SABTU SUCI-MALAM PASKAH (P)
Kej 1:1-2:2
Mzm.
104:1-2a,5-6,10,12,13-14,24,35c
Kej. 22:1-18
Mzm. 16:5,8,9-10,11
Kel. 14:15-15:1
Kel.
15:1-2,3-4,5-6,17-18
Yes.
54:5-14
Mzm.
30:2,4,5-6,11,12a,13b
Yes.
55:1-11
Yes.
22:2-3,4bcd,5-6
Bar.
3:9-15,32-4:4
Mzm. 19:8,9,10,11
Yeh.
36:16-17a, 18-28
Mzm.
42:3,5bcd
Rm.
6:3-11
Mzm.
118:1-2,16ab-17,22-23
Mrk.
16:1-8
Kebangkitan
Yesus
Kisah kebangkitan paling singkat dari keempat
Injil. Dari sini ada informasi dan perintah. Informasi mengenai Yesus telah
bangkit. Ini menjadi hal penting karena tidak ada saksi mata kebangkitan Yesus.
Mengenai perintah, ada dua. Pertama untuk melihat
di mana mereka meletakkan jenazah Yesus. Bisa diandaikan bahwa mereka ikut
serta di dalam prosesi pemakaman itu. Di sana ternyata jenazah Yesus tidak ada.
Berbagai penafsiran bisa terjadi dengan adanya kubur kosong. Kubur kosong bukan
bukti kalau Yesus itu bangkit. Markus memang tidak menyatakan adanya
kemungkinan isu yang berkembang sebagaimana dalam Matius. Orang Yahudi terutama
para pemukanya tentu tidak ingin kalau kebangkitan itu benar adanya, dengan
pemikiran dengan menyuri jenazah Yesus. Mereka menempatkan penjaga untuk
antisipasi jika jenazah Yesus dicuri dan dinyatakan sebagai kebangkitan.
Perintah kedua
untuk mewartakan khabar kebangkitan ini untuk semua murid. Khabar mengenai
Yesus yang bangkit dan mendahului ke Galilea. Hal yang pernah dinyatakan
sebelum hari itu. Nubuat untuk para murid yang tergoncang imannya dan akan
menemui mereka di Galilea.
Kegentaran para perempuan ini memberikan gambaran
mengenai karya Allah yang besar bagi mereka. Ingat bagaimana Petrus pun
demikian ketika mereka bersama Yesus di puncak gunung. Petrus sampai tidak tahu
harus mengatakan apa waktu itu.
Saudara terkasih, berbicara mengenai kebangkitan
adalah khas Kristiani. Kelahiran Yesus semua menyatakan yang sama. Lahir dengan
berbagai tindak luar biasa atas kasih Allah. pun karya Yesus dengan
berbagai-bagai perbuatan besar. Namun mengapa kebangkitan tidak ada yang mau
mengakuinya? Mengenai panggilan Allah turut serta di sana. Bagaimana orang yang
tidak dipanggil Allah bisa memahami rencana dan perbuatan besar Allah. Panggilan yang tidak bisa dipahami oleh orang
yang buta, degil, dan tuli. Tentu buta dan tuli hati mereka.
Konsekuensi atas panggilan adalah salib, dan di
sanalah banyak yang tidak suka. Coba jika kebangkitan itu tidak perlu salib,
akan banyak yang berbondong-bondong mengikutinya. Di sinilah yang membedakan. Konsekuensi
memanggul salib yang tidak disukai. BD.eLeSHa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar