Rabu, 11 November 2015

Keselamatan bagi Semua Orang

Pw. S. Martinus dr Tours, Usk (P)
Keb. 6:1-11
Mzm. 82:3-4,6-7
Luk. 17:11-19


Keb. 6:1-11

6:1 Adapun anak muda itu berangkat dengan disertai malaikat itu. Anjingpun ikut serta dengan mereka. Mereka berdua berjalan terus. Ketika menjadi malam pada hari pertama bermalamlah mereka di dekat sungai Tigris.
6:2 Pemuda itu turun untuk membasuh kakinya di sungai Tigris. Tetapi dari dalam airnya melonjaklah seekor ikan besar mau menelan kaki pemuda itu. Maka menjeritlah ia.
6:3 Tetapi kata malaikat itu kepadanya: "Tangkaplah dan peganglah ikan itu!" Ikan itupun lalu digagahi oleh pemuda itu dan dihelanya ke darat.
6:4 Kemudian malaikat itu menyuruh: "Siatlah ikan itu, ambillah kantung empedu, jantung dan hatinya dan simpanlah. Isi perutnya hendaklah kaubuang. Sebab empedu, jantung dan hatinya adalah obat mujarab."
6:5 Maka disiatlah ikan itu oleh pemuda itu dan dipungutnya kantung empedu, jantung dan hati. Ikan itu dipanggangnya, lalu dimakannya dan sebagian diasinkannya.
6:6 Lalu berjalanlah mereka terus bersama sampai di dekat negeri Media.
6:7 Maka bertanyalah pemuda itu kepada malaikat itu: "Saudara Azarya, obat apa ada di dalam jantung dan hati ikan itu dan di dalam empedunya?"
6:8 Sahut malaikat itu: "Jantung dan hati itu boleh diasapkan di depan laki-laki atau perempuan yang kerasukan setan atau roh jahat. Lalu segenap gangguan lenyap dari padanya dan tidak tinggal lagi padanya untuk selama-lamanya.
6:9 Empedu itu hendaknya diurapkan pada orang yang matanya kena bintik-bintik putih, niscaya bintik-bintik itupun hanya tinggal ditiupi saja lalu sembuh pulalah orang itu."
6:10 Mereka memasuki negeri Media dan sudah sampai di dekat kota Ekbatana.
6:11 Lalu berkatalah Rafael kepada pemuda Tobia: "Hai saudara Tobia!" Sahutnya: "Ada apa?" Rafael menyambung pula: "Malam ini kita harus bermalam pada Raguel. Dia itu seorang kerabatmu dan mempunyai seorang anak perempuan yang bernama Sara.

Luk. 17:11-19

17:11 Dalam perjalanan-Nya ke Yerusalem Yesus menyusur perbatasan Samaria dan Galilea.
17:12 Ketika Ia memasuki suatu desa datanglah sepuluh orang kusta menemui Dia. Mereka tinggal berdiri agak jauh
17:13 dan berteriak: "Yesus, Guru, kasihanilah kami!"
17:14 Lalu Ia memandang mereka dan berkata: "Pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam-imam." Dan sementara mereka di tengah jalan mereka menjadi tahir.
17:15 Seorang dari mereka, ketika melihat bahwa ia telah sembuh, kembali sambil memuliakan Allah dengan suara nyaring,
17:16 lalu tersungkur di depan kaki Yesus dan mengucap syukur kepada-Nya. Orang itu adalah seorang Samaria.
17:17 Lalu Yesus berkata: "Bukankah kesepuluh orang tadi semuanya telah menjadi tahir? Di manakah yang sembilan orang itu?
17:18 Tidak adakah di antara mereka yang kembali untuk memuliakan Allah selain dari pada orang asing ini?"
17:19 Lalu Ia berkata kepada orang itu: "Berdirilah dan pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau."


Keselamatan bagi Semua Orang

Saudara terkasih, menarik merenungkan kisah 10 orang kusta yang disembuhkan. Bagaimana sikap kita ketika memperoleh berkat sebagaimana yang kita kehendaki. Apa yang kita lakukan jarang untuk bersyukur, lebih banyak menikmati itu dengan siapa yang kita sukai, bahkan tidak jarang lupa mengucapkan syukur dan ingat siapa yang memberikan.
Bagaimana Tuhan memberikan ilustrasi bahwa orang Samaria yang dalam sejarah pergaulan Yahudi sering tersingkir dan bahkan dianggap kafir itu jauh lebih tahu berterima kasih dan bersyukur. Mereka bersepuluh itu sakit dan tanpa berbuat apa-apa Yesus memberikan pemulihan bagi mereka. Kesembuhan bukan hanya sakit fisik namun termasuk dipulihkan dari status kemanusiaannya. Sembilan orang terus saja dan lupa kepada Pemberinya, sedang yang satu justru datang dan itu orang kafir.
Kita bisa mengerti dan paham bahwa orang yang paling bersyukur adalah orang yang paling banyak mendapatkan anugerah. Namun apakah demikian pengikut Yesus? Tuhan tidak menghendaki hal yang demikian, ungkapan terimakasih dan syukur itu spontan dan merupakan konsekuensi logis yang tidak perlu kita katakan, nyatakan, ungkapkan karena kita mendapatkan  terlebih dahulu. Apa bedanya dengan orang tidak beriman?

Keselamatan berlaku bagi semua orang, Tuhan menyatakan dengan jelas bukan masalah ras, suku, bangsa, namun seluruh umat akan diselamatkan dan telah diselamatkan, sepanjang ia hidup di dalam naungan belas kasih Tuhan. Sekat-sekat manusiawi tidak menghalangi kasih Allah bagi semua orang yang Allah ciptakan. BD.eLeSHa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar