Rabu, 04 November 2015

Komitmen Tinggi

Pw. S. Carolus Borromeus, Usk. (P)
Rm. 13:8-10
Mzm. 112:1-2,4-5,9
Luk. 14:25-33


Rm. 13:8-10

13:8 Janganlah kamu berhutang apa-apa kepada siapa pun juga, tetapi hendaklah kamu saling mengasihi. Sebab barangsiapa mengasihi sesamanya manusia, ia sudah memenuhi hukum Taurat.
13:9 Karena firman: jangan berzinah, jangan membunuh, jangan mencuri, jangan mengingini dan firman lain mana pun juga, sudah tersimpul dalam firman ini, yaitu: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri!
13:10 Kasih tidak berbuat jahat terhadap sesama manusia, karena itu kasih adalah kegenapan hukum Taurat.

Luk. 14:25-33

14:25 Pada suatu kali banyak orang berduyun-duyun mengikuti Yesus dalam perjalanan-Nya. Sambil berpaling Ia berkata kepada mereka:
14:26 "Jikalau seorang datang kepada-Ku dan ia tidak membenci bapanya, ibunya, isterinya, anak-anaknya, saudara-saudaranya laki-laki atau perempuan, bahkan nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadi murid-Ku.
14:27 Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak dapat menjadi murid-Ku.
14:28 Sebab siapakah di antara kamu yang kalau mau mendirikan sebuah menara tidak duduk dahulu membuat anggaran biayanya, kalau-kalau cukup uangnya untuk menyelesaikan pekerjaan itu?
14:29 Supaya jikalau ia sudah meletakkan dasarnya dan tidak dapat menyelesaikannya, jangan-jangan semua orang yang melihatnya, mengejek dia,
14:30 sambil berkata: Orang itu mulai mendirikan, tetapi ia tidak sanggup menyelesaikannya.
14:31 Atau, raja manakah yang kalau mau pergi berperang melawan raja lain tidak duduk dahulu untuk mempertimbangkan, apakah dengan sepuluh ribu orang ia sanggup menghadapi lawan yang mendatanginya dengan dua puluh ribu orang?
14:32 Jikalau tidak, ia akan mengirim utusan selama musuh itu masih jauh untuk menanyakan syarat-syarat perdamaian.
14:33 Demikian pulalah tiap-tiap orang di antara kamu, yang tidak melepaskan dirinya dari segala miliknya, tidak dapat menjadi murid-Ku.



Komitmen Tinggi

Saudara terkasih, bacaan kali ini masih berkaitan dengan sabda yang kita renungkan hari kemarin. Jika kemarin berkaitan dengan panggilan memerlukan komitmen, hari ini Tuhan mengajak kita bagaimana komitment itu berwujud. Wujudnya ialah menomor satukan Allah melebihi semuanya, baik pasangan, orang tua, bahkan diri sendiri. Kedua adalah memikul salib dan mengikuti-Nya. Pertimbangan masak-masak dengan seluruh aspek kehidupannya. Pilihan itu harus matang dan tidak terhenti di tengah jalan sebagaimana gambarang membangun rumah.
Mengalahkan semuanya demi Tuhan. Apa artinya, ialah bahwa hanya Tuhan saja yang ada dalam diri dan hatinya. Bukan sesama, pasangan, keluarga, orang tua, dan diri sendiri. Kepentingan, bisa merusak kesetiaan dan pengabdian kita. Itu yang tidak Tuhan kehendaki. Berani mengalahkan semua demi Tuhan semata.
Memanggul salib. Menerima konnsekuensi kehidupan dengan rasa syukur dan rendah hati sebagai bagian kehendak Tuhan. Bersungut-sungut dan mengeluh bukan memanggul salib, namun justru meninggalkan salib. Itu semua belum cukup ketika tidak mengikuti Dia.
Mengikuti DIA berarti tahu dengan baik Siapa DIA dan ke mana Ia pergi. Dan ini berkaitan dengan meninggalkan semuanya demi DIA. Mengalahkan seluruhnya untuk makin akrab dan lekat kepada-Nya.

Pertimbangan masak dan mendalam merupakan keputusan yang terbaik, sehingga bisa memanggul salib dengan enak dan bersama Tuhan. Tidak lagi tengak-tengok dan melihat ke kanan dan ke kiri yang bisa mengubah keteguhan hati dalam menapaki jalan salib bersama-Nya.BD.eLeSHa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar