HARI MINGGU PEKAN BIASA IV (H)
Ul. 18:25-20
Mzm. 95:1-2,6-7,8-9
1 Kor. 7:32-35
Mrk. 1:21-28
Ul. 18:25-20
18:15
Seorang nabi dari tengah-tengahmu, dari antara saudara-saudaramu, sama seperti
aku, akan dibangkitkan bagimu oleh TUHAN, Allahmu; dialah yang harus kamu
dengarkan.
18:16
Tepat seperti yang kamu minta dahulu kepada TUHAN, Allahmu, di gunung Horeb,
pada hari perkumpulan, dengan berkata: Tidak mau aku mendengar lagi suara
TUHAN, Allahku, dan api yang besar ini tidak mau aku melihatnya lagi, supaya
jangan aku mati.
18:17
Lalu berkatalah TUHAN kepadaku: Apa yang dikatakan mereka itu baik;
18:18
seorang nabi akan Kubangkitkan bagi mereka dari antara saudara mereka, seperti
engkau ini; Aku akan menaruh firman-Ku dalam mulutnya, dan ia akan mengatakan
kepada mereka segala yang Kuperintahkan kepadanya.
18:19
Orang yang tidak mendengarkan segala firman-Ku yang akan diucapkan nabi itu
demi nama-Ku, dari padanya akan Kutuntut pertanggungjawaban.
18:20
Tetapi seorang nabi, yang terlalu berani untuk mengucapkan demi nama-Ku
perkataan yang tidak Kuperintahkan untuk dikatakan olehnya, atau yang berkata
demi nama allah lain, nabi itu harus mati.
1 Kor. 7:32-35
7:32 Aku ingin,
supaya kamu hidup tanpa kekuatiran. Orang yang tidak beristeri memusatkan
perhatiannya pada perkara Tuhan, bagaimana Tuhan berkenan kepadanya.
7:33 Orang yang
beristeri memusatkan perhatiannya pada perkara duniawi, bagaimana ia dapat
menyenangkan isterinya,
7:34 dan dengan
demikian perhatiannya terbagi-bagi. Perempuan yang tidak bersuami dan anak-anak
gadis memusatkan perhatian mereka pada perkara Tuhan, supaya tubuh dan jiwa
mereka kudus. Tetapi perempuan yang bersuami memusatkan perhatiannya pada
perkara duniawi, bagaimana ia dapat menyenangkan suaminya.
7:35 Semuanya ini
kukatakan untuk kepentingan kamu sendiri, bukan untuk menghalang-halangi kamu dalam
kebebasan kamu, tetapi sebaliknya supaya kamu melakukan apa yang benar dan
baik, dan melayani Tuhan tanpa gangguan.
Mrk. 1:21-28
1:21
Mereka tiba di Kapernaum. Setelah hari Sabat mulai, Yesus segera masuk ke dalam
rumah ibadat dan mengajar.
1:22
Mereka takjub mendengar pengajaran-Nya, sebab Ia mengajar mereka sebagai orang
yang berkuasa, tidak seperti ahli-ahli Taurat.
1:23
Pada waktu itu di dalam rumah ibadat itu ada seorang yang kerasukan roh jahat.
Orang itu berteriak:
1:24
"Apa urusan-Mu dengan kami, hai Yesus orang Nazaret? Engkau datang hendak
membinasakan kami? Aku tahu siapa Engkau: Yang Kudus dari Allah."
1:25
Tetapi Yesus menghardiknya, kata-Nya: "Diam, keluarlah dari padanya!"
1:26
Roh jahat itu menggoncang-goncang orang itu, dan sambil menjerit dengan suara
nyaring ia keluar dari padanya.
1:27
Mereka semua takjub, sehingga mereka memperbincangkannya, katanya: "Apa
ini? Suatu ajaran baru. Ia berkata-kata dengan kuasa. Roh-roh jahat pun
diperintah-Nya dan mereka taat kepada-Nya."
1:28
Lalu tersebarlah dengan cepat kabar tentang Dia ke segala penjuru di seluruh
Galilea.
Tuhan itu Nomor Satu
Saudara terkasih, hari ini, kita di
dalam bacaan-bacaan diharapkan untuk menempatkan Tuhan sebagai yang nomor satu.
Penomorsatuan Tuhan bukan karena Tuhan itu gila nama atau kuasa, namun adalah
sudah kewajiban kita, konsekuensi logis atas kasih karunia-Nya yang demikian
besar. Bagaimana kita renungkan saja dalam kehidupan ini, yang paling kecil
saja, mengedipkan mata, siapa yang menggerakkanya? Apakah kita menyadari hal
itu? Kuasa-Nya luar biasa bukan?
Paulus mengatakan bahwa Tuhan adalah
segalanya. Memikirkan Tuhan dalam segala hidupnya, bukan dinomorsekiankan
karena anak, suami-istri, atau apapun yang membuat Tuhan tersingkir. Adanya anak
dan pasangan, memang bisa membuat Tuhan terkalahkan, namun bukan berarti bahwa
memiliki pasangan dan anak menjadi lebih buruk, tidak demikian. Bagaiamana
menempatkan Tuhan sebagai prioritas utama.
Apa yang kita renungkan dalam bacaan
Injil. Bagaimana Tuhan menghendaki iblis
untuk diam, karena pengenalannya akan Jati Diri Yesus bisa membuat semua
berantakan. Pengenalan yang bisa membuat orang kaget dan mencari Yesus dengan
bekal yang belum mencukupi. Pengenalan instan ala setan yang bisa berbahaya
bagi perutusan Yesus selanjutnya.
Tuhan menjadi prioritas berarti apapun
yang dilakukan di dalam Tuhan dan demi Tuhan. Mengerjakan kegiatan sehari-hari
demi memuliakan Tuhan dan sesama. Tidak membedakan yang duniawi dan yang
surgawi demi kepuasan sendiri, namun di dalam kesadaran bahwa Tuhan hadir di
dalam seluruh dinamikan hidup ini. Mengalahkan nafsu dan keinginan yang
menjauhkan diri dari Tuhan dan rencana-Nya. Pekerjaan dan aktivitas sehari-hari
terarah bagi kebaikan bersama dan demi memuliakan Tuhan. Tuhan dapat dimuliakan
dalam pekerjaan duniawi sekalipun, asal itu membawa penghormatan akan sesama
dan Tuhan dan menebarkan cinta kasih Ilahi. BD.eLeSHa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar