Selasa, 05 Maret 2019

Konsekuensi Ikut Tuhan


Selasa Pekan Biasa VIII (H)
Sir. 35:1-12
Mzm. 50:5-6,7-8,14,23
Mrk. 10:28-31





Sir. 35:1-12

35:1 Barangsiapa memenuhi hukum Taurat mempersembahkan banyak korban, dan orang yang memperhatikan segala perintah menyampaikan korban keselamatan.
35:2 Orang yang membalas kebaikan mempersembahkan korban sajian dan yang memberikan derma menyampaikan korban syukur.
35:3 Yang direlai oleh Tuhan ialah menjauhi kejahatan, dan menolak kelaliman merupakan korban penghapus dosa.
35:4 Jangan tampil di hadirat Tuhan dengan tangan yang kosong, sebab semuanya wajib menurut perintah.
35:5 Persembahan orang jujur melemaki mezbah, dan harumnya sampai ke hadapan Yang Mahatinggi.
35:6 Tuhan berkenan kepada korban orang benar, dan ingatannya tidak akan dilupakan.
35:7 Muliakanlah Tuhan dengan kemurahan, dan buah bungaran di tanganmu janganlah kausedikitkan.
35:8 Sertakanlah muka yang riang dengan segala pemberianmu, dan bagian sepersepuluh hendaklah kaukuduskan dengan suka hati.
35:9 Berikanlah kepada Yang Mahatinggi berpadanan dengan apa yang Ia berikan kepadamu, dengan murah hati dan sesuai dengan hasil tanganmu.
35:10 Sebab Dia itu Tuhan pembalas, dan engkau akan dibalas-Nya dengan tujuh lipat.
35:11 Jangan mencoba menyuap Tuhan, sebab tidak diterima-Nya, dan janganlah percaya pada korban kelaliman!
35:12 Sebab Tuhan adalah Hakim, yang tidak memihak.


Mrk. 10:28-31

10:28 Berkatalah Petrus kepada Yesus: "Kami ini telah meninggalkan segala sesuatu dan mengikut Engkau!"
10:29 Jawab Yesus: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya setiap orang yang karena Aku dan karena Injil meninggalkan rumahnya, saudaranya laki-laki atau saudaranya perempuan, ibunya atau bapanya, anak-anaknya atau ladangnya,
10:30 orang itu sekarang pada masa ini juga akan menerima kembali seratus kali lipat: rumah, saudara laki-laki, saudara perempuan, ibu, anak dan ladang, sekalipun disertai berbagai penganiayaan, dan pada zaman yang akan datang ia akan menerima hidup yang kekal.
10:31 Tetapi banyak orang yang terdahulu akan menjadi yang terakhir dan yang terakhir akan menjadi yang terdahulu."



Konsekuensi Ikut Tuhan

Saudara terkasih, hari ini kita diajak untuk merenungkan sabda Tuhan mengenai konsekuensi atas pilihan-Nya. Pilihan agar kita ikut dengan-Nya. Kemarin pemuda kaya yang bertanya bagainama mendapatkan hidup kekal, kini pernyataan yang sama diajukan murid Yesus, yang diwakili oleh Petrus. Ada nada khawatir, cemas, dan galau juga para murid. Jadi jika jerih, khawatir di dalam  karya kita, itu pun boleh dan sangat bisa.
Jawaban Yesus tentu sangat melegakan, menyenangkan, dan membahagiakan, karena kita boleh mendapatkan kelimpahan dari pada yang kita tinggalkan. Lipatan kali lipat yang bisa kita peroleh dan dapatkan. Meninggalkan, bisa dalam arti harafiah, kita berpindah untuk menjadi misionaris misalnya, atau memasuki biara, namun apakah hanya hidup cara itu saja yang boleh menjadi penghuni surga? Tidak. Ada pula hidup berkeluarga  atau cara hidup yang lain memungkikan hidup kekal. Meninggalkan bisa pula diartikan sebagai tanpa melepaskan dari segala kelekatan diri.
Lepas bebas dari rumah, keluarga, pasangan, anak-anak, bagaimana yang hidup berkelurga? Meninggalkan bukan dalam arti tidak lantas lepas tanggung jawab. Namun hidup di dalam menomorsatukan Tuhan dengan Injil dan kehendak-Nya sebagai yang utama.
Melepaskan sekat-sekat dengan kepemilikan, menilai semua adalah saudara, anak-anak, dan memperlakukan mereka sebagai anak dan saudara sendiri. Di mana-mana memiliki keluarga dan anak, tentu bukan dalam arti kemudian semua adalah istrinya lho.
Ikut dan mengikuti jalan Tuhan bukan pertama-tama berbicara mengenai upah dan apa yang akan diperoleh. Mengikikuti-Nya berarti ikut di dalam jalan kasih-Nya. Melakukan apapun karena kehendak Tuhan terlebih dahulu, baru apa yang kita ingini. Menomorsatukan Tuhan di atas segalanya.
Saudara terkasih, jika kita gamang, khawatir, cemas, dan takut di dalam menjalankan perutusan kita, di tengah dunia yang sering tidak mudah, kita layak kembali mendengarkan atau membaca bacaan hari ini. Petrus sebagai wakil para rasul pun mengalami pengalaman ini. Mereka mempertanyakan bagaimana keberadaan mereka dengan segala apa yang sudah ditinggalkan itu.
Janji Tuhan bukan semata masa depan, hidup di alam keabadian saja, namun kini pun sudah mulai mengalaminya. Kini dan saat ini sudah dialami, jika mau menjadikan Tuhan Allah sebagai andalan. BD.eLeSHa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar