Rabu, 11 Februari 2015

Kesucian Hati

Rabu Biasa (H), Hari Orang Sakit Sedunia
Kej. 2:4b-9, 15-17
Mzm. 104:1-2a, 27-28,29bc
                                                                   Mrk. 7:14-23


Kej. 2:4b-9, 15-17

2:4b Ketika TUHAN Allah menjadikan bumi dan langit, --
2:5 belum ada semak apa pun di bumi, belum timbul tumbuh-tumbuhan apa pun di padang, sebab TUHAN Allah belum menurunkan hujan ke bumi, dan belum ada orang untuk mengusahakan tanah itu;
2:6 tetapi ada kabut naik ke atas dari bumi dan membasahi seluruh permukaan bumi itu --
2:7 ketika itulah TUHAN Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup.
2:8 Selanjutnya TUHAN Allah membuat taman di Eden, di sebelah timur; disitulah ditempatkan-Nya manusia yang dibentuk-Nya itu.
2:9 Lalu TUHAN Allah menumbuhkan berbagai-bagai pohon dari bumi, yang menarik dan yang baik untuk dimakan buahnya; dan pohon kehidupan di tengah-tengah taman itu, serta pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat.
2:15 TUHAN Allah mengambil manusia itu dan menempatkannya dalam taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman itu.
2:16 Lalu TUHAN Allah memberi perintah ini kepada manusia: "Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas,
2:17 tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati.


                                                                        Mrk. 7:14-23

7:14 Lalu Yesus memanggil lagi orang banyak dan berkata kepada mereka: "Kamu semua, dengarlah kepada-Ku dan camkanlah.
7:15 Apa pun dari luar, yang masuk ke dalam seseorang, tidak dapat menajiskannya, tetapi apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya."
7:16 [Barangsiapa bertelinga untuk mendengar hendaklah ia mendengar!]
7:17 Sesudah Ia masuk ke sebuah rumah untuk menyingkir dari orang banyak, murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya tentang arti perumpamaan itu.
7:18 Maka jawab-Nya: "Apakah kamu juga tidak dapat memahaminya? Tidak tahukah kamu bahwa segala sesuatu dari luar yang masuk ke dalam seseorang tidak dapat menajiskannya,
7:19 karena bukan masuk ke dalam hati tetapi ke dalam perutnya, lalu dibuang di jamban?" Dengan demikian Ia menyatakan semua makanan halal.
7:20 Kata-Nya lagi: "Apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya,
7:21 sebab dari dalam, dari hati orang, timbul segala pikiran jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan,
7:22 perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan.
7:23 Semua hal-hal jahat ini timbul dari dalam dan menajiskan orang."


Kesucian Hati

Saudara terkasih, Yesus  hari ini bersabda mengenai kesucian hati yang sering menjadi persoalan berkaitan dengan makanan. Apakah makanan mampu merusakkan kesucian seseorang. Yesus menyatakan dengan jelas bahwa makanan sama sekali tidak berkaitan dengan kesucian terutama hati. Yesus menggunakan kepercayaan sejak masa Perjanjian Lama, terutama dalam Yesaya yang menyatakan bahwa mereka memuji-Ku dengan bibir bukan dengan hati. Ada perbedaan yang jelas antara hati dan bibir. Kesucian berkaitan dengan hati dan kenajisan berkaitan dengan bibir.
Apa yang masuk semuanya baik dan apa yang keluar justru keburukan, lihat saja apa yang disampaikan dalam ayat 21 dan 22 di atas. Orang masih saja berkutat dengan hal-hal yang berkaitan dengan badan dan fisik semata, ini boleh dan itu tidak boleh belum sampai menghayati mengapa ini tidak boleh dan itu boleh.
Bacaan Pertama sebagai kisah fenomenal mengenai Penciptaan juga menjelaskan mengenai pohon yang baik dan yang jahat telah Tuhan Allah sediakan, apa artinya, bahwa Tuhan menghendaki manusia tahu mana kebaikan dan mana kebaikan. Sangat pas dan kontekstual untuk hari-hari ini di mana manusia sering mengaburkna kebaikan sebagai yang jahat karena kepentingan sesaat. Tidak kurang pula yang menggunakan kejahatan yang dibungkus dengan rapinya sebagai kejahatan.
Saudara terkasih, menyandarkan semua kerinduan di dalam Allah akan memampukan kita melihat kebaikan sebagai kebaikan yang sejati. BD.eLeSHa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar