Senin, 18 Maret 2019

Transfigurasi dan Pemuridan


HARI MINGGU PRAPASKAH II (U)
Kej. 15:5-12,17-18
Mzm. 27:1,7-8,9ab,13-14
Fil. 3:17-4:1
Luk. 9:28-36



Kej. 15:5-12,17-18

15:5 Lalu TUHAN membawa Abram ke luar serta berfirman: "Coba lihat ke langit, hitunglah bintang-bintang, jika engkau dapat menghitungnya." Maka firman-Nya kepadanya: "Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu."
15:6 Lalu percayalah Abram kepada TUHAN, maka TUHAN memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran.
15:7 Lagi firman TUHAN kepadanya: "Akulah TUHAN, yang membawa engkau keluar dari Ur-Kasdim untuk memberikan negeri ini kepadamu menjadi milikmu."
15:8 Kata Abram: "Ya Tuhan ALLAH, dari manakah aku tahu, bahwa aku akan memilikinya?"
15:9 Firman TUHAN kepadanya: "Ambillah bagi-Ku seekor lembu betina berumur tiga tahun, seekor kambing betina berumur tiga tahun, seekor domba jantan berumur tiga tahun, seekor burung tekukur dan seekor anak burung merpati."
15:10 Diambilnyalah semuanya itu bagi TUHAN, dipotong dua, lalu diletakkannya bagian-bagian itu yang satu di samping yang lain, tetapi burung-burung itu tidak dipotong dua.
15:11 Ketika burung-burung buas hinggap pada daging binatang-binatang itu, maka Abram mengusirnya.
15:12 Menjelang matahari terbenam, tertidurlah Abram dengan nyenyak. Lalu turunlah meliputinya gelap gulita yang mengerikan
15:17 Ketika matahari telah terbenam, dan hari menjadi gelap, maka kelihatanlah perapian yang berasap beserta suluh yang berapi lewat di antara potongan-potongan daging itu.
15:18 Pada hari itulah TUHAN mengadakan perjanjian dengan Abram serta berfirman: "Kepada keturunanmulah Kuberikan negeri ini, mulai dari sungai Mesir sampai ke sungai yang besar itu, sungai Efrat


Fil. 3:17-4:1

3:17 Saudara-saudara, ikutilah teladanku dan perhatikanlah mereka, yang hidup sama seperti kami yang menjadi teladanmu.
3:18 Karena, seperti yang telah kerap kali kukatakan kepadamu, dan yang kunyatakan pula sekarang sambil menangis, banyak orang yang hidup sebagai seteru salib Kristus.
3:19 Kesudahan mereka ialah kebinasaan, Tuhan mereka ialah perut mereka, kemuliaan mereka ialah aib mereka, pikiran mereka semata-mata tertuju kepada perkara duniawi.
3:20 Karena kewargaan kita adalah di dalam sorga, dan dari situ juga kita menantikan Tuhan Yesus Kristus sebagai Juruselamat,
3:21 yang akan mengubah tubuh kita yang hina ini, sehingga serupa dengan tubuh-Nya yang mulia, menurut kuasa-Nya yang dapat menaklukkan segala sesuatu kepada diri-Nya.
4:1 Karena itu, saudara-saudara yang kukasihi dan yang kurindukan, sukacitaku dan mahkotaku, berdirilah juga dengan teguh dalam Tuhan, hai saudara-saudaraku yang kekasih!


Luk. 9:28-36

9:28 Kira-kira delapan hari sesudah segala pengajaran itu, Yesus membawa Petrus, Yohanes dan Yakobus, lalu naik ke atas gunung untuk berdoa.
9:29 Ketika Ia sedang berdoa, rupa wajah-Nya berubah dan pakaian-Nya menjadi putih berkilau-kilauan.
9:30 Dan tampaklah dua orang berbicara dengan Dia, yaitu Musa dan Elia.
9:31 Keduanya menampakkan diri dalam kemuliaan dan berbicara tentang tujuan kepergian-Nya yang akan digenapi-Nya di Yerusalem.
9:32 Sementara itu Petrus dan teman-temannya telah tertidur dan ketika mereka terbangun mereka melihat Yesus dalam kemuliaan-Nya: dan kedua orang yang berdiri di dekat-Nya itu.
9:33 Dan ketika kedua orang itu hendak meninggalkan Yesus, Petrus berkata kepada-Nya: "Guru, betapa bahagianya kami berada di tempat ini. Baiklah kami dirikan sekarang tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia." Tetapi Petrus tidak tahu apa yang dikatakannya itu.
9:34 Sementara ia berkata demikian, datanglah awan menaungi mereka. Dan ketika mereka masuk ke dalam awan itu, takutlah mereka.
9:35 Maka terdengarlah suara dari dalam awan itu, yang berkata: "Inilah Anak-Ku yang Kupilih, dengarkanlah Dia."
9:36 Ketika suara itu terdengar, nampaklah Yesus tinggal seorang diri. Dan murid-murid itu merahasiakannya, dan pada masa itu mereka tidak menceriterakan kepada siapa pun apa yang telah mereka lihat itu



Transfigurasi dan Pemuridan

Saudara terkasih, Gereja pada Minggu Prapaskah II ini mengajak kita untuk merenungkan sabda Tuhan dan pengalaman para murid melihat kemuliaan Tuhan. Ada beberapa hal yang patut kita renungkan.
Pertama, bahwa kita akan terus mempertahankan apa yang menyenangkan kita, memuaskan kita, dan membahagiakan. Pengalaman Petrus yang mau mendirikan kemah ini adalah upaya untuk tetap mempertahankan keadaan yang menggembirakan.
Kita pun akan demikian terus, ketika senang, gembira, dan bahagia, akan sepenuh daya mempertahankan itu. Apapun akan dilakukan. Mempertahankan  keadaan ketika memang sangat menyukakan.
Kedua, kita akan enggan menerima kenyataan bahwa hal itu harus berakhir. Petrus sebagai wakil para murid menyatakan itu. Mempertahankan,  ketika harus berakhir enggan merelakan.  Sikap merelakan dan kehendak untuk melepaskan itu penting, di mana kita harus menerima realitas yang kadang tidak sesuai dengan kepentingan kita.
Ketiga, kesaksian para murid mengenai transfiguasi itu penting. Bagaimana posisi Yesus yang istimewa itu dinyatakan, usai kepada Yohanes Pembaptis dalam peristiwa pembaptisan Tuhan. Kini kepada ketiga para murid.
Keempat, mereka diam karena belum cukup paham akan apa yang terjadi. Ini menjadi penting karena dalam hari-hari ini, kita sering melihat, mendengar, atau kadang melakukan hal demikian.  di mana banyak bicara padahal masih belum paham yang terjadi.
Kelima, diamnya para murid ini  juga menjadi penting, karena dengan demikian, Yesus yang mewartakan Diri-Nya dengan lebih baik dan lebih jelas. Bayangkan jika salah pengajaran, akan jadi apa, jati diri Yesus terungkap dengan tidak semestinya.
Keenam, kita banyak belajar untuk mendengarkan dengan sepenuh hati, sehingga tidak kemudian jatuh di dalam perilaku sok tahu. Lagi-lagi dalam era modern ini sering orang jatuh paa kecepatan membagikan, soal kebenaran itu belakangan. Padahal tidak demikian idealnya. Pengajaran kisah ini menemukan pentingnya dalam era kini sekalipun.
Saudara terkasih, siapa Yesus dinyatakan Allah sendiri, kepada para murid terkasih, ada tahapan, bukan tiba-tiba dan ada persiapan yang mendalam. Ini pun harus kita pahami dan jalani dalam segala sesuatu, di mana kita perlu persiapan, ada tahapan, dan ada waktunya untuk mengenal siapa DIA.
Pengenalan dari Allah sudah, bagaimana sikap kita, mau tidak lebih mengenal IA dengan lebih baik dan lebih intim lagi. Ini pilihan bebas kita, kasih karunia sudah diberikan. BD.eLeSHa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar