Senin, 29 Februari 2016

Nabi Tidak dihargai Di Tempat Asalnya

Senin Biasa Pekan III Prapaskah (U)
2 Raj. 5:1-15a
Mzm. 42:2,3;43:3,4
Luk. 4:24-30


2 Raj. 5:1-15a

5:1 Naaman, panglima raja Aram, adalah seorang terpandang di hadapan tuannya dan sangat disayangi, sebab oleh dia TUHAN telah memberikan kemenangan kepada orang Aram. Tetapi orang itu, seorang pahlawan tentara, sakit kusta.
5:2 Orang Aram pernah keluar bergerombolan dan membawa tertawan seorang anak perempuan dari negeri Israel. Ia menjadi pelayan pada isteri Naaman.
5:3 Berkatalah gadis itu kepada nyonyanya: "Sekiranya tuanku menghadap nabi yang di Samaria itu, maka tentulah nabi itu akan menyembuhkan dia dari penyakitnya."
5:4 Lalu pergilah Naaman memberitahukan kepada tuannya, katanya: "Begini-beginilah dikatakan oleh gadis yang dari negeri Israel itu."
5:5 Maka jawab raja Aram: "Baik, pergilah dan aku akan mengirim surat kepada raja Israel." Lalu pergilah Naaman dan membawa sebagai persembahan sepuluh talenta perak dan enam ribu syikal emas dan sepuluh potong pakaian.
5:6 Ia menyampaikan surat itu kepada raja Israel, yang berbunyi: "Sesampainya surat ini kepadamu, maklumlah kiranya, bahwa aku menyuruh kepadamu Naaman, pegawaiku, supaya engkau menyembuhkan dia dari penyakit kustanya."
5:7 Segera sesudah raja Israel membaca surat itu, dikoyakkannyalah pakaiannya serta berkata: "Allahkah aku ini yang dapat mematikan dan menghidupkan, sehingga orang ini mengirim pesan kepadaku, supaya kusembuhkan seorang dari penyakit kustanya? Tetapi sesungguhnya, perhatikanlah dan lihatlah, ia mencari gara-gara terhadap aku."
5:8 Segera sesudah didengar Elisa, abdi Allah itu, bahwa raja Israel mengoyakkan pakaiannya, dikirimnyalah pesan kepada raja, bunyinya: "Mengapa engkau mengoyakkan pakaianmu? Biarlah ia datang kepadaku, supaya ia tahu bahwa ada seorang nabi di Israel."
5:9 Kemudian datanglah Naaman dengan kudanya dan keretanya, lalu berhenti di depan pintu rumah Elisa.
5:10 Elisa menyuruh seorang suruhan kepadanya mengatakan: "Pergilah mandi tujuh kali dalam sungai Yordan, maka tubuhmu akan pulih kembali, sehingga engkau menjadi tahir."
5:11 Tetapi pergilah Naaman dengan gusar sambil berkata: "Aku sangka bahwa setidak-tidaknya ia datang ke luar dan berdiri memanggil nama TUHAN, Allahnya, lalu menggerak-gerakkan tangannya di atas tempat penyakit itu dan dengan demikian menyembuhkan penyakit kustaku!
5:12 Bukankah Abana dan Parpar, sungai-sungai Damsyik, lebih baik dari segala sungai di Israel? Bukankah aku dapat mandi di sana dan menjadi tahir?" Kemudian berpalinglah ia dan pergi dengan panas hati.
5:13 Tetapi pegawai-pegawainya datang mendekat serta berkata kepadanya: "Bapak, seandainya nabi itu menyuruh perkara yang sukar kepadamu, bukankah bapak akan melakukannya? Apalagi sekarang, ia hanya berkata kepadamu: Mandilah dan engkau akan menjadi tahir."
5:14 Maka turunlah ia membenamkan dirinya tujuh kali dalam sungai Yordan, sesuai dengan perkataan abdi Allah itu. Lalu pulihlah tubuhnya kembali seperti tubuh seorang anak dan ia menjadi tahir.
5:15 Kemudian kembalilah ia dengan seluruh pasukannya kepada abdi Allah itu.


Luk. 4:24-30

4:24 Dan kata-Nya lagi: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya tidak ada nabi yang dihargai di tempat asalnya.
4:25 Dan Aku berkata kepadamu, dan kata-Ku ini benar: Pada zaman Elia terdapat banyak perempuan janda di Israel ketika langit tertutup selama tiga tahun dan enam bulan dan ketika bahaya kelaparan yang hebat menimpa seluruh negeri.
4:26 Tetapi Elia diutus bukan kepada salah seorang dari mereka, melainkan kepada seorang perempuan janda di Sarfat, di tanah Sidon.
4:27 Dan pada zaman nabi Elisa banyak orang kusta di Israel dan tidak ada seorang pun dari mereka yang ditahirkan, selain dari pada Naaman, orang Siria itu."
4:28 Mendengar itu sangat marahlah semua orang yang di rumah ibadat itu.
4:29 Mereka bangun, lalu menghalau Yesus ke luar kota dan membawa Dia ke tebing gunung, tempat kota itu terletak, untuk melemparkan Dia dari tebing itu.
4:30 Tetapi Ia berjalan lewat dari tengah-tengah mereka, lalu pergi.




Nabi Tidak dihargai Di Tempat Asalnya

Saudara terkasih, pengajaran, nasihat, dan kritik yang disampaikan oleh orang yang kita kenal, lebih susah masuk, karena kita apriori, merasa kenal, tahu siapa yang memberikan pengajaran itu. Memang kamu siapa, mau memberitahu aku, menasihati, apalagi mengajar aku. Tidak jarang kita temui kalimat tersebut bukan? Apa yang dialami para nabi, ternyata tidak jauh dari hal tersebut, termasuk pengalaman oleh Yesus. Mereka merasa Yesus yang mereka kenal, mereka tahu keluarga-Nya, itu tidak layak mengajar mereka.
Penolakan atas pengajara Yesus mendorong Yesus mengambil contoh kisah Perjanjian Lama yang tentu saja mereka pahami dan hafal dengan baik, bagaimana Elia dan Elisa diutus kepada orang yang bukan sebangsanya, orang yang jauh dan tidak mereka kenal dan mereka juga tidak mengenalnya.
Apa yang ditampilkan Yesus ialah, bahwa penolakan bukan sebagai penghalang, membuat-Nya patah semangat dan mundur. Hal inilah yang diajarkan, diteladankan kepada kita hingga hari ini.

Rasa frustasi, sakit hati, patah arang mudah menjangkiti kita, ketika mengalami penolakan. Dalam konteks apapun, bukan hanya untuk karya pelayanan kegembalaan, namun dalam seluruh hidup kita. Penolakan bukan sebagai pembenar untuk mundur, namun sarana untuk menguatkan kita di dalam melangkah. Ketika kesedihan dan merasa tertolak itu hadir, kita bisa belajar dari sikap Yesus. Bagaimanakah kita ketika tertolak, mundur, mencari kambing hitam, atau datang kepada Tuhan memohon kekuatan? BD.eLeSHa.

Minggu, 28 Februari 2016

Kesempatan Kedua

MINGGU PRAPASKAH III (U)
Kel. 3:1-8,13-15
Mzm. 103:1-2,3-4,6-7,8,11
1 Kor. 10:1-6,10-12
Luk. 13:1-9


Kel. 3:1-8,13-15

3:1 Adapun Musa, ia biasa menggembalakan kambing domba Yitro, mertuanya, imam di Midian. Sekali, ketika ia menggiring kambing domba itu ke seberang padang gurun, sampailah ia ke gunung Allah, yakni gunung Horeb.
3:2 Lalu Malaikat TUHAN menampakkan diri kepadanya di dalam nyala api yang keluar dari semak duri. Lalu ia melihat, dan tampaklah: semak duri itu menyala, tetapi tidak dimakan api.
3:3 Musa berkata: "Baiklah aku menyimpang ke sana untuk memeriksa penglihatan yang hebat itu. Mengapakah tidak terbakar semak duri itu?"
3:4 Ketika dilihat TUHAN, bahwa Musa menyimpang untuk memeriksanya, berserulah Allah dari tengah-tengah semak duri itu kepadanya: "Musa, Musa!" dan ia menjawab: "Ya, Allah."
3:5 Lalu Ia berfirman: "Janganlah datang dekat-dekat: tanggalkanlah kasutmu dari kakimu, sebab tempat, di mana engkau berdiri itu, adalah tanah yang kudus."
3:6 Lagi Ia berfirman: "Akulah Allah ayahmu, Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub." Lalu Musa menutupi mukanya, sebab ia takut memandang Allah.
3:7 Dan TUHAN berfirman: "Aku telah memperhatikan dengan sungguh kesengsaraan umat-Ku di tanah Mesir, dan Aku telah mendengar seruan mereka yang disebabkan oleh pengerah-pengerah mereka, ya, Aku mengetahui penderitaan mereka.
3:8 Sebab itu Aku telah turun untuk melepaskan mereka dari tangan orang Mesir dan menuntun mereka keluar dari negeri itu ke suatu negeri yang baik dan luas, suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya, ke tempat orang Kanaan, orang Het, orang Amori, orang Feris, orang Hewi dan orang Yebus.
3:13 Lalu Musa berkata kepada Allah: "Tetapi apabila aku mendapatkan orang Israel dan berkata kepada mereka: Allah nenek moyangmu telah mengutus aku kepadamu, dan mereka bertanya kepadaku: bagaimana tentang nama-Nya? -- apakah yang harus kujawab kepada mereka?"
3:14 Firman Allah kepada Musa: "AKU ADALAH AKU." Lagi firman-Nya: "Beginilah kaukatakan kepada orang Israel itu: AKULAH AKU telah mengutus aku kepadamu."
3:15 Selanjutnya berfirmanlah Allah kepada Musa: "Beginilah kaukatakan kepada orang Israel: TUHAN, Allah nenek moyangmu, Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub, telah mengutus aku kepadamu: itulah nama-Ku untuk selama-lamanya dan itulah sebutan-Ku turun-temurun.


1 Kor. 10:1-6,10-12

10:1 Aku mau, supaya kamu mengetahui, saudara-saudara, bahwa nenek moyang kita semua berada di bawah perlindungan awan dan bahwa mereka semua telah melintasi laut.
10:2 Untuk menjadi pengikut Musa mereka semua telah dibaptis dalam awan dan dalam laut.
10:3 Mereka semua makan makanan rohani yang sama
10:4 dan mereka semua minum minuman rohani yang sama, sebab mereka minum dari batu karang rohani yang mengikuti mereka, dan batu karang itu ialah Kristus.
10:5 Tetapi sungguhpun demikian Allah tidak berkenan kepada bagian yang terbesar dari mereka, karena mereka ditewaskan di padang gurun.
10:6 Semuanya ini telah terjadi sebagai contoh bagi kita untuk memperingatkan kita, supaya jangan kita menginginkan hal-hal yang jahat seperti yang telah mereka perbuat,
10:10 Dan janganlah bersungut-sungut, seperti yang dilakukan oleh beberapa orang dari mereka, sehingga mereka dibinasakan oleh malaikat maut.
10:11 Semuanya ini telah menimpa mereka sebagai contoh dan dituliskan untuk menjadi peringatan bagi kita yang hidup pada waktu, di mana zaman akhir telah tiba.
10:12 Sebab itu siapa yang menyangka, bahwa ia teguh berdiri, hati-hatilah supaya ia jangan jatuh.


Luk. 13:1-9

13:1 Pada waktu itu datanglah kepada Yesus beberapa orang membawa kabar tentang orang-orang Galilea, yang darahnya dicampurkan Pilatus dengan darah korban yang mereka persembahkan.
13:2 Yesus menjawab mereka: "Sangkamu orang-orang Galilea ini lebih besar dosanya dari pada dosa semua orang Galilea yang lain, karena mereka mengalami nasib itu?
13:3 Tidak! kata-Ku kepadamu. Tetapi jikalau kamu tidak bertobat, kamu semua akan binasa atas cara demikian.
13:4 Atau sangkamu kedelapan belas orang, yang mati ditimpa menara dekat Siloam, lebih besar kesalahannya dari pada kesalahan semua orang lain yang diam di Yerusalem?
13:5 Tidak! kata-Ku kepadamu. Tetapi jikalau kamu tidak bertobat, kamu semua akan binasa atas cara demikian."
13:6 Lalu Yesus mengatakan perumpamaan ini: "Seorang mempunyai pohon ara yang tumbuh di kebun anggurnya, dan ia datang untuk mencari buah pada pohon itu, tetapi ia tidak menemukannya.
13:7 Lalu ia berkata kepada pengurus kebun anggur itu: Sudah tiga tahun aku datang mencari buah pada pohon ara ini dan aku tidak menemukannya. Tebanglah pohon ini! Untuk apa ia hidup di tanah ini dengan percuma!
13:8 Jawab orang itu: Tuan, biarkanlah dia tumbuh tahun ini lagi, aku akan mencangkul tanah sekelilingnya dan memberi pupuk kepadanya,
13:9 mungkin tahun depan ia berbuah; jika tidak, tebanglah dia!"



Kesempatan Kedua

Saudara terkasih, Minggu III Prapaskah ini kita diajak untuk merenungkan sabda Tuhan mengenai buah dan kesempatan kedua. Bagian kedua permenungan kita, sedangkan yang pertama adalah mengenai pemikiran dan klaim bahwa bencana yang menimpa orang lain tentu karena dosa dan salah, kita sendiri menilai lebih baik dari mereka. Sering ungkapan itu terucap, kala ada bencana alam, kehidupan berat seseorang, kita tidak bersyukur namun menghakimi. Bencana bukan serta merta karena hukuman atas kedosaan kita, bisa saja peringatan atau ujian dari Tuhan untuk iman kita. Kita ingat dalam doa Bapa Kami, agar kita tidak dimasukkan ke dalam pencobaan. Tuhan tidak menguji kita, namun setan datang ke Bapa dan meminta menguji kita. Ingat pengalaman Ayub, Yesus, dan itu pun kita alami, dengan skala yang lebih kecil.
Perumpamaan mengenai pohon ara, bagaimana kita diharapkan, dan tugas kita adalah berbuah. Namun kita lebih mudah menyerah dan menebang pohon itu dan menggantinya, Tuhan berbeda. Ia memberikan kesempatan kepada kita. Kesempatan untuk bertobat, berubah, dan ada kemauan berubah. Jika pohon hendak ditunggu hasilnya, tentu perlu pemeliharaan, pemupukan, penyiangan, dan itu harus kita lakukan. Ada kesempatan dan ada kemauan, satu paket yang perlu terjadi, sehingga ada usaha dari kedua pihak. Kesempatan dari Allah, dan tidak ada timbal balik dari kita untuk mengubah diri, apa gunanya? Dari pihak kita bertobat untuk meninggalkan cara lama dan mendapatkan hidup baru yang lebih baik di dalam Tuhan. BD.eLeSHa.


Sabtu, 27 Februari 2016

Bapa Yang Baik dan Murah Hati


Sabtu Pekan Biasa II Prapaskah (U)
Mi. 7:14-15,18-20
Mzm. 103:1-2,3-4,9-10,11-12
Luk. 15:1-3;11-32



Mi. 7:14-15,18-20

7:14 Gembalakanlah umat-Mu dengan tongkat-Mu, kambing domba milik-Mu sendiri, yang terpencil mendiami rimba di tengah-tengah kebun buah-buahan. Biarlah mereka makan rumput di Basan dan di Gilead seperti pada zaman dahulu kala.
7:15 Seperti pada waktu Engkau keluar dari Mesir, perlihatkanlah kepada kami keajaiban-keajaiban.
7:18 Siapakah Allah seperti Engkau yang mengampuni dosa, dan yang memaafkan pelanggaran dari sisa-sisa milik-Nya sendiri; yang tidak bertahan dalam murka-Nya untuk seterusnya, melainkan berkenan kepada kasih setia?
7:19 Biarlah Ia kembali menyayangi kita, menghapuskan kesalahan-kesalahan kita dan melemparkan segala dosa kita ke dalam tubir-tubir laut.
7:20 Kiranya Engkau menunjukkan setia-Mu kepada Yakub dan kasih-Mu kepada Abraham seperti yang telah Kaujanjikan dengan bersumpah kepada nenek moyang kami sejak zaman purbakala


Luk. 15:1-3;11-32

15:1 Para pemungut cukai dan orang-orang berdosa biasanya datang kepada Yesus untuk mendengarkan Dia.
15:2 Maka bersungut-sungutlah orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat, katanya: "Ia menerima orang-orang berdosa dan makan bersama-sama dengan mereka."
15:3 Lalu Ia mengatakan perumpamaan ini kepada mereka:
15:11 Yesus berkata lagi: "Ada seorang mempunyai dua anak laki-laki.
15:12 Kata yang bungsu kepada ayahnya: Bapa, berikanlah kepadaku bagian harta milik kita yang menjadi hakku. Lalu ayahnya membagi-bagikan harta kekayaan itu di antara mereka.
15:13 Beberapa hari kemudian anak bungsu itu menjual seluruh bagiannya itu lalu pergi ke negeri yang jauh. Di sana ia memboroskan harta miliknya itu dengan hidup berfoya-foya.
15:14 Setelah dihabiskannya semuanya, timbullah bencana kelaparan di dalam negeri itu dan ia pun mulai melarat.
15:15 Lalu ia pergi dan bekerja pada seorang majikan di negeri itu. Orang itu menyuruhnya ke ladang untuk menjaga babinya.
15:16 Lalu ia ingin mengisi perutnya dengan ampas yang menjadi makanan babi itu, tetapi tidak seorang pun yang memberikannya kepadanya.
15:17 Lalu ia menyadari keadaannya, katanya: Betapa banyaknya orang upahan bapaku yang berlimpah-limpah makanannya, tetapi aku di sini mati kelaparan.
15:18 Aku akan bangkit dan pergi kepada bapaku dan berkata kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa,
15:19 aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa; jadikanlah aku sebagai salah seorang upahan bapa.
15:20 Maka bangkitlah ia dan pergi kepada bapanya. Ketika ia masih jauh, ayahnya telah melihatnya, lalu tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ayahnya itu berlari mendapatkan dia lalu merangkul dan mencium dia.
15:21 Kata anak itu kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa, aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa.
15:22 Tetapi ayah itu berkata kepada hamba-hambanya: Lekaslah bawa ke mari jubah yang terbaik, pakaikanlah itu kepadanya dan kenakanlah cincin pada jarinya dan sepatu pada kakinya.
15:23 Dan ambillah anak lembu tambun itu, sembelihlah dia dan marilah kita makan dan bersukacita.
15:24 Sebab anakku ini telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali. Maka mulailah mereka bersukaria.
15:25 Tetapi anaknya yang sulung berada di ladang dan ketika ia pulang dan dekat ke rumah, ia mendengar bunyi seruling dan nyanyian tari-tarian.
15:26 Lalu ia memanggil salah seorang hamba dan bertanya kepadanya apa arti semuanya itu.
15:27 Jawab hamba itu: Adikmu telah kembali dan ayahmu telah menyembelih anak lembu tambun, karena ia mendapatnya kembali dengan sehat.
15:28 Maka marahlah anak sulung itu dan ia tidak mau masuk. Lalu ayahnya keluar dan berbicara dengan dia.
15:29 Tetapi ia menjawab ayahnya, katanya: Telah bertahun-tahun aku melayani bapa dan belum pernah aku melanggar perintah bapa, tetapi kepadaku belum pernah bapa memberikan seekor anak kambing untuk bersukacita dengan sahabat-sahabatku.
15:30 Tetapi baru saja datang anak bapa yang telah memboroskan harta kekayaan bapa bersama-sama dengan pelacur-pelacur, maka bapa menyembelih anak lembu tambun itu untuk dia.
15:31 Kata ayahnya kepadanya: Anakku, engkau selalu bersama-sama dengan aku, dan segala kepunyaanku adalah kepunyaanmu.
15:32 Kita patut bersukacita dan bergembira karena adikmu telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali."


Bapa Yang Baik dan Murah Hati

Saudara terkasih, Gereja hari ini mengajak kita untuk merenungkan betapa baiknya Bapa kita, kita patut bersyukur memiliki Allah sebaik DIA. Gambaran Allah pendendam, penuntut balas, pemarah, penghukum, luruh dan tidak ada sama sekali. Justru gambaran Allah Yang Mahabaik dan Murah Hati.
Beberapa hal menarik yang bisa kita renungkan dalam gambaran kisah di atas, pertama  kebaikan hati Allah yang tak terbatas. Kedua, pertobatan dan merasa bersalah dan kembali kepada Bapa. Ketiga, tidak ketinggalan, sikap tidak bersyukur, bergembira, dan cenderung iri akan kebaikan Bapa. Gambaran sangat umum di dalam pola pikir manusiawi kita.
Pertama, Allah yang begitu baik, mengampuni, tidak mengingat-ingat apa yang telah terjadi, bersuka cita, berpesta akan kedatangan kembali anak-Nya. Kisah-kisah lain menggambarkan sukacita Allah dengan pertobatan, soal dirham yang hilang, domba yang hilang, dan surga pun bersuka cita. Itulah gambaran Allah kita, Allah yang baik dan tidak peduli masa lalu kita. Kedatangan kita disambut dengan hangat dan penuh kasih. Sedikit berbeda dalam kisah yang lain, di mana kali ini Allah tidak mencari, namun menggerakkan hati anak itu untuk pulang. Ada kesadaran dan penyesalan.
Kedua, anak bungsu yang telah menghambur-hamburkan uang. Sikap berbalik arah dan kembali pulang. Mengingat ayahnya adalah bapa yang baik. Gambaran manusia, kita yang lama telah tersesat dan ingat Allah untuk mohon ampunan dan kembali ke dalam pangkuan belas kasih-Nya yang luar biasa. Ada sesal dan tobat, bahkan balik arah dan tidak perlu malu dan gengsi untuk itu.
Ketiga, si sulung. Baik, menurut, dan setia, namun ternyata hatinya dikuasai iri hati dan sikap tidak bersyukur atas berkat. Merasa kurang dan tidak dihargai. Sikap hati yang melihat ketidakadilan di dalam dirinya, merupakan ciri pribadi yang tidak dewasa. Berkelanjutan ia tidak juga bisa bersuka cita dan berbahagia di dalam hidupnya. Ia merasa terbebani dan iri akan kebaikan bapa yang murah hati tersebut.

Saudara terkasih, kisah tersebut merupakan gambaran diri kita, bagaimana kita merasa lebih baik, setia, namun memendam rasa iri dan tidak adil (sulung), namun suatu saat juga seperti bungsu yang menghambur-hamburkan berkat untuk kesenangan diri. Satu yang pasti adalah Bapa itu baik hati dan apa yang harus kita lakukan adalah berbalik arah menuju kepada-Nya bukan meninggalkan DIA. Inilah hidup kita, dan Tuhan tidak ingat apapun yang kita lakukan. BD.eLeSHa.

Jumat, 26 Februari 2016

Batu yang Dibuang oleh Tukang-Tukang Bangunan Telah menjadi Batu Penjuru

Jumat Biasa Pekan II Prapaskah (U)
Kej. 27:3-4,12-13,17-28
Mzm. 105:16-17,18-19,20-21
Mat. 21:33-43,45-46



Kej. 27:3-4,12-13,17-28

27:3 Maka sekarang, ambillah senjatamu, tabung panah dan busurmu, pergilah ke padang dan burulah bagiku seekor binatang;
27:4 olahlah bagiku makanan yang enak, seperti yang kugemari, sesudah itu bawalah kepadaku, supaya kumakan, agar aku memberkati engkau, sebelum aku mati.
27:12 Mungkin ayahku akan meraba aku; maka nanti ia akan menyangka bahwa aku mau memperolok-olokkan dia; dengan demikian aku akan mendatangkan kutuk atas diriku dan bukan berkat."
27:13 Tetapi ibunya berkata kepadanya: "Akulah yang menanggung kutuk itu, anakku; dengarkan saja perkataanku, pergilah ambil kambing-kambing itu.
27:17 Lalu ia memberikan makanan yang enak dan roti yang telah diolahnya itu kepada Yakub, anaknya.
27:18 Demikianlah Yakub masuk ke tempat ayahnya serta berkata: "Bapa!" Sahut ayahnya: "Ya, anakku; siapakah engkau?"
27:19 Kata Yakub kepada ayahnya: "Akulah Esau, anak sulungmu. Telah kulakukan, seperti yang bapa katakan kepadaku. Bangunlah, duduklah dan makanlah daging buruan masakanku ini, agar bapa memberkati aku."
27:20 Lalu Ishak berkata kepada anaknya itu: "Lekas juga engkau mendapatnya, anakku!" Jawabnya: "Karena TUHAN, Allahmu, membuat aku mencapai tujuanku."
27:21 Lalu kata Ishak kepada Yakub: "Datanglah mendekat, anakku, supaya aku meraba engkau, apakah engkau ini anakku Esau atau bukan."
27:22 Maka Yakub mendekati Ishak, ayahnya, dan ayahnya itu merabanya serta berkata: "Kalau suara, suara Yakub; kalau tangan, tangan Esau."
27:23 Jadi Ishak tidak mengenal dia, karena tangannya berbulu seperti tangan Esau, kakaknya. Ishak hendak memberkati dia,
27:24 tetapi ia masih bertanya: "Benarkah engkau ini anakku Esau?" Jawabnya: "Ya!"
27:25 Lalu berkatalah Ishak: "Dekatkanlah makanan itu kepadaku, supaya kumakan daging buruan masakan anakku, agar aku memberkati engkau." Jadi didekatkannyalah makanan itu kepada ayahnya, lalu ia makan, dibawanya juga anggur kepadanya, lalu ia minum.
27:26 Berkatalah Ishak, ayahnya, kepadanya: "Datanglah dekat-dekat dan ciumlah aku, anakku."
27:27 Lalu datanglah Yakub dekat-dekat dan diciumnyalah ayahnya. Ketika Ishak mencium bau pakaian Yakub, diberkatinyalah dia, katanya: "Sesungguhnya bau anakku adalah sebagai bau padang yang diberkati TUHAN.
27:28 Allah akan memberikan kepadamu embun yang dari langit dan tanah-tanah gemuk di bumi dan gandum serta anggur berlimpah-limpah.

Mat. 21:33-43,45-46

21:33 "Dengarkanlah suatu perumpamaan yang lain. Adalah seorang tuan tanah membuka kebun anggur dan menanam pagar sekelilingnya. Ia menggali lobang tempat memeras anggur dan mendirikan menara jaga di dalam kebun itu. Kemudian ia menyewakan kebun itu kepada penggarap-penggarap lalu berangkat ke negeri lain.
21:34 Ketika hampir tiba musim petik, ia menyuruh hamba-hambanya kepada penggarap-penggarap itu untuk menerima hasil yang menjadi bagiannya.
21:35 Tetapi penggarap-penggarap itu menangkap hamba-hambanya itu: mereka memukul yang seorang, membunuh yang lain dan melempari yang lain pula dengan batu.
21:36 Kemudian tuan itu menyuruh pula hamba-hamba yang lain, lebih banyak dari pada yang semula, tetapi mereka pun diperlakukan sama seperti kawan-kawan mereka.
21:37 Akhirnya ia menyuruh anaknya kepada mereka, katanya: Anakku akan mereka segani.
21:38 Tetapi ketika penggarap-penggarap itu melihat anaknya itu, mereka berkata seorang kepada yang lain: Ia adalah ahli waris, mari kita bunuh dia, supaya warisannya menjadi milik kita.
21:39 Mereka menangkapnya dan melemparkannya ke luar kebun anggur itu, lalu membunuhnya.
21:40 Maka apabila tuan kebun anggur itu datang, apakah yang akan dilakukannya dengan penggarap-penggarap itu?"
21:41 Kata mereka kepada-Nya: "Ia akan membinasakan orang-orang jahat itu dan kebun anggurnya akan disewakannya kepada penggarap-penggarap lain, yang akan menyerahkan hasilnya kepadanya pada waktunya."
21:42 Kata Yesus kepada mereka: "Belum pernahkah kamu baca dalam Kitab Suci: Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru: hal itu terjadi dari pihak Tuhan, suatu perbuatan ajaib di mata kita.
21:43 Sebab itu, Aku berkata kepadamu, bahwa Kerajaan Allah akan diambil dari padamu dan akan diberikan kepada suatu bangsa yang akan menghasilkan buah Kerajaan itu.
21:45 Ketika imam-imam kepala dan orang-orang Farisi mendengar perumpamaan-perumpamaan Yesus, mereka mengerti, bahwa merekalah yang dimaksudkan-Nya.
21:46 Dan mereka berusaha untuk menangkap Dia, tetapi mereka takut kepada orang banyak, karena orang banyak itu menganggap Dia nabi.


Batu yang Dibuang oleh Tukang-Tukang Bangunan Telah menjadi Batu Penjuru

Saudara terkasih, bacaan hari ini mengajak kita untuk merenungkan bagaimana kita sebagai murid-murid Kristus harus menghasilkan buah. Dalam perumpamaan kali ini, orang-orang Yahudi diperumpamakan para pengurus kebun yang tidak mau menyerahkan hasil panenannya kepada pemilik kebun anggur. Utusan yang dikirimpun dibunuh demi mendapatkan hasil panenannya dan Putera Pemilik Kebun pun dibunuh sehingga mendapatkan warisannya.
Pemilik Kebun tidak lagi mau mengirim utusan, bahkan Putera-Nya, Ia ambil  kembali kebun anggur itu dan diberikan kepada siapa saja yang bisa menghasilkan panenan dan mau memberikan panenan kepada yang empunya kebun. Kerajaan Allah yang diberikan kepada Bangsa Israel ditarik kembali dan oleh Allah diberikan kepada siapa saja yang meu taat dan bekerja demi DIA.
Saudara terkasih, batu penjuru yang dibuang oleh tukang bangunan adalah penggambaran yesus yang ditolak oleh ahli-ahli Taurat dan Farisi sebagai tukang-tukang yang mengelola Bangsa Yahudi, padahal yang dibuang itu batu yang sangat bermanfaat dan baik di hadapan Tuhan.

Kita sering asyik dengan pemikiran kita, kemampuan kita, mau hasil banyak dan melimpah demi diri sendiri dan melepaskan kehendak Allah. Semua diminta untuk diri sendiri, termasuk merugikan orang lain bukan sebagai hal yang salah. Membuang orang yang dianggap membahayakan, demi kedudukan sendiri. Menghalang-halangi orang untuk bisa berbuat banyak, demi keegoisan diri dan kekuasaan. Gambaran yang oleh Yesus dikritik dan dinyatakan dengan keras. Apakah kita terlibat di dalam keinginan demikian? BD.eLeSHa.

Kamis, 25 Februari 2016

Lazarus Si Miskin dan Kaya, Peringatan akan Harta

Kamis Biasa Pekan II Prapaskah (U)
Yer. 17:5-10
Mzm. 1:1-2,3,4,6
Luk 16:19-31


Yer. 17:5-10

17:5 Beginilah firman TUHAN: "Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada TUHAN!
17:6 Ia akan seperti semak bulus di padang belantara, ia tidak akan mengalami datangnya keadaan baik; ia akan tinggal di tanah angus di padang gurun, di negeri padang asin yang tidak berpenduduk.
17:7 Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN!
17:8 Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, dan yang tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti menghasilkan buah.
17:9 Betapa liciknya hati, lebih licik dari pada segala sesuatu, hatinya sudah membatu: siapakah yang dapat mengetahuinya?
17:10 Aku, TUHAN, yang menyelidiki hati, yang menguji batin, untuk memberi balasan kepada setiap orang setimpal dengan tingkah langkahnya, setimpal dengan hasil perbuatannya."

Luk 16:19-31

16:19 "Ada seorang kaya yang selalu berpakaian jubah ungu dan kain halus, dan setiap hari ia bersukaria dalam kemewahan.
16:20 Dan ada seorang pengemis bernama Lazarus, badannya penuh dengan borok, berbaring dekat pintu rumah orang kaya itu,
16:21 dan ingin menghilangkan laparnya dengan apa yang jatuh dari meja orang kaya itu. Malahan anjing-anjing datang dan menjilat boroknya.
16:22 Kemudian matilah orang miskin itu, lalu dibawa oleh malaikat-malaikat ke pangkuan Abraham.
16:23 Orang kaya itu juga mati, lalu dikubur. Dan sementara ia menderita sengsara di alam maut ia memandang ke atas, dan dari jauh dilihatnya Abraham, dan Lazarus duduk di pangkuannya.
16:24 Lalu ia berseru, katanya: Bapa Abraham, kasihanilah aku. Suruhlah Lazarus, supaya ia mencelupkan ujung jarinya ke dalam air dan menyejukkan lidahku, sebab aku sangat kesakitan dalam nyala api ini.
16:25 Tetapi Abraham berkata: Anak, ingatlah, bahwa engkau telah menerima segala yang baik sewaktu hidupmu, sedangkan Lazarus segala yang buruk. Sekarang ia mendapat hiburan dan engkau sangat menderita.
16:26 Selain dari pada itu di antara kami dan engkau terbentang jurang yang tak terseberangi, supaya mereka yang mau pergi dari sini kepadamu ataupun mereka yang mau datang dari situ kepada kami tidak dapat menyeberang.
16:27 Kata orang itu: Kalau demikian, aku minta kepadamu, bapa, supaya engkau menyuruh dia ke rumah ayahku,
16:28 sebab masih ada lima orang saudaraku, supaya ia memperingati mereka dengan sungguh-sungguh, agar mereka jangan masuk kelak ke dalam tempat penderitaan ini.
16:29 Tetapi kata Abraham: Ada pada mereka kesaksian Musa dan para nabi; baiklah mereka mendengarkan kesaksian itu.
16:30 Jawab orang itu: Tidak, Bapa Abraham, tetapi jika ada seorang yang datang dari antara orang mati kepada mereka, mereka akan bertobat.
16:31 Kata Abraham kepadanya: Jika mereka tidak mendengarkan kesaksian Musa dan para nabi, mereka tidak juga akan mau diyakinkan, sekalipun oleh seorang yang bangkit dari antara orang mati."



Lazarus Si Miskin dan Kaya, Peringatan akan Harta

Saudara terkasih, hari ini Gereja mengajak kita untuk merenungkan bagaimana orang-orang Farisi yang oleh Lukas dikatakan sebagai hamba uang, perlu pengajaran mengenai bagaimana Yesus melihat harta. Cerita mengenai Abraham dan Lazarus, pembalikan keadaan di dunia ini dan di kehidupan yang akan datang dan mengenai ketamakan akan harta.
Orang kaya yang telah menikmati  apapun yang ada di dunia, kemewahan, makan enak, namun tidak peduli akan keadaan sesamanya. Bagaimana Yesus menggambarkan anjing malah menjilati luka Lazarus, sedangkan mereka sedang berpesta.
Penghiburan bagi Lazarus yang menjalani kehidupannya yang berat dengan tetap tabah dan tidak mengeluh. Ia menerima anugerah di dalam pangkuan Bapa Abraham. Orang kaya itu menderita dan melihat enaknya Lazarus, menjadi ingat saudara-saudaranya yang masih hidup.
Yesus mengatakan bahwa ketika peringatan para nabi saja tidak diperhatikan apalagi orang yang bangkit dari mati pun tidak akan didengar pula. Bebal dan keras kepala tidak bisa diubah oleh apapun, selain hatinya yang menjadi lembut dan rendah hati. BD.eLeSHa.


Rabu, 24 Februari 2016

Siapa yang Terbesar

Rabu Biasa Pekan II Prapaskah (U)
Yer. 18:18-20
Mzm. 31:5-6,14,15-16
Mat. 20:17-28


Yer. 18:18-20

18:18 Berkatalah mereka: "Marilah kita mengadakan persepakatan terhadap Yeremia, sebab imam tidak akan kehabisan pengajaran, orang bijaksana tidak akan kehabisan nasihat dan nabi tidak akan kehabisan firman. Marilah kita memukul dia dengan bahasanya sendiri dan jangan memperhatikan setiap perkataannya!"
18:19 Perhatikanlah aku, ya TUHAN, dan dengarkanlah suara pengaduanku!
18:20 Akan dibalaskah kebaikan dengan kejahatan? Namun mereka telah menggali pelubang untuk aku! Ingatlah bahwa aku telah berdiri di hadapan-Mu, dan telah berbicara membela mereka, supaya amarah-Mu disurutkan dari mereka.

Mat. 20:17-28

20:19 Dan mereka akan menyerahkan Dia kepada bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, supaya Ia diolok-olokkan, disesah dan disalibkan, dan pada hari ketiga Ia akan dibangkitkan."
20:20 Maka datanglah ibu anak-anak Zebedeus serta anak-anaknya itu kepada Yesus, lalu sujud di hadapan-Nya untuk meminta sesuatu kepada-Nya.
20:21 Kata Yesus: "Apa yang kaukehendaki?" Jawabnya: "Berilah perintah, supaya kedua anakku ini boleh duduk kelak di dalam Kerajaan-Mu, yang seorang di sebelah kanan-Mu dan yang seorang lagi di sebelah kiri-Mu."
20:22 Tetapi Yesus menjawab, kata-Nya: "Kamu tidak tahu, apa yang kamu minta. Dapatkah kamu meminum cawan, yang harus Kuminum?" Kata mereka kepada-Nya: "Kami dapat."
20:23 Yesus berkata kepada mereka: "Cawan-Ku memang akan kamu minum, tetapi hal duduk di sebelah kanan-Ku atau di sebelah kiri-Ku, Aku tidak berhak memberikannya. Itu akan diberikan kepada orang-orang bagi siapa Bapa-Ku telah menyediakannya."
20:24 Mendengar itu marahlah kesepuluh murid yang lain kepada kedua saudara itu.
20:25 Tetapi Yesus memanggil mereka lalu berkata: "Kamu tahu, bahwa pemerintah-pemerintah bangsa-bangsa memerintah rakyatnya dengan tangan besi dan pembesar-pembesar menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka.
20:26 Tidaklah demikian di antara kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu,
20:27 dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu;
20:28 sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang."



Siapa yang Terbesar

Saudara terkasih, bacaan hari ini, kita diajak untuk melihat bagaimana ibu dari Yohanes dan Yakobus untuk mendudukan puteranya di tempat yang paling baik, yaitu di kanan dan kiri Yesus yang berkuasa. Ibu kedua murid ini berfikir soal kedudukan dalam memerintah. Yesus tidak mengatakan penolakan secara langsung.
Yesus memberikan perspektif baru bagi mereka, termasuk ibu murid dan murid-Nya tentu saja, bahwa soal kedudukan itu bukan hak Yesus namun Allah sendiri yang telah menyiapkan bagi siapa mereka akan menerimannya. Yesus tidak berbicara mengenai upah, namun berkat dari Allah yang disediakan.
Reaksi dari apa yang disampaikan ibu murid tersebut memicu perselisihan dan kemarahan dari murid lain. Kesempatan ini dipakai oleh Yesus untuk mengajarkan bagaimana mereka harus bersikap. Ia mengulangi pernyataan siapa yang ingin menjadi terbesar harus melayani satu sama lain. Model yang diambil adalah Diri Yesus sendiri yang datang bukan untuk dilayani namun untuk melayani.
Saudara terkasih, apa yang Tuhan sampaikan kepada para murid, juga merupakan permintaan kepda kita hingga hari ini, bagaimana kita harus bisa melayani dan memberikan diri. Pilihan dunia ini biasanya adalah ingin dilayani, dimengerti, dan dipahami. Tuhan mengajak kita mengubah itu yaitu melayani, memahami, dan mengerti terlebih dahulu. Kekuasaan dan pelayanan menjadi ciri dan inti ajaran untuk bersikap rendah hati dan percaya bahwa berkat Tuhan atas semuanya. BD.eLeSHa.




Selasa, 23 Februari 2016

Kerendahhatian

Selasa Biasa Pekan II Prapaskah (U)
Yes. 1:10,16-20
Mzm. 50:8-9,16bc-17,21,23
Mat. 23:1-12


Yes. 1:10,16-20

1:10 Dengarlah firman TUHAN, hai pemimpin-pemimpin, manusia Sodom! Perhatikanlah pengajaran Allah kita, hai rakyat, manusia Gomora
1:16 Basuhlah, bersihkanlah dirimu, jauhkanlah perbuatan-perbuatanmu yang jahat dari depan mata-Ku. Berhentilah berbuat jahat,
1:17 belajarlah berbuat baik; usahakanlah keadilan, kendalikanlah orang kejam; belalah hak anak-anak yatim, perjuangkanlah perkara janda-janda!
1:18 Marilah, baiklah kita beperkara! -- firman TUHAN -- Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba.
1:19 Jika kamu menurut dan mau mendengar, maka kamu akan memakan hasil baik dari negeri itu.
1:20 Tetapi jika kamu melawan dan memberontak, maka kamu akan dimakan oleh pedang." Sungguh, TUHAN yang mengucapkannya.

Mat. 23:1-12

23:1 Maka berkatalah Yesus kepada orang banyak dan kepada murid-murid-Nya, kata-Nya:
23:2 "Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi telah menduduki kursi Musa.
23:3 Sebab itu turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu, tetapi janganlah kamu turuti perbuatan-perbuatan mereka, karena mereka mengajarkannya tetapi tidak melakukannya.
23:4 Mereka mengikat beban-beban berat, lalu meletakkannya di atas bahu orang, tetapi mereka sendiri tidak mau menyentuhnya.
23:5 Semua pekerjaan yang mereka lakukan hanya dimaksud supaya dilihat orang; mereka memakai tali sembahyang yang lebar dan jumbai yang panjang;
23:6 mereka suka duduk di tempat terhormat dalam perjamuan dan di tempat terdepan di rumah ibadat;
23:7 mereka suka menerima penghormatan di pasar dan suka dipanggil Rabi.
23:8 Tetapi kamu, janganlah kamu disebut Rabi; karena hanya satu Rabimu dan kamu semua adalah saudara.
23:9 Dan janganlah kamu menyebut siapa pun bapa di bumi ini, karena hanya satu Bapamu, yaitu Dia yang di sorga.
23:10 Janganlah pula kamu disebut pemimpin, karena hanya satu Pemimpinmu, yaitu Mesias.
23:11 Barangsiapa terbesar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu.
23:12 Dan barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan. 23:1 Maka berkatalah Yesus kepada orang banyak dan kepada murid-murid-Nya, kata-Nya:
23:2 "Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi telah menduduki kursi Musa.
23:3 Sebab itu turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu, tetapi janganlah kamu turuti perbuatan-perbuatan mereka, karena mereka mengajarkannya tetapi tidak melakukannya.
23:4 Mereka mengikat beban-beban berat, lalu meletakkannya di atas bahu orang, tetapi mereka sendiri tidak mau menyentuhnya.
23:5 Semua pekerjaan yang mereka lakukan hanya dimaksud supaya dilihat orang; mereka memakai tali sembahyang yang lebar dan jumbai yang panjang;
23:6 mereka suka duduk di tempat terhormat dalam perjamuan dan di tempat terdepan di rumah ibadat;
23:7 mereka suka menerima penghormatan di pasar dan suka dipanggil Rabi.
23:8 Tetapi kamu, janganlah kamu disebut Rabi; karena hanya satu Rabimu dan kamu semua adalah saudara.
23:9 Dan janganlah kamu menyebut siapa pun bapa di bumi ini, karena hanya satu Bapamu, yaitu Dia yang di sorga.
23:10 Janganlah pula kamu disebut pemimpin, karena hanya satu Pemimpinmu, yaitu Mesias.
23:11 Barangsiapa terbesar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu.
23:12 Dan barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.



Kerendahhatian

Saudara terkasih, kali ini kita diajak untuk merenungkan sikap di mana, antara perkataan dan perbuatan  itu harus sinkron atau sesuai. Yesus juga mengajak kita untuk membedakan pribadi, tugas, dan perbuatan. Mana yang baik diikuti dan yang tidak baik perlu dikritisi dan ditinggalkan. Menarik karena hal ini demikian hangat dan hebohnya menjadi budaya Bangsa Indonesia, yang sering mengeneralisir secara keseluruhannya. Kalau salah semua hal dalam diri pribadi itu salah dan buruk, padahal tidak semuannya demikian.
Yesus mengajarkan kepada kita, bahwa ahli Taurat dan orang Farisi orang yang baik sebagai guru, namun bukan sebagai teladan kehidupan. Mereka oleh Yesus dinilai sebagai orang yang bisa mengajarkan namun tidak bisa melakukan. Apa yang diajarkan dituntut dari umatnya, namun mereka sama sekali tidak melakukan. Lebih parah lagi, mereka malah tinggi hati, merasa lebih dibandingkan yang lain, dan meras lebih suci dan saleh di antara seluruh bangsa.
Kerendahan hati yang akan membuat orang mampu melihat secara jernih apa yang oleh Tuhan ajarkan, bukan demi diri sendiri namun yang jelas adalah demi kemuliaan Allah. Ungkapan nan agung dari Tuhan ketika mengatakan, barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.

Barang siapa ingin menjadi yang terbesar hendaklah ia melayani, permintaan, perintah, dan ajakan yang sungguh radikal, hingga hari ini juga, bagaimana kita bisa melihat pelayan sebagai yang terbesar? Inilah ajaran radikal yang perlu untuk menata mental, jiwa kita agar rendah hati, melayani, memberikan diri kepada sesama tanpa pamrih yang akan memberikan makna dan nilai hidup yang besar bagi kita. Dunia menghendaki pelayanan, dan kita sebagai anak-anak Allah hadir untuk melayani. Mengubah hati yang kerdil menjadi hati yang besar dan luar biasa indah dan bermakna hidupnya. Bagaimana kita memilih pilihan itu? BD.eLeSHa.

Senin, 22 Februari 2016

Siapakah Aku?

Pesta Takhta S. Petrus, Ras. (P)
1 Ptr. 5:1-4
Mzm. 23:1-3a,3b-4,5,6
Mat. 16:13-19


1 Ptr. 5:1-4

5:1 Aku menasihatkan para penatua di antara kamu, aku sebagai teman penatua dan saksi penderitaan Kristus, yang juga akan mendapat bagian dalam kemuliaan yang akan dinyatakan kelak.
5:2 Gembalakanlah kawanan domba Allah yang ada padamu, jangan dengan paksa, tetapi dengan sukarela sesuai dengan kehendak Allah, dan jangan karena mau mencari keuntungan, tetapi dengan pengabdian diri.
5:3 Janganlah kamu berbuat seolah-olah kamu mau memerintah atas mereka yang dipercayakan kepadamu, tetapi hendaklah kamu menjadi teladan bagi kawanan domba itu.
5:4 Maka kamu, apabila Gembala Agung datang, kamu akan menerima mahkota kemuliaan yang tidak dapat layu.


Mat. 16:13-19

16:13 Setelah Yesus tiba di daerah Kaisarea Filipi, Ia bertanya kepada murid-murid-Nya: "Kata orang, siapakah Anak Manusia itu?"
16:14 Jawab mereka: "Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis, ada juga yang mengatakan: Elia dan ada pula yang mengatakan: Yeremia atau salah seorang dari para nabi."
16:15 Lalu Yesus bertanya kepada mereka: "Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?"
16:16 Maka jawab Simon Petrus: "Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!"
16:17 Kata Yesus kepadanya: "Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di sorga.
16:18 Dan Aku pun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya.
16:19 Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga."


Siapakah Aku?

Saudara terkasih, hari ini Bunda Gereja mengajak kita untuk merenungkan apa yang Tuhan kehendaki dari kita, berkaitan dengan pengenalan akan Diri-Nya. Para murid ketika ditanya Siapakah Aku menurut kalian? Jwaban beragam, ada yang mengatakan Yohanes Pembaptis sama dengan pemikiran Herodes, ada yang mengatakan sebagai Elia, Yeremia, atau salah satu para nabi yang telah lalu. Petrus menyatakan sebagai hal yang berbeda, ketika ia menyatakan Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup.
Pengakuan Petrus ini pun telah dikatakan oleh para murid bahwa mereka telah mengatakan sebagaian pengenalan dan mengatakan Sesungguhnya, Engkau adalah Anak Allah. Petrus tampaknya bukan hanya menjadi wakil rekan-rekannya yang menyatakan Yesus sebagai Mesias. Diperjelas oleh pujian Yesus bahwa itu adalah berasal dari Allah. Bukan pengenalan spekulatif Petrus namun inspirasi dari Allah. Allah telah menyatakannya di dalam peristiwa pembaptisan, Inilah Anak-Ku yang Kukasihi. Ada kelanjutan akan pengenalan semakin dalam oleh para murid.
Apa yang dinyatakan Petrus dijawab oleh Yesus  akan pengenalan pribadi Petrus, yang dikatakan sebagai batu karang dan tidak akan dikuasai oleh alam maut. Apa yang disampaikan Yesus ini, bisa dijadikan pedoman akan takhta Petrus, hirarkhi Gereja.
Saudara terkasih, siapakahYesus bagi kita? Apakah sekedar “alat/sarana” untuk memenuhi segala keperluan kita? Ataukah sudah mengenal bahwa Ia adalah Juru Selamat kita? BD.eLeSHa.



Minggu, 21 Februari 2016

Transfigurasi

HARI MINGGU PRAPASKAH II (U)
Kej. 15:5-12,17-18
Mzm. 27:1,7-8,9abc,13-14
Fil. 3:20-4:1
Luk. 9:28-36


Kej. 15:5-12,17-18

15:5 Lalu TUHAN membawa Abram ke luar serta berfirman: "Coba lihat ke langit, hitunglah bintang-bintang, jika engkau dapat menghitungnya." Maka firman-Nya kepadanya: "Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu."
15:6 Lalu percayalah Abram kepada TUHAN, maka TUHAN memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran.
15:7 Lagi firman TUHAN kepadanya: "Akulah TUHAN, yang membawa engkau keluar dari Ur-Kasdim untuk memberikan negeri ini kepadamu menjadi milikmu."
15:8 Kata Abram: "Ya Tuhan ALLAH, dari manakah aku tahu, bahwa aku akan memilikinya?"
15:9 Firman TUHAN kepadanya: "Ambillah bagi-Ku seekor lembu betina berumur tiga tahun, seekor kambing betina berumur tiga tahun, seekor domba jantan berumur tiga tahun, seekor burung tekukur dan seekor anak burung merpati."
15:10 Diambilnyalah semuanya itu bagi TUHAN, dipotong dua, lalu diletakkannya bagian-bagian itu yang satu di samping yang lain, tetapi burung-burung itu tidak dipotong dua.
15:11 Ketika burung-burung buas hinggap pada daging binatang-binatang itu, maka Abram mengusirnya.
15:12 Menjelang matahari terbenam, tertidurlah Abram dengan nyenyak. Lalu turunlah meliputinya gelap gulita yang mengerikan
15:17 Ketika matahari telah terbenam, dan hari menjadi gelap, maka kelihatanlah perapian yang berasap beserta suluh yang berapi lewat di antara potongan-potongan daging itu.
15:18 Pada hari itulah TUHAN mengadakan perjanjian dengan Abram serta berfirman: "Kepada keturunanmulah Kuberikan negeri ini, mulai dari sungai Mesir sampai ke sungai yang besar itu, sungai Efrat.


Fil. 3:20-4:1

3:20 Karena kewargaan kita adalah di dalam sorga, dan dari situ juga kita menantikan Tuhan Yesus Kristus sebagai Juruselamat,
3:21 yang akan mengubah tubuh kita yang hina ini, sehingga serupa dengan tubuh-Nya yang mulia, menurut kuasa-Nya yang dapat menaklukkan segala sesuatu kepada diri-Nya.
4:1 Karena itu, saudara-saudara yang kukasihi dan yang kurindukan, sukacitaku dan mahkotaku, berdirilah juga dengan teguh dalam Tuhan, hai saudara-saudaraku yang kekasih!


Luk. 9:28-36

9:28 Kira-kira delapan hari sesudah segala pengajaran itu, Yesus membawa Petrus, Yohanes dan Yakobus, lalu naik ke atas gunung untuk berdoa.
9:29 Ketika Ia sedang berdoa, rupa wajah-Nya berubah dan pakaian-Nya menjadi putih berkilau-kilauan.
9:30 Dan tampaklah dua orang berbicara dengan Dia, yaitu Musa dan Elia.
9:31 Keduanya menampakkan diri dalam kemuliaan dan berbicara tentang tujuan kepergian-Nya yang akan digenapi-Nya di Yerusalem.
9:32 Sementara itu Petrus dan teman-temannya telah tertidur dan ketika mereka terbangun mereka melihat Yesus dalam kemuliaan-Nya: dan kedua orang yang berdiri di dekat-Nya itu.
9:33 Dan ketika kedua orang itu hendak meninggalkan Yesus, Petrus berkata kepada-Nya: "Guru, betapa bahagianya kami berada di tempat ini. Baiklah kami dirikan sekarang tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia." Tetapi Petrus tidak tahu apa yang dikatakannya itu.
9:34 Sementara ia berkata demikian, datanglah awan menaungi mereka. Dan ketika mereka masuk ke dalam awan itu, takutlah mereka.
9:35 Maka terdengarlah suara dari dalam awan itu, yang berkata: "Inilah Anak-Ku yang Kupilih, dengarkanlah Dia."
9:36 Ketika suara itu terdengar, nampaklah Yesus tinggal seorang diri. Dan murid-murid itu merahasiakannya, dan pada masa itu mereka tidak menceriterakan kepada siapa pun apa yang telah mereka lihat itu.



Transfigurasi

Saudara terkasih, hari ini kita diajak Tuhan untuk merenungkan bagaimana Tuhan mengajak ketiga murid ke atas puncak bukit. Di sana Yesus bertrasfigurasi di dalam kemuliaannya. Bagaiman gambaran Yesus yang penuh kemuliaan. Wajah dan pakaian Yesus sebagai gambaran kemuliaan surgawi yang melingkupi Yesus.
Apa yang menjadi tanggapan para murid terutama diwakili oleh Petrus untuk mendirikan tenda, sebagai tempat tinggal sementara konteks pembicaraan para gembala, nomaden, ataupun prajurit. Namun Lukas memberikan tekanan Petrus tidak tahu apa maksudnya, bingung, tidak tahu mau bilang apa. Atau juga salah paham.
Saudara terkasih, apa yang ditampilkan dalam transfigurasi ini, setelah warta penderitaan, derita yang akan diakhiri dengan kemuliaan surgawi. Pertanyaan siapa Yesus mendapatkan pengakuan Petrus bahwa Ia adalah Tuhan dan Mesias, namun jauh lebih penting ialah pengakuan Allah sendiri yang mengatakan, "Inilah Anak-Ku yang Kupilih, dengarkanlah Dia."
Pengakuan dari surga sebagai peneguhan atas Pribadi Yesus, yang benar-benar Anak Allah yang taat kepada Bapa-Nya. Ketaatan yang sama Yesus akan jalan salib dan penderitaan dan kematian. Yesus sekarang yang harus didengarkan dan ditaati oleh para murid-Nya.

Saudara terkasih, tidak ada derita yang sia-sia. Derita yang membawa kepada kemuliaan, sepanjang dijalani dengan setia dan taat, melihat rencana Allah, bukan keinginan sendiri. BD.eLeSHa.