Pw.
S. Paulus Miki, ImdkkMrt (M)
1
Raj. 3:4-13
Mzm.
119:9,10,11,12,13,14
Mrk.
6:30-34
1
Raj. 3:4-13
3:4 Pada suatu hari raja
pergi ke Gibeon untuk mempersembahkan korban, sebab di situlah bukit
pengorbanan yang paling besar; seribu korban bakaran dipersembahkan Salomo di
atas mezbah itu.
3:5 Di Gibeon itu TUHAN
menampakkan diri kepada Salomo dalam mimpi pada waktu malam. Berfirmanlah
Allah: "Mintalah apa yang hendak Kuberikan kepadamu."
3:6 Lalu Salomo berkata:
"Engkaulah yang telah menunjukkan kasih setia-Mu yang besar kepada
hamba-Mu Daud, ayahku, sebab ia hidup di hadapan-Mu dengan setia, benar dan
jujur terhadap Engkau; dan Engkau telah menjamin kepadanya kasih setia yang
besar itu dengan memberikan kepadanya seorang anak yang duduk di takhtanya
seperti pada hari ini.
3:7 Maka sekarang, ya TUHAN,
Allahku, Engkaulah yang mengangkat hamba-Mu ini menjadi raja menggantikan Daud,
ayahku, sekalipun aku masih sangat muda dan belum berpengalaman.
3:8 Demikianlah hamba-Mu ini
berada di tengah-tengah umat-Mu yang Kaupilih, suatu umat yang besar, yang
tidak terhitung dan tidak terkira banyaknya.
3:9 Maka berikanlah kepada
hamba-Mu ini hati yang faham menimbang perkara untuk menghakimi umat-Mu dengan
dapat membedakan antara yang baik dan yang jahat, sebab siapakah yang sanggup
menghakimi umat-Mu yang sangat besar ini?"
3:10 Lalu adalah baik di mata
Tuhan bahwa Salomo meminta hal yang demikian.
3:11 Jadi berfirmanlah Allah
kepadanya: "Oleh karena engkau telah meminta hal yang demikian dan tidak
meminta umur panjang atau kekayaan atau nyawa musuhmu, melainkan pengertian
untuk memutuskan hukum,
3:12 maka sesungguhnya Aku
melakukan sesuai dengan permintaanmu itu, sesungguhnya Aku memberikan kepadamu
hati yang penuh hikmat dan pengertian, sehingga sebelum engkau tidak ada
seorang pun seperti engkau, dan sesudah engkau takkan bangkit seorang pun
seperti engkau.
3:13 Dan juga apa yang tidak
kauminta Aku berikan kepadamu, baik kekayaan maupun kemuliaan, sehingga
sepanjang umurmu takkan ada seorang pun seperti engkau di antara raja-raja.
Mrk.
6:30-34
6:30 Kemudian rasul-rasul itu
kembali berkumpul dengan Yesus dan memberitahukan kepada-Nya semua yang mereka
kerjakan dan ajarkan.
6:31 Lalu Ia berkata kepada
mereka: "Marilah ke tempat yang sunyi, supaya kita sendirian, dan
beristirahatlah seketika!" Sebab memang begitu banyaknya orang yang datang
dan yang pergi, sehingga makan pun mereka tidak sempat.
6:32 Maka berangkatlah mereka
untuk mengasingkan diri dengan perahu ke tempat yang sunyi.
6:33 Tetapi pada waktu mereka
bertolak banyak orang melihat mereka dan mengetahui tujuan mereka. Dengan
mengambil jalan darat segeralah datang orang dari semua kota ke tempat itu
sehingga mendahului mereka.
6:34 Ketika Yesus mendarat,
Ia melihat sejumlah besar orang banyak, maka tergeraklah hati-Nya oleh belas
kasihan kepada mereka, karena mereka seperti domba yang tidak mempunyai
gembala. Lalu mulailah Ia mengajarkan banyak hal kepada mereka.
Marilah
ke Tempat Sunyi!
Saudara terkasih, hari ini Gereja memperingati
kemaritiran St. Paulus Miki dkk, martir dari tanah Jepang. Pada tahun 1588,
penguasa Jepang memerintahkan misionaris keluar dari Jepang. Dan pada sembilan
tahun kemudian, baru terjadi penangkapan dan penyiksaan yang berakhir
terbunuhnya beberapa martr pribumi.
Paulus Miki bersama 6 misionaris Spanyol dari Ordo
Fransiskus, dua guru agama pribumi, dan Paulus Miki seorang imam Yesuit. Ia berusia
33 tahun dan pandai berkotbah. Ia mengirimkan surat kepada penguasa yang
menyiksa mereka, “Apakah dengan
penyiksaan ini kalian sanggup merampas harta dan kemuliaan yang telah diberikan
Tuhan kepada kami? Seyogyanya kamu harus
bergembira dan mengucap syukur atas kemuliaan yang diberikan oleh Tuhan kepada
kami. Mereka disalibkan, namun Miki tetap berkotbah dan diakhiri dengan tombak yang mengakhiri hidup di dunia bagi 25
martir Tuhan itu.
Saudara terkasih, bacaan Injil mengisahkan
bagaimana Yesus dan para murid yang merasa lelah setelah mengajar dan
menyembuhkan siapa saja yang datang kepada mereka. Mereka hendak undur dan
memulihkan energi, makan, istrirahat, dan tentu berdoa. Apa yang terjadi, ternyata
umat dan pendengar itu tetap ikut dan berharap banyak kepada mereka. Yesus
tergerak belas kasihan dan melakukan banyak hal terutama mengajar.
Apa yang terjadi ialah bahwa Tuhan itu bekerja dan
bekerja, namun ingat ketergantungan-Nya kepada Bapa, sehingga tetap kembali
untuk berdoa. Kepentingan-Nya kalah oleh betapa banyaknya domba yang tidak
bergembala itu, dan IA gembalakan semuanya. Ia mengalahkan Diri untuk karya
yang lebih besar, menjalankan rencana dan karya Bapa-Nya. BD.eLeSHa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar