Kamis, 28 Maret 2019

Taat Hukum dan Berbuah di Dalamnya


Rabu Pekan III Prapaskah (U)
Ul. 4:1,5-9
Mzm. 147:12-13,15-16,19-20
Mat. 5:17-19



Ul. 4:1,5-9

4:1 "Maka sekarang, hai orang Israel, dengarlah ketetapan dan peraturan yang kuajarkan kepadamu untuk dilakukan, supaya kamu hidup dan memasuki serta menduduki negeri yang diberikan kepadamu oleh TUHAN, Allah nenek moyangmu.
4:5 Ingatlah, aku telah mengajarkan ketetapan dan peraturan kepadamu, seperti yang diperintahkan kepadaku oleh TUHAN, Allahku, supaya kamu melakukan yang demikian di dalam negeri, yang akan kamu masuki untuk mendudukinya.
4:6 Lakukanlah itu dengan setia, sebab itulah yang akan menjadi kebijaksanaanmu dan akal budimu di mata bangsa-bangsa yang pada waktu mendengar segala ketetapan ini akan berkata: Memang bangsa yang besar ini adalah umat yang bijaksana dan berakal budi.
4:7 Sebab bangsa besar manakah yang mempunyai allah yang demikian dekat kepadanya seperti TUHAN, Allah kita, setiap kali kita memanggil kepada-Nya?
4:8 Dan bangsa besar manakah yang mempunyai ketetapan dan peraturan demikian adil seperti seluruh hukum ini, yang kubentangkan kepadamu pada hari ini?
4:9 Tetapi waspadalah dan berhati-hatilah, supaya jangan engkau melupakan hal-hal yang dilihat oleh matamu sendiri itu, dan supaya jangan semuanya itu hilang dari ingatanmu seumur hidupmu. Beritahukanlah kepada anak-anakmu dan kepada cucu cicitmu semuanya itu,


Mat. 5:17-19

5:17 "Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya.
5:18 Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titik pun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi.
5:19 Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Sorga; tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah-perintah hukum Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Sorga



Taat Hukum dan Berbuah di Dalamnya

Saudara terkasih, hari ini kita bersama Bunda Gereja merenungkan firman-Nya yang berbicara mengenai Hukum Taurat. Pertanyaan biasanya berkisar mengenai peran Yesus dan Hukum Taurat. Yesus dengan gamblang menerangkan bahwa IA tidak akan meniadakan hukum Taurat itu. Hukum Taurat itu perlu disempurnakan, bukan untuk dibuang.
Dalam bacaan hari ini jelas pernyataan Yesus, bahkan satu titik pun tidak boleh dilupakan dan dibuang dari sana. Jelas sikap Yesus dan keberadaan hukum Taurat itu apa dan bagaimana. Jangan coba-coba mempertentangkan dan juga meniadakan.
Hukum Taurat masih banyak  celah, lobang, dan keadaan yang digunakan untuk memanipulasi kenyataan. Di sanalah yang Yesus persoalkan. Sikap, perilaku, dan buah atas sebuah tuntutan hukum. Apalagi sering dalam hidup sehari-hari para pelaku hukum Taurat masih berpusat pada ketaatan, namun abai akan buahnya.
Prosedural, berhenti pada pelaksanaan kaku, ketat, meskipun itu merugikan pihak lain tidak menjadi pertimbangan. Hal ini sering terjadi dalam hidup harian kita sebagai anak bangsa hari-hari ini. Jelas-jelas salah secara kasat mata, di dalam hidup bersama, namun karena bisa membayar pengacara yang memutarbalikan fakta, lolos dari jerat hukum. Hal  yang jamak terjadi dan mudah ditemukan faktanya.
Dalam hal yang senada, semua rumah ibadah di Indonesia mana sih yang sepi, namun kepedulian pada lalu lintas saja minimal, nol besar. Pelanggaran kecil  memang, atau tertib hidup bersama, itu jelas buah dari hidup taat hukum sejatinya. Idealnya ketika orang religius, akan taat azas hidup bersama.
Belum lagi jika berbicara mengenai korupsi, aneh dan lucu orang beragama, taat agama, namun maling bangga. Mengapa demikian? karena hukum sebatas prosedural. Berbicara agama semata ritual dan hafalan. Akhirnya ya hanya penghafal semata.
Pelaksanaan, aplikasi, dan tindaknyata dari sebuah hukum masih jauh dari harapan. Ibadah rajin. Misa rutin, namun kasih yang nyata masih jauh dari harapan. Menghujat demi kepuasan batin seolah hal lumrah.  Hal yang sangat biasa kita lakukan, dengan ringan begitu saja.
Saudara terkasih, murid Yesus membawa kebaruan. Ada kesatuan kata dan perbuatan sehingga kita makin menyerupai Yesus. BD.eLeSHa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar