Pw.
S. Eliasabet dr Hungaria, Biarw. (P)
2 Mak.
6:18-31
Mzm.
4:2-3,4-5,6-7
Luk.
19:1-10
2 Mak.
6:18-31
6:18 Eleazar adalah seorang
ahli Taurat yang utama. Ia sudah lanjut umurnya dan terhormatlah tampan
rupanya. Ia dibuka mulutnya dengan kekerasan dan begitu dipaksa makan daging
babi.
6:19 Tetapi dengan
mengutamakan kematian terhormat dari pada hidup ternista ia menuju tempat
pukulan dengan rela hati, setelah daging itu dimuntahkannya kembali.
6:20 Dan demikian mestinya
tindakan orang yang berani menolak apa yang bahkan karena cinta kepada hidup
sekalipun tidak boleh dikecap.
6:21 Tetapi para pengurus
perjamuan korban yang tak halal menyendirikan Eleazar, oleh karena sudah lama
mereka kenal baik dengan orang itu. Lalu mereka mengajak dia untuk mengambil
daging yang boleh dipakai dan yang dapat disediakannya sendiri. Cukuplah kalau
dari daging korban itu ia hanya pura-pura makan apa yang dititahkan raja.
6:22 Dengan berbuat demikian
ia dapat meluputkan diri dari kematian dan mendapat perlakuan baik demi
persahabatan lama di antara mereka.
6:23 Tetapi Eleazar mengambil
keputusan mulia, yang pantas bagi umurnya, bagi kehormatan usianya, bagi
ubannya yang jernih dan teramat mulia, pantas bagi cara hidupnya yang jernih
sejak masa mudanya dan terlebih pantas bagi perundang-undangan suci yang diberikan
oleh Allah sendiri. Dengan tegas dimintanya, supaya segera dikirim ke dunia
orang mati saja.
6:24 Katanya:
"Berpura-pura tidaklah pantas bagi umur kami, supaya janganlah banyak
pemuda kusesatkan juga, oleh karena mereka menyangka bahwa Eleazar yang sudah
berumur sembilan puluh tahun beralih kepada tata cara asing.
6:25 Boleh jadi mereka
kusesatkan dengan berpura-pura demi hidup yang pendek dan fana ini dan dalam
pada itu kuturunkan noda dan aib kepada usiaku.
6:26 Kalaupun sekarang aku
lolos dari dendam dari pihak manusia, tetapi tidak dapatlah aku melarikan diri
dari tangan Yang Mahakuasa, baik hidup maupun mati.
6:27 Dari sebab itu dengan
berpulang sebagai lelaki aku sekarang mau menyatakan diri layak bagi usiaku.
6:28 Dengan demikian akupun
meninggalkan suatu teladan luhur bagi kaum muda untuk dengan sukarela yang
mulia mati bagi hukum Taurat yang mulia dan suci itu." Setelah berkata
demikian, Eleazar segera menuju tempat siksaan.
6:29 Adapun orang-orang yang
mengantarnya ke sana merubah kesudian yang belum lama berselang mereka taruh
terhadapnya menjadi permusuhan. Itu dikarenakan oleh perkataan yang baru
diucapkan Eleazar dan yang mereka pandang sebagai kegilaan belaka.
6:30 Ketika sudah hampir mati
karena pukulan-pukulan, maka mengaduhlah Eleazar, katanya: "Bagi Tuhan
yang mempunyai pengetahuan yang kudus ternyatalah bahwa aku dapat meluputkan
diri dari maut dan bahwa aku sekarang menanggung kesengsaraan hebat dalam
tubuhku akibat deraan itu. Tetapi dalam jiwa aku menderita semuanya itu dengan
suka hati karena takut akan Tuhan."
6:31 Demikian berpulanglah
Eleazar dan meninggalkan kematiannya sebagai teladan keluhuran budi dan sebagai
peringatan kebajikan, tidak hanya untuk kaum muda saja, tetapi juga bagi
kebanyakan orang dari bangsanya
Luk.
19:1-10
19:1 Yesus masuk ke kota
Yerikho dan berjalan terus melintasi kota itu.
19:2 Di situ ada seorang
bernama Zakheus, kepala pemungut cukai, dan ia seorang yang kaya.
19:3 Ia berusaha untuk
melihat orang apakah Yesus itu, tetapi ia tidak berhasil karena orang banyak,
sebab badannya pendek.
19:4 Maka berlarilah ia
mendahului orang banyak, lalu memanjat pohon ara untuk melihat Yesus, yang akan
lewat di situ.
19:5 Ketika Yesus sampai ke
tempat itu, Ia melihat ke atas dan berkata: "Zakheus, segeralah turun,
sebab hari ini Aku harus menumpang di rumahmu."
19:6 Lalu Zakheus segera
turun dan menerima Yesus dengan sukacita.
19:7 Tetapi semua orang yang
melihat hal itu bersungut-sungut, katanya: "Ia menumpang di rumah orang
berdosa."
19:8 Tetapi Zakheus berdiri
dan berkata kepada Tuhan: "Tuhan, setengah dari milikku akan kuberikan
kepada orang miskin dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang akan
kukembalikan empat kali lipat."
19:9 Kata Yesus kepadanya:
"Hari ini telah terjadi keselamatan kepada rumah ini, karena orang ini pun
anak Abraham.
19:10 Sebab Anak Manusia
datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang."
Perjumpaan
yang Mengubah
Saudara terkasih, apa yang Yesus sampaikan dalam
ilustrasi di atas kita patut untuk bersyukur bahwa Tuhan hadir untuk semuaa
orang, termasuk yang tidak layak bagi penilaian khalayak ramai. Pemungut cukai
merupakan pekerjaan yang dinilai sangat buruk, maka aneh bagi Seorang Guru Besar
mau makan di rumah pendosa tersebut.
Kedua, bahwa perjumpaan dengan Tuhan Yesus mengubah
perilaku bahkan hati dari pribadi yang seperti apapun. Berubah menjadi lebih
baik. Lihat bagaimana pemungut cukai tersebut tergerak untuk membagikan
hartanya apalagi ia sadar bahwa telah merugikan banyak orang dengan pekerjaan
dan perilakunya selama ini.
Saudara terkasih, Allah kita Allah Bapa yang baik
hati, bukan pendendam dan penghukum, Maha Pengampun dan pemberi rahmat. Tidak
ada yang perlu kita takuti atas apa yang kita lakukan, asal ada penyesalan dan
pertobatan. Bukan berbangga atas dosa dan kelemahan dan berhenti. Kasih-Nya
menggerakkan kita untuk makin dekat pada-Nya.
Bagaimana keakraban dan keintiman kita itu
berhadapan dengan Tuhan dalam kehidupan sehari-hari. Makin dekat pada Tuhan dan
baik baik kepada sesama. Sama sekali bukan sebaliknya demi menjalin keintiman
dengan Tuhan namun malah mengecewakan dan menyakiti sesama. Tentu bukan
demikian kualitas pribadi yang melekat pada Tuhan. Demi Tuhan namun membunuh
dan menyakiti Tuhan, apakah demikian? Tentu bukan. Tergerak untuk makin
mengasihi dan mencintai sesama.BD.eLeSHa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar