Kamis, 08 Februari 2018

Keteguhan Hati, Bagian dari Ima

Kamis Pekan Biasa V (H)
1 Raj. 11:4-13
Mzm. 106:3-4,35-36,37,40
Mrk.7:24-30



1 Raj. 11:4-13

11:4 Sebab pada waktu Salomo sudah tua, isteri-isterinya itu mencondongkan hatinya kepada allah-allah lain, sehingga ia tidak dengan sepenuh hati berpaut kepada TUHAN, Allahnya, seperti Daud, ayahnya.
11:5 Demikianlah Salomo mengikuti Asytoret, dewi orang Sidon, dan mengikuti Milkom, dewa kejijikan sembahan orang Amon,
11:6 dan Salomo melakukan apa yang jahat di mata TUHAN, dan ia tidak dengan sepenuh hati mengikuti TUHAN, seperti Daud, ayahnya.
11:7 Pada waktu itu Salomo mendirikan bukit pengorbanan bagi Kamos, dewa kejijikan sembahan orang Moab, di gunung di sebelah timur Yerusalem dan bagi Molokh, dewa kejijikan sembahan bani Amon.
11:8 Demikian juga dilakukannya bagi semua isterinya, orang-orang asing itu, yang mempersembahkan korban ukupan dan korban sembelihan kepada allah-allah mereka.
11:9 Sebab itu TUHAN menunjukkan murka-Nya kepada Salomo, sebab hatinya telah menyimpang dari pada TUHAN, Allah Israel, yang telah dua kali menampakkan diri kepadanya,
11:10 dan yang telah memerintahkan kepadanya dalam hal ini supaya jangan mengikuti allah-allah lain, akan tetapi ia tidak berpegang pada yang diperintahkan TUHAN.
11:11 Lalu berfirmanlah TUHAN kepada Salomo: "Oleh karena begitu kelakuanmu, yakni engkau tidak berpegang pada perjanjian dan segala ketetapan-Ku yang telah Kuperintahkan kepadamu, maka sesungguhnya Aku akan mengoyakkan kerajaan itu dari padamu dan akan memberikannya kepada hambamu.
11:12 Hanya, pada waktu hidupmu ini Aku belum mau melakukannya oleh karena Daud, ayahmu; dari tangan anakmulah Aku akan mengoyakkannya.
11:13 Namun demikian, kerajaan itu tidak seluruhnya akan Kukoyakkan dari padanya, satu suku akan Kuberikan kepada anakmu oleh karena hamba-Ku Daud dan oleh karena Yerusalem yang telah Kupilih."

Mrk.7:24-30

7:24 Lalu Yesus berangkat dari situ dan pergi ke daerah Tirus. Ia masuk ke sebuah rumah dan tidak mau bahwa ada orang yang mengetahuinya, tetapi kedatangan-Nya tidak dapat dirahasiakan.
7:25 Malah seorang ibu, yang anaknya perempuan kerasukan roh jahat, segera mendengar tentang Dia, lalu datang dan tersungkur di depan kaki-Nya.
7:26 Perempuan itu seorang Yunani bangsa Siro-Fenisia. Ia memohon kepada Yesus untuk mengusir setan itu dari anaknya.
7:27 Lalu Yesus berkata kepadanya: "Biarlah anak-anak kenyang dahulu, sebab tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing."
7:28 Tetapi perempuan itu menjawab: "Benar, Tuhan. Tetapi anjing yang di bawah meja juga makan remah-remah yang dijatuhkan anak-anak."
7:29 Maka kata Yesus kepada perempuan itu: "Karena kata-katamu itu, pergilah sekarang sebab setan itu sudah keluar dari anakmu."
7:30 Perempuan itu pulang ke rumahnya, lalu didapatinya anak itu berbaring di tempat tidur, sedang setan itu sudah keluar.



Keteguhan Hati, Bagian dari Iman

Saudara terkasih, kisah perempuan Siro-Fenesia, merupakan kisah yang sangat terkenal. Kita paling tidak, dapat belajar beberapa hal menarik dan mendalam dari kisah ini. pertama, bagaiamana perutusan Yesus. Yesus diutus ke Israel terlebih dahulu, namun pun juga bagi bangsa lain. perutusannya tidak terbatas. Apa yang dilakukan Yesus bukan hanya untuk Yahudi atau Israel saja.
Kedua, apa yang ditampilkan Yesus, dengan kasar dan menolak, hendak menjelaskan bagaimana penulis Injil hendak memperlihatkan kegentingan kisah. Dan itu pun konkret ketika kita berdoa, dan seolah Allah diam saja. Tidak ada jawaban dari Allah, padahal itu adalah persepsi kita. Bisa saja Allah menunggu waktu yang tepat, Tuhan hendak melihat seberapa besar perjuangan kita. Apa yang seolah tidak ada jawabn itu banyak arti. Sebagaimana ketidakpedulian Yesus ini. Ada maksud tertentu.
Ketiga, keteguhan hati perempuan ini. bagaimana ia percaya kalau Yesus mampu dan itu yang menyembuhkan anaknya. Kemauan dan keteguhan untuk percaya, termasuk memohon kepada Tuhan. Bagaimana kita pun tetap setia jika ditolak, tidak diberi, dan menantikan dengan sabar jika belum memperolehnya. Sikap untuk tetap teguh hati merupakan bagian dari iman.
Saudara terkasih, jika berkaitan dengan bacaan kemarin, apa yang disampaikan Yesus hendak menunjukkan kesucian hati itu dari dalam bukan karena apa yang ia miliki, darah Keyahudian misalnya. Anggapan bahwa perempuan ini najis karena bukan Yahudi bukan menjadi pertimbangan Yesus di dalam melakukan mukjizat. Tuhan menilai dan melihat hati yang bersih dan teguh untuk percaya.
Saudara terkasih, apa yang kita lakukan jika lama menantikan jawaban doa kita? Tetap setia dan bermohol dengan tetap berusaha, atau malah meninggalkan Tuhan? Merasa Tuhan cuek saja, merasa kalau Tuhan tidak peduli dengan apa yang kita panjatkan. Bertahan di dalam pengharapan kadang tidak mudah di tengah arus zaman yang begitu memuja kecepatan dan kekinian. Namun di dalam Tuhan selalu memberikan bukti bahwa semua indah pada waktunya. Keteguhan hati dan kesiapan menerima rencana Tuhan di dalam hidup kita menjadi penting. BD.eLeSHa.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar