Selasa
Biasa Pekan I Prapaskah (U)
Yes.
55:10-11
Mzm.
34:4-5,6-7,16-17,18-19
Mat.
6:7-15
Yes.
55:10-11
55:10 Sebab seperti hujan dan
salju turun dari langit dan tidak kembali ke situ, melainkan mengairi bumi,
membuatnya subur dan menumbuhkan tumbuh-tumbuhan, memberikan benih kepada
penabur dan roti kepada orang yang mau makan,
55:11 demikianlah firman-Ku
yang keluar dari mulut-Ku: ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia,
tetapi ia akan melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa
yang Kusuruhkan kepadanya.
Mat.
6:7-15
6:7 Lagipula dalam doamu itu
janganlah kamu bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah.
Mereka menyangka bahwa karena banyaknya kata-kata doanya akan dikabulkan.
6:8 Jadi janganlah kamu
seperti mereka, karena Bapamu mengetahui apa yang kamu perlukan, sebelum kamu
minta kepada-Nya.
6:9 Karena itu berdoalah
demikian: Bapa kami yang di sorga, Dikuduskanlah nama-Mu,
6:10 datanglah Kerajaan-Mu,
jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga.
6:11 Berikanlah kami pada
hari ini makanan kami yang secukupnya
6:12 dan ampunilah kami akan
kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami;
6:13 dan janganlah membawa
kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat. [Karena
Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya.
Amin.]
6:14 Karena jikalau kamu
mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga.
6:15 Tetapi jikalau kamu
tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu."
Berdoa
dan Pengampunan
Saudara terkasih, hari ini kita diajak untuk
merenungkan bagaimana kita harus berdoa. Berangkat dari Injil hari ini, kita
belajar bagaimana konteks kisah tersebut terjadi. Bangsa Yahudi sangat kental
akan kehidupan beragama dan tentu saja berdoa. Kemudian tumbul kesalahpahaman,
atau paham yang salah atau salah kaprah di mana ketika doa itu bukan persoalan
dialog, komunikasi, atau interaksi dengan Allah, namun justru menjadi ajang
cari nama dengan doa yang panjang, bertele-tele, bahkan tempatnyapun sungguh di
luar kepatutan, bagaimana pantas ketika di pasar, di perempatan jalan, demi
dilihat, didengar, disaksikan banyak orang.
Yesus mengajak murid-murid-Nya berdoa secara berbeda.
Bagaimana Ia mengajarkan doa Bapa Kami, doa yang dipanjatkan di kamar yang
tertutup, demi menjalin komunikasi dengan Allah. Bapa Kami berisi separuh
permohonan demi Bapa, kemuliaan, datangnya kerajaan, agar terjadi kehendak
Allah dalam hidup ini, dan separoh lagi berbicara mengenai permohonan pendoa
sendiri. Memohonan soal makanan, pengampunan, dan kebebasan dari yang jahat.
Pengampunan, bagaimana kita diajak untuk berani
mengampuni, mau mengampuni, dan rela untuk mengampuni, agar kitapun diampuni. Pengampunan menghapuskan dendam dan
saling berbalas yang tidak ada akhirnya. Tuhan mengajak kita, jika mau
diampuni, berarti kita juga perlu mengampuni pula. Sikap yang adil dan fair
tentu saja bukan hanya sepihak dan menangnya sendiri dengan mendapatkan
pengampunan sedang dia sendiri tidak mau memaafkan sesamanya.
Saudara terkasih, bagaimanakah kita dalam berdoa
dan mengampuni? Apakah sudah seperti yang Tuhan kehendaki?BD. eLeSHa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar