Selasa, 20 Februari 2018

Berdoa, Perlu atau Tidak?

Selasan Pekan I Prapaskah (U)
Yes. 55:10-11
Mzm. 34:4-5,6-7,16-17,18-19
Mat. 6:7-15



Yes. 55:10-11

55:10 Sebab seperti hujan dan salju turun dari langit dan tidak kembali ke situ, melainkan mengairi bumi, membuatnya subur dan menumbuhkan tumbuh-tumbuhan, memberikan benih kepada penabur dan roti kepada orang yang mau makan,
55:11 demikianlah firman-Ku yang keluar dari mulut-Ku: ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi ia akan melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya.


Mat. 6:7-15

6:7 Lagipula dalam doamu itu janganlah kamu bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah. Mereka menyangka bahwa karena banyaknya kata-kata doanya akan dikabulkan.
6:8 Jadi janganlah kamu seperti mereka, karena Bapamu mengetahui apa yang kamu perlukan, sebelum kamu minta kepada-Nya.
6:9 Karena itu berdoalah demikian: Bapa kami yang di sorga, Dikuduskanlah nama-Mu,
6:10 datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga.
6:11 Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya
6:12 dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami;
6:13 dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat. [Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya. Amin.]
6:14 Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga.
6:15 Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu.



Berdoa, Perlu atau Tidak?

Saudara terkasih, hari ini kita diajak untuk merenungkan mengenai hal berdoa. Berdoa itu perlu tidak jika Tuhan toh tahu seluruhnya, apapun yang kadang kita saja tidak tahu. Satu kata dan jelas, perlu. Mengapa perlu berdoa? Pertama, komunikasi pada Tuhan. Kita ini adalah ciptaan yang selayaknya untuk bersyukur, berterima kasih, dan berkomunikasi dengan Sang Pencipta, bukan abai. Kedua, ungkapan syukur dan sapaan kepada Tuhan. Lihat betapa baiknya Tuhan bagi kita, apapun IA anugerahkan kepada kita. Bersyukur dan berterimakasih kepada-Nya, sebentuk kewajiban malah. Ketiga, meskipun Tuhan tahu semuanya, kita memohon itu sebagai upaya, ada usaha, dan menyatakan keberadaan kita yang bergantung kepada-Nya. Jadi doa bukan semata meminta namun juga menyatakan diri keterbatasan dan keberadaan kita. Namun meminta itu hanya menjadi bagian kecil. Apa sih yang perlu kita mintakan? Padahal Tuhan sudah memberikan begitu banyak kepada kita. Apa yang tidak kita minta pun disediakan kog oleh-Nya.
Berdoa itu tidak hanya memohon dan meminta semata, sering kita fokus pada keinginan kita saja, Tuhan menghendaki yang berbeda dan kita pun masih mampu menjalani. Sering kita fokus dan hanya meminta dan memohon, ketika yang kita pohonkan tidak dijawab sesuai dengan apa yang kita pinta, kita ngambeg. Padahal apapun adalah hak sepeuhnya pada Tuhan. Tuhan pun menghendaki kita memiliki hati yang seluas samudra, mau mengampuni, bukan hanya mohon ampun, jika demikian kita egois, Tuhan mengajak dan mengajari kita untuk menjadi pribadi yang dewasa, tidak menang sendiri, dan berlaku adil.
Doa tidak perlu bertele-tele, karena Tuhan sudah tahu apa yang perlu di dalam hidup kita. Jika bertele-tele kita pun cenderung menjadi pribadi tamak, minta ini dan itu, abai mendengarkan kehendak Tuhan dalam hidup kita. Doa adalah komunikasi, ada dua arah, Tuhan berbicara dan kita mendengarkan bukan hanya kita omong saja sendiri. Ada waktunya untuk mendengarkan, mendengarkan bukan mendengar, tidak hanya memohon terus.

Doa Bapa Kami adalah doa Tuhan yang sangat patut kita kedepankan. Menjadi andalan dalam segala hal. Tuhan selalu hadir di dalam segala, dan Ia melimpahkan banyak hal. Doa sebentuk tanggapan kita atas sapaan Allah. BD.eLeSHa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar