HARI
MINGGU PRAPASKAH II (U)
Kej.
15:5-12,17-18
Mzm.
27:1,7-8,9ab,13-14
Fil.
3:17-4:1
Luk.
9:28-36
Kej.
15:5-12,17-18
15:5 Lalu TUHAN membawa Abram
ke luar serta berfirman: "Coba lihat ke langit, hitunglah bintang-bintang,
jika engkau dapat menghitungnya." Maka firman-Nya kepadanya:
"Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu."
15:6 Lalu percayalah Abram
kepada TUHAN, maka TUHAN memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran.
15:7 Lagi firman TUHAN
kepadanya: "Akulah TUHAN, yang membawa engkau keluar dari Ur-Kasdim untuk
memberikan negeri ini kepadamu menjadi milikmu."
15:8 Kata Abram: "Ya
Tuhan ALLAH, dari manakah aku tahu, bahwa aku akan memilikinya?"
15:9 Firman TUHAN kepadanya:
"Ambillah bagi-Ku seekor lembu betina berumur tiga tahun, seekor kambing
betina berumur tiga tahun, seekor domba jantan berumur tiga tahun, seekor
burung tekukur dan seekor anak burung merpati."
15:10 Diambilnyalah semuanya
itu bagi TUHAN, dipotong dua, lalu diletakkannya bagian-bagian itu yang satu di
samping yang lain, tetapi burung-burung itu tidak dipotong dua.
15:11 Ketika burung-burung
buas hinggap pada daging binatang-binatang itu, maka Abram mengusirnya.
15:12 Menjelang matahari
terbenam, tertidurlah Abram dengan nyenyak. Lalu turunlah meliputinya gelap
gulita yang mengerikan
15:17 Ketika matahari telah
terbenam, dan hari menjadi gelap, maka kelihatanlah perapian yang berasap
beserta suluh yang berapi lewat di antara potongan-potongan daging itu.
15:18 Pada hari itulah TUHAN
mengadakan perjanjian dengan Abram serta berfirman: "Kepada keturunanmulah
Kuberikan negeri ini, mulai dari sungai Mesir sampai ke sungai yang besar itu,
sungai Efrat
Fil.
3:17-4:1
3:17 Saudara-saudara,
ikutilah teladanku dan perhatikanlah mereka, yang hidup sama seperti kami yang
menjadi teladanmu.
3:18 Karena, seperti yang
telah kerap kali kukatakan kepadamu, dan yang kunyatakan pula sekarang sambil
menangis, banyak orang yang hidup sebagai seteru salib Kristus.
3:19 Kesudahan mereka ialah
kebinasaan, Tuhan mereka ialah perut mereka, kemuliaan mereka ialah aib mereka,
pikiran mereka semata-mata tertuju kepada perkara duniawi.
3:20 Karena kewargaan kita
adalah di dalam sorga, dan dari situ juga kita menantikan Tuhan Yesus Kristus
sebagai Juruselamat,
3:21 yang akan mengubah tubuh
kita yang hina ini, sehingga serupa dengan tubuh-Nya yang mulia, menurut
kuasa-Nya yang dapat menaklukkan segala sesuatu kepada diri-Nya.
4:1 Karena itu,
saudara-saudara yang kukasihi dan yang kurindukan, sukacitaku dan mahkotaku,
berdirilah juga dengan teguh dalam Tuhan, hai saudara-saudaraku yang kekasih!
Luk.
9:28-36
9:28 Kira-kira delapan hari
sesudah segala pengajaran itu, Yesus membawa Petrus, Yohanes dan Yakobus, lalu
naik ke atas gunung untuk berdoa.
9:29 Ketika Ia sedang berdoa,
rupa wajah-Nya berubah dan pakaian-Nya menjadi putih berkilau-kilauan.
9:30 Dan tampaklah dua orang
berbicara dengan Dia, yaitu Musa dan Elia.
9:31 Keduanya menampakkan
diri dalam kemuliaan dan berbicara tentang tujuan kepergian-Nya yang akan
digenapi-Nya di Yerusalem.
9:32 Sementara itu Petrus dan
teman-temannya telah tertidur dan ketika mereka terbangun mereka melihat Yesus
dalam kemuliaan-Nya: dan kedua orang yang berdiri di dekat-Nya itu.
9:33 Dan ketika kedua orang
itu hendak meninggalkan Yesus, Petrus berkata kepada-Nya: "Guru, betapa
bahagianya kami berada di tempat ini. Baiklah kami dirikan sekarang tiga kemah,
satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia." Tetapi Petrus
tidak tahu apa yang dikatakannya itu.
9:34 Sementara ia berkata
demikian, datanglah awan menaungi mereka. Dan ketika mereka masuk ke dalam awan
itu, takutlah mereka.
9:35 Maka terdengarlah suara
dari dalam awan itu, yang berkata: "Inilah Anak-Ku yang Kupilih,
dengarkanlah Dia."
9:36 Ketika suara itu
terdengar, nampaklah Yesus tinggal seorang diri. Dan murid-murid itu
merahasiakannya, dan pada masa itu mereka tidak menceriterakan kepada siapa pun
apa yang telah mereka lihat itu
Transfigurasi
dan Pemuridan
Saudara terkasih, Gereja pada Minggu Prapaskah II
ini mengajak kita untuk merenungkan sabda Tuhan dan pengalaman para murid
melihat kemuliaan Tuhan. Ada beberapa hal yang patut kita renungkan.
Pertama, bahwa kita akan terus mempertahankan apa
yang menyenangkan kita, memuaskan kita, dan membahagiakan. Pengalaman Petrus
yang mau mendirikan kemah ini adalah upaya untuk tetap mempertahankan keadaan
yang menggembirakan.
Kita pun akan demikian terus, ketika senang,
gembira, dan bahagia, akan sepenuh daya mempertahankan itu. Apapun akan
dilakukan. Mempertahankan keadaan ketika
memang sangat menyukakan.
Kedua, kita akan enggan menerima kenyataan bahwa
hal itu harus berakhir. Petrus sebagai wakil para murid menyatakan itu. Mempertahankan,
ketika harus berakhir enggan merelakan. Sikap merelakan dan kehendak untuk melepaskan
itu penting, di mana kita harus menerima realitas yang kadang tidak sesuai
dengan kepentingan kita.
Ketiga, kesaksian para murid mengenai transfiguasi
itu penting. Bagaimana posisi Yesus yang istimewa itu dinyatakan, usai kepada
Yohanes Pembaptis dalam peristiwa pembaptisan Tuhan. Kini kepada ketiga para
murid.
Keempat, mereka diam karena belum cukup paham akan
apa yang terjadi. Ini menjadi penting karena dalam hari-hari ini, kita sering
melihat, mendengar, atau kadang melakukan hal demikian. di mana banyak bicara padahal masih belum
paham yang terjadi.
Kelima, diamnya para murid ini juga menjadi penting, karena dengan demikian,
Yesus yang mewartakan Diri-Nya dengan lebih baik dan lebih jelas. Bayangkan jika
salah pengajaran, akan jadi apa, jati diri Yesus terungkap dengan tidak
semestinya.
Keenam, kita banyak belajar untuk mendengarkan
dengan sepenuh hati, sehingga tidak kemudian jatuh di dalam perilaku sok tahu. Lagi-lagi
dalam era modern ini sering orang jatuh paa kecepatan membagikan, soal kebenaran
itu belakangan. Padahal tidak demikian idealnya. Pengajaran kisah ini menemukan
pentingnya dalam era kini sekalipun.
Saudara terkasih, siapa Yesus dinyatakan Allah
sendiri, kepada para murid terkasih, ada tahapan, bukan tiba-tiba dan ada persiapan
yang mendalam. Ini pun harus kita pahami dan jalani dalam segala sesuatu, di
mana kita perlu persiapan, ada tahapan, dan ada waktunya untuk mengenal siapa
DIA.
Pengenalan dari Allah sudah, bagaimana sikap kita,
mau tidak lebih mengenal IA dengan lebih baik dan lebih intim lagi. Ini pilihan
bebas kita, kasih karunia sudah diberikan. BD.eLeSHa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar