Pw.
S. Martinus dr Tours, Usk (P)
Keb.
6:1-11
Mzm.
82:3-4,6-7
Luk.
17:11-19
Keb.
6:1-11
6:1 Adapun anak muda itu
berangkat dengan disertai malaikat itu. Anjingpun ikut serta dengan mereka.
Mereka berdua berjalan terus. Ketika menjadi malam pada hari pertama
bermalamlah mereka di dekat sungai Tigris.
6:2 Pemuda itu turun untuk
membasuh kakinya di sungai Tigris. Tetapi dari dalam airnya melonjaklah seekor
ikan besar mau menelan kaki pemuda itu. Maka menjeritlah ia.
6:3 Tetapi kata malaikat itu
kepadanya: "Tangkaplah dan peganglah ikan itu!" Ikan itupun lalu
digagahi oleh pemuda itu dan dihelanya ke darat.
6:4 Kemudian malaikat itu
menyuruh: "Siatlah ikan itu, ambillah kantung empedu, jantung dan hatinya
dan simpanlah. Isi perutnya hendaklah kaubuang. Sebab empedu, jantung dan
hatinya adalah obat mujarab."
6:5 Maka disiatlah ikan itu
oleh pemuda itu dan dipungutnya kantung empedu, jantung dan hati. Ikan itu
dipanggangnya, lalu dimakannya dan sebagian diasinkannya.
6:6 Lalu berjalanlah mereka
terus bersama sampai di dekat negeri Media.
6:7 Maka bertanyalah pemuda
itu kepada malaikat itu: "Saudara Azarya, obat apa ada di dalam jantung
dan hati ikan itu dan di dalam empedunya?"
6:8 Sahut malaikat itu:
"Jantung dan hati itu boleh diasapkan di depan laki-laki atau perempuan
yang kerasukan setan atau roh jahat. Lalu segenap gangguan lenyap dari padanya
dan tidak tinggal lagi padanya untuk selama-lamanya.
6:9 Empedu itu hendaknya
diurapkan pada orang yang matanya kena bintik-bintik putih, niscaya
bintik-bintik itupun hanya tinggal ditiupi saja lalu sembuh pulalah orang
itu."
6:10 Mereka memasuki negeri
Media dan sudah sampai di dekat kota Ekbatana.
6:11 Lalu berkatalah Rafael
kepada pemuda Tobia: "Hai saudara Tobia!" Sahutnya: "Ada
apa?" Rafael menyambung pula: "Malam ini kita harus bermalam pada
Raguel. Dia itu seorang kerabatmu dan mempunyai seorang anak perempuan yang
bernama Sara.
Luk.
17:11-19
17:11 Dalam perjalanan-Nya ke
Yerusalem Yesus menyusur perbatasan Samaria dan Galilea.
17:12 Ketika Ia memasuki
suatu desa datanglah sepuluh orang kusta menemui Dia. Mereka tinggal berdiri
agak jauh
17:13 dan berteriak:
"Yesus, Guru, kasihanilah kami!"
17:14 Lalu Ia memandang
mereka dan berkata: "Pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada
imam-imam." Dan sementara mereka di tengah jalan mereka menjadi tahir.
17:15 Seorang dari mereka,
ketika melihat bahwa ia telah sembuh, kembali sambil memuliakan Allah dengan
suara nyaring,
17:16 lalu tersungkur di
depan kaki Yesus dan mengucap syukur kepada-Nya. Orang itu adalah seorang
Samaria.
17:17 Lalu Yesus berkata:
"Bukankah kesepuluh orang tadi semuanya telah menjadi tahir? Di manakah
yang sembilan orang itu?
17:18 Tidak adakah di antara
mereka yang kembali untuk memuliakan Allah selain dari pada orang asing
ini?"
17:19 Lalu Ia berkata kepada
orang itu: "Berdirilah dan pergilah, imanmu telah menyelamatkan
engkau."
Keselamatan
bagi Semua Orang
Saudara terkasih, menarik merenungkan kisah 10
orang kusta yang disembuhkan. Bagaimana sikap kita ketika memperoleh berkat
sebagaimana yang kita kehendaki. Apa yang kita lakukan jarang untuk bersyukur,
lebih banyak menikmati itu dengan siapa yang kita sukai, bahkan tidak jarang
lupa mengucapkan syukur dan ingat siapa yang memberikan.
Bagaimana Tuhan memberikan ilustrasi bahwa orang Samaria
yang dalam sejarah pergaulan Yahudi sering tersingkir dan bahkan dianggap kafir
itu jauh lebih tahu berterima kasih dan bersyukur. Mereka bersepuluh itu sakit
dan tanpa berbuat apa-apa Yesus memberikan pemulihan bagi mereka. Kesembuhan bukan
hanya sakit fisik namun termasuk dipulihkan dari status kemanusiaannya. Sembilan
orang terus saja dan lupa kepada Pemberinya, sedang yang satu justru datang dan
itu orang kafir.
Kita bisa mengerti dan paham bahwa orang yang
paling bersyukur adalah orang yang paling banyak mendapatkan anugerah. Namun apakah
demikian pengikut Yesus? Tuhan tidak menghendaki hal yang demikian, ungkapan
terimakasih dan syukur itu spontan dan merupakan konsekuensi logis yang tidak
perlu kita katakan, nyatakan, ungkapkan karena kita mendapatkan terlebih dahulu. Apa bedanya dengan orang
tidak beriman?
Keselamatan berlaku bagi semua orang, Tuhan
menyatakan dengan jelas bukan masalah ras, suku, bangsa, namun seluruh umat
akan diselamatkan dan telah diselamatkan, sepanjang ia hidup di dalam naungan
belas kasih Tuhan. Sekat-sekat manusiawi tidak menghalangi kasih Allah bagi
semua orang yang Allah ciptakan. BD.eLeSHa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar