Kamis, 19 November 2015

Yesus Menangisi Yerusalem

Kamis Biasa Pekan XXXIII (H)
1 Mak. 2:15-29
Mzm. 50:1-2,5-6,14-15
Luk. 19:41-44


1 Mak. 2:15-29

2:15 Kemudian para pegawai raja yang bertugas memaksa orang-orang Yahudi murtad datang ke kota Modein untuk menuntut pengorbanan.
2:16 Banyak orang Israel datang kepada mereka. Adapun Matatias serta anak-anaknya berhimpun pula.
2:17 Pegawai raja itu angkat bicara dan berkata kepada Matatias: "Saudara adalah seorang pemimpin, orang terhormat dan pembesar di kota ini dan lagi didukung oleh anak-anak serta kaum kerabat saudara.
2:18 Baiklah saudara sekarang juga maju ke depan sebagai orang pertama untuk memenuhi penetapan raja, sebagaimana telah dilakukan semua bangsa, bahkan orang-orang Yehuda dan mereka yang masih tertinggal di Yerusalem. Kalau demikian, niscaya saudara serta anak-anak saudara termasuk ke dalam kalangan sahabat-sahabat raja dan akan dihormati dengan perak, emas dan banyak hadiah!"
2:19 Tetapi Matatias menjawab dengan suara lantang: "Kalaupun segala bangsa di lingkungan wilayah raja mematuhi seri baginda dan masing-masing murtad dari ibadah nenek moyangnya serta menyesuaikan diri dengan perintah-perintah seri baginda,
2:20 namun aku serta anak-anak dan kaum kerabatku terus hendak hidup menurut perjanjian nenek moyang kami.
2:21 Semoga Tuhan mencegah bahwa kami meninggalkan hukum Taurat serta peraturan-peraturan Tuhan.
2:22 Titah raja itu tidak dapat kami taati dan kami tidak dapat menyimpang dari ibadah kami baik ke kanan maupun ke kiri!"
2:23 Matatias belum lagi selesai mengucapkan perkataan tadi maka seorang Yahudi sudah tampil ke muka di depan umum untuk mempersembahkan korban di atas perkorbanan di kota Modein menurut penetapan raja.
2:24 Melihat itu Matatias naik darah dan gentarlah hatinya serta meluap-luaplah geramnya yang tepat. Disergapnya orang Yahudi itu dan digoroknya di dekat perkorbanan itu.
2:25 Petugas raja yang memaksakan korban itu dibunuhnya pula pada saat itu juga. Kemudian perkorbanan itu dirobohkannya.
2:26 Serupalah kerajinannya untuk hukum Taurat itu dengan apa yang telah dilakukan dahulu oleh Pinehas kepada Zimri bin Salom.
2:27 Lalu berteriaklah Matatias dengan suara lantang di kota Modein: "Siapa saja yang rindu memegang hukum Taurat dan berpaut pada perjanjian hendaknya ia mengikuti aku!"
2:28 Kemudian Matatias serta anak-anaknya melarikan diri ke pegunungan. Segala harta miliknya di kota ditinggalkannya.
2:29 Kemudian turunlah ke padang gurun banyak orang yang mencari kebenaran dan keadilan


Luk. 19:41-44

19:41 Dan ketika Yesus telah dekat dan melihat kota itu, Ia menangisinya,
19:42 kata-Nya: "Wahai, betapa baiknya jika pada hari ini juga engkau mengerti apa yang perlu untuk damai sejahteramu! Tetapi sekarang hal itu tersembunyi bagi matamu.
19:43 Sebab akan datang harinya, bahwa musuhmu akan mengelilingi engkau dengan kubu, lalu mengepung engkau dan menghimpit engkau dari segala jurusan,
19:44 dan mereka akan membinasakan engkau beserta dengan pendudukmu dan pada tembokmu mereka tidak akan membiarkan satu batu pun tinggal terletak di atas batu yang lain, karena engkau tidak mengetahui saat, bilamana Allah melawat engkau."


Yesus Menangisi Yerusalem

Saudara terkasih, hari ini Gereja mengajak kita merenungkan apa yang membuat Tuhan sedih dan merasa berduka, ialah hilangnya damai di hati manusia. Kedatangan kehancuran tinggal menunggu waktu ketika kita tidak memiliki damai. Damai itu menjauh ketika manusia berpaling dari Damai Sejati yaitu Dia sendiri.
Saudara tentu kita merasakan bagaimana orang menjadi jahat, jengkel, dan merasa tidak nyaman ketika jauh dari Tuhan. Hal-hal inilah yang membuat semuanya menjadi rusak dan hancur. Keterpisahan apalagi penolakan akan kasih-Nya yang egitu besar.

Pengetahuan kita akan hadir-Nya Tuhan tentu sangat menentukan sehingga kita memilih untuk mempersiapkan hati dan budi kita dengan lebih baik dan bersungguh-sungguh. Kita yang abai dan mengatakan ah nanti saja, masih lama, aku masih muda, kematianku belum akan datang, dan berbuat seenaknya sendiri. Di sinilah peran hidup beriman. Memilih tetap setia dalam mengabdi Tuhan atau meninggalkan-Nya demi memilih kebebasan dan dunia yang menyenangkan?BD.eLeSHa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar