Jumat, 26 Januari 2018

Biji Sesawi, Kebaikan atau Kejahatan?

Pw. Timotius dan Titus, Usk. (P)
2 Sam. 11:1-2,4a,5-10a, 13-17
Mzm. 51:1,3-4,5-6a,6bc-7,10-11
Mrk. 4:26-34



2 Sam. 11:1-2,4a,5-10a, 13-17

11:1 Pada pergantian tahun, pada waktu raja-raja biasanya maju berperang, maka Daud menyuruh Yoab maju beserta orang-orangnya dan seluruh orang Israel. Mereka memusnahkan bani Amon dan mengepung kota Raba, sedang Daud sendiri tinggal di Yerusalem.
11:2 Sekali peristiwa pada waktu petang, ketika Daud bangun dari tempat pembaringannya, lalu berjalan-jalan di atas sotoh istana, tampak kepadanya dari atas sotoh itu seorang perempuan sedang mandi; perempuan itu sangat elok rupanya.
11:4a Sesudah itu Daud menyuruh orang mengambil dia
11:5 Lalu mengandunglah perempuan itu dan disuruhnya orang memberitahukan kepada Daud, demikian: "Aku mengandung."
11:6 Lalu Daud menyuruh orang kepada Yoab mengatakan: "Suruhlah Uria, orang Het itu, datang kepadaku." Maka Yoab menyuruh Uria menghadap Daud.
11:7 Ketika Uria masuk menghadap dia, bertanyalah Daud tentang keadaan Yoab dan tentara dan keadaan perang.
11:8 Kemudian berkatalah Daud kepada Uria: "Pergilah ke rumahmu dan basuhlah kakimu." Ketika Uria keluar dari istana, maka orang menyusul dia dengan membawa hadiah raja.
11:9 Tetapi Uria membaringkan diri di depan pintu istana bersama-sama hamba tuannya dan tidak pergi ke rumahnya.
11:10a Diberitahukan kepada Daud, demikian: "Uria tidak pergi ke rumahnya."
11:13 Daud memanggil dia untuk makan dan minum dengan dia, dan Daud membuatnya mabuk. Pada waktu malam keluarlah Uria untuk berbaring tidur di tempat tidurnya, bersama-sama hamba-hamba tuannya. Ia tidak pergi ke rumahnya.
11:14 Paginya Daud menulis surat kepada Yoab dan mengirimkannya dengan perantaraan Uria.
11:15 Ditulisnya dalam surat itu, demikian: "Tempatkanlah Uria di barisan depan dalam pertempuran yang paling hebat, kemudian kamu mengundurkan diri dari padanya, supaya ia terbunuh mati."
11:16 Pada waktu Yoab mengepung kota Raba, ia menyuruh Uria pergi ke tempat yang diketahuinya ada lawan yang gagah perkasa.
11:17 Ketika orang-orang kota itu keluar menyerang dan berperang melawan Yoab, maka gugurlah beberapa orang dari tentara, dari anak buah Daud; juga Uria, orang Het itu, mati.


Mrk. 4:26-34

4:26 Lalu kata Yesus: "Beginilah hal Kerajaan Allah itu: seumpama orang yang menaburkan benih di tanah,
4:27 lalu pada malam hari ia tidur dan pada siang hari ia bangun, dan benih itu mengeluarkan tunas dan tunas itu makin tinggi, bagaimana terjadinya tidak diketahui orang itu.
4:28 Bumi dengan sendirinya mengeluarkan buah, mula-mula tangkainya, lalu bulirnya, kemudian butir-butir yang penuh isinya dalam bulir itu.
4:29 Apabila buah itu sudah cukup masak, orang itu segera menyabit, sebab musim menuai sudah tiba."
4:30 Kata-Nya lagi: "Dengan apa hendak kita membandingkan Kerajaan Allah itu, atau dengan perumpamaan manakah hendaknya kita menggambarkannya?
4:31 Hal Kerajaan itu seumpama biji sesawi yang ditaburkan di tanah. Memang biji itu yang paling kecil dari pada segala jenis benih yang ada di bumi.
4:32 Tetapi apabila ia ditaburkan, ia tumbuh dan menjadi lebih besar dari pada segala sayuran yang lain dan mengeluarkan cabang-cabang yang besar, sehingga burung-burung di udara dapat bersarang dalam naungannya."
4:33 Dalam banyak perumpamaan yang semacam itu Ia memberitakan firman kepada mereka sesuai dengan pengertian mereka,
4:34 dan tanpa perumpamaan Ia tidak berkata-kata kepada mereka, tetapi kepada murid-murid-Nya Ia menguraikan segala sesuatu secara tersendiri.



Biji Sesawi, Kebaikan atau Kejahatan?

Saudara terkasih, menarik apa yang patut kita renungkan hari ini. dalam bacaan Injil dinyatakan bahwa biji sesawi yang sangat kecil itu bisa menjadi tumbuhan di mana burung bisa bertengger, bahkan bisa bersarang. Sungguh menarik jika dikaitkan dengan bacaan Pertama di mana berkisah mengenai kisah Daud dan Batsyeba. Di mana nafsu yang berkembang makin besar pada diri Daud.
Semua bisa berkembang, bagaimana kita mengembakannya, apakah yang positif atau negatif. Sesuatu yang buruk, negatif, kedosaan, biasanya diawali dengan hal yang sangat kecil, sepele, dan awalnya biasa banget. Awalnya Cuma melihat pemandangan. Apa coba salahnya melihat pemandangan, sore hari, bangun tidur? Sama sekali tidak ada yang salah ataupun dosanya. Tetapi jangan terlena atau salah, di sana ada setan yang mengintip untuk datang menggoda, beda jika malaikat yang hadir untuk mensyukuri apa yang nampak itu, ternyata Daud mendapatkan godaan yang tidak ia sadari. Ia mengikuti gejolak nafsunya, dan mengundang perempuan yang membuatnya berhasrat itu. Sesuatu yang netral menjadi kesalahan dan dosa. Menutupi salah bukan dengan tanggung jawab, ia malah mengajak bersekongkol. Prajuritnya yang setia ia kelabuhi. Upaya makin meningkat, memberi Uria hadiah untuk pulang, eh memilih yang berbeda, ia bela rasa pada prajuritnya dan setia pada rajanya.
Kedosaan itu akan berkembang. Usai tidak mempan dengan halus, ia mengajaknya makan untuk membuatnya mabuk. Uria memilih sikap yang sama. Tidak bisa lagi, akhirnya Daud bersiasat dan mengirim prajuritnya yang baik untuk menyongsong kematiannya dengan surat yang ia bawa. Kematian atas kedosaan piahk lain.
Saudara terkasih, kita bisa memlih untuk setia di dalam Tuhan atau malah memilih untuk berperilaku sebagaimana Daud? Semua bebas sebagaimana Tuhan yang memberikan kita kebebasan. Kebebasan yang akan menerima konsekuensiinya tentu. BD.eLeSHa.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar