Pw. Timotius
dan Titus, Usk. (P)
2 Sam.
11:1-2,4a,5-10a, 13-17
Mzm.
51:1,3-4,5-6a,6bc-7,10-11
Mrk.
4:26-34
2 Sam.
11:1-2,4a,5-10a, 13-17
11:1 Pada pergantian tahun, pada waktu raja-raja biasanya maju
berperang, maka Daud menyuruh Yoab maju beserta orang-orangnya dan seluruh
orang Israel. Mereka memusnahkan bani Amon dan mengepung kota Raba, sedang Daud
sendiri tinggal di Yerusalem.
11:2 Sekali peristiwa pada waktu petang, ketika Daud bangun dari
tempat pembaringannya, lalu berjalan-jalan di atas sotoh istana, tampak
kepadanya dari atas sotoh itu seorang perempuan sedang mandi; perempuan itu
sangat elok rupanya.
11:4a Sesudah itu Daud menyuruh
orang mengambil dia
11:5 Lalu mengandunglah perempuan itu dan disuruhnya orang
memberitahukan kepada Daud, demikian: "Aku mengandung."
11:6 Lalu Daud menyuruh orang kepada Yoab mengatakan:
"Suruhlah Uria, orang Het itu, datang kepadaku." Maka Yoab menyuruh
Uria menghadap Daud.
11:7 Ketika Uria masuk menghadap dia, bertanyalah Daud tentang
keadaan Yoab dan tentara dan keadaan perang.
11:8 Kemudian berkatalah Daud kepada Uria: "Pergilah ke
rumahmu dan basuhlah kakimu." Ketika Uria keluar dari istana, maka orang
menyusul dia dengan membawa hadiah raja.
11:9 Tetapi Uria membaringkan diri di depan pintu istana
bersama-sama hamba tuannya dan tidak pergi ke rumahnya.
11:10a Diberitahukan kepada Daud,
demikian: "Uria tidak pergi ke rumahnya."
11:13 Daud memanggil dia untuk makan dan minum dengan dia, dan
Daud membuatnya mabuk. Pada waktu malam keluarlah Uria untuk berbaring tidur di
tempat tidurnya, bersama-sama hamba-hamba tuannya. Ia tidak pergi ke rumahnya.
11:14 Paginya Daud menulis surat kepada Yoab dan mengirimkannya
dengan perantaraan Uria.
11:15 Ditulisnya dalam surat itu, demikian: "Tempatkanlah
Uria di barisan depan dalam pertempuran yang paling hebat, kemudian kamu
mengundurkan diri dari padanya, supaya ia terbunuh mati."
11:16 Pada waktu Yoab mengepung kota Raba, ia menyuruh Uria pergi
ke tempat yang diketahuinya ada lawan yang gagah perkasa.
11:17 Ketika orang-orang kota itu keluar menyerang dan berperang
melawan Yoab, maka gugurlah beberapa orang dari tentara, dari anak buah Daud;
juga Uria, orang Het itu, mati.
Mrk.
4:26-34
4:26 Lalu kata Yesus: "Beginilah hal Kerajaan Allah itu:
seumpama orang yang menaburkan benih di tanah,
4:27 lalu pada malam hari ia tidur dan pada siang hari ia bangun,
dan benih itu mengeluarkan tunas dan tunas itu makin tinggi, bagaimana
terjadinya tidak diketahui orang itu.
4:28 Bumi dengan sendirinya mengeluarkan buah, mula-mula
tangkainya, lalu bulirnya, kemudian butir-butir yang penuh isinya dalam bulir
itu.
4:29 Apabila buah itu sudah cukup masak, orang itu segera
menyabit, sebab musim menuai sudah tiba."
4:30 Kata-Nya lagi: "Dengan apa hendak kita membandingkan
Kerajaan Allah itu, atau dengan perumpamaan manakah hendaknya kita
menggambarkannya?
4:31 Hal Kerajaan itu seumpama biji sesawi yang ditaburkan di
tanah. Memang biji itu yang paling kecil dari pada segala jenis benih yang ada
di bumi.
4:32 Tetapi apabila ia ditaburkan, ia tumbuh dan menjadi lebih
besar dari pada segala sayuran yang lain dan mengeluarkan cabang-cabang yang
besar, sehingga burung-burung di udara dapat bersarang dalam naungannya."
4:33 Dalam banyak perumpamaan yang semacam itu Ia memberitakan
firman kepada mereka sesuai dengan pengertian mereka,
4:34 dan tanpa perumpamaan Ia tidak berkata-kata kepada mereka,
tetapi kepada murid-murid-Nya Ia menguraikan segala sesuatu secara tersendiri.
Biji
Sesawi, Kebaikan atau Kejahatan?
Saudara terkasih, menarik apa yang patut kita renungkan hari ini.
dalam bacaan Injil dinyatakan bahwa biji sesawi yang sangat kecil itu bisa
menjadi tumbuhan di mana burung bisa bertengger, bahkan bisa bersarang. Sungguh
menarik jika dikaitkan dengan bacaan Pertama di mana berkisah mengenai kisah
Daud dan Batsyeba. Di mana nafsu yang berkembang makin besar pada diri Daud.
Semua bisa berkembang, bagaimana kita mengembakannya, apakah yang
positif atau negatif. Sesuatu yang buruk, negatif, kedosaan, biasanya diawali
dengan hal yang sangat kecil, sepele, dan awalnya biasa banget. Awalnya Cuma melihat
pemandangan. Apa coba salahnya melihat pemandangan, sore hari, bangun tidur? Sama
sekali tidak ada yang salah ataupun dosanya. Tetapi jangan terlena atau salah,
di sana ada setan yang mengintip untuk datang menggoda, beda jika malaikat yang
hadir untuk mensyukuri apa yang nampak itu, ternyata Daud mendapatkan godaan
yang tidak ia sadari. Ia mengikuti gejolak nafsunya, dan mengundang perempuan
yang membuatnya berhasrat itu. Sesuatu yang netral menjadi kesalahan dan dosa. Menutupi
salah bukan dengan tanggung jawab, ia malah mengajak bersekongkol. Prajuritnya yang
setia ia kelabuhi. Upaya makin meningkat, memberi Uria hadiah untuk pulang, eh
memilih yang berbeda, ia bela rasa pada prajuritnya dan setia pada rajanya.
Kedosaan itu akan berkembang. Usai tidak mempan dengan halus, ia
mengajaknya makan untuk membuatnya mabuk. Uria memilih sikap yang sama. Tidak bisa
lagi, akhirnya Daud bersiasat dan mengirim prajuritnya yang baik untuk
menyongsong kematiannya dengan surat yang ia bawa. Kematian atas kedosaan piahk
lain.
Saudara terkasih, kita bisa memlih untuk setia di dalam Tuhan atau
malah memilih untuk berperilaku sebagaimana Daud? Semua bebas sebagaimana Tuhan
yang memberikan kita kebebasan. Kebebasan yang akan menerima konsekuensiinya
tentu. BD.eLeSHa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar