Kamis, 07 Maret 2019

Puasa


Jumat ses Rabu Abu (U)
Yes. 58:1-9
Mzm. 51:3-4,5-6a,18-19
Mat. 9:14-15




Yes. 58:1-9

58:1 Serukanlah kuat-kuat, janganlah tahan-tahan! Nyaringkanlah suaramu bagaikan sangkakala, beritahukanlah kepada umat-Ku pelanggaran mereka dan kepada kaum keturunan Yakub dosa mereka!
58:2 Memang setiap hari mereka mencari Aku dan suka untuk mengenal segala jalan-Ku. Seperti bangsa yang melakukan yang benar dan yang tidak meninggalkan hukum Allahnya mereka menanyakan Aku tentang hukum-hukum yang benar, mereka suka mendekat menghadap Allah, tanyanya:
58:3 "Mengapa kami berpuasa dan Engkau tidak memperhatikannya juga? Mengapa kami merendahkan diri dan Engkau tidak mengindahkannya juga?" Sesungguhnya, pada hari puasamu engkau masih tetap mengurus urusanmu, dan kamu mendesak-desak semua buruhmu.
58:4 Sesungguhnya, kamu berpuasa sambil berbantah dan berkelahi serta memukul dengan tinju dengan tidak semena-mena. Dengan caramu berpuasa seperti sekarang ini suaramu tidak akan didengar di tempat tinggi.
58:5 Sungguh-sungguh inikah berpuasa yang Kukehendaki, dan mengadakan hari merendahkan diri, jika engkau menundukkan kepala seperti gelagah dan membentangkan kain karung dan abu sebagai lapik tidur? Sungguh-sungguh itukah yang kausebutkan berpuasa, mengadakan hari yang berkenan pada TUHAN?
58:6 Bukan! Berpuasa yang Kukehendaki, ialah supaya engkau membuka belenggu-belenggu kelaliman, dan melepaskan tali-tali kuk, supaya engkau memerdekakan orang yang teraniaya dan mematahkan setiap kuk,
58:7 supaya engkau memecah-mecah rotimu bagi orang yang lapar dan membawa ke rumahmu orang miskin yang tak punya rumah, dan apabila engkau melihat orang telanjang, supaya engkau memberi dia pakaian dan tidak menyembunyikan diri terhadap saudaramu sendiri!
58:8 Pada waktu itulah terangmu akan merekah seperti fajar dan lukamu akan pulih dengan segera; kebenaran menjadi barisan depanmu dan kemuliaan TUHAN barisan belakangmu.
58:9 Pada waktu itulah engkau akan memanggil dan TUHAN akan menjawab, engkau akan berteriak minta tolong dan Ia akan berkata: Ini Aku! Apabila engkau tidak lagi mengenakan kuk kepada sesamamu dan tidak lagi menunjuk-nunjuk orang dengan jari dan memfitnah,


Mat. 9:14-15

9:14 Kemudian datanglah murid-murid Yohanes kepada Yesus dan berkata: "Mengapa kami dan orang Farisi berpuasa, tetapi murid-murid-Mu tidak?"
9:15 Jawab Yesus kepada mereka: "Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berdukacita selama mempelai itu bersama mereka? Tetapi waktunya akan datang mempelai itu diambil dari mereka dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa




Puasa

Saudara  terkasih, hari ini kita bersama Bunda Gereja kita merenungkan firman-Nya mengenai berpuasa. Puasa bagi konteks saat itu, karena diperbandingkan dengan murid Yohanes, adalah kesalehan sosial. Mereka berpuasa demi penghayatan dan tuntutan Taurat Musa. Memperlihatkan keprihatinan dan kondisi yang tidak menyenangkan, keadaan atau kondisi menahan diri, dan bukan keadaan suka cita.
Dalam konteks atau dunia Perjanjian Lama, Puasa juga diartikan sebagai hukuman dari Allah, sedang banyak mengalami celaka,  adanya derita, adanya kesusahan, adanya bahaya yang mengancam, dan itu dibarengi dengan doa. Selain doa juga dengan adanya pengakuan dosa,  berkabung, atau pun merendahkan diri.
Perbandingan dengan pesta perkawinan, adanya keadaan suka cita, bergembira bersama, dan bersenang-senang, berbeda dengan berpuasa. Maka gambaran para murid yang hidup bersama Yesus sebagai mempelai, membuat mereka tidak sepatutnya untuk berpuasa.  Keadaan yang dipertanyakan murid Yohanes  berbeda dengan apa yang dimaksudkan Yesus. Keadaan itu semua tidak ada.
Kondisi berdosa jelas tidak ada karena hidup bersama dengan Sang Penebus. Kondisi kesusahan juga tidak ada, karena keberadaan Yesus yang membuat suka cita, bahkan suka cita abadi telah terwujud. Bahaya mengancam macam apa, ketika Penyelamat itu ada di tengah-tengah mereka. Bahaya juga tidak ada yang melingkupi mereka karena memang semua teratasi karena Yesus. Lihat bagaimana para murid yang panik karena angin ribut pun diredakan dengan kedatangan Yesus. Tidak ada yang membuat kondisi buruk selama ada Yesus.
Saudara terkasih, namun ketika Yesus kembali kepada Bapa-Nya di surga, para murid termasuk kita hari ini harus berpuasa. Berpuasa karena keadaan tidak sebaik, seideal, dan sebagus ketika Yesus berada di antara kita secara fisik. Kecemasan sangat mudah terjadi. Ketika kita jauh daripada-Nya, jangan heran dan kaget kita mudah dalam kondisi berdosa.  Puasa akan membantu kita mengatasi kecemasan kita, karena dengan itu kita mengarah kepada Tuhan. Puasa yang membantu kita lebih akrab dan berpasrah total kepada Tuhan Allah sebagai Penyelenggara Ilahi. Puasa idealnya membawa kita ke sana. BD.eLeSHa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar