Selasa
Biasa Pekan XXXI (H)
Rm.
12:5-16a
Mzm.
131:1,2,3
Luk.
14:15-24
Rm.
12:5-16a
12:5 demikian juga kita,
walaupun banyak, adalah satu tubuh di dalam Kristus; tetapi kita masing-masing
adalah anggota yang seorang terhadap yang lain.
12:6 Demikianlah kita
mempunyai karunia yang berlain-lainan menurut kasih karunia yang dianugerahkan
kepada kita: Jika karunia itu adalah untuk bernubuat baiklah kita melakukannya
sesuai dengan iman kita.
12:7 Jika karunia untuk
melayani, baiklah kita melayani; jika karunia untuk mengajar, baiklah kita
mengajar;
12:8 jika karunia untuk
menasihati, baiklah kita menasihati. Siapa yang membagi-bagikan sesuatu,
hendaklah ia melakukannya dengan hati yang ikhlas; siapa yang memberi pimpinan,
hendaklah ia melakukannya dengan rajin; siapa yang menunjukkan kemurahan,
hendaklah ia melakukannya dengan sukacita.
12:9 Hendaklah kasih itu
jangan pura-pura! Jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang baik.
12:10 Hendaklah kamu saling
mengasihi sebagai saudara dan saling mendahului dalam memberi hormat.
12:11 Janganlah hendaknya
kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan.
12:12 Bersukacitalah dalam
pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa!
12:13 Bantulah dalam
kekurangan orang-orang kudus dan usahakanlah dirimu untuk selalu memberikan
tumpangan!
12:14 Berkatilah siapa yang
menganiaya kamu, berkatilah dan jangan mengutuk!
12:15 Bersukacitalah dengan
orang yang bersukacita, dan menangislah dengan orang yang menangis!
12:16 Hendaklah kamu sehati
sepikir dalam hidupmu bersama; janganlah kamu memikirkan perkara-perkara yang
tinggi, tetapi arahkanlah dirimu kepada perkara-perkara yang sederhana.
Luk.
14:15-24
14:15 Mendengar itu
berkatalah seorang dari tamu-tamu itu kepada Yesus: "Berbahagialah orang yang
akan dijamu dalam Kerajaan Allah."
14:16 Tetapi Yesus berkata
kepadanya: "Ada seorang mengadakan perjamuan besar dan ia mengundang
banyak orang.
14:17 Menjelang perjamuan itu
dimulai, ia menyuruh hambanya mengatakan kepada para undangan: Marilah, sebab
segala sesuatu sudah siap.
14:18 Tetapi mereka
bersama-sama meminta maaf. Yang pertama berkata kepadanya: Aku telah membeli
ladang dan aku harus pergi melihatnya; aku minta dimaafkan.
14:19 Yang lain berkata: Aku
telah membeli lima pasang lembu kebiri dan aku harus pergi mencobanya; aku
minta dimaafkan.
14:20 Yang lain lagi berkata:
Aku baru kawin dan karena itu aku tidak dapat datang.
14:21 Maka kembalilah hamba
itu dan menyampaikan semuanya itu kepada tuannya. Lalu murkalah tuan rumah itu
dan berkata kepada hambanya: Pergilah dengan segera ke segala jalan dan lorong
kota dan bawalah ke mari orang-orang miskin dan orang-orang cacat dan
orang-orang buta dan orang-orang lumpuh.
14:22 Kemudian hamba itu
melaporkan: Tuan, apa yang tuan perintahkan itu sudah dilaksanakan, tetapi
sekalipun demikian masih ada tempat.
14:23 Lalu kata tuan itu
kepada hambanya: Pergilah ke semua jalan dan lintasan dan paksalah orang-orang,
yang ada di situ, masuk, karena rumahku harus penuh.
14:24 Sebab Aku berkata
kepadamu: Tidak ada seorang pun dari orang-orang yang telah diundang itu akan
menikmati jamuan-Ku."
Menjawab
Undangan-Nya
Saudara terkasih, kali ini kita diajak untuk
merenungkan apa yang harus kita lakukan dalam menjawab undangan-Nya, dalam hal
ini, ilustrasi yang digunakan adalah undangan perjamuan pesta. Ada dua hal yang
perlu kita perhatikan, yaitu, sikap positif dalam menjawab panggilan itu dan
komitmen tinggi untuk hal itu.
Sikap positif berarti tidak menunda-nunda apa yang
menjadi panggilan Tuhan. Bersegera untuk datang dan menyatakan “YA” serta
melangkah dan berangkat, bukan beralasan dan berdalih dengan berpanjang lebar.
Komitmen berarti melakukan dengan sepenuh hati. Sepenuh
hati berarti jiwa dan raganya. Sikap, bahasa tubuh, dan pakaiannya pun menjadi
penilaian. Jangan hanya sebagian namun secara keseluruhan dirinya mau dan
melakukan kehendak dan panggilan Tuhan.
Apa yang perlu kita lakukan sebagai jalan untuk
melakukan Tuhan, ada dalam Bacaan I, di mana berani memberkati orang yang
mengutuk kita. Membantu orang yang kekurangan, hidup dalam suka cita, rela
berbagi dan memberikan tumpangan. Saudara terkasih, hal-hal ini konkret dan
sangat kontekstual untuk hidup kita hari-hari ini, bagaimana orang banyak
mengutuk, dan sikap kita tentu diharapkan Tuhan untuk memberkati, bukan untuk
membalas dengan kutukan. Panggilan dan undangan kepada kita jelas bahwa, kita
harus bersikap poistif secara total dan menjadi pribadi yang erbeda dengan
dunia. Bagaimana sikap kita, apakah sudah sesuai dengan kehendak Tuhan? BD.eLeSHa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar