MINGGU
PRAPASKAH III (U)
Kel.
20:1-17
Mzm.
19:8,9,10,11
1 Kor.
1:22-25
Yoh.
2:13-25
Kel.
20:1-17
20:1 Lalu Allah
mengucapkan segala firman ini:
20:2 "Akulah
TUHAN, Allahmu, yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari tempat
perbudakan.
20:3 Jangan ada
padamu allah lain di hadapan-Ku.
20:4 Jangan
membuat bagimu patung yang menyerupai apa pun yang ada di langit di atas, atau
yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam air di bawah bumi.
20:5 Jangan sujud
menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab Aku, TUHAN, Allahmu, adalah
Allah yang cemburu, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya, kepada
keturunan yang ketiga dan keempat dari orang-orang yang membenci Aku,
20:6 tetapi Aku
menunjukkan kasih setia kepada beribu-ribu orang, yaitu mereka yang mengasihi
Aku dan yang berpegang pada perintah-perintah-Ku.
20:7 Jangan
menyebut nama TUHAN, Allahmu, dengan sembarangan, sebab TUHAN akan memandang
bersalah orang yang menyebut nama-Nya dengan sembarangan.
20:8 Ingatlah dan
kuduskanlah hari Sabat:
20:9 enam hari
lamanya engkau akan bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu,
20:10 tetapi hari
ketujuh adalah hari Sabat TUHAN, Allahmu; maka jangan melakukan sesuatu
pekerjaan, engkau atau anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan, atau hambamu
laki-laki, atau hambamu perempuan, atau hewanmu atau orang asing yang di tempat
kediamanmu.
20:11 Sebab enam
hari lamanya TUHAN menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya, dan Ia
berhenti pada hari ketujuh; itulah sebabnya TUHAN memberkati hari Sabat dan
menguduskannya.
20:12 Hormatilah
ayahmu dan ibumu, supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu,
kepadamu.
20:13 Jangan
membunuh.
20:14 Jangan
berzinah.
20:15 Jangan
mencuri.
20:16 Jangan
mengucapkan saksi dusta tentang sesamamu.
20:17 Jangan
mengingini rumah sesamamu; jangan mengingini isterinya, atau hambanya
laki-laki, atau hambanya perempuan, atau lembunya atau keledainya, atau apa pun
yang dipunyai sesamamu."
1 Kor.
1:22-25
1:22 Orang-orang
Yahudi menghendaki tanda dan orang-orang Yunani mencari hikmat,
1:23 tetapi kami
memberitakan Kristus yang disalibkan: untuk orang-orang Yahudi suatu batu
sandungan dan untuk orang-orang bukan Yahudi suatu kebodohan,
1:24 tetapi untuk
mereka yang dipanggil, baik orang Yahudi, maupun orang bukan Yahudi, Kristus
adalah kekuatan Allah dan hikmat Allah.
1:25 Sebab yang
bodoh dari Allah lebih besar hikmatnya dari pada manusia dan yang lemah dari
Allah lebih kuat dari pada manusia.
Yoh.
2:13-25
2:13 Ketika hari
raya Paskah orang Yahudi sudah dekat, Yesus berangkat ke Yerusalem.
2:14 Dalam Bait
Suci didapati-Nya pedagang-pedagang lembu, kambing domba dan merpati, dan
penukar-penukar uang duduk di situ.
2:15 Ia membuat
cambuk dari tali lalu mengusir mereka semua dari Bait Suci dengan semua kambing
domba dan lembu mereka; uang penukar-penukar dihamburkan-Nya ke tanah dan
meja-meja mereka dibalikkan-Nya.
2:16 Kepada
pedagang-pedagang merpati Ia berkata: "Ambil semuanya ini dari sini,
jangan kamu membuat rumah Bapa-Ku menjadi tempat berjualan."
2:17 Maka
teringatlah murid-murid-Nya, bahwa ada tertulis: "Cinta untuk rumah-Mu
menghanguskan Aku."
2:18 Orang-orang
Yahudi menantang Yesus, katanya: "Tanda apakah dapat Engkau tunjukkan
kepada kami, bahwa Engkau berhak bertindak demikian?"
2:19 Jawab Yesus
kepada mereka: "Rombak Bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan
mendirikannya kembali."
2:20 Lalu kata
orang Yahudi kepada-Nya: "Empat puluh enam tahun orang mendirikan Bait
Allah ini dan Engkau dapat membangunnya dalam tiga hari?"
2:21 Tetapi yang
dimaksudkan-Nya dengan Bait Allah ialah tubuh-Nya sendiri.
2:22 Kemudian,
sesudah Ia bangkit dari antara orang mati, barulah teringat oleh
murid-murid-Nya bahwa hal itu telah dikatakan-Nya, dan mereka pun percayalah
akan Kitab Suci dan akan perkataan yang telah diucapkan Yesus.
2:23 Dan
sementara Ia di Yerusalem selama hari raya Paskah, banyak orang percaya dalam
nama-Nya, karena mereka telah melihat tanda-tanda yang diadakan-Nya.
2:24 Tetapi Yesus
sendiri tidak mempercayakan diri-Nya kepada mereka, karena Ia mengenal mereka
semua,
2:25 dan karena
tidak perlu seorang pun memberi kesaksian kepada-Nya tentang manusia, sebab Ia
tahu apa yang ada di dalam hati manusia.
Kemarahan demi Allah atau Kemarahan karena Salah?
Saudara terkasih, menarik apa yang kita renungkan
dalam Minggu Prapaskah III ini, Yesus
marah karena Bait Allah menjadi pasar. Ada
dua hal yang menarik untuk kita renungkan, pertama mengenai kemarahan, mosok
Yesus ngamuk, apa pantes? Kedua mengenai Bait Allah mejadi pasar.
Kemarahan Yesus, Yesus marah karena Bait Allah
dijadikan pasar. Berkaitan dengan poin kedua nanti, namun kemarahan ini.
bagaimana kemarahan yang memang mendasar dan beralasan. Bagaimana tidak, Bait
Allah malah menjadi tempat jual beli, apakah bisa berkonsentrasi para peziarah
yang jauh-jauh ke Yerusalem, sedangkan hewan ternak apa bisa juga silentium? Itu, diam karena sedang
berdoa, pun mana ada jual beli yang senyap dan tanpa ada tawar menawar. Beda dengan
kemarahan kita yang cenderung membela
perilaku salah kita. Membela diri, menyembunyi kesalahan, dan sejenisnya. Artinya
jelas sangat berbeda dalam alasan dan juga nanti perilakunya, masih terukur
kalau Yesus.
Kedua, mengenai pasar, namanya jual beli tentu
mencari keuntungan. Di sinilah konflik kepentingan terjadi, selain tentu
menjadikan tempat itu kumuh dan kotor. Secara fisik kotor dan tidak patut. Secara
relasional dengan orang lain, mengambil keuntungan dengan sangat tidak pantas. Melihat
rekam jejak perilaku mereka, meskipun tidak dikatakan, namun bisa diambil
simpulan demikian. keuntungan itu sah sebagai sebuah usaha, namun tentu juga
perlu melihat siapa konsumennya, untuk apa itu semua juga. Ibadah harus
berkaitan dengan jual beli lagi, tentu hal yang tidak semstinya.
Kemarahan demi dan karena kasih-Nya pada Allah. Memuliakan
Allah dengan membela hak orang lain. Pun hak Allah dengan Bait Allah yang harus
bersih tentunya. Keberanian melawan kebiasaan dan banyaknya orang tentu sangat
bertolak belakang dengan kebiasaan. Ini yang membedakan Yesus dan yang lainnya.
Tidak takut dengan keberadaan orang banyak yang memilki kepentingan, karena
membela kebenaran dengan risiko keroyokan yang merasa dirugikan. Kita sebagai
bangsa sedang menghadapi hal demikian, apakah mengikuti arus salah yang besar? Atau
berani melawannya? Tentu dalam arti untuk meluruskan yang tidak benar. BD.eLeSHa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar