Rabu, 04 Februari 2015

"Dari mana diperoleh-Nya semuanya itu?”


Rabu Biasa (H)
Ibr. 12:4-7,11-15
Mzm. 103:1-2,13-14,17-18a
Mrk.6:1-6


Ibr. 12:4-7,11-15

12:4 Dalam pergumulan kamu melawan dosa kamu belum sampai mencucurkan darah.
12:5 Dan sudah lupakah kamu akan nasihat yang berbicara kepada kamu seperti kepada anak-anak: "Hai anakku, janganlah anggap enteng didikan Tuhan, dan janganlah putus asa apabila engkau diperingatkan-Nya;
12:6 karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak."
12:7 Jika kamu harus menanggung ganjaran; Allah memperlakukan kamu seperti anak. Di manakah terdapat anak yang tidak dihajar oleh ayahnya
12:11 Memang tiap-tiap ganjaran pada waktu ia diberikan tidak mendatangkan sukacita, tetapi dukacita. Tetapi kemudian ia menghasilkan buah kebenaran yang memberikan damai kepada mereka yang dilatih olehnya.
12:12 Sebab itu kuatkanlah tangan yang lemah dan lutut yang goyah;
12:13 dan luruskanlah jalan bagi kakimu, sehingga yang pincang jangan terpelecok, tetapi menjadi sembuh.
12:14 Berusahalah hidup damai dengan semua orang dan kejarlah kekudusan, sebab tanpa kekudusan tidak seorang pun akan melihat Tuhan.
12:15 Jagalah supaya jangan ada seorang pun menjauhkan diri dari kasih karunia Allah, agar jangan tumbuh akar yang pahit yang menimbulkan kerusuhan dan yang mencemarkan banyak orang.


Mrk.6:1-6

6:1 Kemudian Yesus berangkat dari situ dan tiba di tempat asal-Nya, sedang murid-murid-Nya mengikuti Dia.
6:2 Pada hari Sabat Ia mulai mengajar di rumah ibadat dan jemaat yang besar takjub ketika mendengar Dia dan mereka berkata: "Dari mana diperoleh-Nya semuanya itu? Hikmat apa pulakah yang diberikan kepada-Nya? Dan mujizat-mujizat yang demikian bagaimanakah dapat diadakan oleh tangan-Nya?
6:3 Bukankah Ia ini tukang kayu, anak Maria, saudara Yakobus, Yoses, Yudas dan Simon? Dan bukankah saudara-saudara-Nya yang perempuan ada bersama kita?" Lalu mereka kecewa dan menolak Dia.
6:4 Maka Yesus berkata kepada mereka: "Seorang nabi dihormati di mana-mana kecuali di tempat asalnya sendiri, di antara kaum keluarganya dan di rumahnya."
6:5 Ia tidak dapat mengadakan satu mujizat pun di sana, kecuali menyembuhkan beberapa orang sakit dengan meletakkan tangan-Nya atas mereka.
6:6a Ia merasa heran atas ketidakpercayaan mereka.
6:6b Lalu Yesus berjalan keliling dari desa ke desa sambil mengajar.


"Dari mana diperoleh-Nya semuanya itu?”

Saudara terkasih, mudah sekali orang untuk mencibir dan tidak percaya, dari mempercayai kemampuan atau keberhasilan orang lain. Sering orang akan mencari kambing hitam, pembenar, dan seolah-olah logis pemikirannya yang dipenuhi dengan sifat iri. Iri karena tidak mampu berhasil sebagaimana harapannya. Mudah membuat kecemburuan itu sebagai bahan untuk menjatuhkan  pihak yang dirasa sukses itu. Berbagai cara bisa dilakukan, baik oleh rakyat, bahkan umat terhadap gembalanya, dunia perpolitikan, hingga keluarga.
Hari ini Gereja mengajak kita untuk merenungkan Yesus yang merasakan hal yang sama, korban keirian tetangganya, bagaimana mereka merasa bahwa Yesus yang anak Maria, tukang kayu, tidak pernah belajar di bawah bimbingan guru atau rabi terkenal. Mereka lupa ada Tuhan Allah dalam kehidupan Yesus dan manusia ini pada umumnya.
Saudara terkasih, Tuhan Allah kalau hendak hadir tidak memilih siapapun itu, siapapun bagi yang Dia berkenan, semua terjadi. Ketidakpercayaan menghasilkan batasan berkat Allah yang hendak hadir. Di sana, Yesus tidak membuat mukjizat, karena penolakan dari para tetangganya tersebut.

Lebih enak dan mudah iri daripada menerima keberhasilan dan ikut bersuka cita bersama. Iri hati membuat hidup tidak tenteram. BD.eLeSHa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar