HARI
MINGGU PRAPASKAH IV (U)
Yos.
5:91,10-12
Mzm.
34:2-3,4-5,6-7
2 Kor.
5:17-21
Luk.
15:1-3,11-32
Yos.
5:91,10-12
5:9 Dan berfirmanlah TUHAN kepada Yosua: "Hari ini telah
Kuhapuskan cela Mesir itu dari padamu.
5:10 Sementara berkemah di Gilgal, orang Israel itu merayakan
Paskah pada hari yang keempat belas bulan itu, pada waktu petang, di dataran
Yerikho.
5:11 Lalu pada hari sesudah Paskah mereka makan hasil negeri itu,
yakni roti yang tidak beragi dan bertih gandum, pada hari itu juga.
5:12 Lalu berhentilah manna itu, pada keesokan harinya setelah
mereka makan hasil negeri itu. Jadi orang Israel tidak beroleh manna lagi,
tetapi dalam tahun itu mereka makan yang dihasilkan tanah Kanaan.
2 Kor.
5:17-21
5:17 Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru:
yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.
5:18 Dan semuanya ini dari Allah, yang dengan perantaraan Kristus
telah mendamaikan kita dengan diri-Nya dan yang telah mempercayakan pelayanan
pendamaian itu kepada kami.
5:19 Sebab Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya oleh Kristus
dengan tidak memperhitungkan pelanggaran mereka. Ia telah mempercayakan berita
pendamaian itu kepada kami.
5:20 Jadi kami ini adalah utusan-utusan Kristus, seakan-akan Allah
menasihati kamu dengan perantaraan kami; dalam nama Kristus kami meminta
kepadamu: berilah dirimu didamaikan dengan Allah.
5:21 Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa
karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah.
Luk.
15:1-3,11-32
15:1 Para pemungut cukai dan orang-orang berdosa biasanya datang
kepada Yesus untuk mendengarkan Dia.
15:2 Maka bersungut-sungutlah orang-orang Farisi dan ahli-ahli
Taurat, katanya: "Ia menerima orang-orang berdosa dan makan bersama-sama
dengan mereka."
15:3 Lalu Ia mengatakan perumpamaan ini kepada mereka:
15:11 Yesus berkata lagi: "Ada seorang mempunyai dua anak
laki-laki.
15:12 Kata yang bungsu kepada ayahnya: Bapa, berikanlah kepadaku
bagian harta milik kita yang menjadi hakku. Lalu ayahnya membagi-bagikan harta kekayaan
itu di antara mereka.
15:13 Beberapa hari kemudian anak bungsu itu menjual seluruh
bagiannya itu lalu pergi ke negeri yang jauh. Di sana ia memboroskan harta
miliknya itu dengan hidup berfoya-foya.
15:14 Setelah dihabiskannya semuanya, timbullah bencana kelaparan
di dalam negeri itu dan ia pun mulai melarat.
15:15 Lalu ia pergi dan bekerja pada seorang majikan di negeri
itu. Orang itu menyuruhnya ke ladang untuk menjaga babinya.
15:16 Lalu ia ingin mengisi perutnya dengan ampas yang menjadi
makanan babi itu, tetapi tidak seorang pun yang memberikannya kepadanya.
15:17 Lalu ia menyadari keadaannya, katanya: Betapa banyaknya
orang upahan bapaku yang berlimpah-limpah makanannya, tetapi aku di sini mati
kelaparan.
15:18 Aku akan bangkit dan pergi kepada bapaku dan berkata
kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa,
15:19 aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa; jadikanlah aku
sebagai salah seorang upahan bapa.
15:20 Maka bangkitlah ia dan pergi kepada bapanya. Ketika ia masih
jauh, ayahnya telah melihatnya, lalu tergeraklah hatinya oleh belas kasihan.
Ayahnya itu berlari mendapatkan dia lalu merangkul dan mencium dia.
15:21 Kata anak itu kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap
sorga dan terhadap bapa, aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa.
15:22 Tetapi ayah itu berkata kepada hamba-hambanya: Lekaslah bawa
ke mari jubah yang terbaik, pakaikanlah itu kepadanya dan kenakanlah cincin
pada jarinya dan sepatu pada kakinya.
15:23 Dan ambillah anak lembu tambun itu, sembelihlah dia dan
marilah kita makan dan bersukacita.
15:24 Sebab anakku ini telah mati dan menjadi hidup kembali, ia
telah hilang dan didapat kembali. Maka mulailah mereka bersukaria.
15:25 Tetapi anaknya yang sulung berada di ladang dan ketika ia
pulang dan dekat ke rumah, ia mendengar bunyi seruling dan nyanyian
tari-tarian.
15:26 Lalu ia memanggil salah seorang hamba dan bertanya kepadanya
apa arti semuanya itu.
15:27 Jawab hamba itu: Adikmu telah kembali dan ayahmu telah
menyembelih anak lembu tambun, karena ia mendapatnya kembali dengan sehat.
15:28 Maka marahlah anak sulung itu dan ia tidak mau masuk. Lalu
ayahnya keluar dan berbicara dengan dia.
15:29 Tetapi ia menjawab ayahnya, katanya: Telah bertahun-tahun
aku melayani bapa dan belum pernah aku melanggar perintah bapa, tetapi kepadaku
belum pernah bapa memberikan seekor anak kambing untuk bersukacita dengan
sahabat-sahabatku.
15:30 Tetapi baru saja datang anak bapa yang telah memboroskan
harta kekayaan bapa bersama-sama dengan pelacur-pelacur, maka bapa menyembelih
anak lembu tambun itu untuk dia.
15:31 Kata ayahnya kepadanya: Anakku, engkau selalu bersama-sama
dengan aku, dan segala kepunyaanku adalah kepunyaanmu.
15:32 Kita patut bersukacita dan bergembira karena adikmu telah
mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali."
Bapa
Baik Hati dan Anak yang Hilang
Saudara terkasih, hari ini Bunda Gereja mengajak
kita merenungkan mengenai Bapa Yang Baik Hati dan anak yang hilang. Ada dua
narasi besar yang hendak dinyatakan dengan ketiga tokoh sentral dan utama ini.
Bapa yang berbelas kasih, gambaran Allah Bapa, anak bungsu si pendosa yang
bertobat, dan anak sulung yang merasa saleh, suci, dan taat.
Bapa yang baik sebagai simbolisasi Allah Yang
Mahabaik, di mana IA selalu menerima kembalinya anak-anak yang tersesat. Gambaran dalam Injil, membuka tangan
lebar-lebar untuk memeluk, menerima, dan merangkul kembali si anak hilang.
Gambaran baik hati karena sama sekali tidak lagi
mengingat-ingat dan menuntut apa yang sudah dilakukan si anak. Pengampunan yang
hakiki dengan tidak mengungkit yang lalu. Penerimaan utuh dan sepenuhnya.
Perilaku si bungsu, beberapa hal patut menjadi
pertimbangan dan bahan permenungan, di mana kita bisa jadikan bahan untuk
memperbaiki kita. Pertama, kajatuhan
dalam dosa dan kesalahan karena ketamakan dan kerakusan. Orang tua masih hidup
namun sudah mengincar hartanya. Kedua, dosa
kemalasan, di mana malas untuk hidup lebih baik dan malah bersenang-senang dan
mengedepankan sikap hedonis.
Ketiga,
hal yang baru dan berbeda ketika ia sadar dan memlih berbalik arah. Di mana
balik arah adalah kembali kepada sumber hidup.
Pertobatan bukan semata permohonan maaf, namun ada perubahan sikap. Keempat, keberanian untuk kembali. Kembali
itu perlu keberanian dan tekat.
Perilaku si sulung, ada sebagian dari kita ikut
pola ini. Merasa iri, paling taat, lurus, dan benar. Iri hati atas kebaikan
hati si Bapa, dan juga merasa paling baik. Perasaan tidak memiliki dosa,
kesalahan, dan selalu benar bisa menyesatkan. Selain itu tidak ada sikap syukur
atas kebaikan Bapa yang telah diterima. Hatinya tertutup sehingga abai akan
kebaikan Bapa.
Saudara terkasih, kita di dalam hidup ini, sering
jatuh pada kehendak sendiri yang tidak berdasar belas kasih Allah. kebebasan
manusiawi yang merupakan berkat kasih karunia sering kita jalani sebagai sebuah
keputusan yang salah. Mau enaknya sendiri, suka pesta pora, dan malah
meninggalkan kehendak dan berkat Allah.
Keberanian berbalik arah menuju kepada kebaikan itu
menjadi penting. Bertobat itu berani berbalik arah dan menuju kepada Sumber
hidup. Allah akan selalu menerima dengan tangan terbuka. Perlu kerendahan hati
dan sikap berani berubah. BD.eLeSHa.