Pw.
S. Carolus Borromeus, Usk. (P)
Rm.
13:8-10
Mzm.
112:1-2,4-5,9
Luk.
14:25-33
Rm.
13:8-10
13:8 Janganlah kamu berhutang
apa-apa kepada siapa pun juga, tetapi hendaklah kamu saling mengasihi. Sebab
barangsiapa mengasihi sesamanya manusia, ia sudah memenuhi hukum Taurat.
13:9 Karena firman: jangan
berzinah, jangan membunuh, jangan mencuri, jangan mengingini dan firman lain
mana pun juga, sudah tersimpul dalam firman ini, yaitu: Kasihilah sesamamu
manusia seperti dirimu sendiri!
13:10 Kasih tidak berbuat
jahat terhadap sesama manusia, karena itu kasih adalah kegenapan hukum Taurat.
Luk.
14:25-33
14:25 Pada suatu kali banyak
orang berduyun-duyun mengikuti Yesus dalam perjalanan-Nya. Sambil berpaling Ia
berkata kepada mereka:
14:26 "Jikalau seorang
datang kepada-Ku dan ia tidak membenci bapanya, ibunya, isterinya,
anak-anaknya, saudara-saudaranya laki-laki atau perempuan, bahkan nyawanya
sendiri, ia tidak dapat menjadi murid-Ku.
14:27 Barangsiapa tidak
memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak dapat menjadi murid-Ku.
14:28 Sebab siapakah di
antara kamu yang kalau mau mendirikan sebuah menara tidak duduk dahulu membuat
anggaran biayanya, kalau-kalau cukup uangnya untuk menyelesaikan pekerjaan itu?
14:29 Supaya jikalau ia sudah
meletakkan dasarnya dan tidak dapat menyelesaikannya, jangan-jangan semua orang
yang melihatnya, mengejek dia,
14:30 sambil berkata: Orang
itu mulai mendirikan, tetapi ia tidak sanggup menyelesaikannya.
14:31 Atau, raja manakah yang
kalau mau pergi berperang melawan raja lain tidak duduk dahulu untuk
mempertimbangkan, apakah dengan sepuluh ribu orang ia sanggup menghadapi lawan
yang mendatanginya dengan dua puluh ribu orang?
14:32 Jikalau tidak, ia akan
mengirim utusan selama musuh itu masih jauh untuk menanyakan syarat-syarat
perdamaian.
14:33 Demikian pulalah
tiap-tiap orang di antara kamu, yang tidak melepaskan dirinya dari segala
miliknya, tidak dapat menjadi murid-Ku.
Komitmen
Tinggi
Saudara terkasih, bacaan kali ini masih berkaitan
dengan sabda yang kita renungkan hari kemarin. Jika kemarin berkaitan dengan
panggilan memerlukan komitmen, hari ini Tuhan mengajak kita bagaimana komitment
itu berwujud. Wujudnya ialah menomor satukan Allah melebihi semuanya, baik
pasangan, orang tua, bahkan diri sendiri. Kedua adalah memikul salib dan
mengikuti-Nya. Pertimbangan masak-masak dengan seluruh aspek kehidupannya. Pilihan
itu harus matang dan tidak terhenti di tengah jalan sebagaimana gambarang
membangun rumah.
Mengalahkan semuanya demi Tuhan. Apa artinya, ialah
bahwa hanya Tuhan saja yang ada dalam diri dan hatinya. Bukan sesama, pasangan,
keluarga, orang tua, dan diri sendiri. Kepentingan, bisa merusak kesetiaan dan
pengabdian kita. Itu yang tidak Tuhan kehendaki. Berani mengalahkan semua demi
Tuhan semata.
Memanggul salib. Menerima konnsekuensi kehidupan
dengan rasa syukur dan rendah hati sebagai bagian kehendak Tuhan. Bersungut-sungut
dan mengeluh bukan memanggul salib, namun justru meninggalkan salib. Itu semua
belum cukup ketika tidak mengikuti Dia.
Mengikuti DIA berarti tahu dengan baik Siapa DIA
dan ke mana Ia pergi. Dan ini berkaitan dengan meninggalkan semuanya demi DIA. Mengalahkan
seluruhnya untuk makin akrab dan lekat kepada-Nya.
Pertimbangan masak dan mendalam merupakan keputusan
yang terbaik, sehingga bisa memanggul salib dengan enak dan bersama Tuhan. Tidak
lagi tengak-tengok dan melihat ke kanan dan ke kiri yang bisa mengubah
keteguhan hati dalam menapaki jalan salib bersama-Nya.BD.eLeSHa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar