Minggu, 03 Maret 2019

Karena yang Diucapkan Mulutnya, Meluap dari Hatinya.


HARI MINGGU PEKAN BIASA VIII (H)
Sir. 17:4-7
Mzm. 92:2-3,13-14,15-16
1 Kor. 15:54-58
Luk. 6:39-45



Sir. 17:4-7

17:4 Di dalam segala makhluk yang hidup Tuhan menaruh ketakutan kepada manusia, agar manusia merajai binatang dan unggas.
17:6 Lidah, mata dan telinga dibentuk-Nya, dan manusia diberi-Nya hati untuk berpikir.
17:7 Tuhan memenuhi manusia dengan pengetahuan yang arif, dan menunjukkan kepadanya apa yang baik dan apa yang jahat.

1 Kor. 15:54-58

15:54 Dan sesudah yang dapat binasa ini mengenakan yang tidak dapat binasa dan yang dapat mati ini mengenakan yang tidak dapat mati, maka akan genaplah firman Tuhan yang tertulis: "Maut telah ditelan dalam kemenangan.
15:55 Hai maut di manakah kemenanganmu? Hai maut, di manakah sengatmu?"
15:56 Sengat maut ialah dosa dan kuasa dosa ialah hukum Taurat.
15:57 Tetapi syukur kepada Allah, yang telah memberikan kepada kita kemenangan oleh Yesus Kristus, Tuhan kita.
15:58 Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia.


Luk. 6:39-45

6:39 Yesus mengatakan pula suatu perumpamaan kepada mereka: "Dapatkah orang buta menuntun orang buta? Bukankah keduanya akan jatuh ke dalam lobang?
6:40 Seorang murid tidak lebih dari pada gurunya, tetapi barangsiapa yang telah tamat pelajarannya akan sama dengan gurunya.
6:41 Mengapakah engkau melihat selumbar di dalam mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu sendiri tidak engkau ketahui?
6:42 Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu: Saudara, biarlah aku mengeluarkan selumbar yang ada di dalam matamu, padahal balok yang di dalam matamu tidak engkau lihat? Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu."
6:43 "Karena tidak ada pohon yang baik yang menghasilkan buah yang tidak baik, dan juga tidak ada pohon yang tidak baik yang menghasilkan buah yang baik.
6:44 Sebab setiap pohon dikenal pada buahnya. Karena dari semak duri orang tidak memetik buah ara dan dari duri-duri tidak memetik buah anggur.
6:45 Orang yang baik mengeluarkan barang yang baik dari perbendaharaan hatinya yang baik dan orang yang jahat mengeluarkan barang yang jahat dari perbendaharaannya yang jahat. Karena yang diucapkan mulutnya, meluap dari hatinya."



Karena yang Diucapkan Mulutnya, Meluap dari Hatinya.

Saudara terkasih, hari ini kita Bunda Gereja mengajak kita merenungkan firman Tuhan mengenai pohon dikenali dari buahnya. Apa yang dilakukan dan dikatakan itu keluar dari hatinya. Konkret apa yang sedang kita alami sebagai anak bangsa ini. Bagaimana  berita bohong dan fitnah yang seolah itu hal biasa. Padahal pada sisi lain, demikian maraknya apa-apa dikaitkan dengan agama.
Perilaku munafik yang mirisnya dijalani oleh  para pemuka agama juga. Seolah pemuka itu orang buta yang menuntun orang buta. Bagaimana pemimpinnya juga penuh dengan kebencian yang ditularkan pada anak buah, hal yang seolah adalah perilaku normal dan baik-baik saja. Iya baik  karena memang sama salahnya. Miris ketika ada yang mencoba memberikan informasi yang lebih tepat, menasihati, dan menegur, malah marah dan menuduh pihak lain sebagai iri, dengki, dan tidak suka akan kemajuan pihak lain. Hal yang demikian marak dan sangat masif dalam komunitas media sosial. Sebenarnya yang mengerikan jika dibiarkan terus menerus.  Hal yang demikian menjadi gejala umum saat ini.
Saudara terkasih, selain itu, kita juga diajak untuk tidak mudah menghakimi, namun memilih untuk lebih banyak instrospeksi. Orang yang menghakimi akan menuding pihak lain sebagai salah, buruk, dan selalu menimbulkan masalah. jika mengambil sikap untuk mengoreksi diri, instrospeksi, kita akan mengendepanpankan pemeriksaan batin. Dengan melakukan refleksi dan nguda rasa, kita tahu kelemahan kita, mengerti bahwa kita penuh dengan kerapuhan yang perlu kita benahi. Kesalahan orang lain menjadi bahan untuk memperbaiki diri dulu, dan kemudian mengajak orang lain berubah.  Mau mengerti bahwa orang lain juga bisa salah, karena diri sendiri juga paham memiliki kesalahan dan kelemahan pula.
Saudara terkasih, sebagai anak-anak Allah, kita diajak untuk menghasilkan buah yang baik. Buah baik karena berasal dari kasih dan cinta Ilahi yang ada di dalam diri kita. Mendesak adalah, bagaimana kita memiliki kebaikan dan hati yang penuh kasih?  Sepanjang kita  menjalin relasi dengan Tuhan dengan tekun dan rendah hati. Mau memohon kekuatan dari Tuhan untuk terus di dalam naungan belas kasih-Nya. Kasih-Nya yang kita salurkan kembali. BD.eLeSHa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar