Selasa, 03 November 2015

Menjawab Undangan-Nya

Selasa Biasa Pekan XXXI (H)
Rm. 12:5-16a
Mzm. 131:1,2,3
Luk. 14:15-24


Rm. 12:5-16a

12:5 demikian juga kita, walaupun banyak, adalah satu tubuh di dalam Kristus; tetapi kita masing-masing adalah anggota yang seorang terhadap yang lain.
12:6 Demikianlah kita mempunyai karunia yang berlain-lainan menurut kasih karunia yang dianugerahkan kepada kita: Jika karunia itu adalah untuk bernubuat baiklah kita melakukannya sesuai dengan iman kita.
12:7 Jika karunia untuk melayani, baiklah kita melayani; jika karunia untuk mengajar, baiklah kita mengajar;
12:8 jika karunia untuk menasihati, baiklah kita menasihati. Siapa yang membagi-bagikan sesuatu, hendaklah ia melakukannya dengan hati yang ikhlas; siapa yang memberi pimpinan, hendaklah ia melakukannya dengan rajin; siapa yang menunjukkan kemurahan, hendaklah ia melakukannya dengan sukacita.
12:9 Hendaklah kasih itu jangan pura-pura! Jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang baik.
12:10 Hendaklah kamu saling mengasihi sebagai saudara dan saling mendahului dalam memberi hormat.
12:11 Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan.
12:12 Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa!
12:13 Bantulah dalam kekurangan orang-orang kudus dan usahakanlah dirimu untuk selalu memberikan tumpangan!
12:14 Berkatilah siapa yang menganiaya kamu, berkatilah dan jangan mengutuk!
12:15 Bersukacitalah dengan orang yang bersukacita, dan menangislah dengan orang yang menangis!
12:16 Hendaklah kamu sehati sepikir dalam hidupmu bersama; janganlah kamu memikirkan perkara-perkara yang tinggi, tetapi arahkanlah dirimu kepada perkara-perkara yang sederhana.


Luk. 14:15-24

14:15 Mendengar itu berkatalah seorang dari tamu-tamu itu kepada Yesus: "Berbahagialah orang yang akan dijamu dalam Kerajaan Allah."
14:16 Tetapi Yesus berkata kepadanya: "Ada seorang mengadakan perjamuan besar dan ia mengundang banyak orang.
14:17 Menjelang perjamuan itu dimulai, ia menyuruh hambanya mengatakan kepada para undangan: Marilah, sebab segala sesuatu sudah siap.
14:18 Tetapi mereka bersama-sama meminta maaf. Yang pertama berkata kepadanya: Aku telah membeli ladang dan aku harus pergi melihatnya; aku minta dimaafkan.
14:19 Yang lain berkata: Aku telah membeli lima pasang lembu kebiri dan aku harus pergi mencobanya; aku minta dimaafkan.
14:20 Yang lain lagi berkata: Aku baru kawin dan karena itu aku tidak dapat datang.
14:21 Maka kembalilah hamba itu dan menyampaikan semuanya itu kepada tuannya. Lalu murkalah tuan rumah itu dan berkata kepada hambanya: Pergilah dengan segera ke segala jalan dan lorong kota dan bawalah ke mari orang-orang miskin dan orang-orang cacat dan orang-orang buta dan orang-orang lumpuh.
14:22 Kemudian hamba itu melaporkan: Tuan, apa yang tuan perintahkan itu sudah dilaksanakan, tetapi sekalipun demikian masih ada tempat.
14:23 Lalu kata tuan itu kepada hambanya: Pergilah ke semua jalan dan lintasan dan paksalah orang-orang, yang ada di situ, masuk, karena rumahku harus penuh.
14:24 Sebab Aku berkata kepadamu: Tidak ada seorang pun dari orang-orang yang telah diundang itu akan menikmati jamuan-Ku."



Menjawab Undangan-Nya


Saudara terkasih, kali ini kita diajak untuk merenungkan apa yang harus kita lakukan dalam menjawab undangan-Nya, dalam hal ini, ilustrasi yang digunakan adalah undangan perjamuan pesta. Ada dua hal yang perlu kita perhatikan, yaitu, sikap positif dalam menjawab panggilan itu dan komitmen tinggi untuk hal itu.
Sikap positif berarti tidak menunda-nunda apa yang menjadi panggilan Tuhan. Bersegera untuk datang dan menyatakan “YA” serta melangkah dan berangkat, bukan beralasan dan berdalih dengan berpanjang lebar.
Komitmen berarti melakukan dengan sepenuh hati. Sepenuh hati berarti jiwa dan raganya. Sikap, bahasa tubuh, dan pakaiannya pun menjadi penilaian. Jangan hanya sebagian namun secara keseluruhan dirinya mau dan melakukan kehendak dan panggilan Tuhan.
Apa yang perlu kita lakukan sebagai jalan untuk melakukan Tuhan, ada dalam Bacaan I, di mana berani memberkati orang yang mengutuk kita. Membantu orang yang kekurangan, hidup dalam suka cita, rela berbagi dan memberikan tumpangan. Saudara terkasih, hal-hal ini konkret dan sangat kontekstual untuk hidup kita hari-hari ini, bagaimana orang banyak mengutuk, dan sikap kita tentu diharapkan Tuhan untuk memberkati, bukan untuk membalas dengan kutukan. Panggilan dan undangan kepada kita jelas bahwa, kita harus bersikap poistif secara total dan menjadi pribadi yang erbeda dengan dunia. Bagaimana sikap kita, apakah sudah sesuai dengan kehendak Tuhan? BD.eLeSHa.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar