Selasa, 13 Februari 2018

Koyakkanlah Hatimu dan Jangan Hanya Bajumu

RABU ABU (U)
Yl. 2:12-18
Mzm. 51:3-4,5-6,12-13,14-17
2 Kor. 5:20-6:2
Mat. 6:1-6, 16-18



Yl. 2:12-18

2:12 "Tetapi sekarang juga," demikianlah firman TUHAN, "berbaliklah kepada-Ku dengan segenap hatimu, dengan berpuasa, dengan menangis dan dengan mengaduh."
2:13 Koyakkanlah hatimu dan jangan pakaianmu, berbaliklah kepada TUHAN, Allahmu, sebab Ia pengasih dan penyayang, panjang sabar dan berlimpah kasih setia, dan Ia menyesal karena hukuman-Nya.
2:14 Siapa tahu, mungkin Ia mau berbalik dan menyesal, dan ditinggalkan-Nya berkat, menjadi korban sajian dan korban curahan bagi TUHAN, Allahmu.
2:15 Tiuplah sangkakala di Sion, adakanlah puasa yang kudus, maklumkanlah perkumpulan raya;
2:16 kumpulkanlah bangsa ini, kuduskanlah jemaah, himpunkanlah orang-orang yang tua, kumpulkanlah anak-anak, bahkan anak-anak yang menyusu; baiklah penganten laki-laki keluar dari kamarnya, dan penganten perempuan dari kamar tidurnya;
2:17 baiklah para imam, pelayan-pelayan TUHAN, menangis di antara balai depan dan mezbah, dan berkata: "Sayangilah, ya TUHAN, umat-Mu, dan janganlah biarkan milik-Mu sendiri menjadi cela, sehingga bangsa-bangsa menyindir kepada mereka. Mengapa orang berkata di antara bangsa: Di mana Allah mereka?"
2:18 TUHAN menjadi cemburu karena tanah-Nya, dan Ia belas kasihan kepada umat-Nya.

2 Kor. 5:20-6:2

5:20 Jadi kami ini adalah utusan-utusan Kristus, seakan-akan Allah menasihati kamu dengan perantaraan kami; dalam nama Kristus kami meminta kepadamu: berilah dirimu didamaikan dengan Allah.
5:21 Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah.
6:1 Sebagai teman-teman sekerja, kami menasihatkan kamu, supaya kamu jangan membuat menjadi sia-sia kasih karunia Allah, yang telah kamu terima.
6:2 Sebab Allah berfirman:  "Pada waktu Aku berkenan, Aku akan mendengarkan engkau,  dan pada hari Aku menyelamatkan, Aku akan menolong engkau."  Sesungguhnya, waktu ini adalah waktu perkenanan itu; sesungguhnya, hari ini adalah hari penyelamatan itu.

Mat. 6:1-6, 16-18

6:1 "Ingatlah, jangan kamu melakukan kewajiban agamamu di hadapan orang supaya dilihat mereka, karena jika demikian, kamu tidak beroleh upah dari Bapamu yang di sorga.
6:2 Jadi apabila engkau memberi sedekah, janganlah engkau mencanangkan hal itu, seperti yang dilakukan orang munafik di rumah-rumah ibadat dan di lorong-lorong, supaya mereka dipuji orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya.
6:3 Tetapi jika engkau memberi sedekah, janganlah diketahui tangan kirimu apa yang diperbuat tangan kananmu.
6:4 Hendaklah sedekahmu itu diberikan dengan tersembunyi, maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu."
6:5 "Dan apabila kamu berdoa, janganlah berdoa seperti orang munafik. Mereka suka mengucapkan doanya dengan berdiri dalam rumah-rumah ibadat dan pada tikungan-tikungan jalan raya, supaya mereka dilihat orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya.
6:6 Tetapi jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.
6:16 "Dan apabila kamu berpuasa, janganlah muram mukamu seperti orang munafik. Mereka mengubah air mukanya, supaya orang melihat bahwa mereka sedang berpuasa. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya.
6:17 Tetapi apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu,
6:18 supaya jangan dilihat oleh orang bahwa engkau sedang berpuasa, melainkan hanya oleh Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu."



Koyakkanlah Hatimu dan Jangan Hanya Bajumu

Selalu tertarik dengan perintah ini, ribuan kali mungkin mendengar dan merenungkannya, tapi masih saja mengesan. Mendengar pertama mengenai masa puasa akan selalu teringat ini. Konteks perintah ini adalah pada masa lalu, zaman Israel kuno, puasa dan pertobatan itu dengan mengoyakkan pakaian, menaburkan abu di kepala, dan berpuasa. Ini yang menjadi perintah ini, namun tidak cukup dengan perbuatan fisik dengan merobek atau mengoyak pakaian, ada perubahan sikap batin, yaitu mengoyak hati. Menelisik hati, memeriksa batin, apa sih yang telah dilakukan dengan tidak patut dan selama Masa Prapaskah diubah, diperbaiki.
Perintah menarik berikutnya adalah oleh Penginjil Mateus agar tidak memperlihatkan sikap kita dalam berdoa dan juga berpuasa. Kembali hal ini konteks waktu zaman Yesus. Namun ternyata perilaku orang Farisi ini pun ada yang meneruskan. Ketika puasa, semua warung harus tutup, iklan makanan pun inginnya dilarang, biar tidak menggoda. Identik bukan satu memperlihatkan kalau puasa dengan raut mukanya, satunya minta dukungan dengan berbagai cara. Apa yang Yesus kehendaki dari kita adalah perubahan sikap, bukan semata menahan lapar atau haus. Jika hanya itu banyak orang bisa melakukan dengan berbagai alasan. Ada karena keadaan, kelaparan, tidak ada uang, dan memang tidak lagi mampu untuk itu. Ada pula alasan lain, karena kesehatan mereka harus tidak makan, diet misalnya. Atau orang menjelang operasi. Puasa dalamm Gereja Katolik lebih dari itu semua. Ada tidak sikap hati untuk berbalik kepada Allah dengan sungguh-sungguh. Lebih banyak memberi, lebih banyak perhatian pada orang yang tidak beruntung, dan lebih dekat pada Tuhan dengan berbagai-bagai aktivitas kerohanian dan peka pada kebutuhan sesama.
Salah satu wujud itu adalah dengan APP, aksi puasa pembangunan, di mana aksi ini bukan sekadar  mengumpulkan uang, namun uang dari upaya mengurangi makan dan mengurangi kesenangan yang diwujudkan dalam uang untuk saudara yang membutuhkan. Misalnya, karena biasa makan sehari tiga kali dengan 3X rupiah, karena puasa dan pantang menjadi X rupiah, 2 X inilah yang menjadi aksi dalam APP. Mengurangi kesenangan dalam pantang pun demikian. Ini wujud nyata yang dikehendaki Gereja. Tidak hanya uangnya, namun juga kepedulian dan perhatian. Bagaimana jika menyumbang banyak namun perilaku tamak masih juga menghinggapi, masih judes pada sesama dan orang yang perlu mendapatkan uluran tangan? BD.eLeSHa.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar