Jumat, 29 Maret 2019

Hukum yang Utama



Jumat Pekan III Prapaskah (U)
Hos. 14:2-10
Mzm. 81:6a-8a, 8bc-9,10-11ab, 14,17
Mrk. 12:28-34




Hos. 14:2-10

14:2 Bertobatlah, hai Israel, kepada TUHAN, Allahmu, sebab engkau telah tergelincir karena kesalahanmu.
14:3 Bawalah sertamu kata-kata penyesalan, dan bertobatlah kepada TUHAN! katakanlah kepada-Nya: "Ampunilah segala kesalahan, sehingga kami mendapat yang baik, maka kami akan mempersembahkan pengakuan kami.
14:4 Asyur tidak dapat menyelamatkan kami; kami tidak mau mengendarai kuda, dan kami tidak akan berkata lagi: Ya, Allah kami! kepada buatan tangan kami. Karena Engkau menyayangi anak yatim."
14:5 Aku akan memulihkan mereka dari penyelewengan, Aku akan mengasihi mereka dengan sukarela, sebab murka-Ku telah surut dari pada mereka.
14:6 Aku akan seperti embun bagi Israel, maka ia akan berbunga seperti bunga bakung dan akan menjulurkan akar-akarnya seperti pohon hawar.
14:7 Ranting-rantingnya akan merambak, semaraknya akan seperti pohon zaitun dan berbau harum seperti yang di Libanon.
14:8 Mereka akan kembali dan diam dalam naungan-Ku dan tumbuh seperti gandum; mereka akan berkembang seperti pohon anggur, yang termasyhur seperti anggur Libanon.
14:9 Efraim, apakah lagi sangkut paut-Ku dengan berhala-berhala? Akulah yang menjawab dan memperhatikan engkau! Aku ini seperti pohon sanobar yang menghijau, dari pada-Ku engkau mendapat buah.
14:10 Siapa yang bijaksana, biarlah ia memahami semuanya ini; siapa yang paham, biarlah ia mengetahuinya; sebab jalan-jalan TUHAN adalah lurus, dan orang benar menempuhnya, tetapi pemberontak tergelincir di situ.


Mrk. 12:28-34

12:28 Lalu seorang ahli Taurat, yang mendengar Yesus dan orang-orang Saduki bersoal jawab dan tahu, bahwa Yesus memberi jawab yang tepat kepada orang-orang itu, datang kepada-Nya dan bertanya: "Hukum manakah yang paling utama?"
12:29 Jawab Yesus: "Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa.
12:30 Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu.
12:31 Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum ini."
12:32 Lalu kata ahli Taurat itu kepada Yesus: "Tepat sekali, Guru, benar kata-Mu itu, bahwa Dia esa, dan bahwa tidak ada yang lain kecuali Dia.
12:33 Memang mengasihi Dia dengan segenap hati dan dengan segenap pengertian dan dengan segenap kekuatan, dan juga mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri adalah jauh lebih utama dari pada semua korban bakaran dan korban sembelihan."
12:34 Yesus melihat, bagaimana bijaksananya jawab orang itu, dan Ia berkata kepadanya: "Engkau tidak jauh dari Kerajaan Allah!" Dan seorang pun tidak berani lagi menanyakan sesuatu kepada Yesus




Hukum  yang Utama

Saudara terkasih, Bunda Gereja hari ini mengajak kita merenungkan mengenai Hukum  yang Utama. Perntayaan dari ahli Taurat mengenai hukum yang utama. Padahal mereka jelas gtahu bahwa hukum Taurat mengajarkan mengasihi Tuhan Allah dan sesama. Ada di dalam Perjanjian Lama, jelas mereka paham akan hal tersebut.
Hukum yag pertama adalah mengasihi Tuhan Allah dengan sepenuhnya. Perintah yang banyak mendapatkan data dan fakta demi sahihnya hukum ini. Tidak bisa disangkal lagi bahwa hal ini jelas pantas dan penting.
Hukum yang kedua adalah mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri. Fokus adalah sesama seperti diri sendiri. Ini jelas perjuangan berat. Mengasihi diri sendiri itu pasti gampang dan mudah, namun ketika harus juga mengasihi sesama seperti diri sendiri?
Saudara terkasih, hukum yang utama, simbolisasi dari salib, dan adanya yang vertikal dan horisontal secara adil dan berimbang. Benar bahwa menomorsatukan Tuhan dengan kasih dan pelayanan utama bagi Tuhan.  Apapun prioritasnya adalah Tuhan. Dahulukanlah terlebih untuk Tuhan dulu, baru kepentingan sendiri.
Mengapa demikian? Apakah karena takut dosa, neraka, atau murka Tuhan? Jelas bukan, namun karena kita juga menjadi prioritas Tuhan terlebih dahulu. Tuhan tidak pernah melupakan kita. Bayangkan saja jantung ngadat sekian detik saja sudah kacau, bagaimana jika Tuhan lupa sejam saja. Konsekuensi logis, bukan kewajiban, bukan pula karena jerih dan takut.
Mengasihi sesama agar kita bisa peduli. Memberikan perhatian pada keadaan sesama. Mengukur orang lain sebagaimana diri sendiri, tentu akan membuat kita peduli pada kondisi sesama kita. Ini jelas bentuk kasih pada Tuhan Allah itu.
Perwujudan kasih dan cinta pada Allah jelas nyata ketika mengasihi pula sesama dan lingkungan. Mengasihi sesama jelas perwujudan kasih pada Allah yang ada di dunia. Jangan mengatakan mengasihi Allah namun perilakunya jauh dari fakta itu. Apa ada mengasihi Allah, namun dari sisi yang lain mencaci maki, membunuh pun boleh, karena perbedaan afiliasi politik, menekan, memfitnah, dan melakukan kejahatan dengan sangat kasar.
Di sinilah peran kita sebagai murid-murid Allah untuk membawa yang berbeda. Mengasihi tanpa pandang bulu menjadi sebuah perjuangan kita. BD.eLeSHa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar