Rabu
Biasa (H)
Ibr.
12:4-7,11-15
Mzm.
103:1-2,13-14,17-18a
Mrk.6:1-6
Ibr.
12:4-7,11-15
12:4 Dalam pergumulan kamu
melawan dosa kamu belum sampai mencucurkan darah.
12:5 Dan sudah lupakah kamu
akan nasihat yang berbicara kepada kamu seperti kepada anak-anak: "Hai
anakku, janganlah anggap enteng didikan Tuhan, dan janganlah putus asa apabila
engkau diperingatkan-Nya;
12:6 karena Tuhan menghajar
orang yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai
anak."
12:7 Jika kamu harus
menanggung ganjaran; Allah memperlakukan kamu seperti anak. Di manakah terdapat
anak yang tidak dihajar oleh ayahnya
12:11 Memang tiap-tiap
ganjaran pada waktu ia diberikan tidak mendatangkan sukacita, tetapi dukacita.
Tetapi kemudian ia menghasilkan buah kebenaran yang memberikan damai kepada
mereka yang dilatih olehnya.
12:12 Sebab itu kuatkanlah
tangan yang lemah dan lutut yang goyah;
12:13 dan luruskanlah jalan
bagi kakimu, sehingga yang pincang jangan terpelecok, tetapi menjadi sembuh.
12:14 Berusahalah hidup damai
dengan semua orang dan kejarlah kekudusan, sebab tanpa kekudusan tidak seorang
pun akan melihat Tuhan.
12:15 Jagalah supaya jangan
ada seorang pun menjauhkan diri dari kasih karunia Allah, agar jangan tumbuh
akar yang pahit yang menimbulkan kerusuhan dan yang mencemarkan banyak orang.
Mrk.6:1-6
6:1 Kemudian Yesus berangkat
dari situ dan tiba di tempat asal-Nya, sedang murid-murid-Nya mengikuti Dia.
6:2 Pada hari Sabat Ia mulai
mengajar di rumah ibadat dan jemaat yang besar takjub ketika mendengar Dia dan
mereka berkata: "Dari mana diperoleh-Nya semuanya itu? Hikmat apa pulakah
yang diberikan kepada-Nya? Dan mujizat-mujizat yang demikian bagaimanakah dapat
diadakan oleh tangan-Nya?
6:3 Bukankah Ia ini tukang
kayu, anak Maria, saudara Yakobus, Yoses, Yudas dan Simon? Dan bukankah
saudara-saudara-Nya yang perempuan ada bersama kita?" Lalu mereka kecewa
dan menolak Dia.
6:4 Maka Yesus berkata kepada
mereka: "Seorang nabi dihormati di mana-mana kecuali di tempat asalnya
sendiri, di antara kaum keluarganya dan di rumahnya."
6:5 Ia tidak dapat mengadakan
satu mujizat pun di sana, kecuali menyembuhkan beberapa orang sakit dengan
meletakkan tangan-Nya atas mereka.
6:6a Ia merasa heran atas
ketidakpercayaan mereka.
6:6b Lalu Yesus berjalan
keliling dari desa ke desa sambil mengajar.
"Dari
mana diperoleh-Nya semuanya itu?”
Saudara terkasih, mudah sekali orang untuk mencibir
dan tidak percaya, dari mempercayai kemampuan atau keberhasilan orang lain. Sering
orang akan mencari kambing hitam, pembenar, dan seolah-olah logis pemikirannya
yang dipenuhi dengan sifat iri. Iri karena tidak mampu berhasil sebagaimana
harapannya. Mudah membuat kecemburuan itu sebagai bahan untuk menjatuhkan pihak yang dirasa sukses itu. Berbagai cara
bisa dilakukan, baik oleh rakyat, bahkan umat terhadap gembalanya, dunia
perpolitikan, hingga keluarga.
Hari ini Gereja mengajak kita untuk merenungkan
Yesus yang merasakan hal yang sama, korban keirian tetangganya, bagaimana
mereka merasa bahwa Yesus yang anak Maria, tukang kayu, tidak pernah belajar di
bawah bimbingan guru atau rabi terkenal. Mereka lupa ada Tuhan Allah dalam
kehidupan Yesus dan manusia ini pada umumnya.
Saudara terkasih, Tuhan Allah kalau hendak hadir
tidak memilih siapapun itu, siapapun bagi yang Dia berkenan, semua terjadi. Ketidakpercayaan
menghasilkan batasan berkat Allah yang hendak hadir. Di sana, Yesus tidak
membuat mukjizat, karena penolakan dari para tetangganya tersebut.
Lebih enak dan mudah iri daripada menerima keberhasilan
dan ikut bersuka cita bersama. Iri hati membuat hidup tidak tenteram. BD.eLeSHa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar