.
Saudara terkasih, apa yang menjadi prioritas kita dalam keseharian kita? Apakah materi, atau kebijaksanaan? Spiritual atau hanya hal-hal yang bernuansa hiburan semata? Berani melihat derita orang lain atau malah hanya berfokus atas diri sendiri? Bersama dengan Tuhan dan di dalam Tuhan, pilihan dan tindakan kita akan benar. BD.eLeSHa.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar