HARI
MINGGU PEKAN BIASA VIII (H)
Sir.
17:4-7
Mzm.
92:2-3,13-14,15-16
1
Kor. 15:54-58
Luk.
6:39-45
Sir.
17:4-7
17:4 Di dalam segala makhluk
yang hidup Tuhan menaruh ketakutan kepada manusia, agar manusia merajai
binatang dan unggas.
17:6 Lidah, mata dan telinga
dibentuk-Nya, dan manusia diberi-Nya hati untuk berpikir.
17:7 Tuhan memenuhi manusia
dengan pengetahuan yang arif, dan menunjukkan kepadanya apa yang baik dan apa
yang jahat.
1
Kor. 15:54-58
15:54 Dan sesudah yang dapat
binasa ini mengenakan yang tidak dapat binasa dan yang dapat mati ini
mengenakan yang tidak dapat mati, maka akan genaplah firman Tuhan yang
tertulis: "Maut telah ditelan dalam kemenangan.
15:55 Hai maut di manakah
kemenanganmu? Hai maut, di manakah sengatmu?"
15:56 Sengat maut ialah dosa
dan kuasa dosa ialah hukum Taurat.
15:57 Tetapi syukur kepada
Allah, yang telah memberikan kepada kita kemenangan oleh Yesus Kristus, Tuhan
kita.
15:58 Karena itu,
saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah
selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan
Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia.
Luk.
6:39-45
6:39 Yesus mengatakan pula
suatu perumpamaan kepada mereka: "Dapatkah orang buta menuntun orang buta?
Bukankah keduanya akan jatuh ke dalam lobang?
6:40 Seorang murid tidak
lebih dari pada gurunya, tetapi barangsiapa yang telah tamat pelajarannya akan
sama dengan gurunya.
6:41 Mengapakah engkau
melihat selumbar di dalam mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu
sendiri tidak engkau ketahui?
6:42 Bagaimanakah engkau
dapat berkata kepada saudaramu: Saudara, biarlah aku mengeluarkan selumbar yang
ada di dalam matamu, padahal balok yang di dalam matamu tidak engkau lihat? Hai
orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat
dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu."
6:43 "Karena tidak ada
pohon yang baik yang menghasilkan buah yang tidak baik, dan juga tidak ada
pohon yang tidak baik yang menghasilkan buah yang baik.
6:44 Sebab setiap pohon
dikenal pada buahnya. Karena dari semak duri orang tidak memetik buah ara dan
dari duri-duri tidak memetik buah anggur.
6:45 Orang yang baik
mengeluarkan barang yang baik dari perbendaharaan hatinya yang baik dan orang
yang jahat mengeluarkan barang yang jahat dari perbendaharaannya yang jahat.
Karena yang diucapkan mulutnya, meluap dari hatinya."
Karena
yang Diucapkan Mulutnya, Meluap dari Hatinya.
Saudara terkasih, hari ini kita Bunda Gereja
mengajak kita merenungkan firman Tuhan mengenai pohon dikenali dari buahnya. Apa
yang dilakukan dan dikatakan itu keluar dari hatinya. Konkret apa yang sedang
kita alami sebagai anak bangsa ini. Bagaimana berita bohong dan fitnah yang seolah itu hal
biasa. Padahal pada sisi lain, demikian maraknya apa-apa dikaitkan dengan agama.
Perilaku munafik yang mirisnya dijalani oleh para pemuka agama juga. Seolah pemuka itu
orang buta yang menuntun orang buta. Bagaimana pemimpinnya juga penuh dengan
kebencian yang ditularkan pada anak buah, hal yang seolah adalah perilaku
normal dan baik-baik saja. Iya baik
karena memang sama salahnya. Miris ketika ada yang mencoba memberikan
informasi yang lebih tepat, menasihati, dan menegur, malah marah dan menuduh
pihak lain sebagai iri, dengki, dan tidak suka akan kemajuan pihak lain. Hal
yang demikian marak dan sangat masif dalam komunitas media sosial. Sebenarnya yang
mengerikan jika dibiarkan terus menerus.
Hal yang demikian menjadi gejala umum saat ini.
Saudara terkasih, selain itu, kita juga diajak
untuk tidak mudah menghakimi, namun memilih untuk lebih banyak instrospeksi. Orang
yang menghakimi akan menuding pihak lain sebagai salah, buruk, dan selalu
menimbulkan masalah. jika mengambil sikap untuk mengoreksi diri, instrospeksi,
kita akan mengendepanpankan pemeriksaan batin. Dengan melakukan refleksi dan nguda rasa, kita tahu kelemahan kita,
mengerti bahwa kita penuh dengan kerapuhan yang perlu kita benahi. Kesalahan orang
lain menjadi bahan untuk memperbaiki diri dulu, dan kemudian mengajak orang
lain berubah. Mau mengerti bahwa orang
lain juga bisa salah, karena diri sendiri juga paham memiliki kesalahan dan
kelemahan pula.
Saudara terkasih, sebagai anak-anak Allah, kita
diajak untuk menghasilkan buah yang baik. Buah baik karena berasal dari kasih
dan cinta Ilahi yang ada di dalam diri kita. Mendesak adalah, bagaimana kita
memiliki kebaikan dan hati yang penuh kasih?
Sepanjang kita menjalin relasi
dengan Tuhan dengan tekun dan rendah hati. Mau memohon kekuatan dari Tuhan
untuk terus di dalam naungan belas kasih-Nya. Kasih-Nya yang kita salurkan
kembali. BD.eLeSHa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar