Selasa, 10 November 2015

Kerendahan Hati dan Lepas Kepentingan

Pw. Leo Agung, PausPujG. (P)
Keb. 2:23-3:9
Mzm. 34:2-3,16-17,18-19
Luk. 17:7-10


Keb. 2:23-3:9

2:23 Sebab Allah telah menciptakan manusia untuk kebakaan, dan dijadikan-Nya gambar hakekat-Nya sendiri.
2:24 Tetapi karena dengki setan maka maut masuk ke dunia, dan yang menjadi milik setan mencari maut itu.
3:1 Tetapi jiwa orang benar ada di tangan Allah, dan siksaan tiada menimpa mereka.
3:2 Menurut pandangan orang bodoh mereka mati nampaknya, dan pulang mereka dianggap malapetaka,
3:3 dan kepergiannya dari kita dipandang sebagai kehancuran, namun mereka berada dalam ketenteraman.
3:4 Kalaupun mereka disiksa menurut pandangan manusia, namun harapan mereka penuh kebakaan.
3:5 Setelah disiksa sebentar mereka menerima anugerah yang besar, sebab Allah hanya menguji mereka, lalu mendapati mereka layak bagi diri-Nya.
3:6 Laksana emas dalam dapur api diperiksalah mereka oleh-Nya, lalu diterima bagaikan korban bakaran.
3:7 Maka pada waktu pembalasan mereka akan bercahaya, dan laksana bunga api berlari-larian di ladang jerami.
3:8 Mereka akan mengadili para bangsa dan memerintah sekalian rakyat, dan Tuhan berkenan memerintah mereka selama-lamanya.
3:9 Orang yang telah percaya pada Allah akan memahami kebenaran, dan yang setia dalam kasih akan tinggal pada-Nya. Sebab kasih setia dan belas kasihan menjadi bagian orang-orang pilihan-Nya.


Luk. 17:7-10

17:7 "Siapa di antara kamu yang mempunyai seorang hamba yang membajak atau menggembalakan ternak baginya, akan berkata kepada hamba itu, setelah ia pulang dari ladang: Mari segera makan!
17:8 Bukankah sebaliknya ia akan berkata kepada hamba itu: Sediakanlah makananku. Ikatlah pinggangmu dan layanilah aku sampai selesai aku makan dan minum. Dan sesudah itu engkau boleh makan dan minum.
17:9 Adakah ia berterima kasih kepada hamba itu, karena hamba itu telah melakukan apa yang ditugaskan kepadanya?
17:10 Demikian jugalah kamu. Apabila kamu telah melakukan segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu, hendaklah kamu berkata: Kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna; kami hanya melakukan apa yang kami harus lakukan."



Kerendahan Hati dan Lepas Kepentingan

 Saudara terkasih, apa yang Tuhan sampaikan dalam bacaan hari ini sungguh menggugah kita untuk bersikap rendah hati. Ada dua hal yaitu sebagai majikan dan sebagai hamba. Pertama, majikan, bagimana mereka menghargai pekerjanya dengan mengucapkan terimakasih kepada karyawan atau orang upahan yang telah melaksanakan tugasnya dengan baik, ataukah malah meminta mereka masih melayani makan dan minumnya? Tidak heran kalau ada lebih banyak pilihan kedua, yaitu untuk tetap melayani baru kebutuhan mereka ada di urutan belakang. Kejadian ini tidak jarang menimbulkan kekerasan dalam keluarga terutama terhadap asisten rumah tangga dan pekerja domestik ini.
Kedua sikap sebagai orang upahan atau hamba. Kita sebagai hamba sering meminta lebih dan merasa berjasa. Demikian pula kita di dalam hidup spiritual. Relasi dengan Tuhan hitung-hitungan, karena telah melakukan banyak olah kesalehan tentu Tuhan akan mengganjar dengan lebih banyak. Tuhan berbeda dan tidak akan berbanding lurus tersebut, aagr kita tidak berpamrih dan menghitung kebaikan yang kita lakukan.

Saudara terkasih sikap rendah hati akan memampukan kita kebaikan apa yang telah kita lakukan hanyalah tindakan yang sudah seharusnya dan tidak pantas kita menantikan balasan apalagi dari Tuhan. Apa yang Tuhan ajarkan untuk mengubah mentalitas dan pola pikir Yahudi sat itu yang dipertontonkan oleh ahli Taurat dan para Farisi yang sering mencari penghormatan dan menghitung balasan dalam aktivitas mereka.BD.eLeSHa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar