Kamis, 07 Maret 2019

Koyakkanlah Hatimu, Jangan Bajumu!


Rabu Abu  (U)
Yl. 2:12-18
Mzm. 51:3-4,5-6a,12-13,14,17
2 Kor. 5:20-6:2
Mat. 6:1-6,16-18



Yl. 2:12-18

2:12 "Tetapi sekarang juga," demikianlah firman TUHAN, "berbaliklah kepada-Ku dengan segenap hatimu, dengan berpuasa, dengan menangis dan dengan mengaduh."
2:13 Koyakkanlah hatimu dan jangan pakaianmu, berbaliklah kepada TUHAN, Allahmu, sebab Ia pengasih dan penyayang, panjang sabar dan berlimpah kasih setia, dan Ia menyesal karena hukuman-Nya.
2:14 Siapa tahu, mungkin Ia mau berbalik dan menyesal, dan ditinggalkan-Nya berkat, menjadi korban sajian dan korban curahan bagi TUHAN, Allahmu.
2:15 Tiuplah sangkakala di Sion, adakanlah puasa yang kudus, maklumkanlah perkumpulan raya;
2:16 kumpulkanlah bangsa ini, kuduskanlah jemaah, himpunkanlah orang-orang yang tua, kumpulkanlah anak-anak, bahkan anak-anak yang menyusu; baiklah penganten laki-laki keluar dari kamarnya, dan penganten perempuan dari kamar tidurnya;
2:17 baiklah para imam, pelayan-pelayan TUHAN, menangis di antara balai depan dan mezbah, dan berkata: "Sayangilah, ya TUHAN, umat-Mu, dan janganlah biarkan milik-Mu sendiri menjadi cela, sehingga bangsa-bangsa menyindir kepada mereka. Mengapa orang berkata di antara bangsa: Di mana Allah mereka?"
2:18 TUHAN menjadi cemburu karena tanah-Nya, dan Ia belas kasihan kepada umat-Nya


2 Kor. 5:20-6:2

5:20 Jadi kami ini adalah utusan-utusan Kristus, seakan-akan Allah menasihati kamu dengan perantaraan kami; dalam nama Kristus kami meminta kepadamu: berilah dirimu didamaikan dengan Allah.
5:21 Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah.
6:1 Sebagai teman-teman sekerja, kami menasihatkan kamu, supaya kamu jangan membuat menjadi sia-sia kasih karunia Allah, yang telah kamu terima.
6:2 Sebab Allah berfirman:  "Pada waktu Aku berkenan, Aku akan mendengarkan engkau,  dan pada hari Aku menyelamatkan, Aku akan menolong engkau."  Sesungguhnya, waktu ini adalah waktu perkenanan itu; sesungguhnya, hari ini adalah hari penyelamatan itu.


Mat. 6:1-6,16-18

6:1 "Ingatlah, jangan kamu melakukan kewajiban agamamu di hadapan orang supaya dilihat mereka, karena jika demikian, kamu tidak beroleh upah dari Bapamu yang di sorga.
6:2 Jadi apabila engkau memberi sedekah, janganlah engkau mencanangkan hal itu, seperti yang dilakukan orang munafik di rumah-rumah ibadat dan di lorong-lorong, supaya mereka dipuji orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya.
6:3 Tetapi jika engkau memberi sedekah, janganlah diketahui tangan kirimu apa yang diperbuat tangan kananmu.
6:4 Hendaklah sedekahmu itu diberikan dengan tersembunyi, maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu."
6:5 "Dan apabila kamu berdoa, janganlah berdoa seperti orang munafik. Mereka suka mengucapkan doanya dengan berdiri dalam rumah-rumah ibadat dan pada tikungan-tikungan jalan raya, supaya mereka dilihat orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya.
6:6 Tetapi jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.
6:16 "Dan apabila kamu berpuasa, janganlah muram mukamu seperti orang munafik. Mereka mengubah air mukanya, supaya orang melihat bahwa mereka sedang berpuasa. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya.
6:17 Tetapi apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu,
6:18 supaya jangan dilihat oleh orang bahwa engkau sedang berpuasa, melainkan hanya oleh Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.




Koyakkanlah Hatimu, Jangan Bajumu!

Saudara terkasih Rabu Abu adalah awal di mana kita mengadakan retret agung, merenungkan betapa besar kuasa Allah dan kebaikan-Nya yang tidak ada habis-habisnya. Betapa pengorbanan Tuhan di kayu salib. Jalan sengsara, yang setiap waktu pantas kita renungkan. Itu semua adalah wujud cinta Tuhan dalam hidup kita masing-masing. Personal kasih Tuhan itu.
Pantang dan puasa adalah sarana untuk semakin mengerti, menyadari, dan lebih mengenal siapa Tuhan dan  mau apa dengan hidup kita. Haus dan lapar, kemudian menjauhkan diri dari hal-hal yang disukai, upaya untuk lebih intim dengaan Tuhan. Tuhan yang hadir, Tuhan yang berkenan memperkenalkan diri, dan Tuhan yang menyapa  anak-anak-Nya yang IA kasihi.
Puasa dan pantang bukan sekadar haus, atau lapar, atau  menahan ini dan itu, namun apakah sampai berani berbela rasa pada sesama yang menderita, tersingkir, lemah atau hanya berkutat pada keinginan diri di dalam kebanggaan semata. Ketika bisa berbela rasa pada sesama, dan makin kenal dengan Tuhan, itulah kualitas.
Permenungan selama 40 hari, tentunya bukan hanya sepanjan masa prapaskah saja, teristimewa, memberikan waktu dan kesempatan secara khusus. Hari-hari biasa yang biasa penuh dengan aktivitas duniawi, kini dikurangi dan ada kesempatan untuk Tuhan secara istimewa. Berdoa, beribadat, merenungkan KS, berziarah atau jalan salib, dan itu demi lebih dekat dengan Tuhan, bukan capaian pribadi dengan pernah ke sana atau melakukan ini dan itu. Membawa semua aktivitas di dalam dan bersama Tuhan.
Salah satu bacaan yang paling mengesan, dan selalu ingat dan mengiang adalah, koyakan hatimu, jangan pakaianmu. Di sinilah peran puasa dan pantang itu pada hati, dan bukan yang fisik semata. Bagaimana “mudah dan ringan” hanya tidak ini dan itu, namun bagaimana mengubah hati agar makin berkenan di hadapan Tuhan. Berkenan kepada-Nya itu berkaitan dengan kualitas diri, bukan hanya soal pakaian dan atribut.  Benar bahwa atribut juga perlu namun belum cukup untuk kita, jika tidak membawa perubahan sikap dan hidup kita.
Selama 40 hari ke depan, kita diajak untuk semakin mengenal Tuhan dan karya-Nya. Bagaimana  kasih-Nya demikian besar, mengorbankan diri demi kita. Jalan Salib yang begitu keras, kejam, dan keji harus IA lalui. BD.eLeSHa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar