Rabu, 07 Februari 2018

Mulut dan Hati

Rabu Pekan Biasa V (H)
1 Raj. 10:1-10
Mzm. 37:5-6,30-31,39-40
Mrk. 7:14-23




1 Raj. 10:1-10

10:1 Ketika ratu negeri Syeba mendengar kabar tentang Salomo, berhubung dengan nama TUHAN, maka datanglah ia hendak mengujinya dengan teka-teki.
10:2 Ia datang ke Yerusalem dengan pasukan pengiring yang sangat besar, dengan unta-unta yang membawa rempah-rempah, sangat banyak emas dan batu permata yang mahal-mahal. Setelah ia sampai kepada Salomo, dikatakannyalah segala yang ada dalam hatinya kepadanya.
10:3 Dan Salomo menjawab segala pertanyaan ratu itu; bagi raja tidak ada yang tersembunyi, yang tidak dapat dijawabnya untuk ratu itu.
10:4 Ketika ratu negeri Syeba melihat segala hikmat Salomo dan rumah yang telah didirikannya,
10:5 makanan di mejanya, cara duduk pegawai-pegawainya, cara pelayan-pelayannya melayani dan berpakaian, minumannya dan korban bakaran yang biasa dipersembahkannya di rumah TUHAN, maka tercenganglah ratu itu.
10:6 Dan ia berkata kepada raja: "Benar juga kabar yang kudengar di negeriku tentang engkau dan tentang hikmatmu,
10:7 tetapi aku tidak percaya perkataan-perkataan itu sampai aku datang dan melihatnya dengan mataku sendiri; sungguh setengahnya pun belum diberitahukan kepadaku; dalam hal hikmat dan kemakmuran, engkau melebihi kabar yang kudengar.
10:8 Berbahagialah para isterimu, berbahagialah para pegawaimu ini yang selalu melayani engkau dan menyaksikan hikmatmu!
10:9 Terpujilah TUHAN, Allahmu, yang telah berkenan kepadamu sedemikian, hingga Ia mendudukkan engkau di atas takhta kerajaan Israel! Karena TUHAN mengasihi orang Israel untuk selama-lamanya, maka Ia telah mengangkat engkau menjadi raja untuk melakukan keadilan dan kebenaran."
10:10 Lalu diberikannyalah kepada raja seratus dua puluh talenta emas, dan sangat banyak rempah-rempah dan batu permata yang mahal-mahal; tidak pernah datang lagi begitu banyak rempah-rempah seperti yang diberikan ratu negeri Syeba kepada raja Salomo itu.


Mrk. 7:14-23

7:14 Lalu Yesus memanggil lagi orang banyak dan berkata kepada mereka: "Kamu semua, dengarlah kepada-Ku dan camkanlah.
7:15 Apa pun dari luar, yang masuk ke dalam seseorang, tidak dapat menajiskannya, tetapi apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya."
7:16 [Barangsiapa bertelinga untuk mendengar hendaklah ia mendengar!]
7:17 Sesudah Ia masuk ke sebuah rumah untuk menyingkir dari orang banyak, murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya tentang arti perumpamaan itu.
7:18 Maka jawab-Nya: "Apakah kamu juga tidak dapat memahaminya? Tidak tahukah kamu bahwa segala sesuatu dari luar yang masuk ke dalam seseorang tidak dapat menajiskannya,
7:19 karena bukan masuk ke dalam hati tetapi ke dalam perutnya, lalu dibuang di jamban?" Dengan demikian Ia menyatakan semua makanan halal.
7:20 Kata-Nya lagi: "Apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya,
7:21 sebab dari dalam, dari hati orang, timbul segala pikiran jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan,
7:22 perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan.
7:23 Semua hal-hal jahat ini timbul dari dalam dan menajiskan orang.



Mulut dan Hati

Saudara terkasih, Yesus mengajak kita untuk merenungkan bagaimana perut dan hati memiliki dua hal yang berbeda. Tentu bukan dalam arti fisik, namun secara rohani dan spiritual. Apa yang dikemukakan ahli Taurat dan kaum Farisi berkutat pada keutamaan kultis berkaitan dengan fisik, salah satunya mulut. Apalagi Yesaya mengungkapkan, memuji dengan bibir, namun hatinya jauh.Yesus menggunakan hal ini untuk mengajak para murid agar lebih perhatian kepada yang utama. Hati baik tentu akan memiliki mulut yang baik. Kebersihan fisik bukan menggantikan kebersihan hati bagi Yesus. Mengusahakan kebersihan badan dan tubuh itu boleh-boleh saja asal tidak melupakan apalagi tidak memperhatikan kebersihan hati. Lihat bagaimana kedengkian mereka yang menghendaki cuci tangan.
Kesucian dan kenajisan bukan berasal dari luar, seperti makanan atau kebersihan tangan, namun apa yang ada di dalam hati. Apa yang ada di dalam hati mengalir salah satunya melalui mulut dalam kata-kata dan ucapan. Apa yang dihasilkan hati itulah yang suci atau jelek. Hal yang sangat kontekstual, faktual, dan sangat kita banget, bagaimana hari-hari ini. mengubah persepsi dengan kata-kata santun dan suci, bahkan ayat suci pun disitir padahal demi kekejian dan kejahatan. Miris sebagai bangsa dan negara yang beragama dan mendasarkan diri pada Pancasila namun wataknya jauh dari agama dan Pancasila. Farisi-Farisi dari Indonesia menjadi penguasa dan pembesar bangsa ini. Tdak malu-malu membela yang salah demi kekuasaan dan kedudukan. Membalikan fakta dan data dengan penuh senyum dan pakaian agamis. Tidak heran apa yang disampaikan Yesus, pikiran jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan, perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan. Lihat, itu semua seolah menjadi gaya hidup dan dianggap baik-baik saja. Apa yang tidak ada di sekitar kita coba, iri hati dengan mudah membakar ditingkahi dengan hujat dan kesombongan.
Tuhan menghendaki kita menjadi hati dan mulut kita, agar dengan kerendahan hati untuk datang kepada-Nya, mohon bimbingan Tuhan, bersama Tuhan menebarkan cinta kasih dan kalimat serta ujaran positif bagi hidup bersama. BD.eLeSHa.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar