HARI
RABU ABU (U)
Pantang dan Puasa
Yl.
2:12-18
Mzm.
51:3-4,5-6a,12-13,14,17
2
Kor. 5:20-6:2
Mat.
6:1-6,16-18
Yl.
2:12-18
2:12 "Tetapi sekarang
juga," demikianlah firman TUHAN, "berbaliklah kepada-Ku dengan
segenap hatimu, dengan berpuasa, dengan menangis dan dengan mengaduh."
2:13 Koyakkanlah hatimu dan
jangan pakaianmu, berbaliklah kepada TUHAN, Allahmu, sebab Ia pengasih dan
penyayang, panjang sabar dan berlimpah kasih setia, dan Ia menyesal karena
hukuman-Nya.
2:14 Siapa tahu, mungkin Ia
mau berbalik dan menyesal, dan ditinggalkan-Nya berkat, menjadi korban sajian
dan korban curahan bagi TUHAN, Allahmu.
2:15 Tiuplah sangkakala di
Sion, adakanlah puasa yang kudus, maklumkanlah perkumpulan raya;
2:16 kumpulkanlah bangsa ini,
kuduskanlah jemaah, himpunkanlah orang-orang yang tua, kumpulkanlah anak-anak,
bahkan anak-anak yang menyusu; baiklah penganten laki-laki keluar dari
kamarnya, dan penganten perempuan dari kamar tidurnya;
2:17 baiklah para imam,
pelayan-pelayan TUHAN, menangis di antara balai depan dan mezbah, dan berkata:
"Sayangilah, ya TUHAN, umat-Mu, dan janganlah biarkan milik-Mu sendiri
menjadi cela, sehingga bangsa-bangsa menyindir kepada mereka. Mengapa orang
berkata di antara bangsa: Di mana Allah mereka?"
2:18 TUHAN menjadi cemburu
karena tanah-Nya, dan Ia belas kasihan kepada umat-Nya.
2
Kor. 5:20-6:2
5:20 Jadi kami ini adalah
utusan-utusan Kristus, seakan-akan Allah menasihati kamu dengan perantaraan
kami; dalam nama Kristus kami meminta kepadamu: berilah dirimu didamaikan
dengan Allah.
5:21 Dia yang tidak mengenal
dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita
dibenarkan oleh Allah.
6:1 Sebagai teman-teman
sekerja, kami menasihatkan kamu, supaya kamu jangan membuat menjadi sia-sia
kasih karunia Allah, yang telah kamu terima.
6:2 Sebab Allah
berfirman: "Pada waktu Aku
berkenan, Aku akan mendengarkan engkau,
dan pada hari Aku menyelamatkan, Aku akan menolong.
Mat.
6:1-6,16-18
6:1 "Ingatlah, jangan
kamu melakukan kewajiban agamamu di hadapan orang supaya dilihat mereka, karena
jika demikian, kamu tidak beroleh upah dari Bapamu yang di sorga.
6:2 Jadi apabila engkau
memberi sedekah, janganlah engkau mencanangkan hal itu, seperti yang dilakukan
orang munafik di rumah-rumah ibadat dan di lorong-lorong, supaya mereka dipuji
orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya.
6:3 Tetapi jika engkau
memberi sedekah, janganlah diketahui tangan kirimu apa yang diperbuat tangan
kananmu.
6:4 Hendaklah sedekahmu itu
diberikan dengan tersembunyi, maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan
membalasnya kepadamu."
6:5 "Dan apabila kamu
berdoa, janganlah berdoa seperti orang munafik. Mereka suka mengucapkan doanya
dengan berdiri dalam rumah-rumah ibadat dan pada tikungan-tikungan jalan raya,
supaya mereka dilihat orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat
upahnya.
6:6 Tetapi jika engkau
berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu
yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan
membalasnya kepadamu.
6:16 "Dan apabila kamu
berpuasa, janganlah muram mukamu seperti orang munafik. Mereka mengubah air
mukanya, supaya orang melihat bahwa mereka sedang berpuasa. Aku berkata
kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya.
6:17 Tetapi apabila engkau
berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu,
6:18 supaya jangan dilihat
oleh orang bahwa engkau sedang berpuasa, melainkan hanya oleh Bapamu yang ada
di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan
membalasnya kepadamu.
Koyakanlah
Hatimu dan Bukan Hanya Pakaianmu!
Saudara terkasih, hari ini kita merayakan Hari Rabu
Abu, di mana kita memasuki masa permenungan untuk menyadari untuk membina
pertobatan. Sarana yang dipakai adalah dengan berpuasa dan berpantang. Berpuasa
yang hanya dua kali, yaitu hari ini, Hari Rabu Abu dan nanti, pada hari Jumat
Agung. Pantang dilakukan sepanjang hari Jumat selama masa pra paskah.
Puasa yang hanya dua kali, umat oleh Gereja
dihimbau untuk mengambil puasa tambahan yang diharapkan lebih merasakan apa
yang terjadi. Bagaimana masih banyak orang berpuasa bukan karena ingin, namun
karena memang tidak ada yang hendak dimakan. Peduli dan mengerti apa yang
terjadi terhadap orang lain. Puasa itu makan kenyang hanya satu kali, bukan
sekali yang bisa dipahami sangat kenyang. Pantang berarti mengurangi apa yang
paling disukainya, misalnya daging, ikan, jajan, merokok, garam, gula, dan di
sinilah kita bisa menambahkan sendiri apa yang paling disukai dalam kehidupan sehari-hari,
yang bisa dirasakan sebagai perjuangan untuk melakukannya. Bukan yang mudah
dilakukan tentunya, agar merasakan puasa dan pantang itu sebagai hal yang perlu
usaha bukan yang mudah saja.
Sabda Tuhan mengatakan, koyakanlah hatimu, apa
artinya, adalah adanya perubahan sikap secara radikal menuju kepada kebaikan,
makin dekat kepada Tuhan dan sesama, tidak berlebihan akan cinta diri, lebih
memberikan diri dan cinta pada sesama dan Tuhan. Berbeda dengan mengoyakkan
pakaian, di mana kita lebih bangga akan hal yang artifisial, lapar dan haus,
namun masih membanggakan diri dan memaksa orang untuk menghormati. Apa bedanya
dengan makan kalau demikian? ibdat kita, baik itu berdoa, berpuasa, atau apapun
bentuknya bukan untuk dipertunjukkan dan dipertontonkan, apa yang terjadi
adalah relasi dengan Tuhan, apakah kita pantas pamer di depan Tuhan dan sesama?
Tidak tentunya.
Tobat itu adanya perubahan sikap secara radikal,
kalau langkah itu kita berbalik arah, menuju kebaikan dan meninggalkan yang
buruk. Tidak hanya di mulut dan wacana, namun sikap batin. Sikap yang membangun
diri menjadi lebih baik lagi. BD.eLeSHa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar